Ara dan Desty saat ini sudah seperti berteman sejak lama bahkan terlihat seperti kakak dan adik karena keduanya sama-sama welcome jadi wajar cepat akrab
orang tua Ara sudah pulang, saat mengantar orang tuanya Ara susah payah mencoba tegar sungguh ia tak mau terlihat sedih didepan Mommy nya karena Ara takut Mommy nya kefikiran
Sore harinya Desty menemani Ara membereskan pakaiannya kedalam lemari, membantu Ara juga memasang sarung bantal dan menata buku dimeja belajarnya
Desty juga mengalah tidur diranjang atas karena Ara belum pernah tidur di ukuran ranjang yang tak terlalu besar dan juga menurut Ara itu terlalu tinggi, Ara merasa tak enak hati karena Desty ini terlalu baik
"maaf ya kak baru satu hari disini aku udah ngerepotin kakak trus juga aku banyak mau ya" ucap Ara dengan benar-benar merasa bersalah
"elah Ra biasa aja slow ajalah ma gue mah, cuma kek gitu doang" Ara dan Desty menoleh kearah pintu karena penghuni kamarnya sudah kembali
"nah kumpul semua nih kan ya, sini sini" ucap Desty kembali mengajak penghuni kamar yang baru datang untuk duduk bergabung dengannya dan Ara
"cakep amet nih bocah titisan Dewi kayangan mana lo ?" tanya salah seorang remaja yang terlihat berpenampilan tomboy
Desty memutar bola matanya dan berkata "eh Cewek setengah demit gausah ngejulidin anak baru deh lo" Desty nya ga sadar kalau dianya juga makhluk julid
"hai salam kenal namaku Ara" sapa Ara membungkukan sedikit badannya
Desty tersenyum melihatnya Ara ini welcome dan sopan sama siapa saja
"perasaan gue ga nanya, eh bumbu Sasa lo ada nanya gak ?" tanya si tomboy dengan teman disampingnya yang sedari tadi belum ada berbicara
Sasa dengan gaya angkuhnya hanya mengedikan bahunya acuh
"aduh Ra lo jangan masukin ke hati ya makhluk dikamar ini tuh emang pada aneh semua Ra tapi mereka baik kok" jelas Desty merasa tak enak hati takutnya belum apa-apa Ara sudah mengadu tidak betah
awalnya Ara memang mengira 2 orang itu tidak menyukai Ara tapi mendengar perkataan Desty Ara akan mencoba membiasakan dirinya saja terlebih dahulu
"nggak kok kak aku ga masukin kedalam hati cuma masukinnya kedalam lambung biar digiling trus lewat usus otw deh jadi pup hehe" Desty dan si tomboy tertawa terpingkal-pingkal bahkan si tomboy menepuk-nepuk lantai
"nah ini baru ok, harus mental kulit gajah dong kalo mau jadi penghuni kamar ini"ucap si tomboy di sela-sela tawanya, Desty pun tak menduga bahwa Ara bisa membalas kejulidannya
"hello.. apasih yang lucu ?" tanya Sasa yang terus sibuk dengan ponselnya namun tak ada yang memperdulikannya
"kenalin Ra nama gue Bella tapi dari kecil dipanggil Abel"
"berarti kamu tomboy gini dari kecil ya ?"
"yups lo bener"
"Ara ini aslinya orang kanada loh" ucap Desty memberitahu
"wuaahhh... Ra kapan-kapan boleh dong bawa kita kesana" Sasa yang mulanya angkuh kini langsung berubah saat mendengar teman barunya ini bukan asli Indonesia dan bisa jadi anak sultan kan begitu fikirnya
"boleh, nanti kalo liburan Ara usulin sama grandpa ya semoga bisa" Ara menjawab dengan santainya dan Desty juga Abel melongo karena Ara langsung mengiyakan begitu saja
"aaa... yes yes, kalo gitu kita temenan deh bestie ya bestie tapi lo jangan rebut pacar gue ok"cerocos Sasa
"tapi Ra lo kok lancar banget bahasa Indonesia nya ?" tanya Abel yang juga diangguki Desty
"iya karena disana pun dirumah grandpa maksudnya semuanya pakai bahasa Indonesia Maidnya juga ada yang dari Indonesia kok, karena juga kan aku sekolahnya dan lingkungannya orang sana semua jadi bahasa Indonesia nya ga boleh dikesampingin"
"Maid itu pembantu yakan ya ?" tanya Sasa yang mulai menyimpan ponselnya dan ikut bercengkrama
Ara menjawab dengan anggukan
"Trus kok lo bisa balik ke Indonesia, kenapa ?" ucap Sasa yang kembali bertanya
"Daddy itu punya perusahaan dari sebelum nikah sama Mommy, trus minta izin yakan sama grandpa mau bawa Mommy ke Indonesia trus grandpa ngizinin tapi saat aku udah umur sekarang ini"
"kalo gue liat tadi pas ketemu ortu lo, nyokap lo ya yang orang kanada ?"
"iya kak Mommy juga blasteran kok, Grandpa aku itu aslinya blasteran juga tapi diam di kanada ketemu deh sama Grandma yang asli kanada"
"cariin dong gue orang sana Ra kali aja lo punya sepupu cowok kenalin gitu ma gue" tutur Sasa manja yang malah mendapat geplakan dari Abel
Sore itu mereka menghabiskan waktunya full dikamar memberi macam-macam pertanyaan pada Ara
Ara tak keberatan sama sekali, sesekali mereka juga tertawa disaat mendengar cerita Ara yang menurut mereka itu lucu
"Abel sama Sasa kayaknya seumuran ya sama aku ?" kini Ara yang mulai bertanya takutnya ia tidak sopan
"bener Ra, kalian bertiga itu seumuran dan kamu yang paling kecil umurnya Ra"
"apa kita juga dikelas yang sama ?"
"iya, lo kan ya pas milih-milih kamar pasti itu disaranin kamar yang bilangannya ganjil" Ara mengangguk membenarkan " nah itu karena kamar-kamar anak IPA tujuannya itu biar sefrekuensi kalo belajar gampang juga, kalo kamar yang bilangannya genap itu kamarnya anak IPS" lanjut Desty yang menjelaskan
"itu artinya aku sama Abel dan juga Sasa sekelas dong" Ara menyimpulkan dan yang lainnya membenarkan tentu Ara senang karena mendapat teman yang sekelas dan sejurusan
"nah trus tuh Ra setiap kamar ada 4 orang dan satunya pasti kakak senior guna untuk bimbing kita biasanya sih dua orang anak kelas 1 trus satu orangnya kelas 2 dan satu orang lagi kelas 3 tapi kamar kita tuh beda kakak seniornya itu cuma kak Desty yang masih kelas 2 karena kak Desty ini bisa dibilang orang yang dipercayai Madam Karin" jelas Abel dengan detail
"wah kak Desty benar-benar hebat" puji Ara bertepuk tangan
"boleh ga sih gue loncat lo pada bikin gue salting" Desty nya malah tersipu-sipu menelungkupkan wajah nya kelantai dengan posisi menungging
proott
pecah kembali tawa yang sudah reda tadinya karena Desty malah keceplosan menembak angin jahatnya
"wkwkwkwkwk.. woi kak salting boleh aja tapi jangan main nembak bom lah" Abel terbahak-bahak sampai baring dan menendang-nendang angin
"wah kak Desty mah parah ih anginnya belok ke hidung Ara tauk" Ara berucap seakan-akan kesal setelah tawanya henti sejenak
"ahahaha udah dong udah gue kebelet sumpah nih" Sasa memegang perutnya susah payah memberhentikan tawanya yang tak henti-henti
put
"eh ?" Ara celingukan sedangkan Abel semakin ngakak berutal karena suara kecil itu adalah ulahnya dan akhirnya Ara dan yang lainnya memahami suara kentut yang seperti terhimpit itu berasal dari Abel
"aa kan gue ngompol" rengek Sasa tapi masih cekikikan dans segera berlari kedalam toilet
Ara lari ke balkon demi memberhentikan tawanya, sedang Desty dan Abel masih tertawa dengan menutup mulutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments