Bab 2 . Buhul - Buhul Cinta

Alina menyeka bulir air matanya dengan sapu tangannya, sebab ia baru menyadari di sampingnya kini duduk seorang pemuda yang terlihat sedang membaca buku dengan fokusnya.

Melihat kehadiran Alina duduk bersebelahan dengannya dan terlihat sedang tidak baik-baik saja. Membuat pemuda itu merasa sangat prihatin mendengar isak tangis dari seorang gadis belia yang ada di sisinya.

"Maaf, hendak kemana, Neng?" sapa pemuda tersebut untuk sekedar basa-basi.

"Pulang!" jawab Alina ketus. Matanya terlihat sembab karena terlalu lama menangis mengenang percintaannya yang kandas bersama Bagaskara Ardhana Putra yang sudah terjalin selama satu tahun terakhir ini.

Pemuda tersebut menutup buku yang sedang di baca olehnya, kemudian menghembuskan nafasnya pelan. "Sebaiknya, masalah pribadi jangan di bawa ke ranah umum, Neng. Malu dilihat orang," pungkas pemuda tersebut.

Alina terdiam sesaat, memikirkan ucapan pemuda tersebut. "Maaf, jangan panggil aku Neng. Panggil aku Alina," ucap Alina dengan menoleh sekilas pada wajah pemuda yang berada di sampingnya.

Alina baru menyadari jika pemuda yang ada di sampingnya terlihat sangat menarik sekali dengan sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus di dagunya.

"Tampan!" satu kata yang terbesit di dalam hati Alina ketika melihat pemuda tersebut nampak tersenyum manis padanya. Namun, pandangan Alina kembali tertuju pada sosok Bagaskara Ardhana Putra yang dari kejauhan tampak mengendarai motor sportnya dan mengejar mobil angkutan umum yang sedang di tumpanginya.

"Mas Bagas, bagaimana ini?" bathin Alina dengan menyembunyikan wajahnya di belakang tubuh pemuda yang ada di sampingnya. Membuat pemuda tersebut mengernyitkan dahinya.

"Maaf, Neng Alina. Eh, Alina maksudnya," ucap pemuda tersebut khawatir salah menyebut nama Alina. Pasalnya, pemuda tersebut merasa hal yang tak lazim ketika gadis manis tersebut bersembunyi di balik punggungnya.

"Maaf, aku pinjam punggungnya." Alina kembali menyembunyikan wajahnya ketika Bagaskara hampir mendekati mobil yang di tumpanginya. Ia tidak ingin Bagaskara sampai melihat dirinya didalam mobil angkutan umum tersebut.

Beruntung ketika sampai di lampu merah mobil yang di tumpangi Alina melaju duluan. Sedangkan Bagaskara harus sabar menunggu sejenak lantaran arus kendaraan yang melintas lalu lalang begitu padatnya. Membuat Bagaskara harus antri lebih lama lagi.

"Si*lan, aku kehilangan jejaknya!" umpat Bagaskara dengan memukul stang motornya.

"Awas saja kau Alina, aku akan menemui mu dirumah bibi Chintya. Tidak ada yang tahu jika kita memiliki hubungan spesial. Aku akan membuat mu tak berkutik barang sedetik pun. Dan aku pastikan kau akan bertekuk lutut di bawah kaki ku! Jangan salahkan aku jika diriku menggunakan cara yang halus untuk melumpuhkan mu! Sungguh, kau telah menghancurkan mimpi-mimpi dan harapan ku. Di alam jagat ini tak ada satu orang pun yang bisa memiliki mu, kecuali aku!" bathin Bagaskara yang mulai dibisiki pikiran jahat dan kotor.

***

Dua puluh menit kemudian.

Alina sudah sampai di kediamannya, "Bang stoppp! berhenti di sini!" pekik Alina setengah histeris.

"Astaghfirullah!" hampir copot jantung ku, ini gadis postur tubuh kecil mungil. Namun, pekikannya terasa memekakkan gendang telinga ku." Pemuda yang duduk bersebelahan dengan Alina melakukan aksi protes didalam hatinya.

Abang sopir segera menepi dan menghentikan laju kendaraannya, Alina segera turun dari mobil angkot tersebut dengan melongos begitu saja tanpa melirik pemuda yang ada di sampingnya.

"Hey, Neng Alina! kau belum berterima kasih pada ku," ucap pemuda tersebut seperti menuntut haknya. Sebab, karena dirinya gadis itu selamat dari genggaman Bagaskara Ardhana Putra.

Alina menghentikan langkahnya, "Oh ya, maaf terima kasih atas punggungnya!" ucap Alina dengan berjalan ke depan guna membayar ongkos mobilnya.

"Tunggu dulu! Ini kartu nama ku, jika sewaktu-waktu kau membutuhkan bantuan ku. Nomor ku tertera di situ," ucap pemuda tersebut tulus. Entah kenapa pemuda tersebut nampak tertarik untuk mencoba berkenalan lebih dekat lagi dengan Alina. Ada sesuatu yang sangat menarik hati dari sosok Alina sepanjang pengamatan pemuda tampan tersebut, meskipun baru sekali bertemu muka.

Tanpa pikir panjang Alina pun mengambil kartu nama pemuda tersebut dan menyelipkannya dalam tas kulit miliknya. Ia tidak ingin terlalu banyak bicara, mengingat hatinya yang sedang tidak baik-baik saja.

Alina pun segera beranjak pergi dari hadapan pemuda tersebut tanpa bertanya siapa namanya, ia pun segera membayar ongkos mobilnya dan segera melintasi jalan raya menuju ke rumahnya. Tanpa berniat menoleh sedikitpun, dalam pikirannya, Alina hanya ingin bebas dari jerat cinta Bagaskara Ardhana Putra.

"Semoga kita dapat bertemu kembali!" bathin pemuda tersebut dengan memperhatikan punggung Alina yang telah menjauh dari hadapannya. Mobil angkutan Umum tersebut pun kini telah membawanya pergi menuju tempat tujuannya yang sangat jauh dari kediaman Alina Cahya Kirani.

***

Alina menghempaskan tubuhnya di kasur miliknya, ia membaringkan kepalanya dengan beralaskan bantal Hello Kitty Pink kesayangannya.

Gadis yang menyukai warna pink tersebut pun mencoba memejamkan matanya dan berusaha untuk melupakan bayangan sosok Bagaskara Ardhana Putra yang kini masih bersemayam di hatinya. Barulah ia ingin menenangkan hati dan pikirannya pintu kamarnya pun di ketuk oleh ibunya.

"Nak, ada Mas Bagaskara di luar. Katanya ia sedang ada keperluan dengan mu!" ucap Ibu Chintya dari balik pintu.

"Maaf, Bu. Sampaikan pada Mas Bagas, Alina sedang tidak enak badan!" ucap Alina malas untuk keluar.

"Ya Allah, Mas Bagas benar-benar keterlaluan! sudah diputusin masih ngotot kemari juga," dumel Alina.

"Kamu sakit apa, Nak? biar Ibu belikan obat."

"Hanya sakit kepala biasa, Bu!" ucap Alina dari dalam kamar.

"Ya Allah, kamu tunggu di kamar, biar Ibu ke toko Mang Udin dulu!" Ibu Chintya pun melangkahkan kakinya keluar rumah dengan terburu-buru ketika mendengar putrinya sedang sakit. Padahal, sejatinya putrinya sedang patah hati.

Tok ... tok ... tok, pintu kamar pun kembali ada yang mengetuk.

"Sebentar, Bu!" ucap Alina yang mengira jika itu adalah Ibunya yang hendak memberikan obat untuknya. Ia pun segera membuka pintu kamarnya.

Tubuh Alina terasa membeku ketika melihat seseorang yang ada di balik pintu.

"Mas Bagas, Kau!" Alina ingin menutup kembali pintu kamarnya, ketika melihat kehadiran Bagaskara dihadapannya. Namun, pergerakan Bagaskara lebih cepat dibandingkan dirinya.

Bagaskara semakin mendekatinya, membuat Alina mundur perlahan dan hendak menghindari Abang sepupunya tersebut. Namun, semakin Alina menjauhinya, Bagaskara semakin nekat menghampirinya. Hingga membuat tubuh Alina pun menempel di dinding tembok. Membuat Bagaskara semakin leluasa berbuat sesuka hatinya.

Bagaskara menarik dagu Alina dengan perasaan yang membuncah, antara amarah, nafsu dan cinta kini menguasai dirinya. "Tatap mata ku Alina! kenapa kau meninggalkan ku sendiri di taman? kenapa kau memutuskan temali cinta yang sejak lama kita bina? kenapa tak kau pikirkan perasaan ku yang memang telah terpatri pada mu? jangan salahkan aku jika aku melakukan hal yang tak wajar pada mu!" pungkas Bagaskara dengan manik mata yang memerah mengisyaratkan bahwa dirinya benar-benar sangat murka pada Alina.

"Kau gila Mas!" pekik Alina dengan menghempaskan tangan Bagaskara Ardhana Putra dari dagunya.

"Iya, aku memang gila. Gila pada mu Alina," ucap Bagas dengan mendekatkan wajahnya pada Alina yang tinggal sedikit lagi hampir bersentuhan dengannya.

Hembusan nafas Bagaskara terasa dekat di indera penciuman Alina Cahya Kirani.

Keduanya pun saling beradu pandang, entah mantra apa yang di bacakan oleh Bagaskara ketika manik mata mereka saling bertemu. Sehingga membuat tubuh Alina terasa melayang dan lemah. Alina hampir tumbang dalam pelukan Bagaskara.

Bagaskara tersenyum devil, ia merasa bahagia sebab buhul-buhul cinta yang ia hembuskan lewat mantra-mantra yang di bacanya perlahan mulai merasuki tubuh Alina lewat pandangan mata gadis malang tersebut.

"Aku berhasil menghembuskan buhul-buhul tersebut, tidak sia-sia aku mempelajari ilmu tentang menaklukkan kesombongan wanita dan membuat mereka tergila-gila dan terpesona ketika melihat ku, bagaikan melihat sinar ketampanan Nabi Yusuf!" bathin Bagaskara dengan seringai liciknya.

"Maafkan aku Alina, aku terpaksa mengamalkan ilmu yang aku pelajari dari mendiang ayah ku. Ternyata mantra tersebut benar-benar sakti dan ampuh!" bathin Bagaskara yang mulai terjerat lingkaran syetan dan perdukunan.

Padahal, semasa hidup mendiang Ayahnya Arya Arnenda ilmu-ilmu tersebut hanya di gunakan untuk menolong orang-orang yang sering terkena sihir dan guna-guna. Namun, Bagaskara justru menggunakannya pada jalan yang salah.

Konon, pada tempo dulu orang-orang desa masih kental menggunakan ilmu perdukunan jika ada hal-hal yang berbau mistis menimpa mereka. Belum ada yang mengenal tentang ilmu ruqyah syar'iyyah seperti yang dituntunkan dalam syari'at Islam yakni mengusir kejahatan jin dan sihir dengan ayat-ayat Al Qur'an sebagai penyembuh dari segala penyakit hati yang bersarang di jiwa. Baik penyakit medis maupun non medis, sejatinya semua penyakit bisa disembuhkan dengan lantunan ayat-ayat Al Qur'an jika diamalkan dan di yakini kemujizatannya dengan benar.

Namun, tidak dengan Bagaskara, karena cinta butanya terhadap sosok Alina, membuatnya gelap mata. Mantra-mantra dan ilmu hitam yang ia pelajari dari buku peninggalan ayahnya Arya Arnenda kini ia salah gunakan untuk menjerat Alina sebagai mangsanya.

Perlahan Bagaskara meletakkan tubuh Alina di atas kasur, di pandanginya wajah cantik nan ayu tersebut dengan penuh cinta yang bersarang di hatinya.

"Alina, sungguh ... kau benar-benar sangat cantik dan menggoda," ucap Bagaskara dengan menelusuri pipi mulus dan bibir tipis milik Alina yang membuat Bagaskara semakin mabuk kepayang.

"Selamat bermimpi indah wahai putri tidur ku! setelah ini kupastikan kau akan tergila-gila pada ku dan tak kan bisa melupakan ku, dan yang pastinya lagi tidak akan ada satu pemuda pun yang dapat mencintaimu seutuhnya, apalagi sampai memiliki mu, karena jiwa raga mu telah menyatu dengan ku!" bathin Bagaskara dengan menampakkan senyum devilnya.

Bagaskara melangkah pergi meninggalkan Alina sendiri di dalam kamar, sebab ia khawatir bibi Chintya, ibunya Alina tiba-tiba memergoki keberadaannya di dalam bilik kamar putrinya.

"Alhamdulillah, selamat! ternyata bibi Chintya belum pulang dari toko," ucap Bagaskara pelan, dengan kalimat pujian yang di bumbui kemunafikan yang membakar jiwa mistisnya.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

iklan dulu ya kak, kopinya nyusul😁😁

2023-11-19

2

Nenieedesu

Nenieedesu

semangat kak

2023-06-10

2

Queen lovers ♡

Queen lovers ♡

semangat lagi nya nulisnya kakak

2023-04-01

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 . Akhiri Hubungan Kita
2 Bab 2 . Buhul - Buhul Cinta
3 Bab 3 . Merasakan Hal Yang Tak Lazim ( Keanehan )
4 4 . Ingin Lepas Namun Terikat
5 Bab 5. Kecemburuan Alina
6 Bab 6. Merasakan Energi Negatif
7 Bab 7. Berkedok Ustadz
8 Bab 8 . Kemusyrikan dan Kebejatan Bagaskara Ardhana Putra
9 Bab 9 . Penuh Dengan Misteri
10 Bab 10. Dendam Kesumat
11 Bab 11. Saling Menyerang ( Satu Sama )
12 Bab 12. Kau Hanya Milikku Alina.
13 Bab 13. Tragedi Di Malam Jum'at Kliwon
14 Bab 14. Dalam Pengaruh Makhluk Gaib
15 Bab 15. Gagal Lagi
16 Bab 16. Niat Buruk ( Kena Batunya )
17 Bab 17. Kegilaan Bagaskara Ardhana Putra
18 Bab 18. Tersentuh Rasa
19 Bab 19. Luluh
20 Bab 20. Siasat
21 Bab 21. Hampir Terhanyut
22 Bab 22 . Penyemangat Hidup ku
23 Bab 23 . Bisikan Hati ( Tertangkap Basah )
24 Bab 24. Cinta Membara
25 Bab 25. Noda Merah Berdarah
26 Bab 26. Bertahan Atau Lepaskan!
27 Bab 27. Keanehan Alina
28 Bab 28. Jangan Melirik Nanti Tertarik!
29 Bab 29. Antara Benci dan Rindu
30 Bab 30. Terjebak
31 Bab 31. Dilema
32 Bab 32. Pacar 5 langkah
33 Bab 33. Spot Jantung ( Di Serang Para Wanita )
34 Bab 34. Interogasi
35 Bab 35. Pertengkaran
36 Bab 36. Mengumpulkan Bukti ( Salah Masuk )
37 Bab 37. Keributan di Garden Cleopatra
38 Bab 38. Cukup Sampai Di sini!
39 Bab 39. Seperti Psikopat Gila
40 Bab 40. Selalu Mampu Menyejukkan Hati
41 Bab 41. Niat Jahat (Semakin Terobsesi)
42 Bab 42. Cemburu Buta
43 Bab 43. Semakin Memanas
44 Bab 44. Sihir dan Guna-guna yang lebih Dahsyat
45 Bab 45. Tiba-tiba Merasa Sakit ( Menaruh Rasa Benci )
46 Bab 46. Mulai Curiga ( Gangguan )
47 Bab 47. Sudah Seperti Orang Gila
48 Bab 48. Rencana di Empat Bulan Terakhir
49 Bab 49. Sungguh Tragis!
50 Bab 50. Menyesal
51 Bab 51. Berobat Ke Orang Pintar
52 Bab 52. Terjerat Lingkaran Syaitan dan Perdukunan
53 Bab 53. Penuh Aura Mistis
54 Bab 54. Histeris
55 Bab 55. Cemas
56 Bab 56. Bogem Mentah
57 Bab 57. Di Usir
58 Bab 58. Mengadu ( Kejujuran Hati )
59 Bab 59. Butir-butir Cinta
60 Bab 60. Jika Allah Ridho, Why Not?
61 Bab 61. Mencoba Menentang Badai
62 Bab 62. Cinta Berselimut Dendam
63 Bab 63. Terpaksa Menerima Perjodohan
64 bab 64. Terkejut ( Menabuh Genderang Perang )
65 Bab 65. Mendadak Menikah
66 Bab 66. Sah Berujung Mistis
67 Bab 67. Rintihan Sukma
68 Bab 68. Antara Ada Dan Tiada
69 Bab 69. Curhat dan Motivasi
70 Bab 70. Janji Bertemu
71 Bab 71.Tiba-tiba Mengamuk ( Kesurupan )
72 Bab 72. Untaian Mutiara Hikmah
73 Bab 73. Semakin Ku Kejar Semakin Kau Jauh
74 Bab 74. Tragedi Di Resepsi Pernikahan
75 Bab 75. Taubatan Nasuha
76 Bab 76. Rintihan Di Malam Pengantin
77 Bab 77. Haerdang Berujung Tamparan Pedas
78 Bab 78. Terkalahkan Oleh Ayat-ayat Allah
79 Bab 79. Bertahan Hidup
80 Bab 80. Terasa Semakin Jauh
81 Bab 81. Telah Di Jodohkan
82 Bab 82. Derita Di atas Cinta
83 Bab 83. Bercak Merah
84 Bab 84. Ruqyah Part 1 With Ustadz Habib
85 Bab 85. Nasehat Ustadz Habib
86 Bab 86. Semakin Menggila
87 Bab 87. Pertengkaran Sengit
88 Bab 88. Pertama kalinya Mengikuti Kajian
89 Bab 89. Menepati Janji ( Menghadiri Wisuda )
90 Bab 90. Di antara Kita Ada Dia
91 Bab 91. Ada Luka Yang Tak Berdarah
92 Bab 92. Pengumuman
93 Bab 93. Tidak Ada Akar Rotan Pun Jadi
94 Bab 94. Menjaganya
95 Bab 95. Mengulik Kenangan Masa Lalu
96 Bab 96. Biarkan Saja
97 Bab 97. Di Antara Dua Pilihan
98 Bab 98. Meratapi Nasib
99 Bab 99. Berbicara Dari Hati Ke Hati
100 Bab 100. Semua Pun Pergi
101 Bab 101. Ingin Bercerai
102 Bab 102. Berobat Kampung vs Berobat Kota
103 Bab 103. Terapi Ruqyah di Klinik Ustadz Sabri
104 Bab 104. Tersingkapnya Tabir Misteri
105 Bab 105. Cinta Yang Terluka Karena Gangguan Jin & Sihir
106 Pengumuman
107 Bab 107. Terus Ikhtiar Demi Kesembuhan
108 Bab 108. Antara Adzab dan Perceraian
109 Bab 109. Hampir Meregang Nyawa
110 Bab 110. Masih Bertahan Hidup
111 Bab 111. Tunggu Masa Iddah
112 Bab 112. Terjerat Pesona Alina
113 Bab 113. Hari Pertama Mengasuh
114 Bab 114. Gadis Berkerudung Merah
115 Bab 115. Preman Taubat
116 Bab 116. Pesona Sang Fajar
117 Bab 117. Batal Manggung
118 Bab 118. Merindu Kembali ( Berontak )
119 Bab 119. Lukamu Deritaku
120 Bab 120. Menikahlah Denganku!
121 Bab 121. Penolakan Alina
122 Bab 122. Menjagamu
123 Bab 123. Hanya Sekedar Mengagumi, Bukan Menyukai
124 Bab 124. Mimpi Yang Meresahkan
125 Bab 125. Berlomba-lomba Dalam Kebaikan
126 Bab 126. Di Tikung Dalam Do'a
127 Bab 127. Teriris Sembilu
128 Bab 128. Kenangan dan Luka
129 Bab 129. Wahai Hati Tenanglah!
130 Bab 130. Melupakannya Lahir dan Batin
131 Bab 131. Getaran Aneh
132 Bab 132. Mulai Merasa Nyaman
133 Bab 133. Satu Rasa Menggapai Bahagia
134 Bab 134. Syok Berat ( Ambruk )
135 Bab 135. Ya Allah, Aku Tidak Boleh Baper!
136 Bab 136. Tidak Ingin Terjebak Dalam Masa lalu
137 Bab 137. Persiapan Mondok Di Pesantren
138 Bab 138. Perpisahan Termanis
139 Bab 139. Mengukir Janji
140 Bab 140. Deraian Air Mata Alina
141 Bab 141. Di Usik Kenangan Masa lalu
142 Bab 141. Jangan Ganggu Aku Lagi! ( Histeris )
143 Bab 143. Tak Termiliki ( Sama-sama Terluka)
144 Bab 144. Kembali Ke Desa
145 Bab 145. Senyuman dan Luka
146 Bab 146. Ia Berondong Manis
147 Bab 147. Keikhlasan Hati
148 Bab 148. Bertahan Dalam Kehampaan ( Pesona Alina )
149 Bab 149. Hawa Cemburu
150 Bab 150. Semua tentang masa lalu
151 Bab 151. Sudah Menjadi ODGJ
152 Bab 152. Rindu Tak Bertuan
153 Bab 153. Baper alias Bawa Perasaan
154 Bab 154. Pertemuan Yang Meresahkan
155 Bab 155. Merasa Iri dan Tersisih
156 Bab 156. Keributan Yang Tak Terhindarkan
157 Bab 157. Selalu Tersakiti Oleh Keadaan
158 Bab 158. Inginkan Ketenangan
159 Bab 159. Dalam Pengintaian
160 Bab 160. Seperti Bermain Dengan Makhluk Halus
161 Bab 161. Terjebak Di Rumah Hantu
162 Bab 162. Ulah Setan Kecil
163 Bab 163. Mengantongi Restu Ayah Ibu
164 Bab 164. Semakin Menggila
165 Bab 165. Ustadzah Dadakan
166 Bab 166. Nelangsa ( Di Tinggal Pergi )
167 Bab 167. Di Pasung Di Pondok Belakang Rumah
168 Bab 168. Klinik Herbal Azzam Al Fatih
169 Bab 169. Menjaga Hati
170 Bab 170. Desiran Aneh
171 Bab 171. Sedetik Rasanya Setahun Tak Jumpa
172 Bab 172. Cemburunya Mantan Bad Boy
173 Bab 173. Hadirnya Orang Ketiga
174 Bab 174. Bersaing Secara Sehat
175 Bab 175. Setelah 3 tahun Berpisah
176 Bab 176. Silahturahmi Plus Khitbah
177 Bab 177. Alina Hanya Untuk Fajar
178 Bab 178. Makan Malam Yang Penuh Makna
179 Bab 179. Aura Mistis Di Ijab Qobul
180 Bab 180. Sah Menjadi Pasangan Suami Istri
181 Bab 181. Tragedi Berdarah Di Hari Persandingan
182 Bab 182. Kematian Yang Tragis Dan Mengenaskan
183 Bab 183. Wajah Dibalik Cadar
184 Bab 184. Berakhir Di Pusara
185 Bab 185. Dalam Dekapan Ayat-ayat Cinta
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Bab 1 . Akhiri Hubungan Kita
2
Bab 2 . Buhul - Buhul Cinta
3
Bab 3 . Merasakan Hal Yang Tak Lazim ( Keanehan )
4
4 . Ingin Lepas Namun Terikat
5
Bab 5. Kecemburuan Alina
6
Bab 6. Merasakan Energi Negatif
7
Bab 7. Berkedok Ustadz
8
Bab 8 . Kemusyrikan dan Kebejatan Bagaskara Ardhana Putra
9
Bab 9 . Penuh Dengan Misteri
10
Bab 10. Dendam Kesumat
11
Bab 11. Saling Menyerang ( Satu Sama )
12
Bab 12. Kau Hanya Milikku Alina.
13
Bab 13. Tragedi Di Malam Jum'at Kliwon
14
Bab 14. Dalam Pengaruh Makhluk Gaib
15
Bab 15. Gagal Lagi
16
Bab 16. Niat Buruk ( Kena Batunya )
17
Bab 17. Kegilaan Bagaskara Ardhana Putra
18
Bab 18. Tersentuh Rasa
19
Bab 19. Luluh
20
Bab 20. Siasat
21
Bab 21. Hampir Terhanyut
22
Bab 22 . Penyemangat Hidup ku
23
Bab 23 . Bisikan Hati ( Tertangkap Basah )
24
Bab 24. Cinta Membara
25
Bab 25. Noda Merah Berdarah
26
Bab 26. Bertahan Atau Lepaskan!
27
Bab 27. Keanehan Alina
28
Bab 28. Jangan Melirik Nanti Tertarik!
29
Bab 29. Antara Benci dan Rindu
30
Bab 30. Terjebak
31
Bab 31. Dilema
32
Bab 32. Pacar 5 langkah
33
Bab 33. Spot Jantung ( Di Serang Para Wanita )
34
Bab 34. Interogasi
35
Bab 35. Pertengkaran
36
Bab 36. Mengumpulkan Bukti ( Salah Masuk )
37
Bab 37. Keributan di Garden Cleopatra
38
Bab 38. Cukup Sampai Di sini!
39
Bab 39. Seperti Psikopat Gila
40
Bab 40. Selalu Mampu Menyejukkan Hati
41
Bab 41. Niat Jahat (Semakin Terobsesi)
42
Bab 42. Cemburu Buta
43
Bab 43. Semakin Memanas
44
Bab 44. Sihir dan Guna-guna yang lebih Dahsyat
45
Bab 45. Tiba-tiba Merasa Sakit ( Menaruh Rasa Benci )
46
Bab 46. Mulai Curiga ( Gangguan )
47
Bab 47. Sudah Seperti Orang Gila
48
Bab 48. Rencana di Empat Bulan Terakhir
49
Bab 49. Sungguh Tragis!
50
Bab 50. Menyesal
51
Bab 51. Berobat Ke Orang Pintar
52
Bab 52. Terjerat Lingkaran Syaitan dan Perdukunan
53
Bab 53. Penuh Aura Mistis
54
Bab 54. Histeris
55
Bab 55. Cemas
56
Bab 56. Bogem Mentah
57
Bab 57. Di Usir
58
Bab 58. Mengadu ( Kejujuran Hati )
59
Bab 59. Butir-butir Cinta
60
Bab 60. Jika Allah Ridho, Why Not?
61
Bab 61. Mencoba Menentang Badai
62
Bab 62. Cinta Berselimut Dendam
63
Bab 63. Terpaksa Menerima Perjodohan
64
bab 64. Terkejut ( Menabuh Genderang Perang )
65
Bab 65. Mendadak Menikah
66
Bab 66. Sah Berujung Mistis
67
Bab 67. Rintihan Sukma
68
Bab 68. Antara Ada Dan Tiada
69
Bab 69. Curhat dan Motivasi
70
Bab 70. Janji Bertemu
71
Bab 71.Tiba-tiba Mengamuk ( Kesurupan )
72
Bab 72. Untaian Mutiara Hikmah
73
Bab 73. Semakin Ku Kejar Semakin Kau Jauh
74
Bab 74. Tragedi Di Resepsi Pernikahan
75
Bab 75. Taubatan Nasuha
76
Bab 76. Rintihan Di Malam Pengantin
77
Bab 77. Haerdang Berujung Tamparan Pedas
78
Bab 78. Terkalahkan Oleh Ayat-ayat Allah
79
Bab 79. Bertahan Hidup
80
Bab 80. Terasa Semakin Jauh
81
Bab 81. Telah Di Jodohkan
82
Bab 82. Derita Di atas Cinta
83
Bab 83. Bercak Merah
84
Bab 84. Ruqyah Part 1 With Ustadz Habib
85
Bab 85. Nasehat Ustadz Habib
86
Bab 86. Semakin Menggila
87
Bab 87. Pertengkaran Sengit
88
Bab 88. Pertama kalinya Mengikuti Kajian
89
Bab 89. Menepati Janji ( Menghadiri Wisuda )
90
Bab 90. Di antara Kita Ada Dia
91
Bab 91. Ada Luka Yang Tak Berdarah
92
Bab 92. Pengumuman
93
Bab 93. Tidak Ada Akar Rotan Pun Jadi
94
Bab 94. Menjaganya
95
Bab 95. Mengulik Kenangan Masa Lalu
96
Bab 96. Biarkan Saja
97
Bab 97. Di Antara Dua Pilihan
98
Bab 98. Meratapi Nasib
99
Bab 99. Berbicara Dari Hati Ke Hati
100
Bab 100. Semua Pun Pergi
101
Bab 101. Ingin Bercerai
102
Bab 102. Berobat Kampung vs Berobat Kota
103
Bab 103. Terapi Ruqyah di Klinik Ustadz Sabri
104
Bab 104. Tersingkapnya Tabir Misteri
105
Bab 105. Cinta Yang Terluka Karena Gangguan Jin & Sihir
106
Pengumuman
107
Bab 107. Terus Ikhtiar Demi Kesembuhan
108
Bab 108. Antara Adzab dan Perceraian
109
Bab 109. Hampir Meregang Nyawa
110
Bab 110. Masih Bertahan Hidup
111
Bab 111. Tunggu Masa Iddah
112
Bab 112. Terjerat Pesona Alina
113
Bab 113. Hari Pertama Mengasuh
114
Bab 114. Gadis Berkerudung Merah
115
Bab 115. Preman Taubat
116
Bab 116. Pesona Sang Fajar
117
Bab 117. Batal Manggung
118
Bab 118. Merindu Kembali ( Berontak )
119
Bab 119. Lukamu Deritaku
120
Bab 120. Menikahlah Denganku!
121
Bab 121. Penolakan Alina
122
Bab 122. Menjagamu
123
Bab 123. Hanya Sekedar Mengagumi, Bukan Menyukai
124
Bab 124. Mimpi Yang Meresahkan
125
Bab 125. Berlomba-lomba Dalam Kebaikan
126
Bab 126. Di Tikung Dalam Do'a
127
Bab 127. Teriris Sembilu
128
Bab 128. Kenangan dan Luka
129
Bab 129. Wahai Hati Tenanglah!
130
Bab 130. Melupakannya Lahir dan Batin
131
Bab 131. Getaran Aneh
132
Bab 132. Mulai Merasa Nyaman
133
Bab 133. Satu Rasa Menggapai Bahagia
134
Bab 134. Syok Berat ( Ambruk )
135
Bab 135. Ya Allah, Aku Tidak Boleh Baper!
136
Bab 136. Tidak Ingin Terjebak Dalam Masa lalu
137
Bab 137. Persiapan Mondok Di Pesantren
138
Bab 138. Perpisahan Termanis
139
Bab 139. Mengukir Janji
140
Bab 140. Deraian Air Mata Alina
141
Bab 141. Di Usik Kenangan Masa lalu
142
Bab 141. Jangan Ganggu Aku Lagi! ( Histeris )
143
Bab 143. Tak Termiliki ( Sama-sama Terluka)
144
Bab 144. Kembali Ke Desa
145
Bab 145. Senyuman dan Luka
146
Bab 146. Ia Berondong Manis
147
Bab 147. Keikhlasan Hati
148
Bab 148. Bertahan Dalam Kehampaan ( Pesona Alina )
149
Bab 149. Hawa Cemburu
150
Bab 150. Semua tentang masa lalu
151
Bab 151. Sudah Menjadi ODGJ
152
Bab 152. Rindu Tak Bertuan
153
Bab 153. Baper alias Bawa Perasaan
154
Bab 154. Pertemuan Yang Meresahkan
155
Bab 155. Merasa Iri dan Tersisih
156
Bab 156. Keributan Yang Tak Terhindarkan
157
Bab 157. Selalu Tersakiti Oleh Keadaan
158
Bab 158. Inginkan Ketenangan
159
Bab 159. Dalam Pengintaian
160
Bab 160. Seperti Bermain Dengan Makhluk Halus
161
Bab 161. Terjebak Di Rumah Hantu
162
Bab 162. Ulah Setan Kecil
163
Bab 163. Mengantongi Restu Ayah Ibu
164
Bab 164. Semakin Menggila
165
Bab 165. Ustadzah Dadakan
166
Bab 166. Nelangsa ( Di Tinggal Pergi )
167
Bab 167. Di Pasung Di Pondok Belakang Rumah
168
Bab 168. Klinik Herbal Azzam Al Fatih
169
Bab 169. Menjaga Hati
170
Bab 170. Desiran Aneh
171
Bab 171. Sedetik Rasanya Setahun Tak Jumpa
172
Bab 172. Cemburunya Mantan Bad Boy
173
Bab 173. Hadirnya Orang Ketiga
174
Bab 174. Bersaing Secara Sehat
175
Bab 175. Setelah 3 tahun Berpisah
176
Bab 176. Silahturahmi Plus Khitbah
177
Bab 177. Alina Hanya Untuk Fajar
178
Bab 178. Makan Malam Yang Penuh Makna
179
Bab 179. Aura Mistis Di Ijab Qobul
180
Bab 180. Sah Menjadi Pasangan Suami Istri
181
Bab 181. Tragedi Berdarah Di Hari Persandingan
182
Bab 182. Kematian Yang Tragis Dan Mengenaskan
183
Bab 183. Wajah Dibalik Cadar
184
Bab 184. Berakhir Di Pusara
185
Bab 185. Dalam Dekapan Ayat-ayat Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!