Pernikahan Dania dan Zico telah terjadi. Walaupun lewat perkenalan singkat, kedua orang tua sepakat mereka tetap di nikahkan.
Dania dan Zico sama - sama menolak keinginan orang tua mereka. Namun mereka pada akhirnya menikah juga.
Kedua mempelai tidak ada senyum di wajahnya. Keduanya hanya memasang wajah sinis satu sama lain.
"Senyum Dania." tegur mamanya membisikan ke telinganya di atas pelaminan.
Dania memaksakan diri untuk tersenyum. Dia malas membantah ucapan mamanya.
Sedangkan Khalifah hanya tersenyum melihat tingkah adik iparnya itu. Dia tidak pernah melihat pengantin dengan wajah kesal.
Khalifah juga mengundang teman - temannya untuk hadir di pernikahan mereka. Aulia, Tiara, Arsy dan Lita hadir di sana. Mereka berempat memakai baju muslimah yang sopan dan menarik.
Tiara yang sejak tadi menatap ke pelaminan. Dia sungguh tergugah melihat pengantin laki-laki yang duduk di atas pelaminan sana.
"Ganteng ya Tiara." ucap Lita duduk di sebelah Tiara.
"Iya, tapi sayang udah jadi milik orang."
"Hahahaha iya, semoga masih disisain satu lelaki yang kayak gini." ucap Lita.
"Nggak mau kayak Danil gitu, Soleh , gagah dan kaya raya." ucap Tiara.
"Tapi Danil putih, aku ini pencinta produk gosong, ya yang kayak Zico begini."
"Dia mau nggak itam, tapi sawi matang."
"Nah cowok kayak gitu baru tampan."
"ngomong apaan sih?" tanya Khalifah duduk di sebelah Lita.
"Sedang mengangumi suami iparmu." jawab Lita biasa aja.
"Astaghfirullah hallazim, hati - hati dengan pandangan." tegur Khalifah.
"Iya sih, udah milik orang juga."
Mereka bertiga tertawa berbarengan menyadari omongan mereka. Sampai pada akhirnya Aulia dan Arsy bergabung bersama mereka.
Setelah selesai makan dan mengobrol, mereka akhirnya berpamitan pulang. Mereka juga tidak lupa menyalami sang pengantin.
Setelah acara selesai, Dania langsung di boyong Ke rumah Zico. Mereka mendapatkan sebuah rumah sebagai kado pernikahan mereka.
Zico turun dari mobil dan lansung masuk kedalam rumah. Sedangkan Dania sibuk mengeluarkan kopernya dari mobil. Dia juga berusaha menarik kopernya yang berat.
"Bantuin dong."
"Punya tangan sendiri coba aja sendiri." jawab Zico cuek dan berlalu meninggalkan Dania.
Dania membawa koper tersebut dengan kesal. Dia benar-benar mengutuk sikap suaminya itu.
"Yakin dia suami aku nih, apa salah aku bisa dapat suami seperti itu Tuhan?" gumamnya pelan.
"Kamar aku di mana?" tanya Dania kepada Zico.
"Ikuti saja aku." ucap Zico.
Ceklek
Pintu terbuka dengan lebar. Zico lansung membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
"Kita sekamar?"
"Tentunya, jadi kamu mau beda kamar?"
"Tentunya,aku nggak mau tubuhku di nikmati oleh kamu." jawab Dania.
"Tubuh kamu itu sudah halal sama aku, tapi jika kamu tidak bersedia maka kamu tenang aja, aku jamin tidak akan memaksa kamu." ucap Zico kesal.
"Ya sudah, aku mau tidur di kamar sebelah."
Dania menarik kopernya kedalam kamar yang berada di kamar sebelah kamar Zico. Dia tidak ingin merasa tidak nyaman saat bersama Zico.
Karena lelah akhirnya Zico memejamkan matanya. Sedang Dania masih sibuk menyusun baju kedalam lemari yang ada di kamar sebelah Zico.
Matahari telah bergeser ke ufuk timur lagi. Pagi telah menyapa mereka kembali.
Zico telah nampak di meja makan menyantap sandwich tuna buatannya. Dia sengaja memasak dua porsi untuk dirinya dan istrinya.
Dania berjalan menuju ruang makan dengan menggunakan baju kaos besar dan celana pendek. Zico yang menatap wanita itu terpesona melihat kecantikan istrinya. Dia tau wanita itu memang cantik namun entah kenapa hatinya tidak begitu menyukai Dania.
"Ayo makan." ajak Zico kepada Dania.
Dania menghentak pantatnya untuk duduk di meja makan. Dania langsung menyantap sandwich tuna buatan Zico.
"Enak."
Zico tidak menjawab ucapan istrinya. Dia malas meladeni sang istri yang menurutnya centil dan cerewet.
Setelah selesai makan, Zico lansung membawa piringnya ke wastafel. Dia lansung mencuci piringnya.
"Cuci piring masing-masing." ucap Zico ringkas dan pendek.
Setelah selesai mencuci piring, Zico langsung berjalan menuju lantai dua. Dania hanya menatap punggung lelaki itu dari meja makan.
"Sombong amat." ucap Dania masih menyantap dengan lahap.
Tiga puluh menit kemudian, Zico turun kembali memakai kemeja dengan rapi. Dia nampak membawa kunci mobil di tangannya.
Dania masih duduk di meja makan sambil memainkan ponselnya. Dia terpesona dengan ketampanan Zico. Namun dengan cepat dia mengalihkan pandangannya agar Zico tidak kepedean.
Zico malah pergi tanpa peduli bahwa dia melewati Dania. Lelaki itu berlalu begitu saja tanpa berpamitan dengan wanita itu.
Melihat Zico melewatinya membuat Dania bangkit dari duduknya. Dia berjalan menuju kamarnya. Dia juga bersiap - siap menuju kantor.
"Tapi jika aku ke kantor, nanti aku malah di ketawain karyawan aku, di Kira aku nggak laku, malu aku jika mereka tau bahwa suaminya aku tidak menyukai aku.." ucap Dania berbicara sendiri.
Dania menatap wajahnya sendiri di depan kaca. Dia melihat wajahnya yang cantik.
"Aneh, secantik ini aku bisa - bisanya lelaki itu tidak menyukai aku." gumamnya.
Dania akhirnya masuk ke kamar mandi. Dia masih belum tau ke mana arah dan tujuannya hari ini.
Setelah selesai mandi, Dania mencari pakaian yang modis. Dia berpikir bahwa jalan - jalan adalah solusi terbaik untuk menghilangkan stres yang melanda dirinya.
Dania memakai baju yang tidak menutupi pusarnya. Lalu dia memakai celana Levis pendek. Setelah selesai memoles wajahnya, dia mengambil tas yang sesuai dengan outfit yang dia pakai.
Mobil Dania sudah sampai sejak semalam. Dia sengaja menyuruh sopir untuk mengantarkan mobilnya.
Dania memacu mobilnya untuk bepergian jalan - jalan. Untuk sementara ini dia ingin menjemput temannya agar ia punya teman jalan.
Setelah pukul 11 siang, dia dan temannya memacu mobilnya di sebuah restoran. Dia ingin makan siang di sana. Menurut info dari temannya bahwa restoran tersebut sedang viral saat ini.
"Ini restorannya?" tanya Dania.
"Iya, rame kan?"
"Iya rame banget, tapi emang bonafit sih restorannya jadi wajar jika anak muda suka."
"Pemiliknya ganteng poll."
"Ah biarin, masa bodoh lah."
Dania melangkahkan kakinya saat menuju pintu masuk restoran. Tiba-tiba matanya kaget saat melihat Zico ada di sana di kerubungi oleh banyak wanita.
Wanita-wanita itu nampak histeris meminta tanda tangannya.
"Ada apa ini? Apa dia artis?" tanya Dania masih tidak paham.
"Apa dia koki di restoran ini? jadi dia pindah kerja ke sini? Ah tau aja mana restoran yang akan maju." gumam Dania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments