BINTANG DARI SURGA
Demi membantu keluarganya, Nina tergiur dengan tawaran dari tetangganya yang baru saja kembali dari luar negeri. Nina membujuk dan merayu Ibunya supaya memberikan ijin.
"bu, lihat Adik, dia harus sekolah supaya tidak seperti Nina yang putus sekolah!" kata Nina yang sedang menggenggam tangan Eni, Ibunya.
Eni yang sudah berlinang air mata itu akhirnya menganggukkan kepala, ia harus merelakan untuk berjauhan dengan Nina.
"Sementara waktu, kamu harus janji, jangan lama-lama! Ibu khawatir!" lirih Eni seraya mengahapus air matanya.
"Nina janji, Bu. Nina hanya berniat untuk ambil satu kontrak, setelah itu, Nina akan mencari kerja di sini atau di Ibu Kota," jelas Nina dan Eni pun menganggukkan kepala.
Singkat cerita, sekarang, Nina sudah berada di rumah majikannya, Nina merasa beruntung setelah mendapatkan majikan yang ternyata adalah orang dari asal negara yang sama dengannya.
Setelah itu, Nina di bawa oleh asisten rumah tangga kepercayaan sang majikan yang bernama Kinan.
Lalu, asisten rumah tangga juga memberitahu apa saja tugas Nina dan di hari pertama bekerja, Nina sudah dapat menarik perhatian dari anak Kinan yang bernama Evan.
Evan adalah pengusaha muda yang sukses, ia memiliki pabrik textile dan beberapa cabangnya.
"Siapa namamu?" tanya Evan yang sedang duduk bersantai di ruang tengah, Evan sendiri baru saja kembali dari bekerja.
"Nina," jawab Nina yang menundukkan kepala, Baru saja menyajikan minuman hangat sesuai pesanan Tuannya.
"Nama ku, Evan," kata Evan seraya memperhatikan Nina yang terlihat malu-malu.
Nina menjawab dengan mengangguk, setelah itu, Nina pun harus permisi.
"Saya permisi, Tuan," kata Nina yang kemudian undur diri.
Setelah perkenalan itu, Evan lebih sering menyapa Nina dan keduanya pun menjadi akrab.
Satu bulan berlalu dengan baik, hubungan Evan dan Nina pun berjalan lancar, Evan yang sudah tidak bisa menahan perasaannya lagi itu mengutarakannya pada gadis polos dan baik hati itu.
"Nina, aku jatuh hati padamu!" kata Evan yang sedang berdiri di belakang Nina, baru saja, Nina masuk ke kamar Evan untuk mengambil pakaian kotor.
Dan Nina harus terkejut dengan apa yang didengar. Nina yang sedang memegangi keranjang baju kotor itu berbalik badan.
"maaf, Tuan. Nina tidak mengerti, apa maksud yang baru saja Tuan katakan," jawab Nina.
Ya, Nina tidak ingin terburu-buru dalam mengartikan ucapan Evan yang baginya belum jelas.
"Aku jatuh cinta, pada mu! Dan aku berharap, kamu juga memiliki perasaan yang sama dengan ku!" jawab Evan seraya berjalan mendekati Nina, Evan menurunkan keranjang yang sedang Nina pegang, lalu, Evan menggenggam kedua tangan Nina.
Nina sendiri merasa bingung, ia melihat status yang ada, walau Nina memiliki perasaan yang sama, Nina tidak merasa yakin kalau akan dapat bersatu dengan pria yang tengah ia cintai itu.
"Tapi, Tuan. Nina hanya pembantu di sini, tidak seharusnya Tuan menyatakan cinta," kata Nina yang melepaskan tangan Evan dari tangannya.
Evan pun tak menyerah, justru, Evan mengeluarkan sebuah kotak kecil yang berwarna merah, kotak itu berisi cincin yang manis dengan satu permata, sangat sederhana dan cincin itu sangat cocok dengan karakter Nina.
Evan memakaikan cincin itu di jari manis Nina.
"Aku mencintaimu, menikahlah dengan ku!" kata Evan seraya menatap Nina yang juga sedang menatapnya.
'Cup' Evan mencium punggung tangan Nina dan Nina hanya bisa diam, ia bingung dan diamnya itu sebagai tanda terima bagi Evan.
Setelah itu, Evan memeluk Nina, mengusap rambutnya yang hitam.
Setelah itu, Evan pun menyampaikan niatannya itu pada Kinan.
Kinan, wanita yang berusia 55 tahun itu sedang duduk di kursi ruang kerjanya. Menatap putranya yang ternyata sudah beranjak dewasa, terbukti dengan ucapan Evan yang mengatakan kalau dirinya akan menikah.
"Siapa wanita beruntung itu?" tanya Kinan seraya menatap anaknya yang berparas tampan, tinggi dan berbadan atletis.
"Mama mengenalnya dengan baik, Evan merasa, Mama akan menyukainya karena Evan yakin, dia akan merawat Evan dengan baik," kata Evan, pria yang tengah duduk di kursi depan Ibunya itu membanggakan calon istrinya.
Siapa dia? Kamu tau, Mama tidak suka dibuat penasaran!" kata Kinan, ia masih menatap Evan.
Baginya, Evan masih terlalu muda untuk menikah, karena Evan sendiri masih berusia 25 tahun.
"Dia, Nina!" Evan menjawab dan Kinan tersenyum, tidak menyangka dan tidak mengira kalau Nina pembantunya lah yang akan menjadi menantunya.
"Nina? Pembantu kita yang baru itu?" tanya Kinan kemudian.
"Ma, jangan panggil dia seperti itu, dia calon istri ku!" pintar Evan dan Kinan pun menganggukkan kepala.
Sementara itu, hati Kinan tengah merasa panas, ia tidak terima dan rela kalau akan bermantukan Nina yang berstatus sebagai pembantu di istananya, tetapi, Kinan tidak dapat menolak permintaan putranya sehingga pernikahan pun terjadi. Pernikahan itu digelar di istana Kinan.
Nina yang sudah tidak memiliki ayah itu harus menggunakan wali hakim dan sekarang, Evan juga Nina sudah sah sebagai pasangan suami-istri.
Di depan Evan, Kinan mengucapkan kata selamat dan Kinan juga memeluk Nina yang sekarang sudah menjadi menantu.
Berbeda saat dibelakang Evan, Kinan yang sekarang sedang menangis di kamar itu merasa jijik pada menantunya, Kinan pun melepaskan gaun kebayanya itu, Kinan melemparkan gaun tersebut ke dalam tempat sampah seraya mengumpat.
"Sialan! Aku yakin, gadis itu hanya mengincar harta anakku!" kata Kinan yang kemudian terduduk di sofa panjang yang tersedia di kamar.
"Nina!" geram Kinan seraya mengepalkan dua tangannya.
****
Di kamar pengantin, Evan sedang meminta pada Nina untuk berhenti malu-malu.
Nina yang masih mengenakan gaun kebaya itu tengah duduk bersama dengan suaminya di tepi ranjang, ranjang yang berhiaskan dan penuh dengan kelopak bunga mawar merah.
"Sekarang, kita adalah suami istri, aku mau, tidak ada yang ditutupi, kamu harus selalu bercerita dan begitupun aku, kita harus saling terbuka!" kata Evan seraya mengangkat dagu Nina.
Diam... Untuk sesaat, Keduanya saling menatap, lalu, Nina harus memejamkan matanya saat Evan memajukan wajahnya.
'Cup' Evan mengecup bibir tipis Nina.
Lalu, Evan meminta pada istrinya itu untuk membuka mata, "buka matamu, kenapa harus menutup mata?" tanya Evan dan Nina yang tengah merona itu kembali menundukkan kepala.
"Aku masih merasa malu, Mas."
Ya, sebelum menikah, Evan sudah meminta pada Nina untuk berhenti memanggilnya Tuan.
Bukannya menjawab, tetapi, Evan membawa Nina ke dalam pelukan mesranya dan terjadilah yang seharusnya terjadi, Evan dan Nina memadu kasih.
****
Keesokan paginya, Nina yang sudah rapi itu keluar dari kamar Evan, ia berniat untuk menyiapkan sarapan suaminya dan di meja makan, Nina dilarang menyentuh pekerjaan yang sekarang sudah diambil alih.
"Tapi, untuk suamiku, aku harus menyiapkannya sendiri," kata Nina pada pelayan.
"Maaf, Nyonya. Kami hanya melakukan perintah." Pelayan menajawab dengan menundukkan kepala.
Lalu, Nina harus melihat ke belakang saat Kinan menyusul ke meja makan.
"Bagaimana? Apa malam mu menyenangkan?" tanya Kinan seraya duduk di kursinya.
Nina sendiri masih merasa canggung dan tidak berani untuk bergabung dengan mertuanya.
"Duduklah, sekarang, kamu adalah menantu, naik kasta!" kata Kinan.
Mendengar itu, Nina merasa kalau Kinan tidak menyukainya. Benarkah demikian?
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
jangan minder nina
2023-03-28
1
Andariya 💖
Kinan..ini tdk suka dgn Nina..apa ni a akan d buat sengsara 🤣🤣🤣
2023-02-25
1
🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
aduuh beruntung ny nina diangkat derajat ny am evan,, tl kke ny kinan bakal jd batu sandungan hubungan ke 2 ny yaa🤭🤭,z
lanjut aah ,,
2023-02-25
1