Ya, memang benar apa yang Nina pikirkan tentang mertuanya.
Nina hanya bisa diam sampai Evan ikut untuk bergabung. "Sayang, terima kasih!" kata Evan yang menarik kursi duduknya. Evan mengusap punggung Nina yang tengah berdiri di dekat meja makan, Evan mengira, Nina lah yang menyajikan sarapannya.
Dan Evan, pria yang mengenakan baju santai itu menatap Nina yang masih berdiri.
"Kenapa? Duduklah!" perintah Evan dan Nina pun melirik pada Kinan.
Lalu, Kinan memberikan senyum palsu pada menantunya. Wanita paruh baya itu menyuruh Nina untuk duduk.
"Duduk, tidak usah sungkan, sekarang, kamu adalah bagian keluarga kami!" kata Kinan dengan begitu lembutnya.
Nina tersenyum dan kemudian ikut bergabung dengan keluarga Evan. Begitu polosnya Nina, ia mudah termakan oleh perkataan manis mertuanya.
Selesai dengan sarapan, Evan menyuruh Nina untuk bersiap.
"Kemana?" tanya Nina.
"Kita harus berbelanja!" jawab Evan seraya menatap Nina penuh cinta dan kasih.
Selesai dengan bersiap, Evan mengajak Nina untuk menemui Kinan yang sedang berada di ruang kerjanya.
Kinan yang sedang menangis itu segera menghapus air matanya menggunakan tisu, lalu, Kinan menyuruh keduanya untuk masuk.
"Ada apa? Kalian sudah sangat tampan dan cantik!" kata Kinan, ia terpaksa mengatakan kata manis di depan putranya.
"Kami akan berbelanja, Ma. Apakah ada sesuatu yang Mama inginkan?" tanya Evan dan Kinan menjawab dengan tersenyum, lalu menggelengkan kepala.
"Baiklah, kalau begitu, kami permisi," kata Evan yang kemudian keluar dari ruangan itu seraya menggenggam tangan Nina.
Kinan memperhatikan apa yang sedang digenggam oleh anaknya.
"Suatu saat, kamu harus melepaskan apa yang sedang kamu genggam, Evan!" geram Kinan dalam hati.
Kesedihan Kinan dan rasa malunya itu telah berubah menjadi benci yang teramat dalam sehingga membuatnya berpikir harus menyingkirkan Nina dengan cara apapun.
"Kamu, boleh bahagia... tetapi, hanya untuk sesaat! Camkan itu!" kata Kinan dalam hati, wanita berambut pendek sebahu yang sedang duduk di singgasananya itu mengepalkan tangan kanannya.
Setelah beberapa jam, sekarang, Nina dan Evan sudah kembali, keduanya membelikan sebuah dress cantik dan malah untuk Kinan.
"Ma, Evan membelikan ini, untuk Mama," kata Evan pada Kinan yang tengah duduk di ruang tamu, sedang menonton televisi.
Kinan pun menerima paper bag yang Evan berikan, Kinan juga langsung membukanya dan Kinan langsung menyukainya isi paper bag tersebut.
"Terima kasih, sayang. Pilihan mu selalu bagus, Mama menyukainya," kata Kinan seraya tersenyum pada Evan dan dengan bangganya Evan memberitahu kalah itu adalah pilihan Nina.
"Lagi-lagi gadis sialan ini!" kata Kinan dalam hati, wanita itu pun terpaksa memuji pilihan menantunya.
Setelah memuji, Kinan harus membawa barang tersebut ke kamar, di kamar, Kinan langsung melemparkan paper bag beserta isinya ke tempat sampah.
"Tidak sudi aku harus menerimanya, apalagi untuk memakainya!" gerutu Kinan seraya tangan yang berada di pinggang.
"Hah!" Kinan menarik nafas dalam lalu memikirkan rencana.
****
Keesokannya, Nina yang kebetulan berada di dapur itu melihat pelayanan yang membawa tempat sampah dari kamar Kinan, terlihat paper bag yang sangat Nina kenal, Nina pun meminta pada pelayan untuk berhenti.
Sempat berpikir, kalau paper bag itu sudah kosong, tetapi, entah apa yang membuat Nina harus memeriksanya.
Nina pun mengambil paper bag itu dan masih terasa berat. "Berarti masih ada isinya, apakah Nyonya tidak menyukai dress ini?" batin Nina, gadis itu terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Lalu, Nina mengatakan pada pelayan untuk melanjutkan pekerjaannya dan Nina membawa paper bag itu ke kamar untuk menyimpannya.
"Mungkin, Nyonya masih belum menerima ku!" kata Nina yang terduduk di sofa panjang dan Evan yang baru saja selesai dengan mandinya itu bertanya, "Sayang, kamu kenapa? Seperti ada yang sedang kamu pikirkan?"
"Mas, apakah Ibu menyukai ku?" tanya Nina pada Evan.
Evan yang sedang memakai kaos itu pun menjawab, "Tentu saja, kamu harus bisa melihatnya!" kata Evan seraya tersenyum dan Nina pun membalas senyum itu.
"Mas, seandainya kamu tau, Ibu kamu tidak menyukai ku," batin Nina.
Setelah beberapa hari, hari cuti Evan sebagai pengantin baru itu telah selesai dan Evan harus kembali bekerja.
Inilah kesempatan dan waktu yang ditunggu oleh Kinan.
Kinan meminta kopi hangat pada menantunya dan meminta padanya untuk membawakannya ke ruang santai khusus yang berada di samping kamar Kinan.
Dengan penuh semangat, Nina pun membuatkan kopi itu, berharap, kopi buatannya akan dapat meluluhkan hati seorang Kinan.
Nyatanya, tidak seperti itu, Kinan yang baru saja menyeruput kopi itu harus melemparkannya sehingga mengenai dress Nina yang berwarna lilac, panjang selutut dan berlengan pendek.
Kopi tersebut juga sempat mengenai kaki Nina sehingga Nina merasa panas, Nina menitikkan air matanya. Baru kali ini, ia mendapatkan perlakuan kasar dari seseorang.
"Kamu ingin saya diabetes, hah?" bentak Kinan pada Nina, Nina hanya bisa menunduk seraya sesenggukan.
Lalu, Nina mengangkat kepalanya, menatap Kinan untuk menjelaskan.
"Kemarin, Ibu menyukai kopi buatan ku, rasanya sama seperti ini."
"Pintar menjawab kamu, ya!" bentak Kinan seraya menyibakkan alas cangkir yang berada di meja bundar, sampingnya duduk.
Dan Nina harus menghindar saat alas cangkir itu hampir mengenai perutnya.
"Aaa!" teriak Nina yang kemudian menutup mulutnya, Nina berlari keluar dari ruangan santai itu.
Nina masuk ke kamarnya, tepatnya, kamar Evan. Nina menangis seorang diri dan saat itu juga Nina mendapatkan panggilan dari Eny yang selalu memikirkannya.
"Bu, Nina baik-baik saja, Ibu jangan khawatir, nanti, setelah Mas Evan tidak sibuk, kami akan terbang untuk menemui Ibu, Mas Evan pria yang sangat baik dan lembut!" kata Nina dan apa yang Nina katakan berhasil membuat Eny merasa lega.
"Syukur alhamdulillah, jaga diri kamu baik-baik, sayang!" kata Eny sebelum keduanya mengakhiri panggilan.
"Iya, Ibu juga, jaga kesehatan!" kata Nina, setelah itu, Nina menutup mulutnya yang bergetar karena menangis.
Hari-hari Nina lewati dengan penuh siksaan dari Kinan, sebenarnya, Nina ingin mengatakan semua perbuatan Kinan pada Evan, tetapi, Nina yakin, Evan akan lebih percaya pada Ibunya.
Nina hanya bisa menyimpan lara itu sendiri, berkata dalam hati, kalau itu adalah bentuk pengorbanan untuk cintanya pada Evan.
Bahkan, Nina melewati makan siangnya, Nina hanya makan apabila ada Evan dan ketika Evan harus pulang larut, Nina pun terpaksa, terpaksa menahan lapar.
Seperti malam ini, Nina yang sedang membereskan pakaian kotor Evan itu mengeluarkan bunyi keroncongan dari perutnya. Evan yang baru saja mengganti pakaiannya itu mendengar.
"Sayang, bunyi apa itu?"
"Ah, itu, perutku, tidak tau malu, tidak bisa menjaga image pemiliknya, bunyi di saat yang tidak tepat!" jawab Nina, ia mencoba untuk membuat Evan tertawa dengan perkataannya.
Memang benar, Evan sedikit tertawa karena menganggap Nina sangat lucu.
"Memangnya kamu tidak makan?" tanya Evan seraya berjalan mendekati Nina yang masih memegangi kemeja kotor Evan.
Evan mengambil kemeja itu, lalu, melemparkannya ke keranjang kotor.
"Ayo, kita makan, di luar!" ajak Evan dan Nina segera menitikkan air mata.
"Kenapa, kenapa menangis?" tanya Evan dan Nina menggelengkan kepala.
Singkat cerita, Evan dan Nina sudah berada di restoran, Nina menyantap makanan itu dengan terus menunduk, ia sudah tidak dapat lagi menahan air mata kesedihannya.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Evan seraya mengangkat dagu Nina.
Nina tersenyum manis, ia menjawab, "Aku sangat merindukan Ibu dan Adikku!"
"Sabarlah, kita akan pulang ke Indonesia!" kata Evan yang kemudian mengacak pucuk kepala Nina.
Benarkah apa yang dikatakan oleh Evan?
Semoga saja, supaya pertemuan Nina dengan Ibunya dapat menyembuhkan luka yang Kinan torehkan.
Like dan komen setelah membaca, ya. Terima kasih. Dukung karya ini dengan vote/giftnya, saranghaeyo 💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
mertuaku baik loh
2023-03-28
1
🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
jahad yaa kinan ini pintar bgd sandiwqra,,
sabar ya nina mudah mudahan suatu hari nnt kinan. bisa berubah melihat mu,,
2023-02-25
1
𝙼𝚒𝚔𝚊 👒
mertua rasa ibu tiri ya sist 😒
2023-02-25
1