Zain berjalan menuju ke lantai atas dan membuka pintu kamarnya yang sudah 3 tahun tidak ditempatinya.
Ceklek....
Zain membuka pintu dan berlalu tanpa menutup pintu.
Dia mulai memasuki kamarnya dan membanting tas ransel yang berada di pundaknya di ranjang.Serta dia juga melempar sepatu yang telah dibukanya ke sembarang arah.
Dia merebahkan punggungnya di ranjang.
"Huft...."Hela nafas pendeknya.
Dia menatapi langit-langit kamarnya dan mulai mendudukkan bokongnya di sisi ranjang.
"Sial banget hari ini.Huft dasar!"Gerutu Zain yang kemudian dia membuka kaos kaki nya dan mulai melemparnya ke sembarang arah.
Plek...
Salah satu kaos kaki yang dilemparnya mengenai wajah Dinda.
"Astagfirullah orang satu ini."Batin Dinda dan meraih kaos kaki yang berada dimukanya.
Dengan santainya Zain pun bersiul sembari melepas kaos kaki yang satunya dan lagi-lagi dilempar ke sembarang arah.Dan memunggungi Dinda.
Zain pun mulai memutar badannya dan terkejut melihat Dinda yang sedang memungut kaos kakinya di daun pintu.
"Haii... You what are you doing here?"Tanya Zain sembari menaikkan satu alisnya dengan terkejut.
Dinda yang mendengar suara itu pun seketika mendongakkan kepala dan berdiri sambil mengambil kaos kaki tersebut.
Dinda pun menarik nafasnya dan mengeluarkannya pelan.
"Maaf tuan,saya hanya mau menyampaikan kalau makan siang nya sudah siap."Jawab Dinda yang menunduk sembari memungut sepatu yang berserakan milik tuannya itu dan meletakkan di tempat yang seharusnya.
Zain hanya terdiam memperhatikan gadis itu.
"Permisi tuan,"Kata Dinda sembari beranjak melangkahkan kakinya dan memutar badannya.
"Tunggu!"Panggil Zain.
Zain berjalan kearah Dinda yang memunggunginya.Lalu dia memutar badan Dinda dengan sedikit kasar.
Zain pun menatap Dinda dengan tatapan biasa dan datar.
"Asisten baru?"Tanya Zain sembari salah satu tangannya di masukan di saku kanannya.
Dinda hanya mengangguk terdiam dan menunduk.
"Siapa nama kamu?"Tanyanya lagi.
"D-Dinda tuan."Jawab Dinda terbata.
"Sudah berapa lama kerja disini?"Tanya Zain sembari berjalan memutari dan memandangi Dinda dari bawah kaki hingga ujung kepala.
"E-empat bulan Tuan."Jawab Dinda lagi sembari menunduk.
"Oh... Its okay.. Its okay."Jawab Zain dengan enteng dan merebahkan tubuhnya di ranjang.
Dindapun hanya terdiam masih berdiri mematung ditempatnya.
Zain yang melihatnya pun merasa kesal.
"Hey.. Kenapa masih berdiri mematung disitu?Pergi kesana."Ujar Zain yang mengusir Dinda dengan ketus.
"I-iya tuan.Tuan jangan lama-lama ya soalnya sebentar lagi Tuan Leo pulang dan menunggu tuan di meja makan untuk makan siang."
"Hmmmmm...."Jawab Zain sembari memutar bola matanya yang malas.
Setelah mendengar jawaban dari tuan mudanya Dinda bergegas mengundurkan diri dari kamar Zain dan menutup pintu.
"Astagfirullah hal adzim..."Ucap Dinda dengan lirih yang berdiri didepan pintu kamar Zain sembari menggelengkan kepalanya dan memegang dadanya yang sedang sedikit kesal dibuat oleh tuan mudanya itu.
Tak berapa lama Opa Leo sudah tiba dirumah dan langsung duduk di meja makannya.
"Opa??"Kaya Dinda yang sedikit terkejut dan berjalan ke arah meja makannya.
"Opa sudah lama disini?"Tanya Dinda sambil menuangkan minum air putih di gelas tuannya.
"Hmmmm...."Opa Leo hanya mendehem.
"Dimana Zain?"Tanya Opa Leo.
"Masih diatas Opa sebentar lagi turun."Jawab Dinda.
Tak berapa lama kemudian yang ditunggu-tunggu Opa sudah menuruni anakan tangga.Dan berjalan menghampiri sang Opa.
"Opa...??I Miss you..."Ucap Zain sembari memeluk Opa.
"Opa juga kangen sama kamu Zain."Balas Opa yang memeluk Zain dengan erat.
Dinda yang melihatnya juga merasa haru,kini dia lebih memilih meninggalkan Opa dan cucunya itu.Dan menuju ke dapur.
Didapur...
"Mbok Sumi.. Tuan Leo sayang betul ya dengan tuan Zain."Ucap Dinda.
"Iyalah Dinda,den Zain kan cucu satu-satunya Tuan Leo."Ucap mbok Sumi dan menatap Dinda dengan tatapan penuh penasaran dan tersenyum.
"M-mbok.. Kenapa menatap Dinda seperti itu?"Tanya Dinda penasaran.
"Enggak!"Jawab mbok Sumi sambil tersenyum.
"Ihh.. Mbok.."Decak Dinda sedikit kesal.
"Memang Dinda enggak naksir sama tuan Zain nih?"Tanya mbok Sumi asal.
"Haduh mbok.. Mbok ini aneh loh,kita itu beda jauh mbok.Dari segi apa pun.Udah ahk mbok,"Jawab Dinda sembari meraih piring diwastafel dan mencucinya.
"Tapi kalau takdir berkata lain?Mana bisa kita untuk menolak??"
"Ya enggak mungkinlah mbok,"Kilah Dinda lagi.
Saat Dinda sedang mencuci piring di wastafelnya.
Dia mendengar suara teriakan laki-laki yang tak asing ditelinga ya.
"Dinda... Dinda.. Dinda.. Dinda..."Teriak Zain yang nyaring.
"Astagfirullah hal adzim...!"Kata Dinda dengan sedikit menekan.
"Nah.. Tu dipanggil.Entar marah-marah lagi."Seru Mbok Sumi.
"Dinda.. Dinda.. Dinda.. Dinda..."Teriak nya lagi.
"Astagfirullah orang ini dikira Dinda tuli apa."Gerutu Dinda dan mencuci tangannya yang berbalut busa sabun.
"Sudah-sudah sana temuin."Kata mbok Sumi.
Dindapun berjalan menuju ke arah meja makan.
"I-iya tuan..."Jawab Dinda menunduk tergagap.
"Kemana aja sih kamu hah?"Tanya Zain dengan sedikit kesal.
"M-maaf tuan..ta.."
"Buatkan saya kopi?Jangan terlalu manis tapi yang sedang saja.Jangan terlalu pahit ataupun tidak ada rasa.Ukuran kopi dan gula harus memakai takaran sendok teh harus sesuai and balance okay?"
"B-baik tuan."Ucap Dinda dan hendak berbalik.
"Eh woiii... Belum selesai!"Kata Zain yang sedikit kasar.
"Zain!"Pekik Opa.Dan Zainpun terkejut.
"Opa?Why?"Tanya Zain yang sedikit menaikan alisnya
"Namanya Dinda Zain.Panggil dia dengan nama yang baik ya.."Jelas Opa.
"Terserah Zain dong Opa.Dia kan cuma asisten rumah tangga disini."Kata Zain yang menyolot.
"Pembantu!"Tambah Zain.
"Zain!"Pekik Opa.
"Kenapa Opa?Opa marah Zain memanggil dia pembantu?"Kata Zain yang ketus kepada Opanya dan beranjak berdiri.
Dinda hanya terdiam mematung melihat perdebatan diantara kakek dan cucunya itu.
"Mau kemana kamu?"Tanya Opa dengan nada tingginya.
"Mau jalan!Muak.."Ucap Zain sembari melangkah kan kakinya berjalan ke pintu keluar sambil menatap Dinda dengan tatapan kesal dan benci.
Dinda yang merasa ditatap dengan tajam oleh Zain seketika menundukkan kepalanya.Sekilas Zain langsung pergi.
Opa Leo yang melihatnya pun menggelengkan kepalanya dan memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa sesak.
Dinda yang melihat sang Opa yang tidak baik-baik itu bergegas menghampirinya.
"Opa?"Seru Dinda sambil menopang tubuh Opa agar tidak terjatuh.
"Mbok.. Mbok.. Tolong."Kata Dinda penuh dengan kepanikannya.
"Opa duduk dulu ya disini,Dinda mau memanggil asisten Ferdi agar mengantar Opa ke dokter."Ucap Dinda.
"Enggak usah Dinda.Opa baik-baik saja kok."Ucap Opa.
"Tapi Opa."Kata Dinda yang khawatir.
"Opa mau istirahat Dinda tolong bantu Opa untuk beristirahat di kamar."Ujar Opa.
Mendengar permintaan Opa,Dinda langsung membantu Opa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Utayiresna🌷
pengen ngakak😂
2024-02-13
0
Rita Riau
Zain tar bucin Lo sama dinda
2023-10-09
1
Kustriana Handayani
nama keren Zain... kelakuan zonk..
2023-10-09
1