Akhirnya Dinda meminta bantuan asisten Ferdi untuk memapah Opa ke kamarnya.Setelah itu Dinda memberikan obat kepada Opa yang biasa di minumnya.
"Opa istirahat ya... Dinda mau ke dapur dulu."Ucap Dinda dan sambil membereskan bekas makan dan minum Opa Leo di meja makan.
Setelah nya Dinda langsung beranjak pergi menuju pintu keluar kamar.
Sementara Ferdi masih berdiri disisi ranjang Opa Leo.
"Apa sebaiknya saya mencari Tuan Zain?"Tanya asisten Ferdi.
"Tidak perlu Ferdi."Ucap Opa Leo.
"Kalaupun dicari pasti dia juga tidak akan perduli dengan saya."Tambah Opa Leo yang lirih sembari memegangi dada nya.
"Tuan?"Tanya asisten Ferdi yang sedikit panik.
"Saya baik-baik saja Ferdi."Jawab Opa Leo.
"Ferdi,tolong jemput Ali dan Istrinya untuk datang kemari."Titah Opa Leo.
"Baik Tuan,"Ucap asisten Ferdi mengangguk.
"Pergilah.."Titah Opa Leo.
Asisten Ferdipun melakukan perjalanan ke luar kota yang kira-kira memakan waktu kurang lebih tiga atau empat jam an untuk menjemput Ali dan Istrinya.
Ali adalah satu-satunya sahabat Opa Leo yang anaknya bekerja di rumah Opa Leo menjadi asisten rumah tangganya.
Sebelum-belumnya Dinda hanya membantu ayahnya Ali untuk memetik daun teh dipuncak milik Opa Leo yang dipercayakan nya oleh Ali dan istrinya untuk merawat dan menjaganya.
Opa Leo tertarik menjodohkan Dinda dengan Zain cucunya.Karena Dinda memiliki kepribadian yang baik dan juga anak yang Sholeh.
Opa Leo juga berharap Dinda bisa mengubah sikap dan sifatnya Zain yang keras kepala batu menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
1... Jam..
2... Jam..
3... Jam..
Dan akhirnya asisten Ferdi sampai didepan rumah pak Ali.
Tok... Tok.. Tok...
Kretttt
Suara pintu rumah yang sudah tua itu.
"Asisten Ferdi??"Ucap Bu Ali yang terkejut melihat kedatangannya pak Ali.
Bu Ali adalah istri dari pak Ali yaitu Ayah dari Dinda.
"Pak Ali ada Bu?"Tanya asisten Ferdi.
"Ada asisten Ferdi,mari masuk dulu."Ucap Bu Ali.
Setelah semua duduk diruang tamu dan Bu Ali sudah membawakan minum dan singkong gorengnya,barulah asisten Ferdi mengutarakan maksud dan tujuannya datang jauh-jauh dari kota.
"Jadi begini pak Ali,maksud dan kedatangan saya kesini ingin memberitahukan kabar bah..."
"Apa Dinda membuat masalah asisten Ferdi?"Potong pak Ali dengan sedikit penasaran.
"Oh.. Tidak.. Tidak.. Selama ini Dinda baik-baik aja kok pak Ali.Pak Ali dan Bu Ali jangan khawatir dengan itu."
"Terus tujuan asisten Ferdi datang kemari ada apa ya?Apalagi ini sudah senja."Tambah Bu Ali.
"Pak Ali dan Bu Ali,tuan Leo Abigail Abraham sedang sakit.Beliau meminta saya untuk menjemput Pak Ali dan Bu Ali.
"Sakit?"Ulang pak Ali dan asisten Ferdi menganggukkan kepalanya.
"Baiklah kalau seperti itu,Bu ayo kita berkemas kita kunjungi Leo serta kita jenguk Dinda yang bekerja disana."Titah pak Ali kepadai istrinya.
"Baik pak."Jawab Bu Ali sembari beranjak berdiri dari kursi dan berlalu meninggalkan ruang tamu.
Sementara itu,
Zain yang dari tadi siang pergi setelah makan siang lebih memilih pergi ke club untuk menenangkan dirinya.
Pria yang tampan dan berusia 25 tahun itu kini memilih duduk sendiri sembari menghisap rokoknya.
Banyak wanita-wanita yang mendatanginya untuk menawarinya minum.Awal mula Zain menolaknya dan karena hari ini dia sedang begitu kesal sekali dengan Dinda akhirnya dia terpaksa mulai meminum sedikit wine yang sudah berada didepannya dan ditemani dua wanita pemandu club.
"Ayo.. Minum lagi,"bujuk ke dua wanita-wanita itu yang sudah menumpahkan wine itu digelas.
Zain pun mulai meminum nya lagi,kini sudah 2 gelas wine yang sudah diminumnya.Dia pun membari uang ke wanita-wanita itu dan menyuruhnya untuk pergi.
Setelah ke dua wanita itu pergi,Zain malah meneguk Wine itu hingga habis.
"Sania.. "Rancau Zain yang sedikit mabuk dan berdiri dari duduknya dengan sedikit sempoyongan.
"Sania... Oh Sania... Teganya dirimu melukai aku,"Rancau Zain lagi sembari berjalan menuju lorong-lorong club dengan sempoyongan.
Ini bukan kali pertama Zain mabuk.Zain Abigail Abraham memang orang yang sangat keras kepala dan sangat menyakitkan apabila dia sedang ngobrol dengan orang lain.Selalu memandang rendah dan angkuh kepada orang.
"Sania..."Dia selalu merancang menyebut-nyebut nama Sania.
Sania adalah mantan kekasihnya di Luar Negeri yang sudah menghianatinya dengan Luis Putra Dewantara.Teman kuliah Zain disaat berada diluar negeri.
Zain sangatlah bucin dengan Sania saat itu,melihat Sania dan Luis berkhianat di apartemen Sania,membuat Zain semakin sakit hatinya.
Bahkan dia melihat mereka berdua Sania dan Luis sedang bercinta dan sehingga membuat Sania hamil.Dari situlah Zain menerima permintaan Opa untuk pulang ke negaranya.
"****!!I hate you Sania.. I hate You... "Rancau Zain yang berjalan sempoyongan di malam hari itu.
Brak... Brak... Brak...
Suara gedoran pintu yang nyaring itu mengagetkan Dinda yang sedang membuat teh untuknya.
"Astagfirullah... Siapa malam-malam begini gedor-gedor pintu seperti itu."Gerutu Indah sembari berjalan menuju ke arah suara pintu yang sedang digedornya itu.
Brak... Brak... Brak...
"Iya.. Sabar.."Kata Dinda yang meraih tuas pintu.
Ceklek...
"Hay... Sania... ??"Rancau Zain dengan sempoyongan sambil kedua tangannya memegang daun pintu untuk menopang tubuhnya agar tidak terjatuh.
"T-tuan?"Dinda tergagap.
"Hoekkkk..."Zain memuntahkan isi perutnya di baju Dinda.
"Astagfirullah.. Tuan Zain mabuk."Ucap Dinda sembari menutup hidung nya karena tidak sanggup mencium bau alkohol.
"Sania... Oh Sania..."Rancau Zain yang menggeloyor masuk kedalam rumah dengan sempoyongan.
Dinda yang melihatnya langsung menggelengkan kepalanya dan mengikuti Zain dari belakang takut kalau tuan mudanya itu menabrak ataupun salah jalan.
Zain pun mulai menaiki anak tangga masih dengan rancauannya dan sesekali dia bersiul.
Sampailah dia di depan kamarnya.
"Aissh.. Susah sekali sih membuka pintu ini."Gerutu Zain sambil mau memasukan kuncinya yang tak kunjung masuk kedalam lubangnya.
Dindapun menggelengkan kepalanya dan mencoba meraih kunci tersebut dan membukanya.
"Oh.. Sania.. "Ucapnya sambil menggeloyor masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya.
"Dasar enggak waras.."Gerutu Dinda yang melihat tuannya itu tidur terlentang diatas ranjang dengan masih memakai jacket jeans dan bersepatu.
"CK!"Dinda yang mencebikan mulutnya melihat tuannya yang tertidur.
Dinda pun mendekat ke arah ranjang tuannya dia memberanikan dirinya untuk membuka sepatu dan jacket jeans dengan tujuan agar Zain bisa tidur nyenyak.
Setelah selesai membuka sepatu Zain,Dinda beranjak berdiri namun tangan Zain tiba-tiba menarik tangan Dinda hingga Dinda terjatuh di atas tubuh Zain.
Dindapun menahan bobot tubuhnya dengan kedua tangannya yang menopang di dada Zain.
"Sania..."Rancau Zain dengan mata yang terpejam nya sembari memeluk Dinda.
"Tuan saya Dinda."Ucap Dinda yang berusaha meloloskan diri.
"Sania...."Ucap Zain dengan mata yang sudah sulit terbuka dan mengendorkan pelukannya ke Dinda dan tertidur.
Pelan-pelan Dindapun turun dari atas tubuh Zain,agar Zain tidak menerkamnya.Sesaat Dinda mencium wangi parfum tuannya itu.
"Astagfirullah,huft...."Ucap Dinda menutup kamar Zain.
Sementara karena malam sudah begitu larut,asisten Ferdi memutuskan untuk mencari penginapan dan beristirahat.Mengingat perjalanan dari desa begitu macet sangat menguras tenaganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Utayiresna🌷
apa artinya I hate you? (maklum yang tak bisa bahasa Inggris 😌)
2024-02-13
0