3_Tak Semanis Novela

...****************...

"Tadi banyak yang benerin motor, Mas? Tumben pulangnya abis Magrib." Aisyah bertanya saat keduanya tengah menikmati makan malam.

"Hm ... lumayan," jawab Bayu. Lalu memasukkan kembali makanan ke dalam mulutnya.

"Alhamdulillah," ucap Aisyah.

"Nanti aku kasih uang buat belanja."

"Iya, sekalian antar belanja, ya! Stok bahan makanan udah abis."

"Besok juga bisa," jawab Bayu cuek.

"Tapi buat bikin sarapan besok pagi juga nggak ada, Mas. Ayolah, sebentar aja! Lagian kontrakan kita deket sama pasar." Aisyah bersikap sedikit manja. Berharap suaminya ada belas kasihan kepadanya.

Bayu menjeda makannya sejenak mendengar Aisyah yang seolah memaksanya, lalu menyimpan sendok di atas piring dengan sedikit keras. Suara denting piring yang berbenturan dengan sendok yang dibanting, membuat Aisyah sampai berjingkat saking terkejutnya.

"Kamu, tuh, nggak ngerti banget, sih! Aku baru pulang kerja disuruh nganter kamu belanja. Aku capek, kerjaanku tadi banyak, dan sekarang mau istirahat."

Aisyah kembali termangu mendengar omelan Bayu. Hampir saja ia menumpahkan cairan bening yang sudah menumpuk di sudut matanya. Beruntung masih bisa dia tahan. Aisyah memang seperti itu, ia memang mudah menangis jika ada orang yang membentak dirinya. Sedangkal itu air matanya.

"Ma—maaf, Mas. Tadi aku kerepotan membawa kado. Jadi nggak bisa belanja dulu," terang Aisyah sedikit takut.

Embusan napas kasar pun terlontar ke udara. Bayu yang menyadari istrinya ketakutan, merasa sedikit menyesal. "Maaf, Mas kelepasan," sesal Bayu dengan nada lebih pelan.

Aisyah tersenyum pelik, tetapi perkataan maaf itu justru menjadi pemicu air matanya keluar tanpa permisi. Ia segera beranjak lalu pergi, berusaha menyembunyikan rasa sakit yang begitu menyayat hati. Tak lupa ia sapu dengan kasar air mata yang sudah terlanjur mengalir di pipi.

Aisyah pergi ke kamarnya. Duduk termenung di tepi tempat tidur. Tak lama suaminya pun menyusul.

"Besok nggak perlu masak untuk sarapan. Kita beli saja," kata Bayu sambil merebahkan tubuhnya di sisi tempat tidur yang bersebrangan dengan tempat Aisyah berada.

"Kalau masak bisa lebih hemat, Mas. Aku takut uang simpanan kita nggak akan cukup sampai aku gajian, kalau kita selalu makan di luar."

"Cuma besok aja. Aku benar-benar capek hari ini. Lagian cuma beli sarapan doang." Bayu berbicara sambil memejamkan mata. Satu tangan ia simpan di atas keningnya.

"Apa kamu lupa. Biasanya aku suka bekal buat makan siang juga." Aisyah berkata tanpa melihat lawan bicaranya.

Sejenak hening. Aisyah yang heran kenapa suaminya tidak merespon akhirnya menoleh ke belakang. Bayu tampak bergeming dengan napas yang terdengar teratur. Aisyah mendengus kesal ketika tahu suaminya ternyata sudah tidur.

"Malah tidur," decak Aisyah. Namun, ia juga kasihan melihat suaminya yang memang terlihat kelelahan. Mungkin dirinya yang terlalu keterlaluan. Suaminya lelah pulang kerja, malah disuruh mengantar berbelanja.

"Apa aku berangkat sendiri aja, ya! Biasanya juga emang sendirian, soalnya pasarnya juga deket dari kontrakan. Ini masih jam 7, masih sore. Aku pinjem motornya Mas Bayu aja, deh." Aisyah bergumam, ia berinisiatif untuk pergi berbelanja sendiri. Seperti apa yang sering dia lakukan sebelum dirinya menjadi seorang istri.

Kehidupan mandiri memang sudah terbiasa dilakukan oleh Aisyah sebelum menikah. Namun, setelah statusnya berubah, entah kenapa Aisyah merasa berhak untuk dimanja. Dia sudah membayangkan masa-masa indah yang akan didapatkannya setelah menikah. Dijadikan ratu oleh suaminya, seperti di cerita-cerita novel yang sering dia baca. Pada kenyataannya, semua itu hanya ada dalam angannya saja. Kisah hidupnya tak semanis novela.

***

Pukul 20.30 WIB Aisyah sudah kembali ke kontrakan. Ia membeli banyak bahan makanan untuk cadangan beberapa hari ke depan. Dengan begitu, ia bisa lebih hemat dalam mengatur keuangan.

"Kamu dari mana?"

Suara itu membuat Aisyah tersentak. Ia yang baru saja memasukkan motor Bayu ke dalam kontrakan langsung mendongak. Ditatapnya wajah suaminya dengan heran. Bukannya tadi suaminya itu sudah tidur?

"Mas, kok, udah bangun? Bukannya tadi tidur?" Aisyah balik bertanya.

"Ditanya malah balik nanya. Kamu dari mana?" Bayu mengulangi pertanyaannya. Kedua matanya menghunus tajam seperti elang yang ingin menerkam buruannya.

"Aku abis dari pasar. Katanya kamu capek, makanya aku pergi sendirian. Maaf, aku pinjem motornya nggak bilang. Mas tidurnya pules banget tadi," terang Aisyah sambil memindahkan barang belanjaannya dari motor ke atas meja.

"Aku, kan, udah bilang besok. Kamu jadi istri ngeyel banget, si. Nggak dengerin perintah suami."

Lagi, Aisyah harus mendapatkan omelan dari Bayu. Ia merasa serba salah jadi seorang istri. "Mas ini gimana? Tadi aku minta diantar nggak mau. Sekarang aku pergi sendiri, Mas masih marah," seru Aisyah, sedikit menekan rasa kesalnya.

"Aku bilang besok, ya, besok. Ini udah malam. Kalau kamu kenapa-kenapa bagaimana?"

Di balik raut kebingungan Aisyah, terselip sebuah senyuman kecil yang tertahan. Dia sedikit tersanjung, karena ternyata suaminya masih peduli kepadanya.

"Jadi Mas peduli sama aku?" tanya Aisyah sedikit tersipu.

"Ya iyalah, kamu itu istri aku," jawab Bayu.

Aisyah tersenyum mengembang, tetapi terlihat aneh oleh suaminya. "Kenapa senyum-senyum?" tanya Bayu heran.

"Aku suka kamu perhatian kayak gitu, Mas," ucap Aisyah manja.

Bayu mengerutkan kening seraya mencebikkan bibir. "Lebay," ujarnya lalu melengos pergi menuju kamar.

Aisyah pun mengekori suaminya. "Kalau kamu peduli sama aku, besok anterin aku berangkat kerja lagi, ya," pintanya saat mereka sudah berada di dalam kamar. Bayu yang masih ngantuk langsung merebahkan badan.

"Jangan manja, deh. Aku, kan, udah bilang cuma sekali aja nganterin kerjanya. Tadi juga bisa pulang sendiri," seru Bayu memejamkan kedua matanya lagi.

"Katanya peduli." Aisyah berdecak. Suram di wajahnya menunjukkan rasa kecewa yang teramat dalam.

"Berangkat kerja sama pulang kerja itu masih siang, Aisyah. Jadi aku nggak terlalu khawatir kalau kamu berangkat sendirian. Lagian dari dulu juga begitu. Naik angkot lebih aman menurut aku," tutur Bayu. Kedua matanya kembali terbuka. Sembari berbaring miring, ia menopang kepalanya dengan sebelah telapak tangan.

"Kalau naik motor bisa hemat ongkos, Mas. Dan aku juga kepingin seperti pasangan menikah yang lainnya. Para istri dimanjain sama suaminya, dianterin ke mana-mana, diajak jalan-jalan walaupun cuma berbelanja." Pandangan Aisyah menerawang jauh ke depan. Membayangkan betapa bahagianya jika hal tersebut bisa ia rasakan.

"Halah, itu palingan cerita dari novel yang sering kamu baca. Iya, kan?"

Aisyah mendengus dan menatap wajah suaminya yang terlihat meremehkan. Memang, iya. Aisyah seringkali membaca novel kisah cinta. Yang ceritanya akan berakhir bahagia dalam ikatan pernikahan yang harmonis dan penuh cinta. Namun, apa salahnya jika dia berandai-andai mempunyai kisah pernikahan yang manis dan harmonis seperti itu. Ia bahkan rela menjalani hidup sederhana, yang penting bahagia.

"Gini aja, deh. Kalau kamu mau dimanja sama suami, kamu juga harus pandai manjain suami juga." Bayu kembali berkata dengan senyuman penuh arti tercetak di sudut bibirnya.

"Manjain gimana? Jangan bilang ...!" Aisyah mengernyit curiga. Ia hapal dengan seringai aneh itu.

"Kamu udah bangunin aku, sekarang harus tanggung jawab. Sini!" Aisyah tidak bisa menolak ketika tangan kekar Bayu menarik tubuhnya hingga tubuh mereka saling bersentuhan. Katanya lelah, tetapi langsung semangat saat meminta jatah.

...****************...

...To be continued...

Jangan lupa like, komentar dan gift, ya 🙏

Terpopuler

Comments

Mila Khayla Di

Mila Khayla Di

....

2023-03-03

0

Sufisa ~ IG : Sufisa88

Sufisa ~ IG : Sufisa88

dibalik acuhnya Bayu, syukurlah kalau masih peduli 🤭

2023-02-27

0

Fitri_hn28

Fitri_hn28

haaaalaaaah....dasar laki-laki Ujung-ujungnya Yo kesana😴😴😴😴

2023-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Satu__Awal Pernikahan
2 2_Mendapat Hadiah
3 3_Tak Semanis Novela
4 4_Belajar Memahami
5 5_Terkadang Manis
6 6_Menginap
7 7_Rengekan Erina
8 8_Merayu
9 9_Provokasi Erina
10 10_Sabar, Aish!
11 11_Maafkan, Aish!
12 12_Hadiah untuk Erina.
13 13_Memilih Diam
14 14_Seharusnya kamu mengerti.
15 15_Apa teman-teman kamu lebih penting, Mas?
16 16_Kecewa
17 17_Rencana Masa Depan
18 18_Coba Kamu Cek!
19 19_Positif
20 20_Sudah Enam Minggu
21 21_Morning Sickness
22 22_Hanya bisa makan buah
23 23_Rencana Setelah Melahirkan
24 24_Paket untuk Aisyah
25 25_Hadiah Dari Witri
26 26_Az-Zahra Putri
27 27_Pasca Melahirkan
28 28_Mencari Pekerjaan Baru
29 29_Diterima Bekerja
30 30_Satu Bulan Bekerja
31 31_Gaji Pertama
32 32_Menolak Keinginan Erina
33 33_Kesal
34 34_Kembali Bekerja
35 35_Teman Baru
36 36_Reoni
37 37_Meninggalkan Villa
38 38_Shift Sore
39 39_Minta Di Jemput
40 40_Perhatian Tian
41 41_Menunggu Suami Pulang
42 42_Pertengkaran Tian dan Ajeng
43 43_Kesabaran Tian
44 44_Terlalu Cuek
45 45_Ungkapan Perasaan Tian
46 46_Rasa Yang Tak Bisa Di Cegah
47 47_Bersikap Dingin
48 48_Aku Kira Dia Perduli
49 49_Rencana Untuk Resign
50 50_Berita Mengejutkan
51 51_Pengakuan Erina
52 52_Hari Pernikahan Erina
53 53_ Bisakah Kamu Membantu Erina?
54 54_Berjunjung Kerumah Mertua
55 55_Membantu Indar
56 56_Indar Lagi
57 57_Kedekatan Indar di keluarga Bayu
58 58_Jauhi Dia, Mas!
59 59_Semoga Kalian Bahagia.
60 60_Lebih Baik Aku Pergi.
61 61_Ingin Kembali Bekerja
62 62_Keputusan Aish Sudah Bulat!
63 63_Memutuskan Untuk Berpisah
64 64_Perceraian
65 65_Aku Ingin Kita Bercerai! (Aisyah dan Bayu)
66 66_Ikutlaah Pulang Bersamaku!
67 67_Nasihat Ambar
68 68_Penyesalan Bayu
69 69_Kami Bisa Bekerja Lagi Di Sini!
70 70_Diterima Dengan Hangat
71 71_Kemarahan Diana
72 72_Ayo Kita Pulang!
73 73_Karma
74 74_Dua Penguntit
75 75_Kembalilah Padaku, Tian!
76 76_Datang Menemui Aisyah
77 77_Beradu Ilmu
78 78_Kedatangan Ambar
79 79_Membuat Keributan
80 80_Gosip di kantor
81 81_Nasihat Pernikahan
82 82_Kabar Buruk
83 83_Melewati Masa Kritis
84 84_Kembali Bersama
85 85_Permintaan Maaf Tian
86 86_Datang Melamar
87 87_End
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Satu__Awal Pernikahan
2
2_Mendapat Hadiah
3
3_Tak Semanis Novela
4
4_Belajar Memahami
5
5_Terkadang Manis
6
6_Menginap
7
7_Rengekan Erina
8
8_Merayu
9
9_Provokasi Erina
10
10_Sabar, Aish!
11
11_Maafkan, Aish!
12
12_Hadiah untuk Erina.
13
13_Memilih Diam
14
14_Seharusnya kamu mengerti.
15
15_Apa teman-teman kamu lebih penting, Mas?
16
16_Kecewa
17
17_Rencana Masa Depan
18
18_Coba Kamu Cek!
19
19_Positif
20
20_Sudah Enam Minggu
21
21_Morning Sickness
22
22_Hanya bisa makan buah
23
23_Rencana Setelah Melahirkan
24
24_Paket untuk Aisyah
25
25_Hadiah Dari Witri
26
26_Az-Zahra Putri
27
27_Pasca Melahirkan
28
28_Mencari Pekerjaan Baru
29
29_Diterima Bekerja
30
30_Satu Bulan Bekerja
31
31_Gaji Pertama
32
32_Menolak Keinginan Erina
33
33_Kesal
34
34_Kembali Bekerja
35
35_Teman Baru
36
36_Reoni
37
37_Meninggalkan Villa
38
38_Shift Sore
39
39_Minta Di Jemput
40
40_Perhatian Tian
41
41_Menunggu Suami Pulang
42
42_Pertengkaran Tian dan Ajeng
43
43_Kesabaran Tian
44
44_Terlalu Cuek
45
45_Ungkapan Perasaan Tian
46
46_Rasa Yang Tak Bisa Di Cegah
47
47_Bersikap Dingin
48
48_Aku Kira Dia Perduli
49
49_Rencana Untuk Resign
50
50_Berita Mengejutkan
51
51_Pengakuan Erina
52
52_Hari Pernikahan Erina
53
53_ Bisakah Kamu Membantu Erina?
54
54_Berjunjung Kerumah Mertua
55
55_Membantu Indar
56
56_Indar Lagi
57
57_Kedekatan Indar di keluarga Bayu
58
58_Jauhi Dia, Mas!
59
59_Semoga Kalian Bahagia.
60
60_Lebih Baik Aku Pergi.
61
61_Ingin Kembali Bekerja
62
62_Keputusan Aish Sudah Bulat!
63
63_Memutuskan Untuk Berpisah
64
64_Perceraian
65
65_Aku Ingin Kita Bercerai! (Aisyah dan Bayu)
66
66_Ikutlaah Pulang Bersamaku!
67
67_Nasihat Ambar
68
68_Penyesalan Bayu
69
69_Kami Bisa Bekerja Lagi Di Sini!
70
70_Diterima Dengan Hangat
71
71_Kemarahan Diana
72
72_Ayo Kita Pulang!
73
73_Karma
74
74_Dua Penguntit
75
75_Kembalilah Padaku, Tian!
76
76_Datang Menemui Aisyah
77
77_Beradu Ilmu
78
78_Kedatangan Ambar
79
79_Membuat Keributan
80
80_Gosip di kantor
81
81_Nasihat Pernikahan
82
82_Kabar Buruk
83
83_Melewati Masa Kritis
84
84_Kembali Bersama
85
85_Permintaan Maaf Tian
86
86_Datang Melamar
87
87_End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!