Kenzo mulai mengerjapkan matanya, kesadarannya mulai berangsur memulih. Perlahan semua nyawanya terkumpul dan Kenzopun benar benar terbangun dari tidurnya.
Ia sedikit memegang kepalanya dan menggelengkan pelan demi mengusir rasa pusing sisa semalam.
Kenzo menatap sekeliling, ia merasa asing dengan tempat ini. Ia pun masih tak mengingat akan kejadian semalam.
Hingga ia terperanjat kaget saat melihat keadaan tubuhnya yang terbangun tanpa pakaian. Benar benar polos tanpa sehelai benang pun, hanya ada selimut warna putih yang menutupi area pribadinya.
Ia membelalakkan matanya saat mendapati seorang gadis yang ada disebelahnya. Perlahan Kenzo mengintip wajah wanita yang ada disampingnya. Menyingkirkan helaian rambut satu demi satu hingga akhirnya terpampanglah wajah cantik gadis itu.
Reva?
Kenzo semakin dibuat syok saat ia melihat siapa wanita yang sedang mendekap selimut yang sama dengan yang ia pakai juga.Terlihat jelas bahwa wanita itu juga masih dalam keadaan polos.
Oh tidak! apa yang terjadi?
Apa yang sudah aku lakukan?
Aku.. aku sudah menghianati Kejora. Aku menghianati kepercayaannya, Aku menyakitinya..
Kejora sayang.. maafkan aku..
Kenzo langsung bangkit dan membersihkan dirinya di kamar mandi. Ia langsung memakai pakaiannya yang berserakan di lantai.
"Reva bangunlah"
Mendengar sebuah panggilan untuknyap, Reva langsung membuka matanya. Karena sebenarnya ia memang sudah terbangun sejak Kenzo berada di dalam kamar mandi tadi. Namun ia sengaja pura pura tertidur karena ia merasa malu pada laki laki yang semalam menggempurnya habis habisan.
"Kak"
"Reva, aku minta maaf dengan apa yang terjadi dengan kita semalam. Aku tak sengaja melakukannya. Aku hilaf, Aku berada di bawah pengaruh Alkohol"
"kakak benar, aku memang milik kakak. Hidupku sudah kak Kenzo bayar. Hidupku sudah kakak beli. Jadi aku tak bisa berkata apapun selain pasrah dengan apa yang akan kakak lalukan padaku"
"Reva, aku harap ini hanyalah akan menjadi rahasia antara kita berdua. Aku tak ingin sampai orang lain tau, terutama kekasihku. Aku tak bisa membayangkan betapa hancur perasaannya jika dia tau apa yang terjadi antara kita"
"iya kak"
Reva hanya menunduk, ia tak menyangka bahwa Kenzo akan berucap seenteng itu.
kak Kenzo begitu memikirkan perasaan kak Kejora. Apa kak Kenzo juga tidak memikirkan kalau perasaanku juga terluka?
Reva mengusap air matanya dengan capat. Ia segwra membersihkan dirinya dan bersiap berangkat kerja.
Beberapa hari berlalu
Semenjak kejadian malam kelam itu, Kenzo tak pernah datang ke kontrakan Reva. Hanya Kejora yang sering datang kesana.
"kak Kejora?"
"Reva.. kau sedang apa?"
"aku sedang memasak kak. Apa kakak sudah sarapan?"
"kebetulan sekali aku belum sarapan, ayo aku bantu"
Kejora segera membantu Reva memasak. Hingga keduanya pun asik berkutat dengan peralatan dapur.
"kak.." Reva membuka suara setelah sarapan mereka selesai
"ya"
"kakak kesini sendirian? memangnya kak Kenzo kemana?"
"owh.. kak Kenzo katanya sedang ada meeting pagi ini"
"hari minggu?"
"ya, dia bilang sih begitu, katanya meeting dadakan"
"oh.." Reva hanya dapat ber oh ria saat mendengar langsung alasan mengapa Kenzo tak ikut serta berkunjung.
Tapi entah mengapa Reva tak merasakan hal itu, Reva yakin bahwa Kenzo sengaja menghindar bertemu dengannya.
Mungkin karena kak Kenzo merasa bersalah pada kak Kejora, makanya ia tak mampu melihat kak Kejora tertawa bahagia bersamaku. Begitu pikir Reva.
Hari sudah menunjukkan pukul empat sore. Kejora sudah bersiap untuk pulang. Ia benar benar menghabiskan waktunya seharian di rumah kontrakan tersebut.
Tak berapa lama kemudian, sebuah mobil masuk ke pekarangan rumah tersebut. Hati Reva berdebar saat mengetahui siapa yang berada dalam mobil tersebut.
kak kenzo?
"Reva, aku pulang dulu ya, kak Kenzo udah jemput "
"iya kak"
Reva diam mematung menatap Seorang laki laki yang tengah bersiri di depan mobil. Bahkan saat Kejora mencium kedua pipinya, Reva masih tak bergeming.
"Reva.. kau kenapa? apa kau sakit?"
"eh! tidak kak, aku baik baik saja kok"
"ya sudah, aku pulang dulu ya, bye"
Reva terus menatap Kenzo yang dengan lembutnya memperlakukan Kejora kekasihnya. Mulai dari menuntun, membukakan pintu untuknya, bahkan menunggunya sampai duduk dengan nyaman.
Mata Kenzo dan Reva benar benar saling beradu tajam. Keduanya sama sama memiliki isyarat tersendiri dalam setiap pandangan mereka masing masing.
Hingga Kenzo pun lebih memilih memutuskan pandangan itu dan mengendarai mobilnya meninggalkan rumah kecil dengan penghuni kecil yang terluka itu.
Reva menghela nafas panjang dan menghembuskannya kasar. Ia tak akan berharap lebih dengan Kenzo. Ia sadar bahwa dirinya hanyalah remahan rengginang yang tak akan pantas jika di bandingkan dengan kekasihnya yang memiliki segalanya.
Meskipun tak disapa dan di beri senyum, namun hanya dengan melihat wajah tampan Kenzo, Reva sudah merasa bahagia.
Ia tak ada satupun niatan untuk merebut Kenzo dari Kejora, karena selamanya, ia hanyalah upik abu yang berdebu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments