Pagi ini Tiara tak lagi membuat ulah, dia hadir hingga jam istirahat tiba. Lily pun tak memperbolehkan Tiara kemanapun walaupun hanya sekedar ingin ke toilet. Karena akal bulus Tiara sudah terbaca oleh Lily.
Keduanya menuju kantin dan siap makan siang dengan menu soto favoritnya. Terbiasa membolos dan hadir saat jam istirahat membuat Tiara merasa aneh dengan dirinya sendiri. Berulang kali melihat penampilannya yang rapi tak seperti biasa. Lily memasukkan lagi ujung seragamnya ke dalam rok jika Tiara mulai berantakan.
"Loe tau nggak? gue berasa risih sama diri gue sendiri."
Lily mengernyit heran dengan apa yang Tiara utarakan. "Kenapa? loe berasa kerasukan?"
"Bukan itu pea! gue berasa bukan menjadi diri sendiri, ini apa seragam serapi ini. Nggak bolos sehari tuh kayak teh hangat tanpa gula. Nggak ada manis-manisnya, hidup datar banget kayak dada gue!"
"Heh Maimunah! loe nggak capek di ocehin sama guru BK? gue aja capek liat loe keluar masuk ruangannya udah kayak ingus! lagian demen banget sich loe di tarik-tarik sama kak Rafkha? jangan-jangan loe suka lagi sama kakak gue?" Lily menatap Tiara dengan tatapan menyelidik.
"Mata loe biasa aja! gue sama loe saudara otomatis sama kak Rafkha juga, jadi jangan nanya yang nggak-nggak! cowok ganteng di luar masih banyak bukan kakak loe doank!"
Tiara segera menuangkan beberapa sendok sambal dan kecap saat soto pesanannya sudah datang. Dia merengut setiap kali Lily menyinggung perasaannya terhadap Rafkha.
"Udah itu bibir biasa aja! gue nggak ada karet buat nguncirnya!" celetuk Lily.
Tiara tak menghiraukan, dia segera melahap soto racikannya yang membuat Lily meringis melihat isi mangkok yang memerah.
"Soto loe dateng bulan?"
"Bukan soto gue yang dateng bulan, tapi itu sambel yang loncat ke mangkok gue minta di aduk."
Lily hanya mendengus kesal melihat sikap Tiara yang tak perduli dengan kesehatannya. Sedangkan jika terjadi sesuatu pada Tiara, ia yang diintrogasi habis-habisan oleh Rafkha.
"Eh....kok mangkok gue lari!" Tiara yang ingin memasukkan suapan ke dalam mulut segera mengatupkan lagi bibirnya demi menatap siapa yang berniat mengganggu makannya.
"Kak Aara! iseng dech..." Tiara mengambil alih mangkuknya tetapi segera di pindah meja oleh Aara.
"Loe mau makan apa nyari mati! lambung loe kalo bisa ngomong udah demo gara-gara di siram sambel!"
"Mulut gue belum kepedesan, berarti perut gue masih aman!" sewot Tiara segera menenggak es teh manisnya hingga tandas. " Loe ngancurin nafsu makan gue kak!"
"Bodo!"
Aara segera menyodorkan satu piring somay pada Tiara untuk menggantikan satu porsi mangkok soto yang telah ia ambil.
"Makan!"
"Nggak mau, gue lagi males makan tepung, melar badan gue nanti!"
" Makanya olahraga jangan cuma manjat pager doank kerjaan loe! makan nanti laper gue yang kena omelan om Andika gara-gara merampas paksa makanan loe!"
"Terserah, gue mau balik!"
Aara dan Lily hanya bisa menatap nanar Tiara yang kini sudah pergi menjauh keluar dari kantin. "Tuh anak minta di cekokin daun paya biar doyan makan!" kesal Aara.
Tiara melangkah menuju kelasnya, dia memilih untuk tidur di kelas dari pada melanjutkan makan. Tapi langkahnya terhenti saat lengannya tiba-tiba di tarik oleh seseorang.
"Eeehhh.....Vero!"
Vero membawa Tiara ke pojok kelas yang sepi dari murid yang lewat. Pemuda itu menatap intens Tiara dengan mengukung tubuh Tiara di dinding.
"Kenapa telpon gue nggak di angkat dari semalam? pesan dari gue juga nggak loe bales? loe nggak ada niat mau minta maaf atau ucapin apa setelah kakak loe nonjok gue?"
"Sorry.... tapi kan loe udah tau gimana kak Rafkha. Masih sakit?" tanya Tiara kemudian menyentuh pipi Vero yang masih membiru.
"Masih sakit lah Yang...loe nggak liat sampe biru gini. Obati!"
"Ya udah ayo ke UKS," Tiara hendak menarik tangan Vero tetapi segara di tahan oleh pria itu.
"Kenapa? katanya minta di obati?" tanya Tiara polos dengan wajah imutnya yang menggemaskan.
"Obat udah pernah, gue nggak butuh itu lagi. Yang gue butuh loe! kiss...." Vero menunjukkan pipi kirinya dengan jari telunjuk.
Tiara terkesiap, dia tampak gugup dengan memilin ujung seragamnya. Katakan Tiara masih polos, karena memang ia belum pernah mencium atau di cium pria lain selain Gibran dan Papahnya.
"Harus banget ya Ver?" tanyanya gugup.
"Hhmm....ayo sayang, biar cepat sembuh." Vero menyeringai, ia serasa tak sabar mendapatkan ciuman dari si pemilik bibir mungil itu.
Tiara menarik nafas panjang, ia mencoba mengikis jarak. Sebenarnya ingin menolak tapi hatinya merasa tak enak, menerima pun bikin deg-degan.
"Dikit aja ya Ver..."
"Iya sayang."
Tiara menutup matanya dengan perlahan ia berjinjit meraih pipi Vero, anggaplah percobaan biar tau rasanya nyium pacar. Dan Tiara ingin mencoba karena terpaksa hitung-hitung belajar agar bisa terbiasa.
"Mmmmppptttfff....." mata Tiara membola saat mulutnya di bekap dan mundur kebelakang. Melihat siapa yang kini ada di sampingnya dengan tatapan mematikan.
"Mau nyari mati loe dek!" bisik Rafkha.
Vero mengepalkan tangannya saat menoleh ke arah Tiara yang tak kunjung menciumnya tapi terdengar suara yang berbeda.
"Loe lagi kak..."
"Jangan nyari kesempatan sama Tiara!"
"Urusannya sama loe apa? Tiara cewek gue! mau gue ngapain terserah gue, Gibran aja nggak banyak bicara tapi kenapa loe banyak larangan?" kali ini Vero benar-benar geram dan tak lagi menghormati Rafkha sebagai kakaknya Tiara. Melihat Rafkha yang selalu menghalangi hubungannya dengan Tiara membuat Vero tak lagi respect padanya.
"Gue kakaknya!"
"Tapi Tiara pacar gue!"
"Kalo gitu kalian putus!" tegas Rafkha yang mengejutkan Tiara dan juga Vero.
"Kak!" Tiara tak terima dengan keputusan Rafkha yang terlalu berlebihan.
"Kenapa? mau bantah? ikut gue!" Rafkha segera menarik tangan Tiara dan membawanya ke basecamp.
"Lepas kak!" seru Tiara dengan suara tertahan karena kini keduanya di pertontonkan oleh banyak orang.
"Masuk!" Rafkha memaksa Tiara untuk masuk dan membanting pintu dengan kencang hingga tak ada yang berani mendekat karena tempat itu adalah tempat privasinya. Basecamp yang berdiri sejak jaman opa Vino.
Rafkha menatap tajam wajah Tiara yang menahan kekesalan hingga wajahnya memerah. Tangannya mengepal dengan langkah maju karena Tiara yang terus menghindar, hingga gadis itu terjatuh di sofa dan Rafkha mengukungnya di sana.
"Apa mau loe kak? loe selalu ikut campur urusan gue! dan sekarang loe seenaknya aja nyuruh gue putus sama Vero."
"Karena gue nggak suka!" tegas Rafkha.
"Kenapa? jangan hanya karena loe kakak gue dan loe bisa ngatur hidup gue!" sentak Tiara.
"Karena loe milik gue!"
deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kalo Rafkha pengen Tiara putus sama Vero,Harusnya Rafkha punya Bukti gimana seorang Vero sebenarnya,Baru Tiara percaya,Kalo kayak gini yg ada Tiara tambah benci sama kamu Kha..
2024-12-18
0
Ima Kristina
Rafka kenapa gak cari bukti kelakuan Vero yg katanya gak bener itu ....biar Tiara tau gitu
2024-12-28
0
Ita rahmawati
apaan sih si tiara,,aku gk suka sm tiara 🤣🤣
2024-09-20
0