Balas Dendam Istri
Amanda yang saat ini sedang di dalam mobil, bibirnya terus tersenyum melihat foto USG calon bayinya, bahkan kebahagiaan Tomi saat nanti dirinya mengatakan hamil sudah menari-nari di pelupuk matanya. Amanda sudah tidak sabar untuk segera sampai, tapi saat melihat jalanan di depan terlihat macet, Amanda harus sabar menunggu.
Dan setelah beberapa menit melewati kemacetan, kini mobil yang ditumpangi Amanda sampai di gedung tempat Tomi bekerja.
Gedung ini adalah milik Amanda, yang bergerak di bidang penjualan pakaian, banyak sekali anak cabang dari usaha yang dimiliki Amanda, dan semua itu Tomi yang mengelola karena Amanda sudah mempercayai Tomi, lagian mana mungkin suaminya akan mengkhianati dirinya pikir Amanda.
Amanda sampai mengulang kata-katanya yang akan ia ucapkan saat bertemu Tomi, suaminya itu sangat suka bila Amanda bicara manja, dan Amanda akan melakukan itu supaya suaminya lebih bahagia.
Langkah Amanda semakin dekat dengan ruang kerja Tomi, ternyata pintu ruang kerja Tomi tidak tertutup rapat, Amanda yang baru sampai di depan pintu ruang kerja itu, Amanda berdiri mematung dengan tatapan mata tidak percaya, dari arah sini Amanda bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana.
Deg!
Sakit seketika itu yang Amanda rasakan saat ini, karena melihat Tomi suaminya sedang berciuman dengan Dinda sahabat baiknya sendiri.
Kaki Amanda terasa lemas tidak bisa hanya sekedar untuk berlari melabrak mereka berdua, air matanya lolos begitu saja tanpa bisa ia bendung, sakit hancur jadi satu yang Amanda rasakan.
Namun saat ini Amanda berpikir Dinda lah yang menggoda suaminya, terlihat tangan wanita itu melai nakal melepas kancing kemeja Tomi dan menyibaknya lalu mengusap dada pria itu.
Amanda sudah tidak kuat lagi melihat semua itu, dan dengan langkah cepat ia masuk ke dalam, entah mendapat kekuatan dari mana padahal sebelumnya ia tidak mampu.
Plak!
Plak!
Amanda menampar dan menjambak rambut Dinda, Samapi wanita itu meringis kesakitan, Amanda terus menghajar Dinda tidak kenal ampun.
Ahh! "Lepaskan! Sakit ..." pekik Dinda seraya memegangi rambutnya yang kini masih terus ditarik oleh Amanda.
"Lepaskan Amanda! caramu ini bisa melukai Dinda!" sentak Tomi seraya menarik Amanda untuk menjauh dari Dinda.
Tangan Amanda yang menjambak rambut Dinda terlepas bukan karena tarikan Tomi, tapi karena Amanda terkejut mendengar kata kasar yang baru ia dengar dari bibir pria yang sangat ia cintai.
Bahkan Tomi baru kali ini memanggil Amanda dengan sebutan nama, biasanya Tomi selalu memanggilnya sayang, tapi apa ini? Amanda benar-benar terkejut hampir tidak percaya.
Dan belum sempat Amanda bertanya mengapa Tomi bicara kasar, namun Amanda lebih dulu merasakan tangannya dihempaskan oleh Tomi, lalu pria itu berjalan mendekati Dinda yang saat ini menangis.
Deg!
Sakit hancur tidak mampu lagi Amanda gambarkan seperti apa perasaannya saat ini, saat melihat pria yang ia cintai bahkan pria itu adalah suaminya, tapi lebih memilih membantu wanita lain, menenangkan wanita lain yang menangis, padahal saat ini istrinya sendiri sedang menangis.
"Apa yang kalian lakukan!" teriak Amanda sembari berjalan mendekati Tomi, namun tangan pria itu membuat gerakan, yang langsung membuat langkah kaki Amanda terhenti.
Namun seketika hati Amanda terhenyak, saat ini lebih terasa sakit dari pada sebelumnya setelah mendengar kalimat yang keluar dari bibir Tomi untuk Dinda.
"Lebih baik kita ke rumah sakit sekarang, sayang," ucap Tomi sembari merapikan rambut Dinda.
Seketika bagaikan ada ribuan belati yang menusuk tubuh Amanda, mati itulah rasanya, sampai membuatnya sulit untuk bernafas, air matanya semakin banjir membasahi pipi sampai Amanda tidak bisa berkata-kata. Amanda semakin menangis sampai tidak bersuara.
Dan kesadaran Amanda kembali saat Tomi dan Dinda mau pergi dari ruangan tersebut.
"Mau kemana kamu, sayang!" teriak Amanda seraya memegang lengan Tomi, hingga langkah kaki pria itu terhenti.
Tomi menoleh melihat wajah Amanda yang terlihat menyedihkan, tapi tidak akan membuat Tomi kasihan karena ini memang bagian dari tujuannya, Tomi hanya sandiwara dengan Dinda, seolah-olah keduanya miliki hubungan di belakang Amanda, padahal sebenarnya Tomi dan Dinda hanya ingin merebut harta milik Amanda.
Tomi melepas tangan Amanda dengan kasar, Amanda tercengang melihat perlakuan kasar Tomi, padahal tadinya ingin memaafkan kesalahan Tomi. Meski sudah selingkuh, semua karena Amanda cinta.
Tomi menatap lekat wajah Amanda dengan aura dingin, kemudian melengos dan berjalan menuju meja kerjanya, mengambil sesuatu dari dalam laci, berupa kertas putih, lalu memberikannya kepada Amanda.
Amanda dengan wajah sedikit bingung tiba-tiba Tomi memberikannya sebuah kertas, Amanda lalu membacanya seketika matanya terbelalak lebar setelah tahu isi dari kertas tersebut pengalihan harta.
"A-apa maksudnya ini!" suara Amanda meninggi sembari menatap Tomi meminta jawaban.
Tomi tersenyum licik. "Baca supaya kamu tahu isi keterangan dalam surat tersebut."
Tangan Amanda gemetar memegang kertas itu, masih tidak percaya dengan apa yang ia baca, bahwa semua harta miliknya sudah beralih menjadi milik Tomi.
Amanda menggelengkan kepala tidak sanggup melihat kenyataan ini, suaminya selingkuh dengan sahabatnya, hartanya yang juga diambil.
Amanda masih melihat gambar tanda tangannya yang memang itu benar, ingatannya kembali saat kejadian waktu Amanda ulang tahun kemarin, karena dirinya begitu bahagia sampai tidak membaca dulu apa isi surat tersebut, dan langsung main tanda tangan saja.
"Kau jahat! Kau jahat!" teriak Amanda seraya memukul dada bidang Tomi.
Tomi menangkap tangan Amanda lalu menyeret Amanda dibawa keluar dari perusahaan.
Ahhh!
Pekik Amanda saat tubuhnya di dorong dan tersungkur ke halaman depan gedung tersebut.
Semua karyawan Amanda hanya bisa melihat, tidak mampu menolong saat Tomi memberi kode untuk menjauh.
Tomi mendekati Amanda lagi dan menarik wanita itu lagi untuk berdiri, lalu dibawa sampai keluar gerbang, dan mendorong tubuh Amanda ke jalanan.
"Pergi jauh tidak usah ganggu aku lagi!" sentak Tomi yang kemudian meminta para satpam untuk mengawasi Amanda jangan sampai masuk lagi.
"Tomi jangan perlakukan aku seperti ini, aku sedang hamil Tomi, bila aku ada salah tolong bicarakan baik-baik Tomi ... Tomi ...."
Teriak Amanda bersamaan tubuhnya yang dihalangi satpam untuk tidak bisa masuk, Amanda terus berteriak memanggil nama Tomi sampai suaranya menghilang bersamaan tubuhnya yang mulai lemah, perlahan Amanda pingsan tidak sadarkan diri.
Salah satu dari satpam tersebut membawa Amanda ke rumah sakit, karena khawatir terjadi hal buruk pada wanita itu, karena sempat melihat darah keluar dari ************ kaki Amanda yang saat ini menggunakan rok panjang selutut.
Sampai di rumah sakit, Amanda langsung ditangani oleh dokter, sementara satpam yang tadi membawa Amanda ke rumah sakit, ia sudah pergi.
Keadaan Amanda sangat lemah, bahkan tensi darahnya menurun drastis, sang dokter sampai harus memberikan dua kantong darah untuk Amanda. Untung di rumah sakit masih tersedia.
Dokter yang saat ini menangani Amanda menatap kasihan pada pasiennya itu, wajah cantik yang dipenuhi goresan luka, bahkan lututnya memar, dan yang lebih memprihatinkan bayinya keguguran.
Garis monitor menunjukan kondisi Amanda semakin melemah, dokter serta di bantu perawat yang lain langsung sigap melakukan pertolongan.
Dokter yang terus berusaha menyelamatkan nyawa Amanda, langsung bernafas lega saat keadaan Amanda mulai membaik.
Dua jam kemudian.
Amanda perlahan membuka mata, pandangannya menyapu keseluruhan ruangan, melihat warna mendominasi warna putih, saat ini Amanda sadar bila dirinya sedang berada di rumah sakit.
Salah satu perawat masuk ke dalam, melihat Amanda yang sudah sadarkan diri, perawat langsung memeriksa Amanda.
Amanda masih diam enggan mau bicara bahkan bertanya, air matanya masih terus menetes dengan pandangan mata kosong.
Perawat yang melihat Amanda seperti melamun, berpikir bila pasiennya itu terkena gangguan mental.
Perawat segera keluar untuk memanggil dokter. Namun ternyata Amanda melepas pelekat infus di tangannya, kemudian ia berjalan keluar dari ruang IGD tersebut, berjalan dengan tubuhnya yang lemah di setiap langkah kakinya yang lemah Amanda terus mengingat perlakuan kasar Tomi dan penghianatan Tomi juga Dinda temannya.
Dadanya semakin sesak, pikirannya semakin buntu, air matanya semakin mengalir deras menangis tanpa bersuara. Amanda terus berjalan hingga kini tepat di pinggiran balkon rumah sakit, dari tempat ini Amanda bisa melihat sangat tinggi dari jangkauan ke bawah sana.
Tanpa pikir panjang Amanda langsung terjun ke bawah dari lantai dua belas.
Brukk!!!
Ahh!!!
Sebelum Amanda memejamkan mata dan menghembuskan nafas terakhir, matanya melihat Tomi.
"Kau pria keji Tomi," gumamnya di alam bawah sadarnya.
Dan pria itu adalah Tomi yang kini menatap nanar melihat wanita yang tengah bunuh diri adalah Amanda.
...****************...
...Mohon dukungannya ya kak💖 beri bintang 🌟 lima dibagian penilaian. Juga like, vote, favorit dan komen....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Marianty Poerba
halo author
2024-12-12
0
Aisyah Nabila
hallo thor😍
2023-08-11
0
Irra Ajahh
baru mmpir Thor smngt
2023-08-05
1