Amanda gumam Tomi pelan dengan pandangan tak terbaca, yang terus menatap Amanda yang semakin berjalan masuk menuju kursi yang masih kosong, tepat di depan Tomi sebelah kanan meja.
Amanda duduk dengan gerakan elegan, senyumnya yang manis membawa hal positif, semua anggota rapat kembali duduk saat tadi sempat berdiri menyambut kedatangan Amanda.
Melihat semua orang di ruangan ini menghormati Amanda, hati Tomi semakin kesal campur iri, merasa Amanda sudah tidak menghargainya lagi, sampai mengambil keputusan besar untuk kembali memimpin perusahaan saja tidak ada komunikasi dengannya.
Sebelum acara Meeting dimulai, pria bernama Pak Jo, selaku dewan direksi, memperkenalkan posisi yang akan Amanda dudukki.
"Nyonya kami Amanda Putri, akan kembali bekerja dan memimpin perusahaan, ruang Presdir yang selama ini kosong menanti pemimpin yang tepat untuk mendudukinya, mulai sekarang Nyonya Amanda Putri lah yang akan duduk di ruang tersebut," jelas panjang lebar Pak Jo, yang langsung disambut tepuk tangan meriah.
Tomi syok mendengar penjelasan Pak Jo, pasalnya ia ingin sekali bisa menduduki posisi itu, tapi selama ini belum bisa, hanya karena alasan belum begitu pengalaman dan masih banyak belajar.
Tomi benar-benar tidak terima, bila Amanda yang berada di posisi itu, karena itu artinya kedudukan Amanda lebih tinggi darinya, dan Amanda bisa mengawasi gerak-geriknya, Tomi tidak mau itu terjadi.
Selanjutnya meeting dimulai, hari ini pembahasan soal busana, akhir-akhir ini banyak sekali kalangan istri orang kaya yang menginginkan busana yang ada manik mutiara asli, bahan halus dan lembut.
Bagian desainer menunjukan gambar rancangannya, yang saat ini ditampilkan di layar dengan tampilan slide show.
Gambar demi gambar telah ditampilkan, ada beberapa hasil gambar yang membuat Amanda belum puas, dan dirinya memberi masukan sedikit untuk hasil lebih baik lagi.
Dan selama meeting berlangsung, Tomi tidak memberi komentar apa pun, selama itulah dirinya menahan rasa kesalnya.
Dua jam berlalu, meeting pun selesai, Tomi langsung menarik Amanda masuk ke dalam ruang kerjanya.
Tomi yang sudah merasa kesal dan kecewa, langsung mendorong Amanda ke kursi sofa, sampai Amanda duduk terjerembab.
"Kamu gila Tomi! Aku sedang hamil!" bentak Amanda marah karena perbuatan Tomi bisa membahayakan janinnya.
Amanda memegangi perutnya yang tiba-tiba terasa nyeri, masih menatap tajam ke arah Tomi.
"Aku tidak peduli! sekarang katakan kenapa kamu harus bekerja lagi!" ucap Tomi dengan membentak, emosinya tidak terkendali lagi.
Amanda terkekeh seraya membuang nafas berat. "Kamu tidak peduli dengan kehamilan aku! Dasar gila kamu Tomi!"
Amanda yang kesal dengan sikap Tomi, lalu bangkit dan mau pergi dari ruangan itu, namun tiba-tiba Tomi menariknya lagi membuat Amanda sampai duduk di sofa kembali.
Tomi mencekal rahang Amanda dengan kuat. "Beraninya kamu mau pergi sebelum menjawab pertanyaan aku tadi, huh!"
Amanda melepas tangan Tomi dengan kasar, membalas tatapan tajam mata Tomi. "Mau tahu alasan aku! Iya, kmu mau tahu! Perusahaan ini adalah punyaku, hak aku kapan pun aku mau bekerja lagi, bahkan kamu dan orang lain tidak berhak melarang ku!" ucap tegas Amanda seraya menuding dada Tomi.
Amanda berdiri dari duduknya, seraya mengibaskan rambut panjangnya, menyenggol bahu Tomi saat melangkah pergi dengan jalan anggun. Meninggalkan Tomi yang saat ini diam seribu bahasa mendengar kalimat yang Amanda ucapkan.
Amanda masuk ke ruang kerjanya, masih dengan wajah marah, Amanda berhenti di depan jendela, menatap lurus keluar gedung.
Begitu sakit melihat sikap Tomi barusan pada dirinya, dari sini Amanda sudah tahu bila Tomi di kehidupan yang sekarang juga miliki sifat yang serakah, Amanda menggelengkan kepalanya tidak akan membiarkan Tomi menguasai hartanya.
Amanda terus mencari cara untuk bisa mengungkap keburukan Tomi, supaya keluarga Tomi tahu, dan sekali pun Amanda minta cerai, akan sulit bila tanpa bukti keburukan Tomi.
Amanda berencana akan meminta bantuan temannya yang ahli hacker, yang saat ini masih tinggal di luar negeri, untuk menghadapi Tomi dan Dinda yang licik, Amanda juga harus menggunakan cara licik juga pikir Amanda.
Dan saat ini Amanda lebih milih menyelesaikan pekerjaannya, baru setelah itu akan menghubungi temannya.
Bila Amanda sedang menyibukkan diri dengan pekerjaannya, berbeda dengan Tomi yang saat ini marah-marah di ruang kerjanya.
Tomi membanting semua barang-barang yang ada di ruangannya, karyawan yang mau masuk minta tanda tangan saja sampai tidak bisa, tidak berani mendengar bosnya yang sedang marah.
Dan kabar Tomi yang lagi marah sampai di telinga Amanda, namun wanita cantik itu tidak peduli, tetap lanjut bekerja dan profesional.
Hari pertama bekerja Amanda memang sangat sibuk karena belum miliki Asisten, namun di hari ketiga Amanda berkerja, ia sudah bersama Asistennya yang bernama Merry.
Untuk menjadi Asistennya Amanda tidak mudah bagi Merry, karena wanita itu harus mengikuti banyak tahap seleksi bahkan harus mampu ilmu bela diri, Amanda butuh Asisten yang bisa ilmu bela diri, dengan alasan bekerja bersamanya akan sedikit beresiko.
Dan Merry lah yang terpilih karena sesuai kriteria yang Amanda inginkan, selain Merry bisa diandalkan, Merry juga kelulusan fakultas ekonomi di luar negeri.
Dan di hari ini Amanda ingin terbang ke Amerika untuk menemui teman baiknya, Amanda yang saat ini sudah berada di bandara bersama Merry, berpesan pada Merry untuk melaporkan apa pun yang Merry ketahui, karena Amanda yakin saat ditinggal dirinya pergi, Tomi dan Dinda pasti akan merencanakan sesuatu.
Setelah Amanda sudah memasuki pesawat dan siap landas, Merry kembali ke perusahaan.
Seperti pesan Amanda, Merry akan melakukan perannya dengan baik, wajah Merry yang dingin tanpa senyum, membuat semua karyawan ketakutan, bahkan Tomi yang melihat Merry tidak berani mengajak bekerja sama wanita itu.
Tomi kembali masuk ke ruang kerjanya, tidak lama kemudian Dinda masuk ke ruang kerja Tomi.
Bila sedang mau bicara serius, Tomi menon aktifkan CCTV di ruang kerjanya.
"Aku akan masuk ke ruang kerja Amanda, dan aku akan mengambil surat penting perusahaan ini, aku yakin ada di sana," ucap Dinda dengan seringai tipis seraya mengangkat kunci duplikat.
Tomi tersenyum melihat cara licik Dinda, memang harus segera bertindak, sebelum didepak. Harus segera mengambil alih harta Amanda, mumpung wanita itu pergi adalah kesempatan emas pikir Tomi dan Dinda.
Sementara Merry yang saat ini sedang berada di ruang kerja Amanda, sudah mengganti surat asli dengan yang palsu, lalu surat yang asli Merry simpan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Marianty Poerba
bagus merry
2024-12-12
0
Bu Anis
bagus ayo tunjukkan bahwa kmu bisa dan balas dendam biar kapok
2023-09-20
1
Naraa 🌻
Pintunya harusnya diganti juga, sama pasang cctv tersembunyi di ruangan Tomi dan Dinda
2023-05-27
1