Pagi hari pun sudah tiba.Seperti biasa Dinda dan mbok Sumi sudah berkutat di dapur.Dinda membuat sarapannya Opa Leo sesuai permintaan Opa.Opa Leo sangat suka dengan bubur sum-sum.
Mbok Sumi pun menyiapkan sarapan yang lain yaitu nasi goreng.
Dindapun melangkahkan kaki menaiki anakan tangga menuju kamar Opa Leo yang berada diujung.
Dengan membawa nampan yang berisikan bubur dan obat yang harus di minum Opa Leo,kemudian dia menuju ke arah kamar Opa.
Langkahnya terhenti sejenak ketika melewati kamar Tuan Muda nya itu.Zain Abigail Abraham.
"Pasti orang itu masih molor..."Batin Dinda dan melengos pergi meninggalkan kamar Zain yang dilewatinya.
"Assalamualaikum Opa?"Sapa Dinda yang di ujung pintu kamar Opa Leo yang sudah terbuka lebar.
"Waalaikum salam.. "Jawab Opa Leo.
Dinda melangkahkan kaki sembari membawa nampan ke arah Opa Leo yang duduk di sisi ranjang dan menyandarkan punggungnya di sandaran ranjang.
"Opa,ini bubur sum-sumnya.Dimakan opa ya setelah itu diminum obatnya."Tutur Dinda sembari menaruh nampan yang berisi bubur di meja makan.
Kemudian Dinda menarik kursi yang berada di meja rias.Lalu Dinda mendudukan bobotnya dikursi itu,dan meraih semangkuk bubur sum-sum yang sudah dia siapkan untuk Opa.
"Opa ini bubur sum-sumnya dimakan dulu ya."Ucap Dinda sembari memberikan bubur itu ke Opa.
"Terimakasih nak,"Ucap Opa dan melihat Dinda yang mengulas senyumnya.
"Dinda,boleh Opa bertanya?"Tanya Opa sambil menyendokkan buburnya.
"Bertanya nya nanti ya Opa,Opa selesaikan dulu makan bubur setelah itu minum obat dan barulah Opa boleh bertanya."
"Biar Opa segera sembuh"
Mendengar ucapan dari Dinda Opa Leo merasa haru akan ketelatenannya Dinda yang merawat nya.
"Anak ini,,selalu membuat kesejukan saat dia masuk dirumah ini."Opa yang membatinnya sembari melihat Dinda yang sibuk mengambil Obat di nampan dan membukanya.
Setelah selesai,Dinda memberikan obat untuk Opa Leo.
golek... golek...
"Alhamdulillah,"Ucap Opa Leo.
Dinda pun memberes-bereskan mangkuk dan gelas minum Opa Leo dan menaruhnya kembali di nampan.
"Opa mau bertanya Dinda,"Tanya Opa Leo.
"Iya Opa,"
"Umur Dinda berapa?"Tanya Opa lagi.
"20 tahun Opa,"
"Sudah punya pacar atau belum?"Tanya Opa Leo lagi.
"Kok Opa tiba-tiba bertanya soal itu?"Tanya Dinda sambil mengernyitkan alisnya.
Opa Leo hanya terdiam sejenak dan bibirnya mengulas senyum.
Belum sempat Opa menjawab pertanyaan Dinda,rombongan asisten Ferdi,pak Ali dan Bu Ali datang.
"Assalamualaikum..."Ucap asisten Ferdi.
Opa dan Dindapun menoleh ke arah sumber suara yang tertuju di ujung daun pintu.
"Waalaikum salam,Ali..."Jawab Opa Leo.
"Ayah ibu?"Gumam Dinda dengan penasaran dan beranjak berdiri.
"Ayah,Ibu kok ada disini?"
"Sebentar sayang ya..."Jawab ibu Ali yang memeluk Dinda dan berjalan ke arah Opa Leo mengekor dibelakang pak Ali.
"Kalian pasti lelah?"Tanya Opa Leo kepada pak Ali dan juga istrinya.
"Enggak Leo.Semalem kami sempat istirahat di penginapan.Kamu sakit apa Leo?"Tanya pak Ali.
"Sakit tua Ali."Jawab Opa Leo.
"Helech kemaren kamu bilang menolak tua.Sekarang kenapa kamu jadi melembek begini Leo?"
"Oya kemana cucu kesayangan kamu itu?Katanya sudah pulang dari luar Negeri?"Tanya pak Ali lagi.
Melihat ke akraban ke dua orang tua Dinda dan Opa Leo yang sedang asyik dalam bercerita membuat Dinda untuk memilih melangkahkan kaki untuk keluar dari kamar Opa,karena tidak ingin mengganggu.
Sementara asisten Ferdi sejak sejak mengantar ayah dan ibunya lebih dulu meninggalkan kamar Opa.
"Dinda mau kemana?"Tanya Opa Leo.
Langkah Dinda terhenti dan membalikkan tubuhnya.
"Mphh... Kedapur Opa."Jawab Dinda.
"Tolong panggilkan Zain."Titah Opa Leo.
"B-baik Opa."Jawab Dinda dan kembali memutar tubuhnya berjalan ke arah keluar.
Sementara itu,dikamar Zain Abigail Abraham.
Lelaki tampan itu nampak masih tertidur pulas.Efek dari minuman yang semalam yang sudah diteguknya.
Tok.. Tok.. Tok..
Tok.. Tok.. Tok..
Tuan.. Tuan..
Tok... Tok...
"CK!Orang satu ini merepotkan sekali."Dinda yang berdecih sembari menggerutu.
"Sudah 15 menit aku mengetok pintu tapi enggak disahut sama sekali".
"Masuk enggak ya?"Kata Dinda.
Sambil berfikir dengan jari telunjuknya yang berada di dagu dan tangan kirinya dilipat diatas dada untuk menopangnya.
Akhirnya Dindapun memutuskan untuk masuk kedalam kamar Zain yang tidak terkunci,karena sebelumnya Dinda sudah menarik tuas pintu itu.
"Bismillah..."Ucap Dinda.
Ceklek....
Dinda menarik tuas pintu dan melihat Tuannya yang masih tidur terlentang seperti semalam.Dengan bertelanjang dada.
"Astagfirullah hal adzim... Bagaimana dia mau mendengar aku mengetuk pintu?Dianya saja masih tertidur pulas."Batin Dinda.
Dinda berjalan ke arah ranjang Zain.
Dan sedikit menundukan tubuhnya.Untuk memudahkan dia memanggil.
"Tuan.. Tuan.. Tuan.."Panggil Dinda dan tidak direspon oleh Zain yang masih terlelap tidur.
"Tuan.. Tuan.. Tuan Zain."Panggil Dinda sembari tangannya yang memberanikan diri untuk menggoyangkan salah satu tangan Zain.
"CK!"Desih Dinda kesal.
"Sania..."
Zain yang masih merancau sembari memejamkan mata.
Tiba-tiba Zain menarik tangan Dinda hingga membuat Dinda jatuh kepelukan Zain.
"Astagfirullah hal adzim..."Ucap Dinda terkejut.
Zain yang masih dengan mata tertutupnya mengeratkan pinggang Dinda dengan salah satu tangannya.
"T-tuan.. Tolong lepasin."Ucap Dinda yang mencoba melepaskan diri dari lengan besar itu yang sudah mengeratkan pinggangnya.
"Sania..."
Dinda semakin mencoba untuk melepaskan diri dari tuannya itu.
"Sania.."
Zain yang masih merancau itu memutar tubuhnya karena merasa ada yang mau meloloskan diri darinya.
Kini posisi Zain yang bertelanjang dada sudah berada diatas tubuh Dinda.
"Astagfirullah.. Tolong aku,"Katanya lirih dengan dua tangan yang menopang didada atletis tuannya agar tidak menindih tubuhnya.
Ceklek...
"Zain..."Teriak Opa Leo terkejut.
"Dinda..!!?"Teriak pak Ali juga.
"Astagfirullah nak,"Ucap ibu Ali yang terkejut sambil membekap mulutnya dengan tangannya.
Teriakan itu sontak membuat Zain terbangun dari rancauannya dan terkaget melihat Dinda berada dibawah tubuhnya dan terperanjat seketika duduk.Sementara Dinda merapikan baju dan jilbab segi empat yang sedikit berantakan.
"Kamu.. Kenapa kamu bisa berada di kamarku."Tunjuk Zain kesal kearah Dinda.
"Zain!"Bentak Opa Leo ke arah Zain.
"A-ak..."Jawab Dinda yang terbata.
"Dasar perempuan penggoda!"
Plak...
Akhirnya tamparan itu dilayangkan Dinda ke wajah tampan itu.
"Heh!Jangan asal ngomong.Kamu duluan yang berani menarik-narik tanganku."
"Cuih,siapa yang Sudi tidur dengan pembantu kayak kamu."
Plak...
Tambah satu tamparan lagi dari Opa.
"Opa!!!"Teriak Zain.
"Dasar enggak waras!Bukannya kamu bertanggung jawab,malah kamu memberi umpatan keada dia."
"Bertanggung jawab??"Seru Zain dan Dinda bersamaan yang terkejut dengan ucapan Opa Leo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Utayiresna🌷
pengen banget masuk ke dalam novel ini, ku tabok tuh pipi Zain😤
2024-02-13
1