Episode 3

Sebuah tamparan mendarat mulus tepat di pipi aira. Membuatnya merasakan panas yang luar biasa. Butiran bening yang ia tahan pun akhirnya perlahan keluar. Dengan segala kekuatan dan keberaniannya.

Ia mencoba untuk berdiri dan membalasnya. Namun, usahanya gagal. Karena kini para pengawal pria itu menarik Aira. Mereka memegang tangan Aira dengan kuat dan tanpa ampun.

Aira melakukan segala cara agar mereka melepaskannya. Iya bahkan meronta-ronta dan menjerit. Tangisnya pun semakin pecah tak kalah mereka mulai dekat dengan kamar yang akan mengakhiri hidupnya ini.

' Aku sungguh sangat menyedihkan, mengapa aku sangat lemah? Oh bagaimana ini? Siapapun Tolong selamatkan aku! Ya Tuhan aku tidak ingin berakhir dengan seperti ini, tolong aku!' Jerit Aira dalam hati.

Di sisi lain seorang pria tampan tengah berjalan menuju kamar mandi gelap dan tak sengaja mendengar jeritan seorang gadis yang tak jauh dari tempatnya itu. Dengan cepat, pria tersebut terus menelusuri lorong dan berusaha mencari asal suara yang meminta pertolongan itu.

Tak lama ia pun menemukan seorang gadis yang tengah diseret paksa oleh 3 orang bertubuh kekar dan satu lagi seseorang berbaju rapi dan mungkin saja dia adalah atasan mereka. Hati kecil pria tersebut menggerakkan kakinya untuk menuju ke empat orang sialan itu.

Sebelum pintu kamar terbuka, Aira terus merontal meminta tolong. Iya juga berdoa kepada Tuhan agar ada ksatria atau siapapun itu datang untuk menyelamatkannya. Ketika pria tersebut memegang gagang pintu, seorang pria tak dikenal menendang dua orang pengawal dari belakang. Sontak saja hal tersebut membuat pria itu geram dan kesal.

" Siapa kau? Berani sekali! Kalian cepatlah hadapi mereka." pinta pria itu kepada pengawalnya.

Namun, pria tersebut malah membungkam pengawal tersebut dan berhasil membuat mereka terkapar akibat Serangan bertubi-tubi yang pria itu berikan. Tetapi, Aira pun merasa senang karena akhirnya Tuhan membalas semua doanya.

" Cepat lepaskan gadis itu, atau kau juga akan berakhir seperti mereka" ucap pria itu dingin.

" Apa? Kau pikir kau siapa bocah tengik?! Dia sudah menjadi milikku dan aku akan menidurinya. Jika kau juga menginginkannya maka Antrilah.."

" Kau! Aku bukan wanita seperti itu! Kau pikir aku apa? Dasar brengsek' Aira berteriak dan meluapkan segala emosinya.

PLAKKK!

Sekali lagi sebuah tamparan berasal mendarat di pipi aira.

" Kau wanita ******! Di..." belum sempat pria itu menghabiskan kata-katanya, pria yang tak dikenal itu terlihat sangat kesal, ia menatap tajam pria sialan itu dan Mengayunkan bogem keras di muka pria tersebut.

Tentu saja hal tersebut berhasil membuat pria itu langsung pingsan.

Aira tidak melihat dengan pasti wajah pria yang telah menolongnya tapi ia tahu persis baju dan jaket apa yang tengah pria itu kenakan. Matanya perlahan mulai mengabur, Iya juga tidak kuat menahan sakit yang ia rasakan. Namun ia merasa bahwa ia pernah bertemu dengannya sebelumnya.

"Te... Terima kasih..." ucap Aira terbatas sebelum akhirnya jatuh pingsan.

Tanpa babibu pria itu segera memegang wajah Aira dan berharap Aira bisa tersadar kembali.

" Nona? Bangunlah. Hei aku seperti pernah melihatnya. Tapi di mana?..." sejenak pria itu berpikir dan berusaha untuk mengingat-ingat.

" Oh Bukankah dia gadis itu? Iya aku tahu kalau dia adalah gadis itu"" ucapnya. Dengan tenaga yang tersisa, pria tersebut menggendong tubuh Aira dan menutupinya dengan jaket yang ia kenakan.

Segera iya menuju ke tempat parkir dan memasukkan airanya ke dalam mobilnya. Pria itu bingung dan tidak tahu di mana Aira tinggal, jadi dia memutuskan untuk membawanya Ke rumahnya saja.

" Kak, maaf aku tidak bisa ke klub untuk minum bersamamu aku sedang sibuk saat ini" ucap pria itu kepada seseorang di sana melalui ponselnya. Setelah itu ia mematikan ponselnya, Iya segera menancapkan gas dan melaju meninggalkan tempat terkutuk itu.

___

Matahari perlahan menampakkan kilauan cahayanya,. Cahaya kemasannya menerangi bumi. Aira yang masih tertidur pulas enggan untuk membuka kelopak matanya. Namun, cahaya matahari terus saja mengusik ketenangannya hingga perlahan daerah mulai membuka kedua matanya.

Aira terkejut ketika ia berada di tempat yang sangat asing baginya. Bahkan ia merasa belum pernah menginjakkan kakinya ke tempat ini. Ia kalang gambut dan sangat ketakutan, ia melihat sekujur tubuhnya dan ternyata ia masih utuh dengan pakaian kerjanya yang ia pakai tadi malam. Perasaannya seketika menjadi sangat lega.

Namun, tak selang beberapa lama dia mulai bangkit dari ranjang dan berusaha untuk keluar dari tempat itu. Meskipun badannya masih terasa sakit, tapi ya tetap memaksakan dirinya agar dapat segera pergi dari tempat tersebut.

Ceklek ~

Bunyi daun pintu perlahan terbuka dan ia memasang sikap was-was di dekat pintu. Pintu pun terbuka, dengan cepat Aira membanting seorang pria yang membuka pintu tersebut dan mengunci tangannya agar tidak bisa bergerak.

"AKHH..." jeritan pria tersebut seketika memenuhi seisi ruangan .

" Kau siapa ?Kenapa kau bisa ada ...." ucapan Naira terputus Ketika ia mengetahui dengan jelas siapa pria ini .

" Apa ? Kau ..." lirihnya pelan dan segera melepas kunciannya .

"Aish... Tidak bisakah kau bersikap sedikit lebih sopan. Kau membuat tanganku hampir patah nona " tuturnya sembari memijat lengannya yang terasa sakit .

" Maafkan aku tidak sengaja . Kenapa kau bisa di sini ? oh .... Jangan-jangan kau sedang menculiku ?" Ucok akhirnya membuat pria itu mengernyitkan alisnya.

" Apa? Yang benar saja... bagaimana bisa aku menculik mu ? bersikap sopanlah sedikit dengan orang yang telah menolongmu semalam "

" Maksudnya ?" Aira Malah semakin bingung .

"Kau, orang yang menabrakku tempo hari, lalu sekarang kau bilang kau yang menyelamatkanku? Cih." bibir Aira.

" Bagaimana bisa kau tidak percaya? Apa ? Aku menabrakmu ? Yang benar saja . Bukannya waktu itu kau yang terlalu asik dengan pacarmu yang culun itu hingga kau menabrakku ? Astaga ." pria itu terkekeh .

" Tapi ..." Aira berusaha mengingat kembali kejadian semalam . Ia juga sedang berusaha mengingat siapa ksatria yang diturunkan oleh Tuhan untuk menyelamatkannya.

" Kenapa ?" seketika Lamunan Aira buyar .

"Ah... Aku ingat ! Aku mungkin hanya melihat samar-samar saja wajah orang yang telah menolongku, tapi aku ingat, dia memakai baju dan jaket yang sama sepertimu ... " Aira terkesiap .

" Astaga ! Jadi itu beneran kau? Aish... Maaf maaf , dan terima kasih sudah menolongku dari pria yang Brengsek itu ." Aira berteriak tidak percaya.

"Hmmm... Aku kan sudah mengatakannya padamu . cepat ganti pakaianmu , ini aku akan meminjam nih pakaianku dulu untuk sementara waktu, ambillah. setelah itu cepat keluar untuk sarapan " ucapnya dingin dan berlalu meninggalkan aira.

' Benarkah ini ? Aku bertemu lagi dengan pria yang seharusnya sangat aku hindari ! Aldi Prasetya ... apa ini nyata ? Aku kembali melihat mata indah miliknya itu . bertemu dengannya dan bahkan Aku berbicara padanya, bagaimana ini ? Kenapa jantungku jadi tak karuan seperti ini ?' batin Aira.

~ Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!