Bab 5. Rumah sakit 2
Sudah dua hari Ayang di rawat di Rumah Sakit, dan selama dua hari juga Febby menemani Ayang di Rumah Sakit.
Nyaman dan senang itu lah yang Ayang rasakan dari sosok Febby wanita yang selalu tampil apa adanya, bahkan tidak menilai orang hanya dari luar saja membuat kedua nya cepat merasa akrab.
Sedangkan dua pria yang menjadi tersangka. Mereka, selalu datang pun karena paksa oleh Febby sebagai dalih untuk bertanggung jawab.
Meskipun semua kebutuhan Ayang mereka yang memenuhi, tapi ternyata sang Mommy justru malah belum merasa puas akan rasa tanggung jawab mereka.
" Mom aku banyak kerjaan kenapa, gak Mommy aja sih yang datang sendiri kenapa harus bawa-bawa kami terus?? " Rengek Davin yang sebelah tangannya sudah di tarik oleh Febby.
" Iya Mom benar aku harus ke Kantor cabang, nanti Dad marah kalo aku gak pergi!! " Timpal Arman, tangan nya sudah di tarik-tarik oleh Febby. Entah lah wanita paruh baya itu, tenaganya lumayan juga.
Febby menghela nafasnya, menatap tajam pada ke dua putranya. " Oke kalian boleh pergi, silahkan. Tapi jangan harap Mommy akan mengakui kalian sebagai anak!! " Ancam Mom Febby kemudian melangkah meninggalkan Davin dan Arman.
Mereka berdua saling lirik kemudian bergidik, hanya membayangkan nya saja sudah ngeri. Apalagi jika benar terjadi, bagaimana nasib mereka apabila tidak ada seorang ibu.
Tanpa pikir panjang mereka berlari mengejar Febby, yang sudah jauh masuk ke dalam lorong Rumah Sakit.
Febby yang lebih dulu masuk ke ruang rawat inap Ayang, menghampiri gadis tersebut kemudian memeluk dan mencium seluruh wajah cantik Ayang.
" Gimana kata dokter?? " Basa-basi Febby pada Ayang.
" Kalo hari ini gak ada masalah aku udah boleh pulang Tante!! " Beritahu Ayang sambil tersenyum.
" Jangan panggil tante tapi Mommy!! " Tegas Febi memberitahu pada Ayang.
" Ahh iya, Mommy. " Ayang ragu-ragu mengikuti kemauan wanita itu, ada perasaan aneh ketika mengatakan nya.
Pintu kamar terbuka, kemudian menampakkan ke dua pria yang datang terengah-engah. Menunduk kan pandangannya untuk mengatur nafas.
Sedangkan Febby hanya melirik sekilas dengan tatapan sinis, dan Ayang gadis itu hanya memperhatikan saja.
" Ngapain ke sini, bukannya pekerjaan lebih penting dari pada bertanggung jawab?? " Sinis Mom Febby, merasa malas pada kedua putranya.
Davin dan juga Arman, mereka berdua menegak kan pandangannya kemudian berjalan menghampiri Febby dengan nafas yang masih belum stabil.
" Aku gak mau kehilangan Mom, lebih baik aku kena omel Dad dari pada harus kehilangan Mom!! " Davin memeluk Mom Febby dari samping lalu di ikuti oleh Arman.
" Kamu tahu Ayang. Mereka ini gila, masa nih yah hampir setiap hari ada aja ulah yang mereka lakukan padahal usia mereka itu udah gak muda. Pusing Mommy lama-lama ngurusin hidup mereka bisa ikutan gila!! "
Ayang hanya tersenyum mendengar perkataan Febby, berbeda dengan putranya yang protes.
" Enggak usah cerita-cerita deh Mom nurunin wibawa aku aja!! " Kesal Davin harga diri nya seperti turun di hadapan perempuan pemilik Cafe itu. "Aku ini seorang CEO kalo Mommy lupa!! " Sambungnya kemudian.
"Iya Mommy tahu kamu itu seorang CEO tapi CEO gila, masa hampir setiap hari ada aja kecelakaan yang melibatkan kamu. Mommy gak habis pikir malah sebelum kamu nabrak Ayang kamu juga sempat nabrak Ayam punya tetangga, sampai Mommy harus ganti rugi karena ulah kamu!! " Cerita Febby dengan menggebu, membuat Davin lagi-lagi harus menahan rasa malu.
Sedangkan Arman pria itu sudah tertawa terbahak-bahak, berbeda dengan Ayang yang hanya mengulas senyum.
"Dan lagi nih yah Ayang, masa sih kucing aja sampai dia tabrak kucing mahal lagi yang dia tabrak. Kalo misalkan itu kucing di kasih ke Mommy, Mommy juga bakalan mau secara itu kucing mahal udah gitu sering dapet juara lagi kalo ikut Kontes!! " Ayang yang mendengar hanya bisa melongo sebab, jika memang benar begitu bisa gila lama-lama Nyonya Febby ini.
" Udah sih Mom gak usah cerita yang jelek-jelek tentang aku, semakin turun tau gak wibawa aku!! "
" Cih wibawa katanya?? " Cibir Arman, merasa geli mendengar kata ' Wibawa ' .
Davin mendelik kan matanya, persis seperti anak gang 5 yang tengah di ejek oleh lawan nya. Kemudian melipat kedua tangannya sebab merasa tidak ada yang membela.
" Kalo kamu mau buat Mommy bangga, hilangkan tuh sifat memalukan kamu. Kalo gak turutin permintaan Mommy!! "
Pasti aneh-aneh batin Davin melirik sekilas pada Febby. Perasaan nya tiba-tiba saja tidak enak.
" Kamu mau yah menikah sama Ayang!! " Pintanya membuat Ayang tersedak ludahnya sendiri, tau-tau di suruh menikah dengan lelaku yang bahkan tidak Ayang kenal.
Sedangkan Arman yang terlalu terkejut reflek, menendang Davin sampai pria itu tersungkur ke lantai.
" Astaga Dav maaf gue gak sengaja!! " Arman lantas membantu Davin, dan Febby dengan cekatan membantu Ayang untuk menepuk pundaknya.
" Kira-kira dong lu ah, lagian ngapa mesti nendang coba?? " Kesal Davin beranjak berdiri, dan menepuk tangannya. Tidak kotor, hanya saja sudah terbiasa melakukan itu.
" Kaget gue, sumpah gak sengaja!! " Jawab Arman cengengesan dan mengusap baju Davin.
" Udah ahh " Kesal Davin menyingkirkan tangan Arman. "Lagian Mommy kalo ngomong gak di filter dulu heran deh aku!! " Sambungnya, menganggap perkataan sang Mommy adalah gurauan belaka. Seperti biasa, jika bertemu gadis catik maka Febby akan berkata demikian. Eh, cantik wanita itu?? Tidak-tidak !! Apa-apan sih Dav?? Batin Davin melirik sekilas pada Ayang.
" Maksud kamu apa, Mommy ngomong apa ada nya kok, Mommy serius. Mau yah nikah sama Ayang?? "
" Apaan sih, emangnya nikah itu gampang apa?? Tiba-tiba di suruh menikah padahal gak saling kenal!! "
Febby mendelik sinis pada putranya, kemudian beralih menatap Ayang.
" A-aku?? " Gugup Ayang melihat raut wajah memelas Febby.
" Tuh Ayang aja mau!! " Tuding Febby, padahal Ayang belum mengatakan apapun. Tau-tau sudah di tuduh mau.
" Mom jelas-jelas dia belum jawab, kok Mommy udah menyimpulkan sendiri sih?? " Davin sewot, kenapa ibu nya itu begitu kekeh ingin dia menikah dengan wanita Cafe itu.
" Ayang pasti mau lah gak mungkin nolak, kamu kan ganteng!! " Enteng Febby menyimpulkan sendiri, Yang di tuding semakin merasa gugup. Bukan karena apa-apa, dia merasa bingung dengan situasi ini. Tiba-tiba kecelakaan, kemudian tiba-tiba di minta menikah dengan putranya.
Ayang semakin merasa gugup, apalagi ketika Davin menatapnya.
" Bisa aja dia gak mau, siapa tahu dia udah punya pacar Mom?? " Kilah Davin, mencoba menolak secara halus. Bukan apa-apa lelaki itu sudah memiliki pilihannya sendiri, hanya saja belum di kenalkan pada keluarga besarnya saja.
" Kamu sudah punya pacar? " Tanya Febby menoleh pada Ayang, setidak nya dia harus memastikan bukan. Takut-takut tuduhan putranya itu benar.
Ayang menggeleng kepala nya, toh memang dia ini tidak punya pacar kan. Masa harus bohong, atau malah dia salah dalam memberikan jawaban. Jadi bingungkan batin Ayang melihat ke arah Davin.
" Tuh, dia gak punya pacar Dav!! " Beritahu Febby kembali menoleh pada putranya, Davin hanya mendesah dia sudah tahu akan seperti apa pada akhirnya.
" Mau yah nikah sama Ayang, dia cantik kok. Gak kalah cantik dari mantan-mantan kamu!! " Bujuknya bak anak kecil.
" Bukan itu Mom masalah nya." Lirih Davin.
" Terus kenapa? Apa burung kamu itu sudah tidak berfungsi, karena sering keluar masuk? " Tuding Febby, jangan sampai seperti itu bagaimana nasib tahta keluarga nya nanti. Memang sih ada Arman tapi kan dia bukan darah daging dari Febby dan suaminya. Pusing dah.
" Ih bukan gitu Mom, dia masih berfungsi dengan baik !!" Beritahu Davin. "Kalo gak percaya biar aku buktikan sekarang!! " tantang nya yang malah membuat Febby tertawa.
" Mau buktikan ke siapa? Ayang? kamu kan gak mau sama dia?? " Tanya Febby melirik lagi pada Ayang.
Ayang yang memang tidak faham, hanya memilih terdiam.
" Ya iyalah sama dia, masa ke Mommy?? " Sewot Davin, setiap malam kan si junior di latih masa iya sih gak berfungsi?
" Ayang kamu mau memang nya sama Davin?? " Tau-tau malah Arman yang bertanya, dia merasa seperti tengah ikutan kuis tanya jawab. Merasa seru tapi kesal sebab tidak ada habisnya.
Ayang mengerjap, namun malah mengangguk kemudian tidak lama menggeleng. Dia bingung dengan dirinya sendiri. Kemudian mengangguk lagi, Sehingga mereka semua tertawa karena respon yang di berikan oleh Ayang. Berbeda dengan Davin yang geleng kepala. Polos amat nih cewek batin Davin
" Yakin kamu mau?? " Tanya Arman sekali lagi.
Ayang setengah ragu mengangguk, kemudian.. " Memangnya mau apa sih?? " tanya nya menatap Arman dan Febby, sejak tadi dia tidak mengerti kemana arah pembicaraan mereka ini.
" Jadi sarang burungnya Davin??" Enteng Arman kemudian tertawa. Merasa lucu melihat ekspresi wajah Ayang.
Sedangkan Febby jangan di tanya, dia sudah tertawa dengan terpingkal-pingkal. Dan Davin, kalian bisa bayangkan lah..
Dengan wajah bersemu, Ayang geleng kepala. Yang malah membuat mereka semakin tertawa karena melihat wajah muram Davin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
🤣🤣🤣🤣🤣
2022-03-14
0