Asmara Di Asrama
"good morning mom, morning daddy" sapa seorang gadis yang menuruni tangga sambil melompat-lompat kecil
"morning sayang,ayo sarapan dulu" sahut sang ibu dengan nada lembutnya
"gimana,udah beres-beres semua keperluan yang mau dibawa ?"kini sang ayah yang bertanya
"udah kok tadi malam dibantu sama bi Mia"jawabnya dengan mulut yang masih mengunyah roti
"pinter"puji sang ayah sambil mengusap kepala sang anak
Asmara Delpita Putri atau biasa dipanggil Ara adalah anak tunggal dari Bramantyo dan Emberly Julia
sudah 5 hari Ara dan kedua orang tuanya berada di Indonesia, sesuai janji Emberly kepada suaminya bahwa ketika Ara menginjak usia 16 tahun mereka akan berdomisili di Indonesia selamanya,untung saja orang tua Emberly pun menyetujui asal setiap tahun berkunjung saja
hari ini adalah hari Ara di daftarkan masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Bumi Bakti dan sekaligus Ara akan diam di Asrama Bumi Pertiwi, Ara tak menolak malah ia merasa senang dengan begitu ia akan memiliki banyak teman dan tentunya mandiri
"Ara.. Mommy sama Daddy tunggu di mobil ya " teriak sang ibu dari bawah karena Ara kembali masuk untuk mengambil ponsel nya yang tinggal dikamar
Tak perlu menunggu waktu yang lama karena hanya memakan waktu 45 menit kurang lebihnya perjalanan tersebut
"Mommy antar Ara ke Asrama ya, biar Daddy ke bagian kantor untuk urus administrasi dan yang lainnya" sang istri mengangguk patuh "yaudah Daddy duluan kalo gitu, pak Jejen tolong bawa kopernya Ara ya"
"siap pak siap"sigap sang sopir yang langsung mengeluarkan koper dan tas-tas lainnya
"yuk sayang" ajak yang ibu merangkul anaknya
Ara selalu menampilkan senyum termanisnya dan bahkan sesekali tunduk sapa ia lakukan demi membalas orang yang juga melakukan hal serupa padanya, Ara merasa senang karena yakin akan mudah mendapatkan teman
ketika gerbang utama Asrama Bumi Pertiwi terbuka semua menatap pada Ara dan juga ibunya dan ada juga yang saling berbisik
wah kayaknya murid baru tuh
anak orang kaya deh kayaknya
boleh tu dimanfaatin,polos juga kelihatannya
sepertinya juga tidak sombong
anak dan ibu sama-sama cantik ya
sepertinya bukan asli orang Indonesia deh
saingan baru ini mah
dan masih banyak lagi pertanyaan dan tebakan dari murid lainnya entah itu terdengar baik maupun tidak
sang ibu yang mendengar kata tidak baik langsung berucap pada sang anak "sayang,ingat ya jangan benci sama orang yang benci sama kamu kalopun ada yang gak suka sama kamu kamu tau kan harus seperti apa ?" Ara yang semula masih memerhatikan sekitarnya langsung menoleh kepada sang ibu yang mengajaknya berbicara
"iya mommy Ara tau kok, tenang aja mommy jangan khawatirin Ara ya"
"selamat datang di Asrama Bumi Pertiwi" sapa seorang wanita paruh baya yang nampak seumuran dengan ibunya Ara
"Nyonya Emberly" sapa seorang wanita lagi yang baru datang
"Nyonya Karin ya ?" tanya Emberly dengan sedikit ragu
"iya, kamu udah lupa ya sama aku"
"haha maaf sedikit memang, kamu disini sedang apa ?"
"itu namanya bukan sedikit Emberly bahkan kamu juga lupa kalo aku pemilik Asrama ini, masa iya kamu lupa cita-citaku dulu tentang Bumi Pertiwi" Emberly mencoba mengingat-ingat sebab Karin ini temannya waktu kuliah dulu
"ah iya, dulu kamu ingin membangun Taman kanak-kanak dengan nama Bumi Pertiwi yang khusus untuk perempuan iya kan ?"
"nah sudah ingat, iya Emberly tapi bukan jadi taman kanak-kanak malah jadi Asrama ini khusus perempuan"
"wah tidak menyangka ya, sudah terwujud walau bukan taman kanak-kanak bukannya tidak masalah ?"
"tentu tidak masalah Emberly"
"apa Asrama khusus laki-laki juga namanya sama ?"
"haha tidak, itu suamiku yang mendirikannya namanya Asrama Bumi Perwira"
"berarti sekolah milik kalian berdua bukan ?"
"of course"
"beruntung sekali, tidak salah aku mendaftarkan anakku kemari"
"apa ini Asmara ? " tanyanya sembari melihat pada Ara dan memegang kedua bahu Ara kemudian ia melanjut "hei sayang, kamu sudah sebesar ini ya sekarang dulu tante ketemu kamu itu masih bayi itu juga pertemuan terakhir tante sama Mommy kamu"
"hallo tante, makasih sudah ingat sama Ara"
"ihh manis banget kamu sayang, jadi menantu tante aja ya"
"husshh Karin, anakku kesini mau sekolah"
"haha sudahlah ayo masuk kita lihat-lihat kamar mana yang mau Ara pilih"
...----------------...
"mama gak mau tau, pokoknya kamu harus balik ke Asrama itu lagi"
"ma.. aku gak mau, masa iya cowok belajar masak sih"
"ya apa salahnya bagus dong kalo kamu nanti nikah gak ngerepotin istri kamu terus"
"papa juga gak bisa masak tuh" sang ayah yang dibawa-bawa jelas tersinggung
"ya kamu jangan ikut-ikutan kayak papa kamu yang gak bisa ngapa-ngapain lah"
"aduh Kevin.. tuh kan papa kena juga ujung-ujungnya, kamu biar cowok harus mandiri dong"
"maa...."rengeknya tanpa memperdulikan ucapan ayahnya
"ga tau ah, pa urus tuh anak kamu"ucapnya kesal lantas pergi begitu saja
"anak kamu juga loh ma"teriaknya membenarkan ucapan sang istri
"Kevin kamu tuh cowok jangan manja kayak ginilah malu dong sama anak cewek"
"paa... bujuk mama dong, aku gak mau diam di Asrama, masa iya pemandangan setiap harinya cowok semua"
"kamu tuh kata siapa sih Vin, mana ada sistemnya begitu, ya kalo sekolah itu kamu ketemu sama cewek, malem juga kalo ada kegiatan apa gitu semisalnya pasti juga ketemu, terus ya kalo kamu diam-diam ketemunya ekhem.. nekat gitu kamu pasti juga bakal ketemu" jelas sang ayah dengan berbisik-bisik diakhir penjelasan
"bener kayak gitu pa ?"
"ya iyalah "
"wah kalo gitu boleh nih aku pacaran"
"terserah kamu ajalah"
"kirain gak ada ceweknya, ok deh ayok pa berangkat"
sang ayah hanya bisa menepuk jidatnya"anak siapa sih kamu Vin" gumamnya bertanya pada diri sendiri
"pa aku denger loh"
"mama... Kevin udah mau nih balik lagi" teriaknya tak menghiraukan sang anak yang senyum-senyum sendiri ntah apa yang ada difikiran anak itu
Kevin Aprilio anak kedua dari Wijaya Kusuma dan Dewi Kirana, anak pertama mereka bernama Vina Meilia yang saat ini duduk dibangku kuliah
Kevin tadinya diantarkan ke Asrama Bumi Perwira,baru beberapa menit didalam Asrama Kevin sudah gelisah melihat remaja lainnya sedang belajar masak dan pemandangan didepan matanya yang ia tak terima adalah cowok semua, Kevin segera keluar dari Asrama dan merengek kepada ibunya, ibunya yang merasa malu takut dilihat orang lain akhirnya membawa Kevin masuk kedalam mobil tapi Kevin malah menangis sejadi-jadinya
Kevin itu mengira selamanya ia tidak bisa melihat perempuan lagi, salahnya juga ketika di Asrama tidak melihat ke sekelilingnya padahal ada Asrama cewek, pembatas Asrama cewek dan cowok tersebut adalah gedung sekolah SMA diantara kedua asrama tersebut.
jadi letaknya itu dari jalan raya masuk ke gerbang pertama langsung Asrama Bumi Perwira kemudian SMA Negeri Bumi Bakti setelahnya Asrama Bumi Pertiwi, dan didepan ketiga bumi itu adalah taman trus didepannya lagi bangunan lainnya seperti perpus dan lain lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments