The Yakuza Boss'S Favorite Twins

The Yakuza Boss'S Favorite Twins

Kelahiran&Kesedihan

Di sebuah Rumah Sakit terdengar suara brankar yang di dorong tergesa-gesa. "Bertahanlah! kau pasti bisa!" terdengar suara seorang Pria yang cemas pada orang yang terbaring di brankar tersebut.

"Kakak bertahanlah!" Timpal seorang gadis.

"Emm … sayang tetaplah berada di sampingku …" Pinta wanita yang terbaring di atas brankar.

"Ya! aku akan selalu menunggumu dan selalu berada di sampingmu."

Wanita yang terbaring di brankar itupun di bawa ke ruang persalinan, seluruh keluarga yang ikut mengantarkan hanya menunggu di luar sampai persalinan selesai.

Seluruh anggota keluarga duduk di kursi tunggu, setiap detiknya terasa sangat mencekam.

"Narumi … kau pasti bisa, aku percaya padamu …" Batin Pria tersebut.

"Tenangkan dirimu Asahi! Narumi pasti baik-baik saja, jangan mengeluarkan aura yang tidak mengenakkan disini." Tegas seorang wanita tua.

"Tapi Ibu … aku tak pernah meninggalkan Narumi sendirian, dan aku tak pernah melihatnya menahan rasa sakit seperti itu. Aku ingin masuk ke dalam, tapi Dokter s*al*n itu tidak mengizinkanku."

"Aku yakin kakak ku pasti bisa! karna dia bukan orang yang lemah, dan tentunya Kak Asahi juga tau bukan," ucap seorang gadis.

"Asahi Ibu tau kau khawatir, kami semua yang berada di sini juga khawatir. Kau tidak lihat adiknya Narumi dan temannya juga khawatir, termasuk juga Ayahmu." Jelas Ibunya Asahi.

"Cih!"

"Asahi, aku yakin Narumi akan baik-baik saja." Timpal temannya Narumi.

Asahi tak membalas perkataan temannya Narumi itu, di dalam pikirannya hanya di penuhi dengan istrinya yang berada di dalam ruang persalinan.

Detik dan menit sudah berlalu hingga tepat satu jam suasana di ruang tunggu akhirnya mereda, karna dari dalam ruang persalinan terdengar suara bayi yang menangis.

Sontak mendengar tangisan bayi itu semua orang berdiri, dan tepat saat itu juga Dokter yang menangani persalinan Narumi akhirnya keluar.

Tanpa berbasa-basi Asahi langsung menghampiri Dokter tersebut. "Bagaimana dengan istri dan anakku?" tanya nya khawatir.

"Selamat Tuan, anda mendapatkan 2 orang putra. Dan mengenai istri anda, ia baik-baik saja," ucap Sang Dokter.

"Bolehkah aku menemuinya?"

"Tentu, tapi jangan terlalu banyak orang yang melihat, karna itu bisa mengganggu kondisi pasien."

Asahi melihat ke arah keluarganya dan keluarganya pun mengangguk untuk mempersilahkan Asahi lebih dulu melihat istrinya.

Tanpa berbasa-basi Asahi masuk ke dalam ruang persalinan menemui istrinya.

Di dalam Asahi melihat istrinya yang terbaring lemas sehabis melahirkan anak mereka.

Asahi berjalan mendekati istrinya, memegang tangan istrinya dan mendekatkan keningnya dengan kening istrinya di sertai air mata bahagia yang perlahan jatuh mengenai wajah istrinya.

"Terimakasih … terimakasih Narumi …" Lirih nya.

Karena merasa ada sesuatu yang menetes membasahi pipinya, Narumi membuka matanya perlahan-lahan dan melihat suaminya yang sedang menangis di depan matanya.

Narumi mengusap lembut air mata suaminya. "Asahi … kau menangis? heh …" Lirih Narumi.

Melihat Narumi yang terbangun Asahi langsung mengusap air matanya dan kembali ke gaya cool nya. "Ha? apa yang kau katakan Narumi? aku tidak menangis, aku hanya khawatir dengan dirimu."

"Hehe' … kau seperti anak kecil. Dimana anak kita?"

Disaat Narumi menanyakan keberadaan anaknya, tiba-tiba datang dua orang Suster membawa dua orang bayi.

"Tuan, Nyonya, ini anak anda," ucap salah satu Suster itu.

Salah satu Suster meletakkan bayi tersebut di sebelah Narumi dan satu Susternya lagi memberikan bayi yang satunya kepada Asahi.

Asahi berdiri dan menatap kedua putranya. "Wajah mereka sangat mirip denganmu, mereka juga kembar. Bagaimana cara membedakannya?" tanya Narumi menatap Asahi.

"Kurasa kau benar. Emm' tapi … coba kau perhatikan baik-baik apakah ada suatu tanda yang bisa membedakan mereka berdua."

Asahi meletakkan bayi yang di gendongnya di sebelah bayi yang satunya, dan mulai memperhatikan kedua anaknya itu secara teliti.

Termasuk juga dengan Narumi, dia bingung bagaimana cara membedakan kedua putranya itu.

Saat mencari perbedaannya, Asahi menyadari kalau tidak ada yang berbeda dari kedua putranya itu. Kecuali tanda titik hitam yang berada di telinga kedua putranya.

"Narumi, kau pasti tidak bisa menemukan perbedaannya bukan?"

"Hmm' iya. Apakah kau menemukan perbedaan mereka berdua sayangku?"

"Heh' tentu saja. Di tubuh mereka tidak ditemukan bekas atau tanda apapun yang bisa membedakan mereka, tapi tanda titik hitam kecil di telinga mereka sudah bisa membedakannya."

"Yang satu titik hitamnya berada di sebelah kanan dan yang satunya lagi berada di sebelah kiri." Jelas Asahi.

"Matamu terlalu teliti."

"Tentu saja. Mereka berdua adalah Putra-putraku anak dari seorang Yakuza dan akan memakai gelar keluarga besar ku."

"Apa kau sudah memiliki nama untuk mereka?"

"Ya. Nama mereka adalah Saito Rei dan Saito Ren, Rei mempunyai tanda titik hitam di telinga sebelah kirinya sedangkan Ren mempunyai titik hitam di sebelah kanannya."

"Hhh' … semoga aku tidak keliru."

Mendengar perkataan itu dari Narumi membuat Asahi tersenyum hangat menatap Narumi dan anak-anaknya.

Samar-samar terlihat kalau kedua putranya itu tersenyum dengan mata yang tertutup seolah-olah mengerti apa yang sedang dibicarakan orang tuanya.

****************

Tujuh tahun pun berlalu, Si kembar Rei dan Ren tumbuh menjadi anak yang pintar, bahkan mereka berdua suka bercanda dan menjahili semua orang karena mereka kembar.

Hingga tepat di suatu hari yang sangat tak diinginkan oleh semua orang, suatu peristiwa sedih menimpa keluarga besar Saito. Narumi terkena penyakit yang sangat parah.

Di malam harinya tepat disaat semua orang di Rumah Sakit telah terlelap dalam tidur mereka masing-masing, Asahi masih terjaga dari tidurnya.

Ketika Asahi sedang sibuk mencari seorang Dokter yang bisa menyembuhkan penyakit Narumi, tiba-tiba saja Narumi terbangun dari tidurnya.

Melihat Narumi yang terbangun, Asahi mendekati Narumi dan memegang tangannya. "Kau sudah bangun."

"Kenapa kau belum tidur?" tanya Narumi dengan nada suara lemah.

"Aku tak bisa tidur."

"Jika kau tidak tidur, maka aku juga tidak akan tidur."

Perkataan Narumi membuat hati Asahi tersentuh, air mata yang tak tertahankan dari nya pun perlahan mulai lolos membasahi pipinya, Asahi menangis di hadapan Narumi.

"Hiks … hiks … hiks …"

"Kau menangis Asahi?"

"Tidak, mataku hanya terkena debu …"

"Oh' ternyata begitu."

"Narumi … aku mohon jangan tinggalkan aku, tetaplah bertahan sampai aku bisa mencarikan Dokter yang bisa menyembuhkan mu …"

"Heh … terimakasih, kau selalu mencintaiku dan aku juga bahagia mempunyai dua orang anak yang mirip sepertimu. Asahi … jika memang kematian di hadapanku, maka aku tak bisa menolaknya."

"Apa yang kau katakan! aku pasti bisa menyembuhkan mu."

"Iya, aku percaya. Sebaiknya kita tidur dulu dan lihat hari esok."

Tanpa menjawab pertanyaan dari Narumi, Asahi semakin menangis tersedu-sedu melihat kondisi istrinya itu.

Narumi membelai lembut kepala suaminya, tak terasa belain lembut dari Narumi membuat Asahi sedikit tenang hingga akhirnya ia tertidur.

Melihat Asahi yang sudah tertidur Narumi mengambil ponselnya di atas meja di samping tempat tidurnya, dan menghubungi seseorang.

Tak butuh waktu lama, sambungan telepon itu langsung di angkat oleh orang tersebut.

Drrtt … drrtt … drrtt …

📲"Halo Miho!"

Terpopuler

Comments

Be___Mei

Be___Mei

Memei mampir 🥰🥰

2023-04-04

0

⚘🎤ƝƲƦƲԼ🎧♬

⚘🎤ƝƲƦƲԼ🎧♬

nama anak kembar yang imut

2023-04-03

0

⚘🎤ƝƲƦƲԼ🎧♬

⚘🎤ƝƲƦƲԼ🎧♬

sebenarnya Asahi hanya tidak ingin melihat istrinya khawatir.

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!