Bintang pelindung

Rama yang sangat terkejut melihat Clara membuatnya tiba-tiba berdiri dan membuat semua mata tertuju padanya. Saat semua bertanya-tanya dengan tingkah Rama membuat Rama semakin malu dan menutupinya dengan izin ke toilet.

"Saya izin ke toilet "

Clara sambil ketawa kecil mengizinkan Rama dengan menganggukkan kepala.

"Luar biasa kecantikan Clara membuat pangeran es meleleh" sindir Siska.

Teman-teman yang mendengar Siska pun dibuat ketawa oleh ucapannya.

Clara mencoba dengan sedikit tertawa mencoba untuk menenangkan keadaan kelas yang mulai heboh.

...****************...

Waktu terus berlalu hingga jam istirahat pun tiba, namun Rama tak kunjung kembali ke kelas dan membuat Clara mencarinya.

"Ryan orang yang duduk di depanmu siapa namanya? " tanya Clara.

"Dia pangeran es" celetuk Siska.

"pangeran es? ".

"Namanya Rama dan beberapa orang menjulukinya demikian" jelas Ryan.

"Kenapa dia belum kembali, katanya izin ke toilet" tanya Clara.

"Entah" singkat Ryan.

"Udah mending kita ke kantin" ajak Siska.

mereka bertiga pun pergi ke kantin dengan Ryan di belakangnya seolah-olah sebagai bodyguard nya. Sejak SMP mereka bertiga selalu bersama hingga tak heran mereka sangat akrab.

Di sisi lain Rama yang tak kunjung kembali ke kelasnya ternyata dia berada di kantin hal yang biasa dia lakukan untuk menghindari acara-acara yang menurutnya merepotkan. Beberapa saat kemudian ketika Rama hendak meminum kopi yang dia pesan datang tiga orang kakak kelas yang menghampiri mejanya untuk mengganggunya.

"Wah.. wah.. adik kelas kita yang satu ini ternyata berani membolos di hari pertama" ucap Oman salah satu kakak kelasnya.

Rama yang dingin sama sekali tidak memperdulikannya sampai ketika mereka hendak duduk di cegah oleh Rama.

"Tempat di kantin ini masih banyak, Kenapa tidak duduk d tempat lain" ucap Rama sambil menatap tajam.

Akibat ucapan Rama jelas membuat teman Oman sangat marah sampai hendak menghajar Rama namun dengan sigap Oman mencegahnya sambil duduk dengan santainya sambil membalas tatapan Rama.

Para siswa dan siswi yang baru saja tiba di kantin mulai berkerumun dan tegang melihat kejadian itu. Oman merupakan siswa yang berpengaruh di sekolah karena selain dia orang yang kuat dan suka berkelahi Oman juga merupakan siswa unggulan sekolah dengan berbagai prestasi sehingga pihak sekolah Mempertahankannya hingga saat ini.

"Dengar Bocah.. di sekolah ini terkadang orang yang terlalu berani sepertimu dapat di hancurkan dengan mudah. jadi selagi kau masih baru aku hanya memperingatkan mu" ucap Oman mengancam.

Tidak lama kemudian Clara dan teman-temannya pun tiba dan sangat terkejut mendengar jawaban yang di lontarkan Rama.

"Aku tidak perduli dengan apa yang kau ucapan ataupun sistem yang ada di sini. yang aku tau saat ini adalah tanganku akan mendobrak semua Penghalang termasuk dirimu" jawab Rama tegas dan dingin.

Dengan sigapnya Clara memerintahkan Ryan untuk melerai mereka agar tidak terjadi perkelahian.

"Ryan tolong ya" Clara dengan senyuman nya.

"Hah??.. kenapa harus aku" tanya Ryan.

Clara melotot ke arah Ryan dan membuatnya langsung bergerak tanpa membantah.

Oman yang sudah sangat emosi langsung mencengkram kerah Rama dan hampir menghajarnya. Rama tidak gentar sama sekali malah membalas mencengkram kerah Oman sambil melotot ke arahnya hingga kemudian.

"Kakak senior yang terhormat.. bukankah terlalu dini untuk mengadakan perta penyambutan? " ucap Ryan sambil duduk di samping Rama dengan santainya.

Setelah mengetahui Ryan yang berkata demikian Oman mencari-cari ke arah para siswa dan benar saja ada Clara yang melihatnya. Oman tau bahwa Ryan adalah siswa terbaik di bidang olahraga dan merupakan murid perguruan beladiri milik paman Clara dan sangat di percaya untuk mengawal Clara. Tanpa pikir panjang Oman melepaskan cengkeramannya dan menarik nafas panjang karena enggan berurusan dengannya.

"Maaf aku emosi" ucap Oman.

"Rama apa kau menyukai seniormu sehingga tidak mau melepaskannya? " sindir Ryan.

Rama langsung melepaskan Oman dan kembali duduk dan meminum kopinya. Tanpa pamit Oman pun segera meninggalkan kantin dengan sangat marah.

"Apa kau tipe orang yang suka ikut campur? " tanya Rama dengan santainya.

"wah.. kau benar-benar dingin seperti julukan mu ya"

"sebaiknya kau urusan urusan mu sendiri " jelas Rama.

Ryan hanya tersenyum dan segera pergi memesan makanan untuk makan siang sampai Clara dan Siska datang ke arahnya sambil berkata.

"Anggap saja dia sedang membantu teman" ucap klara sambil duduk di depannya.

"Ryan.. aku dan Clara pesan bakso ya" teriak Siska.

"Aku tidak membutuhkan hal merepotkan seperti itu" ucap Rama sambil pergi.

"Teman itu seperti bintang, tanpa mereka kau juga akan kesepian" balas Clara.

Rama sangat kesal mendengarnya dan segera pergi meninggalkan kantin.

"Kau yakin mau membantunya" tanya Siska pada Clara.

"Aku tau rasanya kesepian, jadi aku ingin membantunya" jawab Clara.

...****************...

Jam istirahat selesai beberapa siswa mulai memasuki kelas begitu pun dengan Clara. Rama yang sedikit enggan untuk menyapa Clara mencoba untuk mengucapkan rasa Terima kasih.

"Terima kasih"

Clara tersenyum sambil mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Salam kenal ya, namaku Clara"

"Rama.. " jawab Rama agak terkejut.

Ini lah awal mulai kedekatan mereka yang berawal perkenalan sebuah nama.

Keesokan harinya semua Clara, Ryan dan Siska selalu menyapa Rama di pagi hari sehingga membuat Rama begitu senang mendapatkan perlakuan yang baru dia rasakan karena sebelumnya dia selalu menyendiri di kelas. Ketiga orang ini cukup disegani bukan karena kekayaan ataupun kekuatan tapi karena mereka sangat mudah bergaul dan ramah kepada semua orang.

...****************...

Suatu hari ketika Rama di perjalanan menuju sekolah terlihat beberapa siswa sedang berkelahi di pinggir jalan. Dia tidak memperdulikan dengan apa yang terjadi namun dia sangat terkejut saat melihat Ryan yang sedang melawan beberapa siswa seorang diri. Rama segera meminta sopirnya untuk berhenti dan langsung membantu Ryan yang mulai terpojok.

"Tuan muda saya akan membantu" ucap sang sopir.

"Tenang pak, saya aja udah cukup. " jawab Rama .

sang sopir begitu begitu ketakutan melihat tuannya yang sangat sangar.

Rama berjalan dengan santainya namun pukulannya sangat bertenaga dan tidak begitu banyak bergerak satu orang satu pukulan. Ketika Ryan hendak di hantam dengan balok kayu Rama segera menghajar orang itu dan membuatnya pingsan. Semua orang yang melihatnya langsung ketakutan dan segera melarikan diri. Rama segera membantu Ryan untuk berdiri dan mengajaknya masuk mobil.

"Terima kasih ya pangeran es" ucap Ryan sambil tersenyum.

"Kau hampir mati tapi masih bisa tersenyum? "

"hahaha,.. sepertinya karena sudah terbiasa" jawab Ryan.

Setelah sampai di dalam mobil Rama berniat mengantarkan Ryan pulang tapi dia ingin sekolah karena tugasnya untuk menjaga Clara.

"Aku antar kau pulang, tunjukan aja jalannya"

"Pulang??, Sorry Rama aku tidak mau bolos sekolah" balas Ryan.

"Ke sekolah tanpa seragam? " Rama bertanya-tanya.

Ryan segera mengeluarkan seragamnya di dalam tasnya.

"Aku selalu menyimpan seragam di dalam tas karena hal ini sering terjadi" jelas Ryan.

Rama hanya bisa terheran-heran dengan apa yang terjadi dan Ryan mulai menjelaskan.

"Aku sering berkelahi sejak dulu, sehingga banyak yang menantang ku. banyak yang mengira aku akan masuk sekolah para berandalan namun aku selalu ingin berada di samping Clara karena dia merupakan orang yang paling aku hormati dan juga pamannya adalah guruku. Guru selalu bilang bahwa dia sangat berharga sehingga banyak yang mengincarnya jadi sehari saja aku tidak masuk sekolah aku sangat khawatir. " jelas Ryan.

Rama hanya melamun mendengar cerita Ryan yang sangat perduli pada Clara. Ryan melihat ke arah Rama dan berkata.

"Tenang saja.. aku hanya menghormatinya jadi jika kau menyukainya aku mendukungmu lagi pula aku percaya padamu. itupun jika kau layak" sindir Ryan.

"Tutup mulutmu sebelum aku bungkam" balas Rama salah tingkah.

Sementara itu di sekolah Siska sangat cemas karena Ryan belum juga datang dan telponnya tidak ada respon sama sekali.

"Jangan cemas dia bisa jaga diri kok" Clara mencoba menenangkan.

Rama tiba di sekolah dengan membohongi Ryan yang sedang kesakitan namun ada beberapa siswa yang menggangunya.

"waduh jagoan kita babak belur. Kenapa jagoan? , apa kau terpeleset? " ejek siswa tersebut.

"Menyingkir lah sebelum aku bertindak" ancam Rama dan di hentikan oleh Ryan.

Ketika hendak terjadi baku hantam Oman dan pengikutnya datang.

"Woy.. ini masih pagi jangan rusak suasana"

semua yang mendengar ucapan Oman segera pergi karena ketakutan.

"Wah wah senior kita begitu bijaksana" sindir Ryan.

Oman pergi meninggalkannya dan tidak menghiraukannya.

Rama segera membawa Ryan ke kelas karena jam pelajaran akan segera di mulai.

Clara dan Siska yang masih cemas karena Ryan belum datang terkejut melihat beberapa siswa bulai berbondong-bondong ke luar kelas. Alangkah terkejutnya mereka melihat Ryan yang sedang dibopong Rama sangat babak belur.

"Ryan..!! " teriak Siska.

BANTU LIKE DAN KOMENTAR NYA YA BIAR LEBIH SEMANGAT DAN JANGAN LUPA JUGA BUAT FOLLOW.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!