Satu bulan kemudian
"Bagaimana Rob? Apa kau sudah menemukan alamat wanita itu" tanya Albi ketika sedang di pesawat menuju ke tanah air.
Setelah menyelesaikan permasalahan perusahaanya di Paris Albi langsung memutuskan pulang ke tanah air.
Permasalahan perusahaan yang begitu rumit membuat dirinya lama di negara itu.
"Sudah tuan, Alamatnya di kawasan perumahan elit jl. Dermaga no. 5, nama wanita itu adalaha Kayla Marligh merupakan putri pertama tuan Hardi Marligh pemilik Perusahaan Marligh tuan," Sahut Robby, Albi manggut-manggut sambil mendengarkan ucapan asistennya.
Tak terlalu sulit untuk Robby menemukan info tentang Kay, karena dia bisa langsung mendapatkan rekaman CCTV dari orang suruhannya yang ia tugaskan untuk menyelidiki soal Kay, hotel itu milik keluarga Wijaya tentu memudahkan mereka mendapatkan rekaman CCTV.
"Apa kau mendapatkan rekamana CCTV nya Rob" tanya Albi.
"Iya tuan, nanti saya akan perlihatkan setelah pesawatnya landing" sahut Robby di balas anggukam oleh Albi.
Tak lama jet pribadi milik Albi pun mendarat di bandara soekarno hatta.
"Kita pulang kemana tuan" tanya Robby.
Semenjak mendirikan perusahaan sendiri Albi sering pulang ke apartemennya yang jauh lebih dekat dengan kantornya, weekend baru dia akan pulang ke rumah orang tuanya.
"Kita langsung ke rumah wanita itu Rob, kita harus segera menyelesaikan masalah ini sebelum papa mengetahuinya" sahut Albi.
"Baik tuan" sahut Robby.
"Mana rekaman itu" pinta Albi.
Robby pun memberikan tab nya kepada Albi, Albi pun menerima tab tersebut dari tangan asistennya.
Di lihatnya video rekaman CCTV tersebut oleh Albi.
****
Flashback
Pada saat itu keluarga Marligh sedang mengadakan pesta ulang tahun Kay di hotel Wijaya sekaligus mengumumkan acara pernikahan Kay dengan Vino Sanjaya yang akan di lakukan sebulan lagi.
Kay dan Vino di jodohkan oleh kedua orang tua mereka karena alasan bisnis.
Rani tidak suka dengan keputusan orang tuanya karena dirinya sudah lebih dulu menyukai Vino namun dia tak berani membantah keputusan orang tuanya, dan Vino juga nampak bahagia dengan keputusan orang tuanya yang menjodohkannya dengan Kay.
Keluarga Marligh dan keluarga Sanjaya memang sudah bersahabat sejak lama, dan mereka berniat menjodohkan anak-anaknya untuk memajukan bisnis mereka.
Namun karena Rani tidak menyukai itu semua, membuat ia nekat menjebak sang kakak dengan menggunakan obat tidur yang ia bubuhkan ke minuman Kay.
"Ssstttt... Kenapa kepalaku pusing sekali ya" desis Kay sambil memegangi kepalanya.
Kay yang sudah tidak tahan pun akhirnya ijin kepada orang tuanya untuk kembali ke kamar hotel.
Dengan langkah gontai Kay berjalan menuju ke kamarnya, namun pandangan Kay yang mulai buram membuat Kay salah masuk kamar.
Kamar Kay nomor 112 namun Kay masuk ke kamar 121.
Kay masuk kedalam kamar tersebut dan langsung merebahkan diri di atas ranjang, lantas Kay langsung memejamkan matanya.
Sedangkan di luar Rani kehilangan jejak kakaknya, ia mencari ke kamar kakaknya namun tak menemukannya.
"Aku tak mau tahu kamu harus menemukan kakakmu itu, aku sudah membayar mahal sama kamu" ucap pria tersebut.
"Kau tenang saja, aku pasti bisa menemukan kakakku" sahut Rani percaya diri.
Ternyata Rani selain memberikan obat tidur kedalam minuman Kay, Rani juga menjual Kay kepada pria hidung belang.
Rani berharap Kay hamil dan pernikahannya dengan Vino batal.
Flashback off
Sedangkan di sebuah rumah tepatnya di rumah keluarga Marligh sedang terjadi keributan.
Rani adik kandung Kay menemukan tespek di kamar Kay, dia yang diam-diam masuk kedalam kamar kakaknya tak sengaja menemukan tespek di laci lemari milik Kay. Entah apa tujuan Rani diam-diam masuk ke kamar Kay tanpa permisi.
"Mama..." triak Rani sambil membawa tespek tersebut, ia ingin menunjukkannya kepada sang mama.
"Ada apa Rani? Kenpaa kamu teriak-teriak seprti itu" tanya sang mama yang bernama Marlyn.
"Lihat mama, aku menemukan ini di kamar kaka Kay" ucap Rani sok polos sambil memberikan tespek ke sang mama.
Marlyn menerima tespek tersebut dengan tangan bergetar, sedangkan Rani menatap mamanya sambil senyum meneyeringai.
"Tidak mungkin ini milik Kay, mama yakin kalau kakakmu anak baik" lirih Marlyn membuat Rani tersenyum masam.
"Mama coba tanya langsung saja sama kak Kay ma" saran Rani.
Marlyn pun setuju untuk memanggil sang putri, ia juga ingin tahu kebenarannya.
"Kay...kesini sayang" panggil Marlyn dengan sedikit meninggikan suaranya.
Kay keluar dari arah dapur menghampiri mamanya dengan tergopoh gopoh.
"Ada apa ma" tanya Kay.
"Jelaskan sama mama kenapa benda ini ada di kamar kamu Kay" pinta Marlyn.
"Kenapa mama bisa mendapatkan ini" tanya Kay.
"Jawab pertanyaan mama Kay" desak Marlyn.
"Maafkan Kay ma" lirih Kay sambil meneteskan air matanya.
"Apa maksudmu sayang? Jadi benar benda ini milikmu" tanya Marlyn memastikan.
Kay tidak berani menjawab, dia hanya menundukkan wajahnya sambil meneteskan air matanya.
"Jawab pertanyaan mama Kay, jawab kalau semua ini tidak benar" cecar Marlyn sambil mengguncang bahu sang putri.
Hiksss... Hiksss... Bukannya menjawab tangis Kay malah semakin pecah.
"Ada apa ini ma, kau apakan Kay kenapa bisa menangis seperti itu" tanya Hardi yang baru saja turun dari atas tangga.
Bukannya menjawab pertanyaan suaminya, Marlyn justru memberikan tespek tersebut kepada sang suami.
"Maksudnya apa ini ma" tanya Hardi tak mengerti.
"Tanya saja sama putri kesayangan mu itu pa" ucap Marlyn sambil menatap Kay dengan tatapan kecewa.
Hati orang tua mana yang tak sakit ketika tahu putrinya hamil di luar nikah.
Tapi kenapa? Kenapa harus putrinya, setahu Marlyn Kay anak baik, bahkan dia jarang bergaul dan tak banyak memiliki teman, berbeda dengan Rani yang suka kelayapan.
"Jelaskan sama papa sayang, apa maksud benda ini" pinta Hardi.
"Maafkan Kay papa, Kay bisa jelasin ini semua" lirih Kay sambil menunduk tak mau melihat wajah orang tuanya yang terlihat kecewa kepada dirinya.
"Jadi benar kamu hamil Kay" tanya Hardi dengan suara melemah.
"Iya papa" jawab Kay lirih, hampir saja suaranya tak terdengar oleh mereka.
Plakkk
Plakk
Plakk
Hardi menampar kedua pipi Kay secara bergiliran, membuat Kay jatuh tertunduk dengan sudut bibir berdarah.
"Dasar anak tidak tahu di untung, anak tak tahu diri, selama ini pap membesarkanmu dengan penuh kasih tapi kamu malah membalasnya dengan melemparkan kotoran kewajah papa"
hardik Hardi dengan nafas naik turun karena marah.
Marlyn juga ikut menangis melihat putrinya yang di tampar oleh suaminya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa, suaminya kalau marah tak bisa di cegah.
Sedangkan Rani tersenyum puas melihat keributan yang ia buat.
"Gugurkan anak dalam kandunganmu Kay, papa tak mau pernikahanmu dengan Vino batal" perintah Hardi.
Namun Kay menggelengkan kepalanya, ia akan mempertahankan anak yang ada di dalam kandungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
𝐈𝐬𝐭𝐲
pengin nabok Rani aku jadi sodara kok jahat bgt ya
2023-02-24
0