"Bang katakan yang sebenarnya dan yang sejujur-jujurnya ada hubungan apa kamu dengan Henna? " tanya Nabila saat aku baru saja pulang kerja.
"Maksud kamu apa Nabila? Ia hanya temanku sewaktu sekolah dulu. Memangnya ada apa kamu tanyain hal itu? "
Nabila hanya menatapku, tatapannya yang tajam membuat aku takut, ada apa sebenarnya. Bahkan dia pun mengeluarkan senyumannya yang sinis.
"Ouhh, teman ya bang? Maksudnya teman tapi spesial. Dia barusan datang kerumah bang. Apa kamu tau tujuan dia datang kesini bang? "
"Ah palingan juga dia hanya ingin bersilaturahmi saja. "
"Salah.Kamu salah besar bang, kedatangannya dia kesini menemuiku meminta ijin padaku agar aku memperbolehkan kamu menikahinya bang. "
Aku terdiam, bingung dan gelisah yang aku rasakan saat ini, apa yang harus aku katakan pada Nabila. Kenapa juga Henna begitu nekatnya dia datang kesini menemui Nabila? Apa kamu sungguh ingin menikah dengan ku Henna.
"Kenapa kamu diam bang? Jadi benar apa yang dikatakan Henna tentang semuanya. Tentang kamu yang juga sama memiliki perasaan padanya? "
"Jawab bang? " sentak Nabila dengan suara yang tinggi untuk pertama kalinya.
"Bukan begitu Nabila. "
"Lalu apa bang? Aku tidak marah saat kamu ingin menikahinya. Tapi aku begitu sangat kecewa dan marah sama kamu karena kamu telah membohongi ku. "
"Aku tidak bermaksud membohongimu Nabila, itu hanya masa lalu saja. "
"Aku mengijinkanmu berpoligami bang untuk menikahi Henna, aku ikhlas dan aku akan berusaha menjalaninya dengan semampuku untuk di madu.Demi kebahagiaan kita bersama, aku rela kamu menikahi Henna."
"Kenapa kamu berkata seperti itu Nabila? "
"Aku sungguh ikhlas bang, asalkan kamu mampu dan bisa berbuat adil pada aku maupun Henna. "
Syok dan kaget dengan apa yang telah Nabila ucapkan aku tak mampu untuk berkata-kata. Mulutku seakan membisu untuk berucap. Aku sungguh tak menyangka Nabila mampu berkata seperti itu merelakan aku untuk berpoligamu. Bukankah wanita manapun juga takkan merelakan jika suaminya berpoligami?
"Aku tak tahu Nabila? Aku bingung... "
"Kenapa kamu bingung bang? Apa yang membuatmu bingung , apa kamu menggantukan perasaanmu sendiri sedangkan sekarang aku tau bahwa kamu selalu saja memikirkannya hati dan pikiranmu hanya untuknya. Namun raga mu hanya bersinggah saja di sini. "
Kini rumah tangga ku semakin terasa tak menentu,kehambaran yang terada di dalamnya.Perubahan sikapnya padaku mulai terasa tak ada senyum sambutan yang ia berikan tak kala aku pulang bekerja.Semenjak Nabila mengetahui semuanya . Bahkan tidak ada hentinya Nabila selalu saja berkata.
"Aku ikhlas di poligami. "
Kata itu selalu ia ucapkan setiap harinya padaku. Namun harus aku akui bahwa aku merasa bangga dan senang ketika Nabila memberiku restu. Rasa angguh dan sombong kinu telah menjalar di tubuhku.
Semakin di desak, dengan pernyataam itu mwmbuat aku juga pusing dan kacau sendiri. Kesiapan itu telah menjadi boomerang dalam hidupku sendiri, bagaiman tidak jika kalian berada di posisi ku. Emosiku kini mwluap begitu saja, tatkala Nabila berkata seperti itu lagi secara berulang-ulang. Hingga terjadilah pertengkaran kecil aku menantangnya untuk berpisah, meskipun aku tak mengucapkan kata talak padanya, namun ucapannku ini telah memberikan luka yang membekas pada hatinya.
Walau aku akui Nabila bagitu sabar dan telatennya mengurus aku, mengurus segala keperluan aku dari hal kecil maupun besar. Tak pernah ia membantah sedikit pun apa yang aku perintah melayaniku sebagai mana suami istri pada umumnya.Namun di balik itu semua perubahan nya sudah sangat terlihat menjadi lebih pemurung.
"Kenapa abang tak pernah menjawab pertanyaan aku bang? Jika abang terus-terusan seperti ini untuk apa aku berada disini? "
"Tidak aku hanya belum tau apa yang harus aku pilih dan tentukan Nabila. Ini semua sungguh membuat aku membingungkan. "
Nabila tak menjawab pertanyaanku dia pergi begitu saja ke kamar dengan sedikit keras menutup pintu kamarnya.
___
Dari pada aku suntuk dan penat harus kemikirkan ini semua lebih baik aku mencari solusi pada sahabatku Hakim. Sebenarnya aku sendiru malu dengan apa yang aku alami saat ini, masalah rumah tangga tak seharusnya di ceritak pada orang lain.
"Apa? Aku tak salah dengarkan jar?Nabila mengijinkanmu untuk berpoligami ? "
Hakim terperanjat kaget saat aku mengatakan itu semunya.
"Lalu apa solusi dan pendapatmu kim? "
"Aku tak dapat berkata apapun jar. Namun jikq boleh saran lebih baik kamu tinggalkan Henna dan tentulan pilihanmu untuk tetap bersama Nabila, dia itu wanita yang istimewa jar? "
"Apa lebih baik aku bercerai saja dengan Nabila dan merajuk kasih bersama cinta pertamaku. "
"Ini bukan pilihan yang tepat jar, wanita semulia dia kamu ceraikan hanya demi perempuan yang baru kamu kenal kembali. Gue gak ingin lo menyesal di kemudian hari jar. "
"Ya elah elu kim, bukannya dukung gue buat sama Henna malah lo ngebujuk gue buat memilih Nabila. "
"Ya itu terserah lo aja jar. Tapi aku ingetin sama kamu JANGAN SAMPAI MENYESAL. "
Bukannya mendapat dukungan dari sahabat, malah dapat ceramahan yang ia berikan.Perasaan di dadaku semakin bergejolak entah hasrat apa yang membuat aku ingin menceraikan Nabila dan memilih Henna cinta pertama ku. Langkahku ambil ini benar-benar berada di luar jalan pikirku bahkan aku tak pernah menduga nya sama sekali.
"Nabilaa..."
"Nabilaaa.. "
Panggilku padanya setelah aku sampai rumah .
"Aku telah memutuskan semuanya Nabila. "
Aku mengajaknya duduk.
"Nabila dengan ini saya nyatakan Aku akan menceraikan mu . "
Nabila menitikan air matanya. Ia menangis tersedu-sedu dengan apa yang telah aku putuskan padanya.
"Kamu menceraikan ku bang? "
"Iya Nabila aku Talak tiga kamu, aku akan kembali kan kamu pada orang tuamu. "
"Apa ini pilihanmu bang? "
"Iya Nabila aku memilih untuk hidup bersama Henna cinta pertamaku. Maafkan atas pilihanku aku tak sanggup dan tak mampu jika harus berpoligami.Aku takut nantinya bersikapa zhalim padamu karena aku terlalu begitu mencintai Henna. "
"Terima kasih atas keputusan yang telah kamu berikan padaku Bang, aku do'akan semoga rumah tangga kalian berdua kelak sakinnah mawwadah warrohmah. "
"Saya yang seharusnya berterima kasih pada mu Nabila,"
Nabila mampu memahami perasaanku, namun ia tak dapat membendung kepedihan hatinya, ketika akhirnya keputusan itu aku ambil. Aku menggantarkan Nabila untuk di pulangkan pada orang tuanya, sebagaimana dulu aku meminta Nabila dari orang tua secara baik-baik. Saat melihatnya menangis sungguh sebanarnya hatiku pun ikut menangis, kenapa syahwatku membisikan ketenangan di sudut hati ini, bahwa ada rasa takut dan penyesalan yang akan terjadi kedepannya. Yang jelas bagiku saat ini, tangis Nabila bagai mengiris jiwaku.
Apa yang akan terjadi selanjutnya setelah Nijar menceraikan Nabila?
Semoga kalian semua suka dengan cerita baru ku ini.
~Bersambung~
Hanya satu bulan pasca perceraianku, aku sudah memutuskan untuk menikahi Henna. Padahal masa iddah Nabila pun belum selesai, hanya keegoisanku yang ingin cepat bersama dengan Henna lalu mengorbankan Nabila. Pernikahanku dengan Henna berlangsung dengan sederhana, meski aku akui pernikahan ini terbilang mewah karena jauh berbeda dengan pernikahan aku dan Nabila dahulu.
Jika kalian tanyakan bagaimana perasaanku saat ini? Aku begitu sangat bahagia dan senang sekali, hatiku seakan menari-nari. Lafad akad ku ucapkan dengan penuh semangat, bahkan aku tak menyadari kehadiran Nabila yang ikut serta menyaksikannya. Aku melihat kearahnya senyumnya Nabila tak kala menatapku menyisakan goresan luka pada diriku sendiri rasa sedih dan sakit saat aku menatapnya.
Hupss, Nijar jangan pernah kau sesali semua ini bukankah ini semua keputusan yang telah kau ambip sendiri. Kamu harus yakin bahwa hidup dengan orang yang kamu cintai akan lebih membawa mu ke zona kebahagiaan dan kenyamanan. Nabila mendekatiku dan menyalamiku.
"Selamat atas pernikahan kalian bang dan Henna. "
"Ya makasih, " jawab jutek Henna pada Nabila.
"Terima kasih Nabila, kamu sudah sangat berbesar hati datang kesini. "
Nabila hanya tersenyum.
Kenapa rasa sesak itu seakan menghampiriku, melihat wajahnya yang begitu cerita tak ada kesedihan pada dirinya. Apa kamu sudah melupakan aku Nabila? Bahkan kamu dengan tulusnya berucap seperti itu tanpa ada beban sama sekali. Ahhh,, kenapa aku jadi seperti ini.
"Ngapain kamu mas senyum-senyum begitu sama Nabila? kamu masih menyimpan perasaan padanya kah? "
"Ahh engga, gak usah bahas yang seperti itu di hari bahagia kita sayaaangg. "
"Baiklah.Kenapa kamu tak pernah mengungkapkan perasaan mu padaku kala itu mas? " tanya Henna padaku.
"Aku takut dan aku malu Henna.."
"Apa yang kau takuti mas? "
"Aku takut dapat penolakan darimu Henna, makanya aku tak berani melakukannya. Aku memang laki-laki pecundang kala itu. Lalu apa yang membuatmu juga menyukaiku? "
"Entahlah, yang jelas aku memang menyukaimu sedari dulu apa pun yang di dirimu aku begitu menyukainya. "
Percakapanku singkatku dengan Henna saat kami berada di kursi pelaminan.
_____
Masa-masa awal pernikahanku dengan Henna bengitu indah. Aku seakan berada di dunia mimpi dan khayangan. Setiap kali kami bercengkrama sebelum atau pun setelah kami bekerja, selalu ada saja keceriaan yang mewarnai kebersamaan kami berdua di tiap harinya.
Namun sayang semua itu tak berlangsung lama.Saat kami sudah di sibukan dengan perkerjaan masing-masing percekcokan kecil sering terjadi dalam rumah tanggaku. Henna yang lebih mementingkan karirnya hingga ia tak pernah lagi memperdulikan aku. Kewajiban dia sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga ia lupakan begitu saja berbeda dengan Nabila mantan istriku.
"Kamu tinggal beli saja mas apa susahnya sih. Lagian buat apa aku repot-repot memasak mas jika sudah banyak para pedagang lauk pauk diluaran sana. Dan juga soal bersih-bersih rumah kenapa kamu gak ambil saja pembantu mas? "
"Tapi aku ingin masakan istriku sendiri Henna, bukan masakan orang lain terus-terusan, pembantu itu harus di bayar Henna. "
"Iya,, iya nanti jika ada waktu luang aku akan memasak mas. Kan kamu sendiri yang meminta pengen rumah ini selalu bersihkan?ya sudah tinggal sewa pembantu bereskan? "
"Henna sewa pembantu itu harus di bayar, mas mana mungkin bisa bayar, keuangan mas sedang kurang baik.Lebih baik kita berhemat dahulu."
"Makanya kamu lebih giat lagi dong mas kerjanya, bukan mengandalkan aku saja. Lagian gajimu itu tak seberapa dengan jumlah gajiku berbeda sangat jauh. "
"Kamu merendahkanku Henna? "
"Aku tak merendahkan mu mas, tapi kalau kamu merasa tersinggung berarti kamu menyadarinya. "
Dengan sangat terpaksa aku menyiapkan makan. Bahkan kerap kali aku membersihkan semua rumah ini, melakukan pekerjaan layaknya ibu rumah tangga, menyapu, mengepel lantai sering aku lakukan. Sedangkan Henna ia hanyaa berduduk santai di kursi sambil sesekali memainkan Ponselnya atau tidak ia akan menonton TV, tak ada sedikit pun kah di pikirannya untuk membantu aku.
Semakin hari aku semakin merindukan sosok Nabila di hidupku. Omelan Henna yang tiada hentinya padaku itulah yang membuat aku merasa muak dengan nya. Kian hari dia semakin menjadi cerewet saja. Awalnya aku hanya diam saja mendapat perlakukan seperti itu dari Henna karena rasa cintaku yang besar padanya.Namun kali ini kesabaran ku benar-benar sudah berada di ujung tanduk.
"Cukup Henna! Apakah kamu bisa menghargaiku sedikit saja sebagai suamimu, dan apa kamu bisa bersikap lebih dewasa? "
"Maksud kami apa Mas? "
"Kamu itu udah bersuami Henna. Tapi kamu lupa akan tugasmu sebagai seorang istri padaku. . "
"Ha.. ha.. ha.. Apa kamu bilang tugas istri? "
"Iya, kamu tak pernah menjalankan tugasmu sebagai istri padaku, bahkan satu kali pun kamu tak pernah menyediakan sarapan atau pun sekedar menyeduh kopi saja kamu tak pernah. Tak hanya itu juga kamu lupa akan kewajibanmu melayani aku Henna, aku ini laki-laki normal Henna? "
"Terus mau kamu apa Mas? Kamu mau aku jadi budakmu ataukah pelayanmu? melayani setiap keinginan mu sedangkan kamu sendiri hanya enaknya saja Hah? Kamu lupa Mas gajimu itu tak seberapa besar dengan gajiku disini. Jadi cukup kamu tak perlu mengatur ku."
Emosiku seakan menjadi saat Henna dengan lantang merendahkan gajiku.Ku lempar piring yang berada di dekatku padanya. Henna tak sedikit pun merasa terganggu dengan emosi ku dia hanya beraantai ria saja.
"Bereskan pecahan piring itu, lalu kamu ganti dengan piring yang baru.Uupss,aku lupa kamu mana bisa menggantinya, gajimu aja hanya cukup untuk makan saja. " ucapnya sembari meninggalkanku.
Emosiku benar-benar kian memuncak, tak pernah ku sangka wanita yang begitu aku kira baik dan lembut itu ternyata salah itu hanya covernya saja tidak dengan isinya. Dia yang begitu tega melakukan semua itu padaku, bahkan yang membuat aku sangat marah ketika dia merendahkan perkerjaanku. Pekerjaan yang begitu sangat susah payah aku mendapatkannya, perjuanganku untuk bisa mendapatkan pekerjaan itu.
Ternyata benar apa yang ditakan sahabatku lalu,orang yang kita kenal dari luarnya saja itu belum tentu baik, itu hanyalah sebuah kamuflase saja.Aku benar-benar sangat menyesal telah membuang berlian hanya demi batu kerikil. Hingga bayangan indah bersama dengan Nabila kembali teringat.
"Bang sarapan dulu, aku sudah siapkan di meja makan yah. "panggilnya saat aku sedang asik dengan peliharaanku.
"Iya Nabila,Abang akan kesana. "
"Oh iya bang, aku mau minta ijin sebentar untuk kerumah ibu.Tapi jika kamu tak mengijinkanku aku gak bakalan pergi bang. "
"Abang ijinkan kamu Nabila. "
"Alhamdulillah, Makasih bang."
"Iya.. "
"Ahh iya bang, bajumu yang warna cream itu sudah lusuh, boleh aku memintamu untuk tidak menggunakannya lagi? "
"Memangnya kenapa Nabila, baju itu masih bagus ko?"
"Tapi aku gak suka bang,abang memakai baju itu, seperti yang tak terurus oleh istrinya."
"Ya sudah,abang gak bakalan pake baju itu lagi. "
Percakapan itu telah mengingatkan ku padanya. Dia yang begitu sangat telaten mengurusku dari hal yang terkecil sampai hal besar. Dia yang tak pernah menganggap rendah penghasilanku, wanita yang begitu menghormatiku sebagai suaminya.
... ~ Bersambung ~...
...Bantu follow, like and subscribe ceritaku🥰🥰...
Ketidakharmonisan dalam rumah tanggaku kini kian terasa semakin nyata, sikap Henna yang semakin cuek padaku. Hidupnya yang seakan lurus-lurus saja tanpa ada merasa bersalah sedikit pun padaku. Bahkan Henna kerap mengejek Nabila mantan istriku. Cacian dan Makian kerap iya ucap kan padanya.
"Kamu itu memang bodoh mas sama seperti mantan istrimu. "
"Maksud kamu apa Henna berkata seperti itu? "
"Ha.. ha.. gak usah berlagak gak paham mas. Sadar diri aja kenapa sih. "
"Aku tak paham dengan ucapanmu itu Henna. "
"Sini aku jelasin yah mas, kamu itu sebenarnya memang lebih cocok dengan mantanmu itu, tapi karena kebodohanmu malah menceraikannya. Lagian yah mas mana ada seorang wanita yang mau berbagi suaminya untuk orang lain. Gak ada mas.Apa lagi menyuruhnya berpoligami. Ehh tapi malah kamu ceraikan dia ha.. ha.. "
"Cukup Henna, aku akui aku memang bodoh telah menyia-yiakan berlian hanya untuk batu kerikil seperti mu. "
"Waw.Apa kamu bilang batu kerikil mas? Kamu sadar gak sih aku ini wanita pintar,sukses, Karirku bagus dan penghasilanku lebih besar darimu. Jadi jangan pernah kamu samakan aku dengan wanita samp*h itu. "
"Cukuupp..Kamu memang wanita yang pintar Henna dan kamu juga wanita seperti ular berbisa, aku menyesal telah memilihmu. "
"Ya itu kamu tau,bagus deh kalau kamu menyadarinya. Asal kamu tau Mas, aku tak pernah benar-benar mencintaimu. Aku melakukan ini semua karena tak suka jika melihat kalian berdua bahagia sedangkan aku disini menderita."
Aku tak menyangka dengan ucapannya itu , ternyata dia hanya ingin menghancurkan kebahagiaan ku dengan Nabila. Emosiku kini kian memuncak,dengan lantangnya aku mengajak cerai pada Henna.
"Kalau begini jadinya lebih baik kita hidup masing-masing saja Henna. "
"Apa kamu bilang hidup masing-masing? Aku tak akan membiarkan kamu untuk berpisah denganku, enak saja kamu berucap seperti itu. "
"Lalu buat apa saya pertahankan rumah tangga ini, jika pada akhirnya saya tau kalau kamu itu tak mencintaiku. "
"Karena aku takkan membiarkan hidup kamu bahagia apalagi kembali bersama mantanmu itu. "
"Gak.Lebih baik kita berpisah saja Henna. "
"Ha.. ha...ha..Uang dari mana kamu mau menggugatku berpisah Nijar, tidur aja kamu menumpang di rumah saya, lebih baik kmau sekarang pikirkan bagaimana cara membayar hutang hidupmu selama tinggal di rumahku. "
"Maksud kamu apa Henna. "
"Kamu tuli mas, kamu harus membayar semua nya dengan cara kamu bekerja di rumahku sebagai PEM-BAN-TU paham? "
Sekujur tubuhku rasanya ambruk seketika tak kala semua terjadi, hidup yang aku bayangkan akan lebih bahagia bila bersama perempuan yang kita cintai, namun semua itu tidak seperti apa yang aku bayangkan. Semuanya seakan-akan terbalik.
Ucapan dan hinaan Henna telah menghancurkan seluruh rasa cintaku padanya.Tapi bodohnya aku terus saja mengikuti apa yang ia perintah dan katakan, menyiapkan segala keperluannya, bangun pagi-pagi hanya untuk menyiapkan sarapan untuknya. Yah, sekarang aku seperti Pembantu yang mengerjakan segalanya. Apakah aku telah di butakan dengan cinta? Ataukah ini sebuah karma yang telah aku tuai, karena telah menceraikan Nabila, yang jelas-jelas sempurna itu.
______
Hanya sekedar ingin menjernihkan pikiran saja rasanya sangat lah sulit, selalu saja ada halangan yang membuat aku sama sekali tak bisa keluar dari rumah.
Hingga tiba waktunya yang tepat aku mencoba mencari alasan yang tepat untuk bisa keluar dengan berpura-pura ingin belanja kebutuhan dapur,padahal persediaan masih banyak, syukurlah ternyata dia mengijinkanku untuk pergi, dengan cepat aku melangkah keluar ingin bertemu kawan-kawanku.
"Haii jar, kemana aja lu? tumben baru keluar rumah. "
"Biasalah ki, palingan juga dia sedang bertarung terus sama bininyaa ha.. haa. "
"Ha... ha. Lo bisa aja wil, eh tapi bener juga dia kan punya bininya dua, jadi harus bergantian. Enak yah hidup lo Jar, punya bini dua. Yang satu pinter cari duit yang satu wanita sholehah. "
Itulah ocehan dari kedua temanku luki dan wildan.
"Haaah gue cape. " ucapku dengan mengacak-acak rambut.
"Ya elah elu sih jar, kalau tarung itu jangan keseringan. "Luki.
"Bukan itu broo, gue cape hidup sama Henna."
"Maksud lo apa jar? "
"Gue seperti pembantu di rumah itu bro, bahkan mau keluar rumah saja gue susah. Ini juga gue bisa keluar karena ada alasan mau belanja. "
"Jadi selama ini lo jadi pembantunya dia? "tanya wildan.
"Ya begitulah. "
"Saya bilang juga apa jar, dia itu bukan wanita baik-baik. Tapi kamu malah memilihnya dengan berdalih bahwa kalian berdua saling mencintai, kamu malah rela kehilangan Nabila yang begitu sempurna. Padahal Nabila memberi mu pilihan untuk berpoligami Jar. " Tiba-tiba saja aku tak menyadari kehadiran Hakim.
"Apaa? Jadi lo menceraikan Nabila jar? Seharusnya lo itu bersyukur punya bini seperti Nabila.Lo itu disini orang yang paling beruntung bisa menikah duluan di antara kita semua."Tanya luki.
Kaget kedua temanku saat mengetahui itu semua, karena mereka tahunya aku beristri dua.Hanya Hakim yang tau kalau aku sudah bercerai dengan Nabila. Hakim selalu mewanti-wanti aku agar berhati-hati dalam mengambio keputusan.
"Gue gak nyangka Jar, lo bisa melakukan ini demi si Henna. "ucap wildan.
"Gue bener-bener nyesel Kim, gue nyesel karena gak dengerin apa saran lo dulu. "balasku pada Hakim.
"Dan gue juga nyesel ki, karena tak percaya dengan apa yang lo bilang dulu. "
"Ya gimana lagi Jar, sekarang nasi sudah menjadi bubur. "
"Apa gue minta rujuk lagi sama Nabila? " tanyaku pada mereka semua.
"Lo gil* Jar, mau minta rujuk sama Nabilq, setelah apa yang lo lakuin padanya . Lo buang Nabila begitu saja dan sekarang kamu mau memintanya rujuk kembali, bagaimana perasaan orang tua Nabila Jar,jika hati anaknya di permainkan begitu sama lo. "ucap luki padaku, apa yang dia katakan memang benar, orangtua Nabila pasti akan menolak mentah-mentah permintaan ku untuk rujuk kembali dengan anaknya.
" Terus gue harus gimana, bercerai dengan Henna pun gue gak bisa. Hidup gue gelap jika terus berada di rumah itu. "
"Jadikan itu sebagai pelajaran di hidupmu Jar, banyak-banyak berdo'a semoga istrimu bisa berubah. "
"Betup tuh apa yang di katakan Hakim, lo tobat Jar. "
Tak terasa aku telah mengobrol singkat bersama kawanku, walaupun sebentar tapi setidaknya aku bisa mengeluarkan semua beban yang ada di diriku.
Andai saja waktu itu aku tak mengangkata telpon dari Henna, mungkin semuanya tak akan terjadi seperti ini dan aku bisa hidup bahagia bersma Nabila.
[Hallo! Apa ini dengan Nijar subagja? ]panggilnya di sembrang sana.
[Iya hallo, maaf ini dengan siapa yah? ]
[Ini aku Henna ayuningtias jar, teman masa sekolahmu dulu? ]
Gejolak hati ku bergemuruh saat ku dapati wanita yang menelponku itu ternyata Henna cinta pertamaku. Dengan penuh semangat dia mengajakku bertemu di salah satu caffe.Aku mengiyakan permintaannya, tak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ku. Walau aku sadari, aku saat ini telah beristri.
Seperti apakah pertemuan pertama Nijar dengan Henna, yang membuatnya menceraikan Nabila kala itu?
...~Bersambung~...
...Bantu follow, like, coment dan subcribe ceritaku. 🙏🙏🥰...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!