Asmara Di Asrama

Asmara Di Asrama

Chapter 1 - Tiga Bumi

"good morning mom, morning daddy" sapa seorang gadis yang menuruni tangga sambil melompat-lompat kecil

"morning sayang,ayo sarapan dulu" sahut sang ibu dengan nada lembutnya

"gimana,udah beres-beres semua keperluan yang mau dibawa ?"kini sang ayah yang bertanya

"udah kok tadi malam dibantu sama bi Mia"jawabnya dengan mulut yang masih mengunyah roti

"pinter"puji sang ayah sambil mengusap kepala sang anak

Asmara Delpita Putri atau biasa dipanggil Ara adalah anak tunggal dari Bramantyo dan Emberly Julia

sudah 5 hari Ara dan kedua orang tuanya berada di Indonesia, sesuai janji Emberly kepada suaminya bahwa ketika Ara menginjak usia 16 tahun mereka akan berdomisili di Indonesia selamanya,untung saja orang tua Emberly pun menyetujui asal setiap tahun berkunjung saja

hari ini adalah hari Ara di daftarkan masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Bumi Bakti dan sekaligus Ara akan diam di Asrama Bumi Pertiwi, Ara tak menolak malah ia merasa senang dengan begitu ia akan memiliki banyak teman dan tentunya mandiri

"Ara.. Mommy sama Daddy tunggu di mobil ya " teriak sang ibu dari bawah karena Ara kembali masuk untuk mengambil ponsel nya yang tinggal dikamar

Tak perlu menunggu waktu yang lama karena hanya memakan waktu 45 menit kurang lebihnya perjalanan tersebut

"Mommy antar Ara ke Asrama ya, biar Daddy ke bagian kantor untuk urus administrasi dan yang lainnya" sang istri mengangguk patuh "yaudah Daddy duluan kalo gitu, pak Jejen tolong bawa kopernya Ara ya"

"siap pak siap"sigap sang sopir yang langsung mengeluarkan koper dan tas-tas lainnya

"yuk sayang" ajak yang ibu merangkul anaknya

Ara selalu menampilkan senyum termanisnya dan bahkan sesekali tunduk sapa ia lakukan demi membalas orang yang juga melakukan hal serupa padanya, Ara merasa senang karena yakin akan mudah mendapatkan teman

ketika gerbang utama Asrama Bumi Pertiwi terbuka semua menatap pada Ara dan juga ibunya dan ada juga yang saling berbisik

wah kayaknya murid baru tuh

anak orang kaya deh kayaknya

boleh tu dimanfaatin,polos juga kelihatannya

sepertinya juga tidak sombong

anak dan ibu sama-sama cantik ya

sepertinya bukan asli orang Indonesia deh

saingan baru ini mah

dan masih banyak lagi pertanyaan dan tebakan dari murid lainnya entah itu terdengar baik maupun tidak

sang ibu yang mendengar kata tidak baik langsung berucap pada sang anak "sayang,ingat ya jangan benci sama orang yang benci sama kamu kalopun ada yang gak suka sama kamu kamu tau kan harus seperti apa ?" Ara yang semula masih memerhatikan sekitarnya langsung menoleh kepada sang ibu yang mengajaknya berbicara

"iya mommy Ara tau kok, tenang aja mommy jangan khawatirin Ara ya"

"selamat datang di Asrama Bumi Pertiwi" sapa seorang wanita paruh baya yang nampak seumuran dengan ibunya Ara

"Nyonya Emberly" sapa seorang wanita lagi yang baru datang

"Nyonya Karin ya ?" tanya Emberly dengan sedikit ragu

"iya, kamu udah lupa ya sama aku"

"haha maaf sedikit memang, kamu disini sedang apa ?"

"itu namanya bukan sedikit Emberly bahkan kamu juga lupa kalo aku pemilik Asrama ini, masa iya kamu lupa cita-citaku dulu tentang Bumi Pertiwi" Emberly mencoba mengingat-ingat sebab Karin ini temannya waktu kuliah dulu

"ah iya, dulu kamu ingin membangun Taman kanak-kanak dengan nama Bumi Pertiwi yang khusus untuk perempuan iya kan ?"

"nah sudah ingat, iya Emberly tapi bukan jadi taman kanak-kanak malah jadi Asrama ini khusus perempuan"

"wah tidak menyangka ya, sudah terwujud walau bukan taman kanak-kanak bukannya tidak masalah ?"

"tentu tidak masalah Emberly"

"apa Asrama khusus laki-laki juga namanya sama ?"

"haha tidak, itu suamiku yang mendirikannya namanya Asrama Bumi Perwira"

"berarti sekolah milik kalian berdua bukan ?"

"of course"

"beruntung sekali, tidak salah aku mendaftarkan anakku kemari"

"apa ini Asmara ? " tanyanya sembari melihat pada Ara dan memegang kedua bahu Ara kemudian ia melanjut "hei sayang, kamu sudah sebesar ini ya sekarang dulu tante ketemu kamu itu masih bayi itu juga pertemuan terakhir tante sama Mommy kamu"

"hallo tante, makasih sudah ingat sama Ara"

"ihh manis banget kamu sayang, jadi menantu tante aja ya"

"husshh Karin, anakku kesini mau sekolah"

"haha sudahlah ayo masuk kita lihat-lihat kamar mana yang mau Ara pilih"

...----------------...

"mama gak mau tau, pokoknya kamu harus balik ke Asrama itu lagi"

"ma.. aku gak mau, masa iya cowok belajar masak sih"

"ya apa salahnya bagus dong kalo kamu nanti nikah gak ngerepotin istri kamu terus"

"papa juga gak bisa masak tuh" sang ayah yang dibawa-bawa jelas tersinggung

"ya kamu jangan ikut-ikutan kayak papa kamu yang gak bisa ngapa-ngapain lah"

"aduh Kevin.. tuh kan papa kena juga ujung-ujungnya, kamu biar cowok harus mandiri dong"

"maa...."rengeknya tanpa memperdulikan ucapan ayahnya

"ga tau ah, pa urus tuh anak kamu"ucapnya kesal lantas pergi begitu saja

"anak kamu juga loh ma"teriaknya membenarkan ucapan sang istri

"Kevin kamu tuh cowok jangan manja kayak ginilah malu dong sama anak cewek"

"paa... bujuk mama dong, aku gak mau diam di Asrama, masa iya pemandangan setiap harinya cowok semua"

"kamu tuh kata siapa sih Vin, mana ada sistemnya begitu, ya kalo sekolah itu kamu ketemu sama cewek, malem juga kalo ada kegiatan apa gitu semisalnya pasti juga ketemu, terus ya kalo kamu diam-diam ketemunya ekhem.. nekat gitu kamu pasti juga bakal ketemu" jelas sang ayah dengan berbisik-bisik diakhir penjelasan

"bener kayak gitu pa ?"

"ya iyalah "

"wah kalo gitu boleh nih aku pacaran"

"terserah kamu ajalah"

"kirain gak ada ceweknya, ok deh ayok pa berangkat"

sang ayah hanya bisa menepuk jidatnya"anak siapa sih kamu Vin" gumamnya bertanya pada diri sendiri

"pa aku denger loh"

"mama... Kevin udah mau nih balik lagi" teriaknya tak menghiraukan sang anak yang senyum-senyum sendiri ntah apa yang ada difikiran anak itu

Kevin Aprilio anak kedua dari Wijaya Kusuma dan Dewi Kirana, anak pertama mereka bernama Vina Meilia yang saat ini duduk dibangku kuliah

Kevin tadinya diantarkan ke Asrama Bumi Perwira,baru beberapa menit didalam Asrama Kevin sudah gelisah melihat remaja lainnya sedang belajar masak dan pemandangan didepan matanya yang ia tak terima adalah cowok semua, Kevin segera keluar dari Asrama dan merengek kepada ibunya, ibunya yang merasa malu takut dilihat orang lain akhirnya membawa Kevin masuk kedalam mobil tapi Kevin malah menangis sejadi-jadinya

Kevin itu mengira selamanya ia tidak bisa melihat perempuan lagi, salahnya juga ketika di Asrama tidak melihat ke sekelilingnya padahal ada Asrama cewek, pembatas Asrama cewek dan cowok tersebut adalah gedung sekolah SMA diantara kedua asrama tersebut.

jadi letaknya itu dari jalan raya masuk ke gerbang pertama langsung Asrama Bumi Perwira kemudian SMA Negeri Bumi Bakti setelahnya Asrama Bumi Pertiwi, dan didepan ketiga bumi itu adalah taman trus didepannya lagi bangunan lainnya seperti perpus dan lain lain.

Episodes
1 Chapter 1 - Tiga Bumi
2 Chapter 2 - Ditinggal Teman Baru
3 Chapter 3 - Ngobrol Sampai Ngompol
4 Chapter 4 - Malu-malu Meong
5 Chapter 5 - Sarapan Sandwich ?
6 Chapter 6 - Say Halo Untuk Musuh Baru
7 Chapter 7 - Kok Bisa ?
8 Chapter 8 - Traveling Karena Marshmallow
9 Chapter 9 - CaMantu Dan CaMer
10 Chapter 10 - Kehebohan Didapur
11 Chapter 11 - Seblak Ala-ala Madam Syantik
12 Chapter 12 - Guru Baru
13 Chapter 13 - Membuat Saya Ketagihan
14 Chapter 14 - Guru Gadungan
15 Chapter 15 - Karena Maya Sudah Sembuh
16 Chapter 16 - Alhamdulillah Selesai
17 Chapter 17 - Calki
18 Chapter 18 - Apa Jangan-jangan ?
19 Chapter 19 - Surat Dari Maya
20 Chapter 20 - Ga Mungkin
21 Chapter 21 - Posesif Berdampak Negatif
22 Chapter 22 - Seputar Keluarga Sawi-sawian
23 Chapter 23 - Amit-amit Bukan Amin-amin
24 Chapter 24 - Segelas Susu Hangat
25 Chapter 25 - Kelicikan Rangga
26 Chapter 26 - Baper
27 Chapter 27 - She Is A Girl
28 Chapter 28 - Flashback 3 Tahun Yang Lalu
29 Chapter 29 - Jerit-jerit Manja
30 Chapter 30 - Thanks
31 Chapter 31 - Jin Bencong
32 Chapter 32 - Dukungan Aron Dan Kevin
33 Chapter 33 - Keusilan Abel
34 Chapter 34 - Bahaya Tak Terduga
35 Chapter 35 - Mengalah
36 Chapter 36 - Pembalasan Ara
37 Chapter 37 - Keputusan Madam Karin
38 Chapter 38 - Gue Masih Bocil Bang
39 Chapter 39 - Kesibukan Menjelang Ujian
40 Chapter 40 - Asmara di Asrama
41 Chapter 41 - Jangan Takut Selama Ada Kakak
42 Chapter 42 - Masa Lalu Tania
43 Chapter 43 - Masalah
44 Chapter 44 - Penyelesaian Dari Davin
45 Chapter 45 - Kebahagiaan Yang Datang Tepat Waktu
46 Chapter 46 - Warung Pecel Lele
47 Chapter 47 - Packing
48 Chapter 48 - Ilmu Dari Sang Nenek
49 Chapter 49 - Gratis
50 Chapter 50 - Hari Bahagia Dania
51 Chapter 51 - Obrolan Diatas Pohon Mangga
52 Chapter 52 - Tidak Terlalu Kaget
53 Chapter 53 - Suatu Saat Nanti
54 Chapter 54 - Mengikuti Kata Hati
55 Chapter 55 - Kabar Buruk Di Malam Hari
56 Chapter 56 - Sebuah Fakta Dari Masa Lalu
57 Chapter 57 - Duka Di Malam Hari
58 Chapter 58 - Misi Penembakan Berhasil
59 Chapter 59 - Sama-sama kaget
60 Chapter 60 - Kehangatan Dari Kebersamaan
61 Chapter 61 - Rencana Serius
62 Chapter 62 - Hari Bahagia Dan Sedih
63 Chapter 63 - Kabar Buruk
64 Chapter 64 - Perpisahan Kembali
65 Chapter 65 - Amin Banget
66 Chapter 66 - Anak Lama Mah Beda
67 Chapter 67 - Perkara Pentol
68 Chapter 68 - Time To Play
69 Chapter 69 - Tantangan Absurd
70 Chapter 70 - Hidung Datang Bulan
71 Chapter 71 - Harus Menjadi Miliknya
72 Chapter 72 - Kebohongan Chelsea
73 Chapter 73 - Kondangan Lagi
74 Chapter 74 - Perkara Warna Pink
75 Chapter 75 - Menunggu Yang Menyenangkan
76 Chapter 76 - Perubahan Ara
77 Chapter 77 - Happy Graduation
78 Chapter 78 - Dion
79 Chapter 79 - Laki-laki Berandalan
80 Chapter 80 - Bayangan Penyelamat
81 Chapter 81 - Trio Bumil
82 Chapter 82 - Harus Ikhlas
83 Chapter 83 - Nasi Goreng Iga Bakar
84 Chapter 84 - Waktunya Buat Lo Aja
85 Chapter 85 - Respon Yang Tidak Terduga
86 Chapter 86 - Makanan Favorit Arga
87 Chapter 87 - Harus Terselesaikan
88 Chapter 88 - Jodoh Gak Akan Kemana
89 Chapter 89 - Kunci Mobil
90 Chapter 90 - Anak Siapa ?
91 Chapter 91 - Panik Dan Penasaran
92 Chapter 92 - Hanya Kesalahpahaman
93 Chapter 93 - Penjelasan Chelsea
94 Chapter 94 - Welcome Baby Girl
95 Chapter 95 - Belum Puas
96 Chapter 96 - Terbakar Api Cemburu,Sayang...
97 Chapter 97 - Sangat Khusyuk
98 Chapter 98 - Fikiran Negatif Ara
99 Chapter 99 - Darimana Bagas Tau ?
100 Chapter 100 - Dua Buah Fakta
101 Chapter 101 - Awal Mula Kejadian
102 Chapter 102 - Nasib.. Nasib..
103 Chapter 103 - Batin Desty Berteriak
104 Chapter 104 - Tanggung Jawab Galang
105 Chapter 105 - Dimanjakan Dan Memanjakan
106 Chapter 106 - Surga Dunia Level Istimewa
107 Chapter 107 - Mata Yang Jeli
108 Chapter 108 - Terungkap
109 Chapter 109 - Bangkit Dari Kematian
110 Chapter 110 - Masih Tidak Menyangka
111 Chapter 111 - Harus Percaya Diri
112 Chapter 112 - Ularnya Jinak Kok
113 Chapter 113 - Akal-akalan Galang
114 Chapter 114 - Kenang-kenangan
115 Chapter 115 - ADA Nikah Muda (END)
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Chapter 1 - Tiga Bumi
2
Chapter 2 - Ditinggal Teman Baru
3
Chapter 3 - Ngobrol Sampai Ngompol
4
Chapter 4 - Malu-malu Meong
5
Chapter 5 - Sarapan Sandwich ?
6
Chapter 6 - Say Halo Untuk Musuh Baru
7
Chapter 7 - Kok Bisa ?
8
Chapter 8 - Traveling Karena Marshmallow
9
Chapter 9 - CaMantu Dan CaMer
10
Chapter 10 - Kehebohan Didapur
11
Chapter 11 - Seblak Ala-ala Madam Syantik
12
Chapter 12 - Guru Baru
13
Chapter 13 - Membuat Saya Ketagihan
14
Chapter 14 - Guru Gadungan
15
Chapter 15 - Karena Maya Sudah Sembuh
16
Chapter 16 - Alhamdulillah Selesai
17
Chapter 17 - Calki
18
Chapter 18 - Apa Jangan-jangan ?
19
Chapter 19 - Surat Dari Maya
20
Chapter 20 - Ga Mungkin
21
Chapter 21 - Posesif Berdampak Negatif
22
Chapter 22 - Seputar Keluarga Sawi-sawian
23
Chapter 23 - Amit-amit Bukan Amin-amin
24
Chapter 24 - Segelas Susu Hangat
25
Chapter 25 - Kelicikan Rangga
26
Chapter 26 - Baper
27
Chapter 27 - She Is A Girl
28
Chapter 28 - Flashback 3 Tahun Yang Lalu
29
Chapter 29 - Jerit-jerit Manja
30
Chapter 30 - Thanks
31
Chapter 31 - Jin Bencong
32
Chapter 32 - Dukungan Aron Dan Kevin
33
Chapter 33 - Keusilan Abel
34
Chapter 34 - Bahaya Tak Terduga
35
Chapter 35 - Mengalah
36
Chapter 36 - Pembalasan Ara
37
Chapter 37 - Keputusan Madam Karin
38
Chapter 38 - Gue Masih Bocil Bang
39
Chapter 39 - Kesibukan Menjelang Ujian
40
Chapter 40 - Asmara di Asrama
41
Chapter 41 - Jangan Takut Selama Ada Kakak
42
Chapter 42 - Masa Lalu Tania
43
Chapter 43 - Masalah
44
Chapter 44 - Penyelesaian Dari Davin
45
Chapter 45 - Kebahagiaan Yang Datang Tepat Waktu
46
Chapter 46 - Warung Pecel Lele
47
Chapter 47 - Packing
48
Chapter 48 - Ilmu Dari Sang Nenek
49
Chapter 49 - Gratis
50
Chapter 50 - Hari Bahagia Dania
51
Chapter 51 - Obrolan Diatas Pohon Mangga
52
Chapter 52 - Tidak Terlalu Kaget
53
Chapter 53 - Suatu Saat Nanti
54
Chapter 54 - Mengikuti Kata Hati
55
Chapter 55 - Kabar Buruk Di Malam Hari
56
Chapter 56 - Sebuah Fakta Dari Masa Lalu
57
Chapter 57 - Duka Di Malam Hari
58
Chapter 58 - Misi Penembakan Berhasil
59
Chapter 59 - Sama-sama kaget
60
Chapter 60 - Kehangatan Dari Kebersamaan
61
Chapter 61 - Rencana Serius
62
Chapter 62 - Hari Bahagia Dan Sedih
63
Chapter 63 - Kabar Buruk
64
Chapter 64 - Perpisahan Kembali
65
Chapter 65 - Amin Banget
66
Chapter 66 - Anak Lama Mah Beda
67
Chapter 67 - Perkara Pentol
68
Chapter 68 - Time To Play
69
Chapter 69 - Tantangan Absurd
70
Chapter 70 - Hidung Datang Bulan
71
Chapter 71 - Harus Menjadi Miliknya
72
Chapter 72 - Kebohongan Chelsea
73
Chapter 73 - Kondangan Lagi
74
Chapter 74 - Perkara Warna Pink
75
Chapter 75 - Menunggu Yang Menyenangkan
76
Chapter 76 - Perubahan Ara
77
Chapter 77 - Happy Graduation
78
Chapter 78 - Dion
79
Chapter 79 - Laki-laki Berandalan
80
Chapter 80 - Bayangan Penyelamat
81
Chapter 81 - Trio Bumil
82
Chapter 82 - Harus Ikhlas
83
Chapter 83 - Nasi Goreng Iga Bakar
84
Chapter 84 - Waktunya Buat Lo Aja
85
Chapter 85 - Respon Yang Tidak Terduga
86
Chapter 86 - Makanan Favorit Arga
87
Chapter 87 - Harus Terselesaikan
88
Chapter 88 - Jodoh Gak Akan Kemana
89
Chapter 89 - Kunci Mobil
90
Chapter 90 - Anak Siapa ?
91
Chapter 91 - Panik Dan Penasaran
92
Chapter 92 - Hanya Kesalahpahaman
93
Chapter 93 - Penjelasan Chelsea
94
Chapter 94 - Welcome Baby Girl
95
Chapter 95 - Belum Puas
96
Chapter 96 - Terbakar Api Cemburu,Sayang...
97
Chapter 97 - Sangat Khusyuk
98
Chapter 98 - Fikiran Negatif Ara
99
Chapter 99 - Darimana Bagas Tau ?
100
Chapter 100 - Dua Buah Fakta
101
Chapter 101 - Awal Mula Kejadian
102
Chapter 102 - Nasib.. Nasib..
103
Chapter 103 - Batin Desty Berteriak
104
Chapter 104 - Tanggung Jawab Galang
105
Chapter 105 - Dimanjakan Dan Memanjakan
106
Chapter 106 - Surga Dunia Level Istimewa
107
Chapter 107 - Mata Yang Jeli
108
Chapter 108 - Terungkap
109
Chapter 109 - Bangkit Dari Kematian
110
Chapter 110 - Masih Tidak Menyangka
111
Chapter 111 - Harus Percaya Diri
112
Chapter 112 - Ularnya Jinak Kok
113
Chapter 113 - Akal-akalan Galang
114
Chapter 114 - Kenang-kenangan
115
Chapter 115 - ADA Nikah Muda (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!