Di Indonesia.
Di sebuah ruangan salah satu di perusahan Fashion Amanda Corp, sedang ada pemilihan model untuk mempromosikan gaun peluncuran terbaru milik Fashion Amanda Corp.
Ada lima model wanita cantik yang saat ini berada di ruangan tersebut, satu per satu diantara mereka harus mencobanya, dan akan dipilih yang terbaik.
Model pertama mulai action, Merry menggelengkan kepala tanda belum sesuai. Karena Merry yang akan bertanggung jawab, bila hasilnya buruk dirinya juga yang akan di salahkan.
"Cukup, tolong ya jangan seperti ini, kalian harus lebih powernya, jangan setengah seperti ini," ucap Merry seraya mengibaskan tangannya, model wanita pertama mundur, berganti model wanita kedua.
Mulai action, lagi-lagi Merry menggelengkan kepala masih belum sesuai, sudah ada sedikit kemajuan, hanya saja Merry ingin yang sempurna benar-benar bagus.
"Cukup, selanjutnya," ucap Merry lagi yang kemudian di susul model wanita ke tiga.
Awal mula model wanita itu action Merry sedikit tertarik, namun ahirnya kembali tidak suka, lagi-lagi mereka membuat kesalahan, sehingga penilaian pun gagal.
Merry mengibaskan tangannya tanda cukup, yang kemudian langsung disusul model ke empat.
Action nya bagus dari awal sampai akhir, tapi Merry belum memutuskan dia pemenangnya, karena masih ada satu model yang belum tampil, dan Merry ingin melihat model itu terlebih dahulu seperti apa penampilannya.
Dan seketika mata Merry mendelik saat wanita model yang ke lima action, begitu totalitas semua anggota tubuhnya berperan dengan gaya yang dibuatnya begitu unik, seperti sedang show di atas panggung sungguhan.
"Aku memilihmu, terimakasih bagi yang lain, mungkin lain waktu akan berkesempatan bekerja sama dengan Fashion Amanda Corp."
Mereka berempat yang tidak terpilih menunduk sebelum ahirnya pergi dari tempat tersebut.
Sementara wanita model yang terpilih tadi, masih berada di ruangan ini bersama Merry.
"Siapa nama kamu." Merry bicara dingin, pembawaan Merry yang selalu bicara dingin serta auranya yang dingin sejak awal tadi casting dimulai, membuat wanita model itu takut.
"Ra-ratu, Buk?" Model tersebut gugup, menjawab namun kepalnya menunduk.
"Panggil aku Sekertaris Merry!" ucapnya tegas sampai membuat model itu kembali ketakutan.
Sementara Merry yang melihat wanita di depannya ketakutan tidak merasa terusik, karena memang ini tujuannya, supaya mereka tidak bertindak remeh, kalo bosnya saja sudah kejam dan galak, mereka tidak akan berani berkhianat.
"Ba-baik Sekertaris Merry."
"Jika begitu pulanglah, nanti akan saya kabari lagi."
Ratu mengangguk, tersenyum ke arah Merry sebelum ahirnya pergi dari tempat tersebut, Merry menghela nafas panjang, setelah ini dirinya akan melaporkan semua pada Amanda, termasuk tentang Tomi dan Dinda yang Merry lihat tiga hari ini, setelah Amanda pergi ke Amerika.
Sementara Dinda, wanita itu saat ini sedang kesal di ruangan kerjanya sendiri, bagaimana tidak kesal? baru saja Dinda melihat cara kerja Merry yang begitu profesional benar-benar tidak bisa dirinya tikung.
Dinda melihatnya sendiri dari awal akan casting sampai selesai, karena tadi Dinda mengintip di balik pintu, niat hati ingin membuat hasil kerja Merry jelek dan dipecat dari perusahaan ini, dengan begitu Dinda akan lebih mudah merebut harta Amanda.
Namun sayangnya semua rencananya yang sudah disusun baik jadi berantakan, karena dirinya tadi benar-benar tidak bisa masuk ke dalam, melihat tatapan mata Merry yang tajam saja Dinda sudah merinding.
"Bagaimana ini?"
Ah sialan!
Dinda terus memaki dan berteriak di ruang kerjanya, tidak ada yang mendengar keributan yang dibuatnya itu, Dinda seperti sudah kehabisan cara, dan tujuannya sekarang harus menemui Tomi, pria yang diam-diam dirinya cintai.
Brakk!
"Tomi!" Dinda langsung masuk ke dalam menghampiri Tomi yang saat ini duduk di kursi kerjanya.
"Bisa tidak kamu tidak perlu teriak-teriak, dan pelan membuka pintu, itu bisa rusak bila setiap kali kamu membukanya dengan kasar!" ketus Tomi dengan menghela nafas berat.
Dinda berdecak. "Ada yang lebih penting Tomi dari pada sekedar pintu!"
Tomi hanya menatap penuh menuntut jawaban, Dinda langsung menjelaskan masalah yang dirinya ucapkan lebih penting.
"Jadi itu masalahnya," jawab Tomi santai, yang seketika membuat Dinda kesal.
"Kenapa kamu menanggapinya begitu santai Tomi, ini bahaya buat kita!" bentak Dinda yang makin dibuat kesal oleh Tomi.
"Aku punya rencana baru," ucap Tomi yang kemudian berdiri di hadapan Dinda.
Dinda menatap Tomi dengan kening berkerut.
"Aku akan mencoba mendekati Sekertaris Merry, bila dia ada dipihak kita, maka akan semakin mudah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan."
Dinda langsung tersenyum miring mendengar ucapan Tomi.
"Tapi bila dia tidak mau?"
Tomi memegang dagu Dinda. "Siapa sih yang bisa menolak pesona Tomi," ucapnya dengan percaya diri.
Dinda mengangguk dan tersenyum miring, menyetujui rencana Tomi. Sementara Pria itu langsung tertawa bahagia, padahal berhasil belum tentu, tapi ya memang seperti itu orang jahat akan tertawa sebelum rencananya berhasil.
"Jika begitu aku tunggu kabar selanjutnya dari kamu Tomi, dan ingat segera lakukan rencana kamu itu," ucap Dinda sebelum ahirnya pergi dari ruangan tersebut.
Setelah kepergian Dinda, Tomi membuang nafas panjang seraya tangganya di letakkan di meja menyanggah tubuhnya yang sedang membungkuk.
"Amanda, dimana kamu kenapa pergi tidak pamit sama aku," gumam Tomi dengan tatapan kesal, mengingat Amanda yang pergi entah kemana tanpa pamit. Sudah Tomi hubungi no hp nya tapi tidak aktif juga sampai sekarang.
"Kamu sudah berani ya sekarang pergi tanpa seijin aku," ucap kesalnya lagi sembari meremat kertas yang sudah tidak terpakai yang ada di meja kerjanya.
Melempar kertas yang sudah tidak berbentuk itu ke tong sampah, disertai suara kesal.
Sementara Merry saat ini sedang berada di ruang kerja Amanda, selama Amanda pergi, Merry yang akan menjaga ruang kerja Amanda.
Sedangkan ruang kerja Merry ada di sebelah ruang kerja Amanda, hanya Merry masuki bila mau mengambil berkas penting di ruang kerjanya, selebihnya waktunya lebih banyak di ruang Presdir.
"Halo Merry? bagaimana casting model hari ini? sudah mendapatkan yang cocok?" suara tanya Amanda di sambungan telepon, yang saat ini tengah Merry hubungi.
"Semua lancar Nyonya, dan sudah saya dapatkan model yang terbaik," jelas Merry melalui sambungan telepon.
"Bagus jika begitu, terus pantau Tomi dan Dinda, jangan sampai lengah, karena mereka sangat licik." Amanda memperingatkan Merry sebelum ahirnya sambungan telepon terputus.
Sementara Tomi yang saat ini berada di depan pintu ruang kerja Amanda, menempelkan telinganya ke pintu, seolah ingin mendengarkan suara-suara di dalam, namun belum sampai mendengar, pintu ruang kerja Amanda dibuka oleh Merry, seketika Tomi terjungkal-jungkal, hampir menabrak Merry namun wanita itu segera menyingkir.
"Sedang apa Anda di sini!" tanya Merry mengintimidasi, suaranya tegas, auranya dingin dan terlihat marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Dirmayanti Maryam
kejahatan akan slalu kalah cpt atw lambt pasti akn ketahuan
2023-04-08
1
Riska Fatihica
rasakan kau Tomi makanya jangan suka nguping pembicaraan orang....🤣🤣🤣
2023-04-02
1