BAB 4. RUMAH SAKIT

BAB. 4 Rumah Sakit

Sesekali Febby menoleh pada Ayang, namun terlihat dengan jelas, gadis tersebut masih memejamkan bola matanya.

Kemudian mendesah panjang, menghilang kan rasa sumpek yang menyeruak di dalam dadanya. Menoleh pada sang putra yang sejak tadi menunduk entah apa yang sedang ia pikirkan.

" Kamu kenapa masih mikirin wanita sinting itu? "

Arman mendongak kan kepalanya kemudian menyender pada pundak mom Febby dengan lesu, sedangkan Davin yang sedang bermain ponsel lantas menoleh ke arah Arman.

" Ngapa lu, ngerasa patah hati? " Ledek Davin memukul lengan Arman.

Dengan cepat mom Febby memberikan pukulan pada Davin, seperti tengah mewakili Arman untuk membalas kan perbuatan nya.

" Sakit Mom kenapa aku di pukul? " Ringis Davin mengusap lengannya yang terasa perih.

" Kamu cinta mati sama wanita itu? " Tanya Febi mengusap lembut rambut Arman.

Arman kembali mendongak kan kepalanya menatap manik mata teduh mom Febby, menghela nafasnya cukup panjang kemudian menyender kan bahunya.

" Aku tuh niat nya mau cerita ke Mommy, terus mau minta tolong buat lamar dia. Tapi ternyata semuanya gak mudah, aku malah di khianati " Adu Arman kembali menunduk.

" Kamu itu bukan cuman di khianati tapi lebih dari di khianati " Jelas Mom Febby, kemudian memukul pundak Arman. Tidak bisa kah putra nya ini berpikir jernih, mana yang namanya di khianati dan di manfaatkan?

" Maksud Mommy gimana aku gak ngerti? " Bingung Arman kemudian mengelus pundak nya, perih juga pukulan Mom nya itu.

Febby mendelik ke arah Arman, kemudian mengeluarkan ponselnya.

" Mom jelasin iiih aku gak ngerti!!! " Rengek Arman menggoyang-goyang tangan Febby, membuat wanita paruh baya itu menjadi kesal.

" Diem gak!! " Teriak Febby menyingkirkan tangan Arman.

Davin hanya menggeleng, kemudian kembali memainkan ponselnya.

Seorang suster masuk ke dalam ruang rawat Ayang, membawa map kemudian memberikannya pada Febby.

Setelah menerima map tersebut Febby lantas mengucap kata terima kasih, kemudian membuka map tersebut.

" Ini apa Mom? " Tanya Davin meraih lembar kertas tersebut.

" Nama pacar kamu siapa?? " Bukannya menjawab, Febby justru malah bertanya pada Arman. Membuat Davin mendengus kesal.

" Juwita Maharani. "

" Kamu panggilnya apa Juwi, Wita atau apa?? " Lanjutnya yang membuat Arman menoleh kemudian mengernyit bingung.

" Ini hasil laporannya, lagi hamil 3 bulan nama laki nya Rudi Hendrawan. " Beritahu Mom Febby " Kamu itu pacaran sama bini orang Man. " Jelasnya, kemudian menyerahkan selembar kertas dan memberitahukan rekap medisnya. Ini adalah Rumah Sakit milik suami Mom Febby, jadi wanita itu bisa melakukan apapun. Asalkan tidak menyalahi aturan hukum.

Dengan ragu Arman menerima lembar kertas tersebut, kemudian membacanya nafasnya terlihat naik turun, buku-buku pada jari Arman terlihat begitu jelas. Lelaki itu tengah menahan amarah nya, jadi selama ini dia??

Febby tahu, putranya itu pasti tengah menahan amarah nya, maka dengan lembut dia meraih tubuh Arman. Dan menyerah kan map yang ia pegang pada Davin.

" Enggak usah lebay, gak usah marah. Biarkan saja manusia seperti itu pasti nanti akan mendapatkan karmanya. Yang paling penting kamu belum pernah melakukan apapun dengan si Juwi Juwi itu!! " Nasehat Febby pasa putra sulung nya itu, " Anggap saja ciuman kalian itu sebagai pengganti uang kamu, yang udah kamu kasih ke si Juwi itu!! " Sambungnya, hingga membuat Arman maupun Davin terkejut. Mampus dahh batin keduanya.

" Mommy tahu dari mana, aku bahkan gak pernah cerita ke Davin kok Mommy tahu sih?? " Heran Arman, tidak mungkin kan jika Mommy nya ini..

" Eh kamu pikir Mommy mu ini cuman Ibu Rumah Tangga yang bisanya cuma ongkang-ongkang kaki, terus hobi nya cuman buang uang, jalan-jalan sama shoping-shoping doang. Mommy juga punya banyak kerjaan kalo kamu gak tahu!! " Sewot Febby, membuat keduanya terdiam. " Dan kamu Mommy juga tahu yah tingkah laku kamu, gak nyangka Mommy sama kamu!! " Sambung nya menunjuk pada Davin.

Davin menelan ludahnya dengan paksa, rasa takut tiba-tiba saja menghampiri nya.

" Ma-maksud Mommy apa, aku gak ngerti?? " Kilah Davin, tubuh nya terasa panas dingin. Masa iya sudah dewasa seperti ini masih di buntuti kan gak lucu batin Davin coba menerka apa saja yang di lakukan oleh Mommy nya itu.

" Heh kamu itu maniak wanita, emang Mommy gak tahu kerjaan kamu yang setiap malam ke Clubs cari pemuas sesaat buat pelepasan!! " Tuding Febby, tepat pada hidung bangir Davin.

"Mom, Mommy tahu dari mana sih?? Davin gak pernah gitu!! " Elaknya, semakin membuat Mom Febby curiga dengan gestur tubuh dari putra nya itu.

" Eh Mommy gak mungkin asal ngomong kalo gak ada bukti yah!! " Jangan salah wanita seperti Mom Febby ini jauh lebih banyak pengalamanan, seperti nya Davin maupun Arman lupa akan hal itu. Mereka berdua sama-sama terkejut mendengar ucapan yang keluar dari bibir wanita itu.

" Berarti Mommy juga-- "

" Mommy juga tahu pacar kamu kaya apa!! " Febby dengan cepat menyela perkataan Arman.

Mereka berdua sama-sama mendesah pasrah, kemudian menyender pada sofa dengan lesu.

" Berapa wanita yang kamu pakai setiap malamnya, jujur Dav!! " Tanya Febby, sungguh wanita itu tidak sejauh itu mengikuti kedua putra nya.

" Kan Mommy udah tahu kenapa tanya?? "

" Mommy pengen tahu dari mulut kamu langsung!! "

" Arman gak di tanyain kenapa Davin mulu?? " Davin mencoba mengalihkan pembicaraan tersebut, bukan apa-apa dia hanya merasa risih.

" Elu mah!! " Pukul Arman namun Davin dengan cepat menghindar.

Febby menoleh pada Arman yang terlihat sama pucat nya, kemudian memijit ujung hidungnya.

" Wield harusnya kamu bersyukur gak ikut nabung, jadi kamu gak harus repot-repot tanggung jawab. Bisa saja wanita itu hanya menginginkan uang mu saja. Suaminya jelas tahu kelakuan istri nya itu!!" Beritahu Febby, membuat Arman menoleh dengan tampang bingung.

" Bukan hanya kamu, banyak lelaki di luar sana yang menjadi korban nya juga Wield. Suaminya mendukung akan hal itu, dan jelas itu bukan lah hal yang pantas untuk di puji kan? Mencari uang dengan menjual tubuh istrinya apakah tindakan itu benar?? Sudah berapa banyak uang yang kamu berikan untuk wanita itu, tidak semanding dengan kebohongan yang dia tutupi.. " Jelas Febby membuat Davin dan Arman melongo

" Mommy tahu dari mana?? " Bukan Arman, melainkan Davin lah yang bertanya.

" Mommy suruh seseorang buat ngikuti kalian, sekaligus jagain kalian. Takut-takutnya kalian kenapa-napa tapi justru malah info tidak berfaedah yang Mommy dapat " Kesal Mom Febby, wanita itu berpikir jika putra nya itu sudah jauh lebih baik. Dulu Davin begitu urakan ketika tinggal di Luar Negeri, dia takut putranya melakukan hal yang sama seperti yang di lakukannya dulu, tapi ternyata ketakutannya itu terbukti. Davin masih lah Davin yang dulu.

" Mommy penguntit!! " Kesal mereka pada akhirnya, bagaimana bisa mereka tidak tahu jika selama ini mereka di awasi. Astaga..

Febby memberikan tatapan tidak suka pada kedua putranya, kemudian mengusap wajahnya dengan kasar.

" Kamu belum jawab pertanyaan Mommy Dav!! "

Davin terlihat gusar mendengar pertanyaan Febby, kemudian menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba saja gatal.

" Jawab Dav!! "

Davin dengan ragu mengangkat lima jarinya kemudian yang dua ia tekuk, membuat Febby langsung murka dan menjewer telinga Davin tanpa ampun.

" AW Mommy sakit!! " Teriak Davin dengan keras, langsung membangun kan Ayang dari tidurnya.

Febby yang melihat Ayang bangun lantas berlari menghampiri, berdiri di samping ranjang kemudian menatap wajah Ayang yang terlihat kebingungan.

Mata Ayang ke sana kemari menyusuri setiap sudut ruangan tersebut, dan tanpa sengaja tangannya ia angkat kemudian mengkerut kan keningnya, melihat selang infus sudah terpasang di tangan nya dan faham jika ia sedang berada di kamar Rumah Sakit.

" Kamu gak papa?? " Febby langsung memberikan pertanyaan, wanita itu kemudian menarik tangan Ayang secara perlahan.

Ayang menoleh ketika tangannya ada yang menarik, mengerjap kan matanya beberapa kali untuk mengenali wanita yang tengah berdiri menatap padanya.

" Kamu gak papa?? " Ulang Febby, sebab Ayang tak kunjung menjawab pertanyaan nya.

Ayang meraba-raba badannya, kemudian mengangkat tangan yang di pasang jarum infus terlihat lecet dan juga terasa perih. Kemudian memegang kening yang sudah di pasangi perban.

" Nama kamu siapa?? " Febby ingin memastikan, jika wanita yang di tabrak oleh putra nya ini tidak lah mengalami amnesia.

" Aku Ayang Adriyana. " Jawab Ayang menatap bingung pada Febby.

Febi bernafas lega, kemudian menarik kursi yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

" Tante siapa?? " Tanya Ayang kemudian.

" Perkenalkan nama tante Febby Alexander tante Mommy mereka berdua yang tadi gak sengaja nabrak kamu!! " Jelas Febby menunjuk pada Arman dan juga Davin.

Ayang mengikuti arah tunjuk Febby kemudian membulatkan matanya melihat Davin yang juga tengah menatap pada nya.

TBC

Terpopuler

Comments

Wi

Wi

smg Thor

2020-10-23

0

Arthur

Arthur

Ceritanya menarik 😆
Like and rate mendaratt

Mampir baca Fur Therese, yuk
Mohon kritik dan sarannya yaa 🤗
Jangan lupa klik favorit karena selalu up 😍

2020-06-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!