2_Mendapat Hadiah

...****************...

Hati Aisyah dilanda rasa nyeri. Bukannya dia iri, melainkan dirinya mengingat sikap manis Bayu sebelum mereka resmi menjadi suami istri. Setelah menikah, seharusnya kemesraan mereka seperti sepasang kekasih itu. Namun, usia pernikahan baru seminggu, perlakuan Bayu tidak semanis dulu.

"Lihat apaan, si?" Witri Anggraini—teman kerja Aisyah harus berbalik lagi, saat menyadari jika ternyata tubuh Aisyah tertinggal jauh dari langkahnya.

Aisyah tersentak, perhatiannya beralih kepada Witri. "Nggak lihat apa-apa, kok. Tadi cuma inget sesuatu aja," jawabnya sambil mengulas senyuman.

"Ya, udah. Ayo, masuk! Sebentar lagi jam kerja udah dimulai. Nanti kamu nggak keburu ceritain tentang malam pertama kamu sama aku."

Aisyah mendengus sambil melengos pergi. Ia tidak ingin membahas hal itu, jadi sebisa mungkin ia harus menghindarinya.

"Aish ... udah ditungguin, kok, malah ditinggal." Witri berusaha mengejar Aisyah yang meninggalkannya begitu saja. Setelah langkah Aisyah terkejar, mereka pun berjalan berdampingan menuju tempat kerja mereka.

***

"Eh, pengantin baru dah masuk kerja. Gimana-gimana? Ceritain, dong, rasanya malam pertama!" Sesampainya di ruangan kerja, Aisyah kembali diberondong pertanyaan yang serupa oleh temannya yang lain. Witri yang mengekor di belakangnya pun jadi tertawa kecil melihat Aisyah yang salah tingkah.

"Sabar, ya, Aish! Mulai sekarang kamu harus biasain diri buat dibully. Kayak aku dulu, pas awal nikah kayak gitu," kata Witri sambil menepuk pundak Aisyah lalu berjalan menuju meja kerjanya.

"Ya, udah. Tanyanya ke Mbak Witri aja! Dia lebih berpengalaman daripada aku," celetuk Aisyah yang juga berjalan ke arah meja kerjanya.

"Yah, kalau Witri, sih, udah basi. Nggak seru lagi."

"Sialan!" Witri melemparkan sebuah kertas yang sudah ia remas ke arah rekan kerjanya yang bernama Dadan, yang bekerja sebagai staff lapangan. Di ruangan kerja tersebut hanya ada empat orang yang menempati, yang terdiri dari supervisor, staff lapangan, staff admin gudang, dan staff admin produksi. Namun, teman Aisyah yang baru datang hanya Dadan dan Witri.

Suara gelak tawa dari ruangan tersebut tiba-tiba reda, manakala kedatangan seseorang yang dihormati oleh mereka. Dia adalah Arseno Pratama—Supervisor Produksi. Lelaki berusia 40 tahun itu datang bersama staff admin produksi yang bernama Pratiwi.

"Selamat pagi, Pak." Dadan, Witri, dan Aisyah kompak menyapa atasannya.

"Pagi," jawab Arseno dengan senyum tipis yang membingkai wajah kalemnya. Pandangannya beralih kepada Aisyah, "kamu udah masuk, Aish?" tanyanya.

"Sudah, Pak," jawab Aisyah sambil mengulas senyuman.

"Oh, iya." Arseno berjalan menuju meja kerjanya. Lalu mengambil sebuah kado yang disimpan di bawah meja, yang sudah ia siapkan sebelumya, "ini buat kamu. Maaf, waktu itu saya nggak bisa hadir. Ada urusan keluarga," imbuhnya sambil menyodorkan sebuah kotak yang dibungkus kertas kado bercorak batik kepada Aisyah.

"Terima kasih, Pak. Nggak apa-apa, kok. Malahan nggak perlu repot-repot kayak gini juga," ucap Aisyah. Sedikit canggung saat menerimanya, tetapi kalau ditolak, sayang juga.

"Nggak apa-apa. Semoga rumah tangga kamu SAMAWA, ya."

"Aamiin." Dengan cepat Aisyah meng-aminkan do'a yang terlontar dari mulut Arseno.

"Mbak Aisyah, ini ada satu lagi titipan kado." Pratiwi yang sejak tadi berdiri di belakang Arseno, langsung menggantikan posisi atasannya yang beranjak pergi.

"Wah, gede banget, Wi! Ini dari siapa?" Aisyah menerima kado berukuran agak besar, lalu berucap terima kasih.

"Sama-sama, Mbak. Itu dari anak-anak produksi. Mereka yang nggak bisa datang ke acara pernikahan, katanya patungan," jelas Witri.

"Oh, gitu. Bilangin makasih juga sama mereka, ya. Maaf, aku nggak bisa balas apa-apa."

"Iya, Mbak. Nanti aku bilangin."

Aisyah sedikit terharu dengan kepedulian rekan-rekan kerjanya tersebut. Walaupun Aisyah terbilang masih baru menjadi pegawai di perusahaan itu, teman-temannya tidak pernah pandang bulu.

***

Hari ini pekerjaan Aisyah sedikit lebih berat. Setelah seminggu cuti, pekerjaannya jadi lebih banyak. Memang ada seorang temannya yang membantu menghandle pekerjaan tersebut, tetapi tetap saja masih menumpuk.

Saat jam pulang kerja telah tiba, Aisyah pulang dengan membawa dua buah kado pemberian dari temannya. Dia yang memutuskan untuk naik angkutan umum merasa sedikit kerepotan, tetapi Aisyah tidak keberatan.

Aisyah memilih kerepotan di dalam angkutan umum, daripada harus merepotkan sang suami seperti tadi pagi. Kata "merepotkan" yang terlontar dari mulut suaminya saat diminta untuk mengantarnya bekerja, masih berdengung di telinganya. Lebih baik begini saja, Aisyah tidak ingin membuat suaminya kembali murka.

Sesampainya di rumah, ternyata Bayu belum pulang. Mungkin bengkel sedang ramai, jika seperti itu, biasanya Bayu akan pulang sampai menjelang malam.

Aisyah bergegas membersihkan diri, sebelum dirinya menyiapkan makanan untuk suaminya pulang nanti. Setelah semuanya rapi, dia pun membuka kado pemberian dari teman kantornya tadi.

Aisyah sedikit terkejut dengan kado pernikahan yang diberikan oleh teman sekantornya tersebut. Sebuah tas kerja merek Sushi Martin, sepatu kets merek Flabeo, dan satu set perabotan rumah tangga merek Tukkerware. Baginya semua itu adalah barang mahal yang jarang sekali bisa dibeli olehnya. Namun, Aisyah sangat bersyukur, karena sudah lama menginginkan barang-barang tersebut.

Selepas Magrib, Bayu baru pulang. Wajahnya terlihat kusut dengan bau khas oli yang menempel di bajunya. Ia segera membersihkan badan, sedangkan Aisyah menyiapkan makanan.

"Mas, makan dulu!" Aisyah menyusul suaminya yang sedang berganti baju di kamar.

"Kamu tadi belanja, Dek?" Pertanyaan itu yang langsung terlontar dari mulut Bayu. Pandangannya tertuju pada barang-barang baru yang bertumpuk di atas kasur. Aisyah lupa membereskannya, karena buru-buru keluar, saat mendengar suara ketukan pintu.

Pandangan Aisyah pun mengikuti arah pandang suaminya. Sebelum ia menjawab, sang suami kembali bersuara, "Kamu itu boros banget, sih, Dek. Itu, kan, barang-barang mahal semua. Barang-barangnya juga nggak penting buat keperluan kita. Mulai sekarang kamu itu harus hemat. Penghasilanku nggak akan cukup kalau harus memenuhi gaya hidup kamu yang boros kayak gini."

Aisyah tertegun sejenak. Belum juga Aisyah menjelaskan, tetapi Bayu sudah menuduhnya mempunyai hobi menghabiskan uang. "Tapi itu pemberian teman kerjaku, Mas. Katanya kado pernikahan," jelas Aisyah.

Terdiam sejenak. Bayu sepertinya malu karena salah menyimpulkan. "Oh, hadiah. Baguslah." Bayu menjawab datar, "aku mau makan dulu." Tanpa meminta maaf atas kesalahpahamannya barusan, Bayu pergi begitu saja meninggalkan Aisyah.

Aisyah hanya bisa menghela napasnya. Dia harus terbiasa dengan sikap Bayu. Mungkin memang sikap dasarnya seperti itu. Kata orang, setelah menikah, sikap asli setiap pasangan pasti akan terbongkar. Dan inilah fungsi pernikahan yang menyatukan dua perbedaan.

Namun, tetap saja Aisyah masih tidak menyangka, jika suaminya akan secepat itu berubah sikap kepadanya. Aisyah harus menerima semua itu, karena di balik sikap cuek Bayu, masih ada kebaikan yang pernah Aisyah rasakan dari lelaki itu. Bayu adalah lelaki yang bertanggung jawab dan setia. Dia tahu itu karena pernah mengujinya. Setelah Bayu mengutarakan maksudnya untuk mengajaknya menikah, Aisyah benar-benar mencari tahu tentang sosok Bayu. Tentang keluarganya, sikapnya, dan bahkan mantan-mantannya.

Satu hal yang Aisyah suka dari suaminya, lelaki itu belum pernah berpacaran sebelumnya. Itu artinya, Bayu adalah tipe orang yang serius dalam menjalin hubungan. Tidak ingin berpacaran dan langsung mengajak ke pelaminan.

...****************...

...To be continued...

Jangan lupa like, komentar dan gift, ya 🙏

Terpopuler

Comments

Mila Khayla Di

Mila Khayla Di

...

2023-03-03

0

Sufisa ~ IG : Sufisa88

Sufisa ~ IG : Sufisa88

tengsin gak tuh si Bayu 🤣🤣🤣

2023-02-16

1

Yusma Aryandi

Yusma Aryandi

Bayu mulutnya itu mau di sambelin kali ya macam ikan sambalado

2023-02-15

2

lihat semua
Episodes
1 Satu__Awal Pernikahan
2 2_Mendapat Hadiah
3 3_Tak Semanis Novela
4 4_Belajar Memahami
5 5_Terkadang Manis
6 6_Menginap
7 7_Rengekan Erina
8 8_Merayu
9 9_Provokasi Erina
10 10_Sabar, Aish!
11 11_Maafkan, Aish!
12 12_Hadiah untuk Erina.
13 13_Memilih Diam
14 14_Seharusnya kamu mengerti.
15 15_Apa teman-teman kamu lebih penting, Mas?
16 16_Kecewa
17 17_Rencana Masa Depan
18 18_Coba Kamu Cek!
19 19_Positif
20 20_Sudah Enam Minggu
21 21_Morning Sickness
22 22_Hanya bisa makan buah
23 23_Rencana Setelah Melahirkan
24 24_Paket untuk Aisyah
25 25_Hadiah Dari Witri
26 26_Az-Zahra Putri
27 27_Pasca Melahirkan
28 28_Mencari Pekerjaan Baru
29 29_Diterima Bekerja
30 30_Satu Bulan Bekerja
31 31_Gaji Pertama
32 32_Menolak Keinginan Erina
33 33_Kesal
34 34_Kembali Bekerja
35 35_Teman Baru
36 36_Reoni
37 37_Meninggalkan Villa
38 38_Shift Sore
39 39_Minta Di Jemput
40 40_Perhatian Tian
41 41_Menunggu Suami Pulang
42 42_Pertengkaran Tian dan Ajeng
43 43_Kesabaran Tian
44 44_Terlalu Cuek
45 45_Ungkapan Perasaan Tian
46 46_Rasa Yang Tak Bisa Di Cegah
47 47_Bersikap Dingin
48 48_Aku Kira Dia Perduli
49 49_Rencana Untuk Resign
50 50_Berita Mengejutkan
51 51_Pengakuan Erina
52 52_Hari Pernikahan Erina
53 53_ Bisakah Kamu Membantu Erina?
54 54_Berjunjung Kerumah Mertua
55 55_Membantu Indar
56 56_Indar Lagi
57 57_Kedekatan Indar di keluarga Bayu
58 58_Jauhi Dia, Mas!
59 59_Semoga Kalian Bahagia.
60 60_Lebih Baik Aku Pergi.
61 61_Ingin Kembali Bekerja
62 62_Keputusan Aish Sudah Bulat!
63 63_Memutuskan Untuk Berpisah
64 64_Perceraian
65 65_Aku Ingin Kita Bercerai! (Aisyah dan Bayu)
66 66_Ikutlaah Pulang Bersamaku!
67 67_Nasihat Ambar
68 68_Penyesalan Bayu
69 69_Kami Bisa Bekerja Lagi Di Sini!
70 70_Diterima Dengan Hangat
71 71_Kemarahan Diana
72 72_Ayo Kita Pulang!
73 73_Karma
74 74_Dua Penguntit
75 75_Kembalilah Padaku, Tian!
76 76_Datang Menemui Aisyah
77 77_Beradu Ilmu
78 78_Kedatangan Ambar
79 79_Membuat Keributan
80 80_Gosip di kantor
81 81_Nasihat Pernikahan
82 82_Kabar Buruk
83 83_Melewati Masa Kritis
84 84_Kembali Bersama
85 85_Permintaan Maaf Tian
86 86_Datang Melamar
87 87_End
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Satu__Awal Pernikahan
2
2_Mendapat Hadiah
3
3_Tak Semanis Novela
4
4_Belajar Memahami
5
5_Terkadang Manis
6
6_Menginap
7
7_Rengekan Erina
8
8_Merayu
9
9_Provokasi Erina
10
10_Sabar, Aish!
11
11_Maafkan, Aish!
12
12_Hadiah untuk Erina.
13
13_Memilih Diam
14
14_Seharusnya kamu mengerti.
15
15_Apa teman-teman kamu lebih penting, Mas?
16
16_Kecewa
17
17_Rencana Masa Depan
18
18_Coba Kamu Cek!
19
19_Positif
20
20_Sudah Enam Minggu
21
21_Morning Sickness
22
22_Hanya bisa makan buah
23
23_Rencana Setelah Melahirkan
24
24_Paket untuk Aisyah
25
25_Hadiah Dari Witri
26
26_Az-Zahra Putri
27
27_Pasca Melahirkan
28
28_Mencari Pekerjaan Baru
29
29_Diterima Bekerja
30
30_Satu Bulan Bekerja
31
31_Gaji Pertama
32
32_Menolak Keinginan Erina
33
33_Kesal
34
34_Kembali Bekerja
35
35_Teman Baru
36
36_Reoni
37
37_Meninggalkan Villa
38
38_Shift Sore
39
39_Minta Di Jemput
40
40_Perhatian Tian
41
41_Menunggu Suami Pulang
42
42_Pertengkaran Tian dan Ajeng
43
43_Kesabaran Tian
44
44_Terlalu Cuek
45
45_Ungkapan Perasaan Tian
46
46_Rasa Yang Tak Bisa Di Cegah
47
47_Bersikap Dingin
48
48_Aku Kira Dia Perduli
49
49_Rencana Untuk Resign
50
50_Berita Mengejutkan
51
51_Pengakuan Erina
52
52_Hari Pernikahan Erina
53
53_ Bisakah Kamu Membantu Erina?
54
54_Berjunjung Kerumah Mertua
55
55_Membantu Indar
56
56_Indar Lagi
57
57_Kedekatan Indar di keluarga Bayu
58
58_Jauhi Dia, Mas!
59
59_Semoga Kalian Bahagia.
60
60_Lebih Baik Aku Pergi.
61
61_Ingin Kembali Bekerja
62
62_Keputusan Aish Sudah Bulat!
63
63_Memutuskan Untuk Berpisah
64
64_Perceraian
65
65_Aku Ingin Kita Bercerai! (Aisyah dan Bayu)
66
66_Ikutlaah Pulang Bersamaku!
67
67_Nasihat Ambar
68
68_Penyesalan Bayu
69
69_Kami Bisa Bekerja Lagi Di Sini!
70
70_Diterima Dengan Hangat
71
71_Kemarahan Diana
72
72_Ayo Kita Pulang!
73
73_Karma
74
74_Dua Penguntit
75
75_Kembalilah Padaku, Tian!
76
76_Datang Menemui Aisyah
77
77_Beradu Ilmu
78
78_Kedatangan Ambar
79
79_Membuat Keributan
80
80_Gosip di kantor
81
81_Nasihat Pernikahan
82
82_Kabar Buruk
83
83_Melewati Masa Kritis
84
84_Kembali Bersama
85
85_Permintaan Maaf Tian
86
86_Datang Melamar
87
87_End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!