Kematian

📲"Kakak! apa kakak baik-baik saja. Tunggu aku! aku akan pulang," ucap Miho cemas.

📲"Tidak perlu, aku tau kau sedang sibuk menata karir mu." Jawab Narumi.

📲"Aku tidak peduli, yang jelas aku akan pulang. Besok aku akan sampai."

📲"Heh' mustahil, setidaknya kau membutuhkan waktu lebih kurang dua hari untuk sampai kemari."

📲"Aku akan mencari cara agar bisa sampai kesana besok pagi."

📲"Maupun besok atau dua hari lagi, aku tidak bisa menunggu. Maka aku akan mengatakan semuanya padamu, karna aku percaya padamu Miho."

Mendengar perkataan seperti itu dari kakaknya lewat telpon, membuat Miho terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

📲"Miho dengar ini baik-baik, aku …" Narumi mengatakan keinginannya pada Miho.

Sedangkan Miho tak bisa mengatakan apapun, air matanya terus mengalir membasahi pipinya saat mendengar permintaan dari kakaknya,Miho menangis tersedu-sedu saat itu.

📲"Maafkan aku Miho … aku meninggalkanmu dengan beban yang sangat berat di pundakmu … karna tidak ada orang lain lagi yang bisa ku percaya selain dirimu … kau adik paling hebat yang ku miliki …"

📲" Tapi …" Lirih Miho.

📲"Kali ini tidak ada tapi, kalau begitu selamat tinggal." Narumi langsung mematikan sambungan telepon tersebut setelah mengatakan keinginannya pada Miho.

Narumi meletakkan ponsel nya kembali di atas meja di samping brankar nya.

Sambil menangis perlahan-lahan Narumi menutup matanya. "Aku mohon … bisakah aku masih hidup esok pagi dan melihat kedua putraku … setelah melihat mereka aku akan pergi."

Perlahan-lahan Narumi kehilangan kesadarannya.

****************

Keesokan paginya ruang tempat Narumi di rawat dipenuhi dengan keluarga besar Saito, disitu mereka semua sangat panik dan bertanya-tanya kenapa Narumi masih belum terbangun dari tidurnya.

Narumi bernapas tetapi matanya tertutup, Si kembar yang melihat keadaan Ibunya yang seperti itu juga ikut menangis dan berjalan perlahan mendekati Ibunya, sambil memegang tangan Ibunya.

"Ibu … Ibu bangun, ini Rei dan Ren. Kami berjanji tidak akan menjahili Ibu lagi." Tangis Si kembar Rei dan Ren memanggil-manggil Ibunya.

Semua orang yang berada disitu juga ikut menangis. Tiba-tiba tangan Narumi bergerak dan perlahan-lahan Narumi membuka matanya.

Ia berfokus melihat kedua Putranya yang berada di sampingnya menangis tersedu-sedu sembari memanggil dirinya.

"Rei, Ren …" Lirih Narumi.

"Ibu!" Serentak Si kembar.

"Kenapa kalian menangis? apakah ada seseorang yang berbuat jahat pada kalian? atau Ayah kalian memperlakukan kalian dengan tidak baik?"

"Tidak, Ayah memperlakukan kami dengan sangat baik. Kami menangis karna melihat Ibu," ucap Rei disertai air mata.

"Ibu tidak akan meninggalkan Ren kan?" tanya Ren.

"Rei, Ren Ibu tak pernah meninggalkan kalian. Mendekatlah, Ibu akan membisikkan sesuatu pada kalian."

Rei dan Ren menuruti perkataan Ibunya lalu mendekatkan telinga mereka ke arah Ibunya.

"Ren, Rei, jadilah anak yang baik. Ibu mungkin akan pergi dari dunia ini, tapi Ibu tidak pernah pergi dari hati kalian … Ibu menitipkan kalian pada bibi Miho dan bibi Miho akan menjadi Ibu sambung kalian." Bisik Narumi.

Narumi membisikkan hal tersebut sembari menangis, dengan tubuhnya yang lemas ia memegang kedua tangan Putranya dan menarik mereka berdua ke dalam pelukannya.

"Selamat tinggal semuanya!" Narumi menghembuskan napas terakhirnya saat itu juga.

"Ibu … Ibu!" teriak Ren memanggil Ibunya.

"Tidak!!" teriak Rei.

Si kembar menangis dalam pelukan Ibunya yang sudah tak bernyawa, Asahi tak sanggup melihat semua itu dan memutuskan untuk keluar.

Di luar ada dua orang yang mendatangi Asahi. "Tuan kami mendapatkan kabar dari anggota di bagian timur Kota, kalau ada seorang mafia yang mencoba menguasai wilayah itu." Ucap orang¹.

"Ha' lelucon apa ini Narumi, kau berjanji tak akan pernah meninggalkanku tetapi kau meninggalkan ku lebih dulu. Dan ketika kau pergi kenapa selalu ada saja seekor lalat yang mengganggu." Asahi bermonolog sendiri disertai air mata.

Asahi berjalan melewati kedua anak buahnya dan bertanya pada mereka di mana Hisao.

"Hisao, saya mendapatkan kabar kalau dia sudah berada di sana." Jawab orang².

"Ternyata begitu. Ayo kita pergi!"

Asahi pergi dengan kedua anak buahnya ke wilayah Timur Kota. Sedangkan keluarga Asahi, Ayah, Ibu beserta kedua Putranya masih berada di dalam ruangan tempat rawat inap Narumi.

"Rei, Ren kemari. Sudah, ibu kalian tidak akan kembali," ucap Neneknya pada Rei dan Ren.

"Aku akan menelpon beberapa orang dari rumah untuk datang kemari membawa jasad Narumi pulang." Osamu keluar dari dalam ruangan dan Asami mendekati Rei dan Ren.

"Sudahlah, disini masih ada Nenek dan Kakek. Jadi, Rei dan Ren jangan bersedih lagi …"

Rei dan Ren tidak menggubris sama sekali tidak menggubris perkataan Neneknya, mereka terus menangis tanpa henti walaupun sudah di pisahkan oleh jasad ibunya.

Jasadnya Narumi di bawa pulang ke rumah keluarga besar Saito.

Sesampainya di rumah Rei dan Ren langsung turun dan bergegas pergi menuju kamar mereka, Asami yang melihat itu hanya membiarkannya karna ia tau kalau anak seumuran mereka memerlukan waktu untuk mengikhlaskan kepergian ibunya.

Di hari itu seluruh keluarga Saito merasakan kesedihan yang mendalam atas kepergian Narumi, tepat di saat itu juga Miho sampai di rumah keluarga besar Saito.

Ketika sampai di dalam rumah ia terdiam, koper yang ia bawa terjatuh, wajahnya sangat pucat dan terlihat juga dari matanya kalau ia tidak tidur semalaman karena terlihat jelas bahwa kantong mata hitam di bawah matanya.

Miho berjalan perlahan, matanya tertuju pada kakaknya yang tergeletak tak sadarkan diri.

Saat tiba di jasad Narumi, Miho terjatuh karena lemas. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia berteriak histeris di depan jasad Narumi sambil menangis tersedu-sedu.

"Tidak! kakak … tidak mungkin! hiks … hiks …" teriak Miho.

"Maafkan aku … aku terlambat, aku datang tidak tepat waktu. Maafkan aku kak …" Batin Miho di penuhi rasa penyesalan.

"Paman Bibi, dimana Rei dan Ren?" tanyanya.

"Mereka berdua ada di dalam kamarnya, ketika sampai ke rumah mereka langsung masuk ke kamarnya. Mungkin mereka sangat terpukul." Jelas Asami.

"Aku ingin menemui mereka …"

"Silahkan saja Miho, kuharap kau bisa membuat mereka menjadi lebih baik."

Miho berjalan pergi menuju kamar Rei dan Ren, sesampainya di depan pintu kamar Rei dan Ren Miho mengetuk pintu.

Tok … tok … tok …

"Rei, Ren apa kalian ada di dalam?" tanya Miho memanggil Rei dan Ren.

Tetapi Rei dan Ren tidak menjawab pertanyaan Miho tidak di jawab sama sekali oleh mereka berdua, hingga membuat Miho memutuskan untuk membuka pintu.

*Kkrreett

Saat di buka Miho melihat Rei dan Ren yang menatap keluar jendela tanpa ekspresi apapun.

Melihat hal itu membuat hati Miho semakin tergores dan berjalan perlahan mendekati Rei dan Ren sambil memeluk mereka dari belakang.

"Rei, Ren ini Bibi …" Tangisnya.

Terpopuler

Comments

pensi

pensi

dengan cara apa ya kira-kira?

2023-04-05

0

Be___Mei

Be___Mei

udah subscribe nih kak, semangat up ya 💪💪

2023-04-04

0

Be___Mei

Be___Mei

Tentu si kembar sangat terpukul 🥲

2023-04-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!