Bab 5

Dania sejak tadi nampak kesal sejak tadi. Niatnya ingin mencari kesenangan akan tetapi malah membuatnya jengkel.

Dania mengambil air putih di kulkas. Dia merasa sangat haus sekali. Dia meneguk segelas air putih dengan cepat.

"Sial, kenapa banyak sekali para wanita yang mengerubungi dia, padahal cuma koki aja, apa hebatnya dia coba."

Dania begitu kesal sehingga dia meluapkan emosinya. Dia lansung duduk di meja makan dengan menggempalkan kepala tinjunya.

"Sombong sekali dia tadi, padahal cuma koki ajapun."

"Kenapa dengan koki?"

Dania langsung membalikkan badannya dan melihat Zico berdiri di belakangnya.

"Kapan dia datang? Kok aku nggak dengar." rutuknya dalam hati.

Zico nampak berjalan menuju kulkas. Dania memperhatikan lelaki itu. Lelaki itu juga mengambil air putih. Bedanya Zico tidak meminum air dingin.

"Kenapa selesai makan nggak langsung cuci piringnya sendiri?" tanya Zico melihat ada tumpukan piring di wastafel.

"Aku tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan seperti ini, ya kamu cari aja pembantu."

"Di rumah ini tidak akan ada pembantu, aku tidak suka ada orang lain di rumah ini." ucap Zico berdiri tidak jauh dari Dania.

"Ya sudah, berarti lakukan sendiri, aku ini wanita karir dan aku tidak terbiasa dengan pekerjaan rumah." ucap Dania berdiri lalu melangkahkan kakinya menuju lantai dua.

"Jika begini aku yang bakalan capek, harusnya tenang malah hidup makin rumit jika ada dia." gumam Zico menahan emosinya.

Zico lansung mencuci piring yang ada di wastafel. Dia paling malas melihat dapurnya berantakan. Zico adalah tipe cowok yang suka bersih.

Setelah selesai mencuci piring, dia lansung naik ke lantai dua. Ketika akan membuka pintu kamarnya, ia melihat Dania kembali keluar dari kamarnya. Zico memperhatikan apa yang di pakai wanita itu dari kaki sampai kepala.

"Mau kemana?"

"Ada deh, nggak usah kepo." jawab Dania jutek.

"Masalahnya kamu tanggung jawab aku sekarang, lihat pakaian kamu, macam tidak ada baju yang lain saja."

Zico menggelengkan kepalanya melihat baju yang di pakai oleh Dania. Wanita itu sibuk memperlihatkan tubuhnya kepada lelaki lain.

"Ini udah bagus tau, udah ah bosan aku di rumah."

"Kamu nggak boleh keluar jika kamu nggak ganti baju."

"Kenapa sih? Nggak ada masalah juga dengan baju ini, ini juga masih wajar."

"Jangan mempermalukan aku di luar sana, ornag taunya kamu istrinya aku."

"Hei lelaki itu hanya bisa melihat tanpa bisa memegangnya, lalu ...."

"Kamu nggak tau apa, karena baju kamu itu malah mengundang dosa."

"Ah memang otaknya yang harus di ganti, bukan bajunya, dah aku pergi."

Dania melangkahkan kakinya meninggalkan Zico. Dia malas berdebat dengan lelaki itu. Apalagi mengenai bajunya.

"Jangankan kamu, mama aku aja nggak bisa merubah apa yang aku gunakan." gumamnya dengan kesal.

Sedangkan Zico merasa emosi sekali karena di abaikan. Dia lansung masuk ke kamar Dania. Zico lansung memeriksa lemari milik Dania. Dia melihat semua milik baju wanita itu sungguh memalukan.

Dan tadi siang dia juga melihat pakaian wanita itu. Bahkan dia malu untuk mengenalkan wnaita itu kepada umum sebagai istrinya.

Zico membuang semua bahu Dania. Yang dia tinggalkan hanya baju tidurnya. Zico melihat tidak ada yang beres dengan baju koleksi wanita itu.

Sedangkan Dania baru saja sampai di sebuah cafe. Dania tidak pergi clubing malam ini. Dia hanya ingin pergi ke kafe untuk mencari suasana menyenangkan.

"Dania."

Sosok seorang lelaki berdiri di hadapannya tersenyum. Dania mencoba mengingat siapa lelaki itu.

"Kamu lupa sama aku? Aku Dika." ucap lelaki itu mencoba mengingatkan wanita itu.

"Dika teman SMA aku?"

"Boleh bergabung?" tanya lelaki itu sambil menganggukkan kepalanya.

"Silahkan." ucap Dania mempersilahkan lelaki yang bernama Dika itu untuk duduk di kursi di hadapannya yang kosong.

"Kamu makin cantik saja, sendirian?" tanya Dika.

"Ini lagi berdua sama kamu." jawab Dania sehingga mengundang tawa dari Dika.

"Kamu sendiri ngapain sendirian ke sini?" tanya Dania.

"Tadinya janjian sama teman, eh dianya cancel."

"Ohw, udah menikah?" tanya Dania kepada Dika.

Sampai saat ini masih betah sendiri." jawab lelaki itu.

Obrolan diantara mereka terus bergulir begitu saja. Dania sesekali malah tertawa saat mendengar cerita Dika.

Saat Dania pulang kerumah, ia melihat lampu di beberapa ruangan telah di matikan. Dia beruntung Zico sudah di kamarnya sehingga dia tidak harus beradu mulut dengan lelaki itu.

Ceklek

Pintu terbuka dengan pelan dan di tutup juga dengan pelan. Saat ia membuka lemari bajunya, matanya lansung ingin keluar.

"Ahhhhhhhh." teriak wanita itu ketika menemukan baju miliknya sudah kosong.

Dania berjalan menuju kamar Zico dengan terburu-buru. Dia lansung membuka pintu kamar Zico tanpa mengetuk pintu.

"Bisa lebih sopan nggak?" tanya Zico tidak menatap wanita itu karena pandangannya ke laptop.

"Kamu apakah baju - bajuku?"

"Semua aku bakar, besok akan ada gantinya."

Mendengar jawaban Zico membuat dada Dania bergemuruh. Apalagi ekspresi lelaki itu tanpa ada salah.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

yg satu emosi dan yang satu ngeyel kayaknya, gimana ya kelanjutannya

2023-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!