Penyesalanku Setelah Menceraikannya
"Bang katakan yang sebenarnya dan yang sejujur-jujurnya ada hubungan apa kamu dengan Henna? " tanya Nabila saat aku baru saja pulang kerja.
"Maksud kamu apa Nabila? Ia hanya temanku sewaktu sekolah dulu. Memangnya ada apa kamu tanyain hal itu? "
Nabila hanya menatapku, tatapannya yang tajam membuat aku takut, ada apa sebenarnya. Bahkan dia pun mengeluarkan senyumannya yang sinis.
"Ouhh, teman ya bang? Maksudnya teman tapi spesial. Dia barusan datang kerumah bang. Apa kamu tau tujuan dia datang kesini bang? "
"Ah palingan juga dia hanya ingin bersilaturahmi saja. "
"Salah.Kamu salah besar bang, kedatangannya dia kesini menemuiku meminta ijin padaku agar aku memperbolehkan kamu menikahinya bang. "
Aku terdiam, bingung dan gelisah yang aku rasakan saat ini, apa yang harus aku katakan pada Nabila. Kenapa juga Henna begitu nekatnya dia datang kesini menemui Nabila? Apa kamu sungguh ingin menikah dengan ku Henna.
"Kenapa kamu diam bang? Jadi benar apa yang dikatakan Henna tentang semuanya. Tentang kamu yang juga sama memiliki perasaan padanya? "
"Jawab bang? " sentak Nabila dengan suara yang tinggi untuk pertama kalinya.
"Bukan begitu Nabila. "
"Lalu apa bang? Aku tidak marah saat kamu ingin menikahinya. Tapi aku begitu sangat kecewa dan marah sama kamu karena kamu telah membohongi ku. "
"Aku tidak bermaksud membohongimu Nabila, itu hanya masa lalu saja. "
"Aku mengijinkanmu berpoligami bang untuk menikahi Henna, aku ikhlas dan aku akan berusaha menjalaninya dengan semampuku untuk di madu.Demi kebahagiaan kita bersama, aku rela kamu menikahi Henna."
"Kenapa kamu berkata seperti itu Nabila? "
"Aku sungguh ikhlas bang, asalkan kamu mampu dan bisa berbuat adil pada aku maupun Henna. "
Syok dan kaget dengan apa yang telah Nabila ucapkan aku tak mampu untuk berkata-kata. Mulutku seakan membisu untuk berucap. Aku sungguh tak menyangka Nabila mampu berkata seperti itu merelakan aku untuk berpoligamu. Bukankah wanita manapun juga takkan merelakan jika suaminya berpoligami?
"Aku tak tahu Nabila? Aku bingung... "
"Kenapa kamu bingung bang? Apa yang membuatmu bingung , apa kamu menggantukan perasaanmu sendiri sedangkan sekarang aku tau bahwa kamu selalu saja memikirkannya hati dan pikiranmu hanya untuknya. Namun raga mu hanya bersinggah saja di sini. "
Kini rumah tangga ku semakin terasa tak menentu,kehambaran yang terada di dalamnya.Perubahan sikapnya padaku mulai terasa tak ada senyum sambutan yang ia berikan tak kala aku pulang bekerja.Semenjak Nabila mengetahui semuanya . Bahkan tidak ada hentinya Nabila selalu saja berkata.
"Aku ikhlas di poligami. "
Kata itu selalu ia ucapkan setiap harinya padaku. Namun harus aku akui bahwa aku merasa bangga dan senang ketika Nabila memberiku restu. Rasa angguh dan sombong kinu telah menjalar di tubuhku.
Semakin di desak, dengan pernyataam itu mwmbuat aku juga pusing dan kacau sendiri. Kesiapan itu telah menjadi boomerang dalam hidupku sendiri, bagaiman tidak jika kalian berada di posisi ku. Emosiku kini mwluap begitu saja, tatkala Nabila berkata seperti itu lagi secara berulang-ulang. Hingga terjadilah pertengkaran kecil aku menantangnya untuk berpisah, meskipun aku tak mengucapkan kata talak padanya, namun ucapannku ini telah memberikan luka yang membekas pada hatinya.
Walau aku akui Nabila bagitu sabar dan telatennya mengurus aku, mengurus segala keperluan aku dari hal kecil maupun besar. Tak pernah ia membantah sedikit pun apa yang aku perintah melayaniku sebagai mana suami istri pada umumnya.Namun di balik itu semua perubahan nya sudah sangat terlihat menjadi lebih pemurung.
"Kenapa abang tak pernah menjawab pertanyaan aku bang? Jika abang terus-terusan seperti ini untuk apa aku berada disini? "
"Tidak aku hanya belum tau apa yang harus aku pilih dan tentukan Nabila. Ini semua sungguh membuat aku membingungkan. "
Nabila tak menjawab pertanyaanku dia pergi begitu saja ke kamar dengan sedikit keras menutup pintu kamarnya.
___
Dari pada aku suntuk dan penat harus kemikirkan ini semua lebih baik aku mencari solusi pada sahabatku Hakim. Sebenarnya aku sendiru malu dengan apa yang aku alami saat ini, masalah rumah tangga tak seharusnya di ceritak pada orang lain.
"Apa? Aku tak salah dengarkan jar?Nabila mengijinkanmu untuk berpoligami ? "
Hakim terperanjat kaget saat aku mengatakan itu semunya.
"Lalu apa solusi dan pendapatmu kim? "
"Aku tak dapat berkata apapun jar. Namun jikq boleh saran lebih baik kamu tinggalkan Henna dan tentulan pilihanmu untuk tetap bersama Nabila, dia itu wanita yang istimewa jar? "
"Apa lebih baik aku bercerai saja dengan Nabila dan merajuk kasih bersama cinta pertamaku. "
"Ini bukan pilihan yang tepat jar, wanita semulia dia kamu ceraikan hanya demi perempuan yang baru kamu kenal kembali. Gue gak ingin lo menyesal di kemudian hari jar. "
"Ya elah elu kim, bukannya dukung gue buat sama Henna malah lo ngebujuk gue buat memilih Nabila. "
"Ya itu terserah lo aja jar. Tapi aku ingetin sama kamu JANGAN SAMPAI MENYESAL. "
Bukannya mendapat dukungan dari sahabat, malah dapat ceramahan yang ia berikan.Perasaan di dadaku semakin bergejolak entah hasrat apa yang membuat aku ingin menceraikan Nabila dan memilih Henna cinta pertama ku. Langkahku ambil ini benar-benar berada di luar jalan pikirku bahkan aku tak pernah menduga nya sama sekali.
"Nabilaa..."
"Nabilaaa.. "
Panggilku padanya setelah aku sampai rumah .
"Aku telah memutuskan semuanya Nabila. "
Aku mengajaknya duduk.
"Nabila dengan ini saya nyatakan Aku akan menceraikan mu . "
Nabila menitikan air matanya. Ia menangis tersedu-sedu dengan apa yang telah aku putuskan padanya.
"Kamu menceraikan ku bang? "
"Iya Nabila aku Talak tiga kamu, aku akan kembali kan kamu pada orang tuamu. "
"Apa ini pilihanmu bang? "
"Iya Nabila aku memilih untuk hidup bersama Henna cinta pertamaku. Maafkan atas pilihanku aku tak sanggup dan tak mampu jika harus berpoligami.Aku takut nantinya bersikapa zhalim padamu karena aku terlalu begitu mencintai Henna. "
"Terima kasih atas keputusan yang telah kamu berikan padaku Bang, aku do'akan semoga rumah tangga kalian berdua kelak sakinnah mawwadah warrohmah. "
"Saya yang seharusnya berterima kasih pada mu Nabila,"
Nabila mampu memahami perasaanku, namun ia tak dapat membendung kepedihan hatinya, ketika akhirnya keputusan itu aku ambil. Aku menggantarkan Nabila untuk di pulangkan pada orang tuanya, sebagaimana dulu aku meminta Nabila dari orang tua secara baik-baik. Saat melihatnya menangis sungguh sebanarnya hatiku pun ikut menangis, kenapa syahwatku membisikan ketenangan di sudut hati ini, bahwa ada rasa takut dan penyesalan yang akan terjadi kedepannya. Yang jelas bagiku saat ini, tangis Nabila bagai mengiris jiwaku.
Apa yang akan terjadi selanjutnya setelah Nijar menceraikan Nabila?
Semoga kalian semua suka dengan cerita baru ku ini.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Risy Risyda
jangan tangisi lelaki seperti tu.
2023-02-19
0