Chapter 3 - Ngobrol Sampai Ngompol

Ara dan Desty saat ini sudah seperti berteman sejak lama bahkan terlihat seperti kakak dan adik karena keduanya sama-sama welcome jadi wajar cepat akrab

orang tua Ara sudah pulang, saat mengantar orang tuanya Ara susah payah mencoba tegar sungguh ia tak mau terlihat sedih didepan Mommy nya karena Ara takut Mommy nya kefikiran

Sore harinya Desty menemani Ara membereskan pakaiannya kedalam lemari, membantu Ara juga memasang sarung bantal dan menata buku dimeja belajarnya

Desty juga mengalah tidur diranjang atas karena Ara belum pernah tidur di ukuran ranjang yang tak terlalu besar dan juga menurut Ara itu terlalu tinggi, Ara merasa tak enak hati karena Desty ini terlalu baik

"maaf ya kak baru satu hari disini aku udah ngerepotin kakak trus juga aku banyak mau ya" ucap Ara dengan benar-benar merasa bersalah

"elah Ra biasa aja slow ajalah ma gue mah, cuma kek gitu doang" Ara dan Desty menoleh kearah pintu karena penghuni kamarnya sudah kembali

"nah kumpul semua nih kan ya, sini sini" ucap Desty kembali mengajak penghuni kamar yang baru datang untuk duduk bergabung dengannya dan Ara

"cakep amet nih bocah titisan Dewi kayangan mana lo ?" tanya salah seorang remaja yang terlihat berpenampilan tomboy

Desty memutar bola matanya dan berkata "eh Cewek setengah demit gausah ngejulidin anak baru deh lo" Desty nya ga sadar kalau dianya juga makhluk julid

"hai salam kenal namaku Ara" sapa Ara membungkukan sedikit badannya

Desty tersenyum melihatnya Ara ini welcome dan sopan sama siapa saja

"perasaan gue ga nanya, eh bumbu Sasa lo ada nanya gak ?" tanya si tomboy dengan teman disampingnya yang sedari tadi belum ada berbicara

Sasa dengan gaya angkuhnya hanya mengedikan bahunya acuh

"aduh Ra lo jangan masukin ke hati ya makhluk dikamar ini tuh emang pada aneh semua Ra tapi mereka baik kok" jelas Desty merasa tak enak hati takutnya belum apa-apa Ara sudah mengadu tidak betah

awalnya Ara memang mengira 2 orang itu tidak menyukai Ara tapi mendengar perkataan Desty Ara akan mencoba membiasakan dirinya saja terlebih dahulu

"nggak kok kak aku ga masukin kedalam hati cuma masukinnya kedalam lambung biar digiling trus lewat usus otw deh jadi pup hehe" Desty dan si tomboy tertawa terpingkal-pingkal bahkan si tomboy menepuk-nepuk lantai

"nah ini baru ok, harus mental kulit gajah dong kalo mau jadi penghuni kamar ini"ucap si tomboy di sela-sela tawanya, Desty pun tak menduga bahwa Ara bisa membalas kejulidannya

"hello.. apasih yang lucu ?" tanya Sasa yang terus sibuk dengan ponselnya namun tak ada yang memperdulikannya

"kenalin Ra nama gue Bella tapi dari kecil dipanggil Abel"

"berarti kamu tomboy gini dari kecil ya ?"

"yups lo bener"

"Ara ini aslinya orang kanada loh" ucap Desty memberitahu

"wuaahhh... Ra kapan-kapan boleh dong bawa kita kesana" Sasa yang mulanya angkuh kini langsung berubah saat mendengar teman barunya ini bukan asli Indonesia dan bisa jadi anak sultan kan begitu fikirnya

"boleh, nanti kalo liburan Ara usulin sama grandpa ya semoga bisa" Ara menjawab dengan santainya dan Desty juga Abel melongo karena Ara langsung mengiyakan begitu saja

"aaa... yes yes, kalo gitu kita temenan deh bestie ya bestie tapi lo jangan rebut pacar gue ok"cerocos Sasa

"tapi Ra lo kok lancar banget bahasa Indonesia nya ?" tanya Abel yang juga diangguki Desty

"iya karena disana pun dirumah grandpa maksudnya semuanya pakai bahasa Indonesia Maidnya juga ada yang dari Indonesia kok, karena juga kan aku sekolahnya dan lingkungannya orang sana semua jadi bahasa Indonesia nya ga boleh dikesampingin"

"Maid itu pembantu yakan ya ?" tanya Sasa yang mulai menyimpan ponselnya dan ikut bercengkrama

Ara menjawab dengan anggukan

"Trus kok lo bisa balik ke Indonesia, kenapa ?" ucap Sasa yang kembali bertanya

"Daddy itu punya perusahaan dari sebelum nikah sama Mommy, trus minta izin yakan sama grandpa mau bawa Mommy ke Indonesia trus grandpa ngizinin tapi saat aku udah umur sekarang ini"

"kalo gue liat tadi pas ketemu ortu lo, nyokap lo ya yang orang kanada ?"

"iya kak Mommy juga blasteran kok, Grandpa aku itu aslinya blasteran juga tapi diam di kanada ketemu deh sama Grandma yang asli kanada"

"cariin dong gue orang sana Ra kali aja lo punya sepupu cowok kenalin gitu ma gue" tutur Sasa manja yang malah mendapat geplakan dari Abel

Sore itu mereka menghabiskan waktunya full dikamar memberi macam-macam pertanyaan pada Ara

Ara tak keberatan sama sekali, sesekali mereka juga tertawa disaat mendengar cerita Ara yang menurut mereka itu lucu

"Abel sama Sasa kayaknya seumuran ya sama aku ?" kini Ara yang mulai bertanya takutnya ia tidak sopan

"bener Ra, kalian bertiga itu seumuran dan kamu yang paling kecil umurnya Ra"

"apa kita juga dikelas yang sama ?"

"iya, lo kan ya pas milih-milih kamar pasti itu disaranin kamar yang bilangannya ganjil" Ara mengangguk membenarkan " nah itu karena kamar-kamar anak IPA tujuannya itu biar sefrekuensi kalo belajar gampang juga, kalo kamar yang bilangannya genap itu kamarnya anak IPS" lanjut Desty yang menjelaskan

"itu artinya aku sama Abel dan juga Sasa sekelas dong" Ara menyimpulkan dan yang lainnya membenarkan tentu Ara senang karena mendapat teman yang sekelas dan sejurusan

"nah trus tuh Ra setiap kamar ada 4 orang dan satunya pasti kakak senior guna untuk bimbing kita biasanya sih dua orang anak kelas 1 trus satu orangnya kelas 2 dan satu orang lagi kelas 3 tapi kamar kita tuh beda kakak seniornya itu cuma kak Desty yang masih kelas 2 karena kak Desty ini bisa dibilang orang yang dipercayai Madam Karin" jelas Abel dengan detail

"wah kak Desty benar-benar hebat" puji Ara bertepuk tangan

"boleh ga sih gue loncat lo pada bikin gue salting" Desty nya malah tersipu-sipu menelungkupkan wajah nya kelantai dengan posisi menungging

proott

pecah kembali tawa yang sudah reda tadinya karena Desty malah keceplosan menembak angin jahatnya

"wkwkwkwkwk.. woi kak salting boleh aja tapi jangan main nembak bom lah" Abel terbahak-bahak sampai baring dan menendang-nendang angin

"wah kak Desty mah parah ih anginnya belok ke hidung Ara tauk" Ara berucap seakan-akan kesal setelah tawanya henti sejenak

"ahahaha udah dong udah gue kebelet sumpah nih" Sasa memegang perutnya susah payah memberhentikan tawanya yang tak henti-henti

put

"eh ?" Ara celingukan sedangkan Abel semakin ngakak berutal karena suara kecil itu adalah ulahnya dan akhirnya Ara dan yang lainnya memahami suara kentut yang seperti terhimpit itu berasal dari Abel

"aa kan gue ngompol" rengek Sasa tapi masih cekikikan dans segera berlari kedalam toilet

Ara lari ke balkon demi memberhentikan tawanya, sedang Desty dan Abel masih tertawa dengan menutup mulutnya.

Episodes
1 Chapter 1 - Tiga Bumi
2 Chapter 2 - Ditinggal Teman Baru
3 Chapter 3 - Ngobrol Sampai Ngompol
4 Chapter 4 - Malu-malu Meong
5 Chapter 5 - Sarapan Sandwich ?
6 Chapter 6 - Say Halo Untuk Musuh Baru
7 Chapter 7 - Kok Bisa ?
8 Chapter 8 - Traveling Karena Marshmallow
9 Chapter 9 - CaMantu Dan CaMer
10 Chapter 10 - Kehebohan Didapur
11 Chapter 11 - Seblak Ala-ala Madam Syantik
12 Chapter 12 - Guru Baru
13 Chapter 13 - Membuat Saya Ketagihan
14 Chapter 14 - Guru Gadungan
15 Chapter 15 - Karena Maya Sudah Sembuh
16 Chapter 16 - Alhamdulillah Selesai
17 Chapter 17 - Calki
18 Chapter 18 - Apa Jangan-jangan ?
19 Chapter 19 - Surat Dari Maya
20 Chapter 20 - Ga Mungkin
21 Chapter 21 - Posesif Berdampak Negatif
22 Chapter 22 - Seputar Keluarga Sawi-sawian
23 Chapter 23 - Amit-amit Bukan Amin-amin
24 Chapter 24 - Segelas Susu Hangat
25 Chapter 25 - Kelicikan Rangga
26 Chapter 26 - Baper
27 Chapter 27 - She Is A Girl
28 Chapter 28 - Flashback 3 Tahun Yang Lalu
29 Chapter 29 - Jerit-jerit Manja
30 Chapter 30 - Thanks
31 Chapter 31 - Jin Bencong
32 Chapter 32 - Dukungan Aron Dan Kevin
33 Chapter 33 - Keusilan Abel
34 Chapter 34 - Bahaya Tak Terduga
35 Chapter 35 - Mengalah
36 Chapter 36 - Pembalasan Ara
37 Chapter 37 - Keputusan Madam Karin
38 Chapter 38 - Gue Masih Bocil Bang
39 Chapter 39 - Kesibukan Menjelang Ujian
40 Chapter 40 - Asmara di Asrama
41 Chapter 41 - Jangan Takut Selama Ada Kakak
42 Chapter 42 - Masa Lalu Tania
43 Chapter 43 - Masalah
44 Chapter 44 - Penyelesaian Dari Davin
45 Chapter 45 - Kebahagiaan Yang Datang Tepat Waktu
46 Chapter 46 - Warung Pecel Lele
47 Chapter 47 - Packing
48 Chapter 48 - Ilmu Dari Sang Nenek
49 Chapter 49 - Gratis
50 Chapter 50 - Hari Bahagia Dania
51 Chapter 51 - Obrolan Diatas Pohon Mangga
52 Chapter 52 - Tidak Terlalu Kaget
53 Chapter 53 - Suatu Saat Nanti
54 Chapter 54 - Mengikuti Kata Hati
55 Chapter 55 - Kabar Buruk Di Malam Hari
56 Chapter 56 - Sebuah Fakta Dari Masa Lalu
57 Chapter 57 - Duka Di Malam Hari
58 Chapter 58 - Misi Penembakan Berhasil
59 Chapter 59 - Sama-sama kaget
60 Chapter 60 - Kehangatan Dari Kebersamaan
61 Chapter 61 - Rencana Serius
62 Chapter 62 - Hari Bahagia Dan Sedih
63 Chapter 63 - Kabar Buruk
64 Chapter 64 - Perpisahan Kembali
65 Chapter 65 - Amin Banget
66 Chapter 66 - Anak Lama Mah Beda
67 Chapter 67 - Perkara Pentol
68 Chapter 68 - Time To Play
69 Chapter 69 - Tantangan Absurd
70 Chapter 70 - Hidung Datang Bulan
71 Chapter 71 - Harus Menjadi Miliknya
72 Chapter 72 - Kebohongan Chelsea
73 Chapter 73 - Kondangan Lagi
74 Chapter 74 - Perkara Warna Pink
75 Chapter 75 - Menunggu Yang Menyenangkan
76 Chapter 76 - Perubahan Ara
77 Chapter 77 - Happy Graduation
78 Chapter 78 - Dion
79 Chapter 79 - Laki-laki Berandalan
80 Chapter 80 - Bayangan Penyelamat
81 Chapter 81 - Trio Bumil
82 Chapter 82 - Harus Ikhlas
83 Chapter 83 - Nasi Goreng Iga Bakar
84 Chapter 84 - Waktunya Buat Lo Aja
85 Chapter 85 - Respon Yang Tidak Terduga
86 Chapter 86 - Makanan Favorit Arga
87 Chapter 87 - Harus Terselesaikan
88 Chapter 88 - Jodoh Gak Akan Kemana
89 Chapter 89 - Kunci Mobil
90 Chapter 90 - Anak Siapa ?
91 Chapter 91 - Panik Dan Penasaran
92 Chapter 92 - Hanya Kesalahpahaman
93 Chapter 93 - Penjelasan Chelsea
94 Chapter 94 - Welcome Baby Girl
95 Chapter 95 - Belum Puas
96 Chapter 96 - Terbakar Api Cemburu,Sayang...
97 Chapter 97 - Sangat Khusyuk
98 Chapter 98 - Fikiran Negatif Ara
99 Chapter 99 - Darimana Bagas Tau ?
100 Chapter 100 - Dua Buah Fakta
101 Chapter 101 - Awal Mula Kejadian
102 Chapter 102 - Nasib.. Nasib..
103 Chapter 103 - Batin Desty Berteriak
104 Chapter 104 - Tanggung Jawab Galang
105 Chapter 105 - Dimanjakan Dan Memanjakan
106 Chapter 106 - Surga Dunia Level Istimewa
107 Chapter 107 - Mata Yang Jeli
108 Chapter 108 - Terungkap
109 Chapter 109 - Bangkit Dari Kematian
110 Chapter 110 - Masih Tidak Menyangka
111 Chapter 111 - Harus Percaya Diri
112 Chapter 112 - Ularnya Jinak Kok
113 Chapter 113 - Akal-akalan Galang
114 Chapter 114 - Kenang-kenangan
115 Chapter 115 - ADA Nikah Muda (END)
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Chapter 1 - Tiga Bumi
2
Chapter 2 - Ditinggal Teman Baru
3
Chapter 3 - Ngobrol Sampai Ngompol
4
Chapter 4 - Malu-malu Meong
5
Chapter 5 - Sarapan Sandwich ?
6
Chapter 6 - Say Halo Untuk Musuh Baru
7
Chapter 7 - Kok Bisa ?
8
Chapter 8 - Traveling Karena Marshmallow
9
Chapter 9 - CaMantu Dan CaMer
10
Chapter 10 - Kehebohan Didapur
11
Chapter 11 - Seblak Ala-ala Madam Syantik
12
Chapter 12 - Guru Baru
13
Chapter 13 - Membuat Saya Ketagihan
14
Chapter 14 - Guru Gadungan
15
Chapter 15 - Karena Maya Sudah Sembuh
16
Chapter 16 - Alhamdulillah Selesai
17
Chapter 17 - Calki
18
Chapter 18 - Apa Jangan-jangan ?
19
Chapter 19 - Surat Dari Maya
20
Chapter 20 - Ga Mungkin
21
Chapter 21 - Posesif Berdampak Negatif
22
Chapter 22 - Seputar Keluarga Sawi-sawian
23
Chapter 23 - Amit-amit Bukan Amin-amin
24
Chapter 24 - Segelas Susu Hangat
25
Chapter 25 - Kelicikan Rangga
26
Chapter 26 - Baper
27
Chapter 27 - She Is A Girl
28
Chapter 28 - Flashback 3 Tahun Yang Lalu
29
Chapter 29 - Jerit-jerit Manja
30
Chapter 30 - Thanks
31
Chapter 31 - Jin Bencong
32
Chapter 32 - Dukungan Aron Dan Kevin
33
Chapter 33 - Keusilan Abel
34
Chapter 34 - Bahaya Tak Terduga
35
Chapter 35 - Mengalah
36
Chapter 36 - Pembalasan Ara
37
Chapter 37 - Keputusan Madam Karin
38
Chapter 38 - Gue Masih Bocil Bang
39
Chapter 39 - Kesibukan Menjelang Ujian
40
Chapter 40 - Asmara di Asrama
41
Chapter 41 - Jangan Takut Selama Ada Kakak
42
Chapter 42 - Masa Lalu Tania
43
Chapter 43 - Masalah
44
Chapter 44 - Penyelesaian Dari Davin
45
Chapter 45 - Kebahagiaan Yang Datang Tepat Waktu
46
Chapter 46 - Warung Pecel Lele
47
Chapter 47 - Packing
48
Chapter 48 - Ilmu Dari Sang Nenek
49
Chapter 49 - Gratis
50
Chapter 50 - Hari Bahagia Dania
51
Chapter 51 - Obrolan Diatas Pohon Mangga
52
Chapter 52 - Tidak Terlalu Kaget
53
Chapter 53 - Suatu Saat Nanti
54
Chapter 54 - Mengikuti Kata Hati
55
Chapter 55 - Kabar Buruk Di Malam Hari
56
Chapter 56 - Sebuah Fakta Dari Masa Lalu
57
Chapter 57 - Duka Di Malam Hari
58
Chapter 58 - Misi Penembakan Berhasil
59
Chapter 59 - Sama-sama kaget
60
Chapter 60 - Kehangatan Dari Kebersamaan
61
Chapter 61 - Rencana Serius
62
Chapter 62 - Hari Bahagia Dan Sedih
63
Chapter 63 - Kabar Buruk
64
Chapter 64 - Perpisahan Kembali
65
Chapter 65 - Amin Banget
66
Chapter 66 - Anak Lama Mah Beda
67
Chapter 67 - Perkara Pentol
68
Chapter 68 - Time To Play
69
Chapter 69 - Tantangan Absurd
70
Chapter 70 - Hidung Datang Bulan
71
Chapter 71 - Harus Menjadi Miliknya
72
Chapter 72 - Kebohongan Chelsea
73
Chapter 73 - Kondangan Lagi
74
Chapter 74 - Perkara Warna Pink
75
Chapter 75 - Menunggu Yang Menyenangkan
76
Chapter 76 - Perubahan Ara
77
Chapter 77 - Happy Graduation
78
Chapter 78 - Dion
79
Chapter 79 - Laki-laki Berandalan
80
Chapter 80 - Bayangan Penyelamat
81
Chapter 81 - Trio Bumil
82
Chapter 82 - Harus Ikhlas
83
Chapter 83 - Nasi Goreng Iga Bakar
84
Chapter 84 - Waktunya Buat Lo Aja
85
Chapter 85 - Respon Yang Tidak Terduga
86
Chapter 86 - Makanan Favorit Arga
87
Chapter 87 - Harus Terselesaikan
88
Chapter 88 - Jodoh Gak Akan Kemana
89
Chapter 89 - Kunci Mobil
90
Chapter 90 - Anak Siapa ?
91
Chapter 91 - Panik Dan Penasaran
92
Chapter 92 - Hanya Kesalahpahaman
93
Chapter 93 - Penjelasan Chelsea
94
Chapter 94 - Welcome Baby Girl
95
Chapter 95 - Belum Puas
96
Chapter 96 - Terbakar Api Cemburu,Sayang...
97
Chapter 97 - Sangat Khusyuk
98
Chapter 98 - Fikiran Negatif Ara
99
Chapter 99 - Darimana Bagas Tau ?
100
Chapter 100 - Dua Buah Fakta
101
Chapter 101 - Awal Mula Kejadian
102
Chapter 102 - Nasib.. Nasib..
103
Chapter 103 - Batin Desty Berteriak
104
Chapter 104 - Tanggung Jawab Galang
105
Chapter 105 - Dimanjakan Dan Memanjakan
106
Chapter 106 - Surga Dunia Level Istimewa
107
Chapter 107 - Mata Yang Jeli
108
Chapter 108 - Terungkap
109
Chapter 109 - Bangkit Dari Kematian
110
Chapter 110 - Masih Tidak Menyangka
111
Chapter 111 - Harus Percaya Diri
112
Chapter 112 - Ularnya Jinak Kok
113
Chapter 113 - Akal-akalan Galang
114
Chapter 114 - Kenang-kenangan
115
Chapter 115 - ADA Nikah Muda (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!