Perkelahian Rei and Ren

"Heh! jika seperti ini, aku pun tak bisa menahannya. Maka aku akan bergabung Ren." Rei memukul wajah Kakak kelasnya.

*Bugh

Kakak kelasnya terjatuh, dan melepaskan tangannya dari kerah baju Rei.

Ren berjalan ke arah Rei. "Eh' Rei, apakah sudah waktunya bermain?" tanya Ren menyeringai.

"Cih! arrghh! dasar monster. Apa yang kalian tunggu, pukul saja mereka! kita berlima sedangkan mereka berdua, sudah pasti pemenangnya adalah kita." Tegasnya pada teman-temannya.

"Apa kau tidak pernah mendengar kata pepatah, jangan mengganggu harimau yang sedang tertidur." Jelas Rei tersenyum licik.

Perkelahian antara Rei and Ren dengan Kakak kelasnya tidak terelakkan.

Walaupun mereka berdua masih kecil, tetapi mereka sangat pandai dalam berkelahi.

Disaat mereka masih sibuk berkelahi, di sisi lain Miho dan Hisao sudah sampai disekolah untuk menjemput Rei and Ren.

Dengan wajah ditutupi oleh masker, Miho berjalan masuk ke sekolah bersama dengan Hisao.

Di dalam sekolah Miho merasa cemas dan khawatir karena tidak menemukan keberadaan Rei and Ren.

Karna takut terjadi sesuatu kepada Rei and Ren, Miho menanyakannya pada Guru yang ada di sana, sedangkan Hisao mencarinya di sekitaran sekolah.

"Tuan muda anda di mana? jika terjadi sesuatu pada anda, maka kepala sayalah yang menjadi taruhannya." Batin Hisao gelisah tak menentu sembari mencari keberadaan Rei and Ren.

Di tengah kegelisahan itu, Hisao mendengar ada suara anak-anak. Suara itu terdengar seperti suara anak-anak yang tengah berkelahi di belakang sekolah.

Hisao berjalan mendatangi sumber suara tersebut, dan ternyata benar. Ada tujuh orang anak termasuk dengan Rei and Ren, yang tengah berkelahi di situ.

Hisao bergegas ke arah Rei and Ren sambil berteriak. "Hei kalian, apa yang kalian lakukan di sana!"

Teriakan Hisao membuat kakak kelasnya beserta teman-temannya pergi dari situ.

"Tunggu saja kalian monster! aku akan membalas apa yang telah kalian lakukan padaku!" teriak kakak kelasnya sembari berlari meninggalkan Rei, Ren dan Hisao di sana.

"Berisik sekali kau pecundang!!" teriak Rei and Ren bersamaan.

"Tuan Muda apa yang anda lakukan?" tanya Hisao cemas.

"Berkelahi, apa kau tidak melihatnya." Jawab Rei.

"Tuan Muda, jika anda terus seperti ini saya juga tidak segan menyeret anda."

"Seret saja, apa sulitnya?"

"Hanya menyeret kami berdua saja apakah perlu mengatakannya." Timpal Ren.

"Dua bocah ini, sudah babak belur pun masih sempat saja mengatakan hal semenyakitkan ini." Batin Hisao tertusuk oleh kata-kata Rei and Ren.

"Sebaiknya jangan terlalu lama disini. Ayo Rei kita pergi."

Rei and Ren pergi meninggalkan Hisao yang masih berada di belakang sekolah.

"Dua bocah ini! Haih … percuma saja aku mengkhawatirkan nya tadi."

Hisao berjalan mengikuti Rei and Ren dari belakang.

****************

Beralih ke Miho yang masih bertanya pada Guru-guru yang ada di sekolah itu, namun Guru-guru yang ditanyai oleh Miho menjawab bahwa Rei and Ren sudah pulang.

Al hasil Miho hanya bisa menunggu kabar dari Hisao yang mencari keberadaan Rei and Ren di sekitaran sekolah.

Di tengah kekhawatiran Miho, tiba-tiba Rei and Ren berlari ke arahnya sambil memanggil namanya. "Bibi Miho!"

Mendengar teriakan itu membuat Miho menoleh kearah sumber suara dan melihat kalau yang memanggil-manggilnya itu adalah Rei and Ren.

Miho membungkuk dan melebarkan kedua tangannya untuk memeluk Rei and Ren.

Rei and Ren yang berlari pun sampai dan memeluk Miho. Miho yang tadinya khawatir dan cemas, kini menjadi senang dan lega setelah mendapati Rei and Ren baik-baik saja.

Setelah selesai menepis rasa kegelisahan di hatinya, Miho mengurai pelukannya.

"Rei, Ren kalian kemana saja. Bukankah Bibi sudah mengatakan kalau kalian harus menunggu Bibi di depan gerbang, dan kenapa dengan wajah kalian?" tanya Miho melihat wajah Rei and Ren yang lebam.

"Mereka tadi-"

Belum selesai Hisao menjelaskan Rei langsung memotong perkataannya. "Kami tadi menyelamatkan anak kucing yang tersangkut di atas pohon belakang sekolah, tapi karena tidak berhati-hati akhirnya kami terjatuh."

"Ren, Rei seharusnya kalian berhati-hati. Kalian membuat Bibi khawatir."

"Pembohong! ternyata kalian berdua sangat pandai berbohong." Batin Hisao menatap Rei and Ren.

"Maafkan kami Bibi, kami tidak bermaksud membuat Bibi khawatir pada kami, kami hanya ingin membantu anak kucing itu turun dari atas pohon." Sambung Ren.

"Hehehehh … anak kucing, sejak kapan ada anak kucing."

"Sudahlah, Bibi akan mengobati luka kalian setelah kita sampai di rumah. Ayo kita pulang." Miho memegang tangan Rei and Ren, dan berjalan memasuki mobil.

Hisao masih termenung dengan perkataan Rei and Ren yang membohongi Miho. "Hhh … apakah aku akan selalu melihat pertunjukan yang menarik ini."

Miho yang melihat Hisao terdiam langsung memanggilnya, hingga membuat Hisao tertegun.

"Hisao!" panggil Miho.

"E'e iya Nona, maafkan saya."

Hisao lalu masuk ke dalam mobil dan mereka pun kembali ke rumah.

****************

Sesampainya di rumah Miho meminta Rei and Ren untuk berganti pakaian dan pergi ke ruang tamu untuk mengobati luka mereka.

Rei and Ren menuruti perkataan Miho mereka berganti pakaian dan kembali ke ruang tamu untuk mengobati luka mereka.

Miho mulai mengobati luka mereka, disaat mengobati luka Rei and Ren tiba-tiba Asahi keluar dari kamarnya dan melihat kedua putranya yang sedang di obati oleh Miho.

Dengan panik ia bergegas turun dan melihat keadaan kedua putranya itu. "Ada apa! kenapa kalian bisa terluka?" tanyanya panik.

"Mereka terjatuh dari atas pohon untuk menyelamatkan seekor kucing." Jawab Miho.

"Kenapa kau membiarkannya!"

"Aku …"

"Sepertinya aku tidak bisa menitipkan kedua Putraku bersamamu, kau tidak bisa menjaga mereka. Kau tidak seperti Narumi!!"

Mendengar perkataan Asahi seperti itu, membuat hati Miho tergores. Ia hanya menunduk dan tidak menjawab perkataan Asahi.

"Benar … aku bukan kakakku. Aku adalah aku bukan kakakku." Batin Miho menahan sesak di dadanya dan juga menahan agar air matanya tidak menetes didepan Asahi.

"Ayah! ini bukan kesalahan Bibi Miho! kenapa Ayah memarahinya!!" pekik Ren.

"Ayah saja tidak di situ, bagaimana bisa Ayah menuduh Bibi Miho tanpa bukti." Timpal Rei geram melihat Ayahnya.

"Rei, Ren tidak boleh berkata seperti itu. Sebaiknya kalian masuk ke kamar kalian." Nasehat Miho pada Ren and Rei.

"Tapi Bibi!"

"Tidak boleh melawan, menurut lah."

Rei and Ren menuruti perkataan Bibinya dan masuk ke dalam kamar mereka.

Ketika melihat Rei and Ren sudah masuk ke dalam kamar mereka, Miho berdiri dan ingin beranjak pergi dari ruang tamu ingin meninggalkan Asahi sendirian. Tetapi Asahi mencegahnya.

"Berhentilah meniru sikap Narumi, kau seperti itu sangat menjijikkan."

"Jika aku memang menjijikkan, maka kau tidak perlu melihatku!" tegas Miho.

"Dan lagi, tidak ada niat bagiku meniru sikap kakakku kepadamu dan anak-anakmu. Aku menyayangi Rei and Ren, jika itu menjijikkan bagimu tutup matamu dan tutup pula telingamu." Timpal Miho lalu pergi meninggalkan Asahi sendiri di ruang tamu.

Terpopuler

Comments

Be___Mei

Be___Mei

👍👍👍 nah di kasih ulti nggak tuh

2023-04-10

0

Be___Mei

Be___Mei

memei mampir kak 🥰

2023-04-10

0

B⃟cMarwa

B⃟cMarwa

bener 😁

2023-04-02

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!