Melihat Ryan yang sudah babak belur Siska segera membawa Ryan ke UKS untuk di obati. Clara hanya terdiam melihat Ryan dan dia merasa bersalah dengan apa yang terjadi. Rama yang melihat Clara termenung mencoba menenangkan nya.
"Ini bukan salahmu. Dia melakukannya demi harga diri" ucap Rama sambil masuk kelas.
Clara hanya mengiyakan ucapan Rama dengan menganggukkan kepalanya.
Setelah beberapa saat Ryan dan Siska pun kembali ke kelas dan segera di hampiri Clara.
"Maaf Ryan"
"kenapa Clara harus minta maaf lagi pula ini salahnya sendiri karena jadi anak berandalan" ucap Siska menegaskan.
"Siska benar. mereka datang menantang ku, untung saja ada kesatria es membantuku" sambung Ryan sambil menyinggung Rama.
Clara hanya membalas dengan senyuman satu.
Jam pulang sekolah pun tiba, terlihat Rama yang baru sekolah hendak mampir terlebih dahulu ke mini market untuk membeli keperluan, karena lokasi mini marke tersebut dekat rumahnya, sang sopir diperintahkan untuk pulang duluan.
Beberapa saat kemudian setelah berbelanja ketika menuju jalan pulang ke rumahnya terlihat Clara yang sedang bersedih duduk sambil menangis, Rama yang melihatnya pun segera menghampirinya dan duduk d sampingnya.
"Mau kerja? " tanya Rama sambil menawarkan minuman.
Clara hanya menjawab dengan mengangguk.
"Masih merasa kau yang bersalah? " tanya Rama lagi.
dan jawaban dari Clara pun tetap sama.
"Kau tau, seorang pria selalu melakukan semua hal yang menurutnya berharga meskipun sebagian orang menganggap itu tidak penting. contoh kecilnya aku membaca cerita di buku ini, satu hal kecil saja yang terlewat bagiku terasa ada yang kurang. Jadi menurutku selagi orang tersebut ingin melakukannya dan tidak menyesalinya maka biarlah, karena setiap manusia mempunyai cara hidupnya sendiri" .
Mendengar hal tersebut Clara mulai memikirkan kembali perkataan Rama.
"Aku tegaskan kembali , ini bukan salahmu, karena Ryan berkelahi untuk harga diri, jadi percayalah dia akan merasa bersalah jika membuat sahabatnya bersedih karenanya" Kata Rama sambil pergi meninggalkan Clara.
...****************...
Keesokan harinya hari minggu pun tiba, karena hari libur Rama bermalas-malasan di kamarnya dan tidak melakukan banyak hal. Sampai ketika pembantunya mengetuk pintu kamarnya dan berkata.
"Tuan muda ada yang mencari anda dia bilang sahabatnya tuan muda".
" sahabat? " Rama sangat heran mendengarnya karena dia merasa tidak banyak orang yang menjadi temannya dan terlebih lagi dia baru beberapa minggu di kota ini.
Rama segera keluar dan melihat siapa yang datang.
"Bi aku sudah bilang, jangan panggil aku tuan muda panggil aku Rama" jelasnya
"Baik tuan, maaf "
"Yaudah siapin minum aja buat tamu" .
Dan ketika tiba di ruang tamu ternyata yang datang adalah Ryan.
"Yo.. sobat mau jalan-jalan? " Ryan menyapa.
"Sejak kapan aku jadi sahabatmu woi"
"Dari sekarang" jawab Ryan sambil tersenyum.
"Jadi apa tujuanmu datang kemari? " tanya Rama.
"Hari libur main ke rumah teman sudah jadi hal umum bukan" jawab Ryan santai.
"Silahkan minumannya" ucap Bi inah (pembantu di rumah Rama) sambil menyajikan minuman.
"Terima kasih"
"Rama Apa kau tidak bosan diam saja di hari libur"
"Sudah terbiasa" jawab Rama singkat.
"Buat yang kemarin, makasih ya"
" Santai saja lagian aku juga kebetulan lewat"
"Aku sadar akan kemampuan diri sendiri, jika kemarin kau tidak membantu mungkin entah apa yang akan terjadi".
"Boleh aku bertanya? " tanya Rama.
"Silahkan, santai saja anggap rumah sendiri"
"Ini memang rumahku kampret... apa kau dan Clara saling mencintai? "
"Mana mungkin, dia sudah seperti adik bagiku dan dia juga tau bahwa aku sudah memiliki wanita yang aku cintai".
" benarkah? " Rama seakan tidak percaya.
"Kau tau rasanya jadi anak terbuang? "
"Hah? " Rama terkejut.
"Orang tuaku menikah karena perjodohan dan hanya karena satu kesalahan mereka lah yang membuat aku terlahir dan tidak lama mereka bercerai setelah kakek meninggal. dulu saat masih ada nenek aku di rawat olehnya dan kini nenek tidak ada dan kedua orang tua ku hanya memberikan uangnya dan menganggap semua itu sebagai tanggung jawabnya" jelas Ryan.
Dalam hati Rama berkata.
"di saat orang lain ingin merasakan kasih sayang orang tua aku malah menyia-nyiakan semuanya".
Ryan mulai lanjut untuk menceritakan bagaimana kehidupannya semasa kecil.
Saat itu sebuah film Ryan saksikan memperlihatkan sebuah adegan di mana seorang anak di sayang kedua orang tuanya karena menjadi anak berprestasi dan menjuarai kejuaraan pencak silat. Saat itu pula Ryan mulai berfikir untuk membuat kedua orang tuanya bangga dengan berpartisipasi di sekolah namun hasilnya sama saja. Ryan mulai merasa kesepian hingga saat ada teman sekelas mulai mengganggunya dan di hajar olehnya dengan hal tersebut dia bisa bisa melampiaskan amarahnya dan terkenal kebrutalannya di sekolah. Ketika memasuki SMP dia sudah terkenal dan membuatnya tertarik untuk menantang kakak kelasnya yang bernama Bima . Selain terkenal tak terkalahkan Bima merupakan juara pencak silat tingkat kabupaten dan prestasi di sekolahnya pun tidak kalah. Ryan dapat dikalahkan dengan mudahnya oleh Bima, tanpa perlawanan yang berarti.
"Aku akui kau memang kuat tapi kau terlalu bodoh. karena orang yang bodoh tidak pernah menyadari kemampuannya sendiri" ucap Bima tegas.
Setelah Bima pergi meninggalkan Ryan, Siska datang menghampiri dan mulai mengobatinya. pada saat itulah Ryan mulai tertarik pada Siska.
"Terima kasih"
"Membantu teman sekelas wajar kok bagiku" ucap Siska.
Ryan sangat terkejut mendengar bahwa Siska teman sekelasnya karena dia tidak pernah perduli dengan teman wanita di kelasnya.
"Kamu terlalu memaksakan. kak Bima itu juara pencak silat, jadi soal berkelahi sudah tidak diragukan lagi" jelas Siska.
"Kau mengenalnya? "
"Kenal lah.. dia tetanggaku dan dia anak dari Perguruan pencak silat yang ada di dekat rumahku" jelas Siska.
"Aku baru kalah satu kali dan suatu hari aku yang akan menang" ucap Ryan.
"Kalau kau ingin menang bukan hanya menjadi kuat prestasi di sekolah juga penting" ucap Clara yang tiba-tiba datang.
"Siapa? " tanya Ryan.
"dia sahabatku sepupunya kak Bima, namanya Clara"
di sinilah mereka bertiga mulai berteman di sekolah dan membuat Ryan sedikit berubah dan mulai memperbaiki nilainya di sekolah.
Suatu hari Siska sakit di sekolah dan seharian diam di UKS, di karenakan tidak ingin membuat orang tuanya khawatir di sengaja meminta pihak sekolah untuk tidak menghubungi orang tuanya. Saat pulang Ryan dan Clara yang khawatir mengantar Siska sampai ke rumah.
Sesampainya di rumah Siska, Clara mulai merawat sahabatnya dan meminta Ryan untuk membelikan obat untuk Siska. Ryan segera pergi membelikan obat.
Setelah membeli obat terlihat seorang ibu-ibu yang di jambret berteriak minta tolong dan seketika Ryan terkejut karena si pencuri itu menuju ke arahnya sambil membawa pisau. Ketika pisau itu menuju ke arah Ryan seketika di hentikan oleh seorang bapak-bapak dengan tangannya dan membuat tangannya terluka namun tidak merasakan sakit sedikitpun. si bapak itu membanting sang pencuri dan segera meringkusnya dan meminta warga untuk membawanya ke kantor polisi. Si bapak jongkok di hadapan Ryan yang ketakutan dan berkata.
"Seorang pria tidak boleh takut, coblah menghindar walau sedikit, asalkan bukan organ vital yang kena sebuah luka bisa di obati sendiri" ucapnya lalu pergi.
Beberapa saat Ryan pun tiba di rumah Siska dan memberikan obat . Setelah Memberikan obat kepada Siska Clara mulai beres-beres untuk pulang.
"Aku sudah menelpon mamanya dan dia segera pulang... Kamu kenapa? " tanya Clara sambil melihat Ryan.
Ryan terbayang akan film yang pernah ia tonton dan mulai menginginkan menjadi juara pencak silat sehingga meminta Clara mengantarnya ke perguruan milik pamannya.
"Aku ingin belajar bela diri" ucap Ryan.
"Oke" jawab Clara sambil tersenyum.
Clara yang tiba di perguruan di sambut dengan sangat hangat oleh semua orang sampai-sampai di peluk oleh bibinya.
"Tuan putri semakin cantik" ucap bibinya.
"Aku mencari paman karena temanku ingin belajar bela diri" jelas Clara sambil malu malu.
Bibinya pun membawa merek berdua sambil sedikit terluka.
" Pamanmu baru saja terluka, huh dia itu selalu membahayakan dirinya"
Tiba-tiba Ada bapak-bapak yang berlari kegirangan sambil berteriak.
" Keponakanku datang... "
Clara sangat malu ternyata itu pamannya yang sangat bahagia akan kedatangan keponakannya.
Ryan sangat terkejut ternyata pamannya Clara adalah orang yang membantunya sehingga tangannya terluka tidak habis fikir orang sepertinya adalah ayah dari Bima yang terkenal sangat membosankan.
Jangan lupa Like and Follow (minta masukannya di kolom komentar ya)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments