Bab 2 Di bawah bayang-bayang.

Hanya satu bulan pasca perceraianku, aku sudah memutuskan untuk menikahi Henna. Padahal masa iddah Nabila pun belum selesai, hanya keegoisanku yang ingin cepat bersama dengan Henna lalu mengorbankan Nabila. Pernikahanku dengan Henna berlangsung dengan sederhana, meski aku akui pernikahan ini terbilang mewah karena jauh berbeda dengan pernikahan aku dan Nabila dahulu. 

  Jika kalian tanyakan bagaimana perasaanku saat ini? Aku begitu sangat bahagia dan senang sekali, hatiku seakan menari-nari. Lafad akad ku ucapkan dengan penuh semangat, bahkan aku tak menyadari kehadiran Nabila yang ikut serta menyaksikannya. Aku melihat kearahnya senyumnya Nabila tak kala menatapku  menyisakan goresan luka pada diriku sendiri rasa sedih dan sakit saat aku menatapnya. 

  Hupss, Nijar jangan pernah kau sesali semua ini bukankah ini semua keputusan yang telah kau ambip sendiri. Kamu harus yakin bahwa hidup dengan orang yang kamu cintai akan lebih membawa mu ke zona kebahagiaan dan kenyamanan. Nabila mendekatiku dan menyalamiku. 

 "Selamat atas pernikahan kalian bang dan Henna. "

 "Ya makasih, " jawab jutek Henna pada Nabila. 

"Terima kasih Nabila, kamu sudah sangat berbesar hati datang kesini. "

 Nabila hanya tersenyum. 

  Kenapa rasa sesak itu seakan menghampiriku, melihat wajahnya yang begitu cerita tak ada kesedihan pada dirinya. Apa kamu sudah melupakan aku Nabila? Bahkan kamu dengan tulusnya berucap seperti itu tanpa ada beban sama sekali. Ahhh,, kenapa aku jadi seperti ini. 

 "Ngapain kamu mas senyum-senyum begitu sama Nabila? kamu masih menyimpan perasaan padanya kah? "

"Ahh engga, gak usah bahas yang seperti itu di hari bahagia kita sayaaangg. "

"Baiklah.Kenapa kamu tak pernah mengungkapkan perasaan mu padaku kala itu mas? " tanya Henna padaku. 

 "Aku takut dan aku malu Henna.."

 "Apa yang kau takuti mas? "

 "Aku takut dapat penolakan darimu Henna, makanya aku tak berani melakukannya. Aku memang laki-laki pecundang kala itu. Lalu apa yang membuatmu juga menyukaiku? "

 "Entahlah, yang jelas aku memang menyukaimu sedari dulu apa pun yang di dirimu aku begitu menyukainya. "

  Percakapanku singkatku dengan Henna saat kami berada di kursi pelaminan. 

_____

 Masa-masa awal pernikahanku dengan Henna bengitu indah. Aku seakan berada di dunia mimpi dan khayangan. Setiap kali kami bercengkrama sebelum atau pun setelah kami  bekerja, selalu ada saja keceriaan yang mewarnai kebersamaan kami berdua di tiap harinya. 

  Namun sayang semua itu tak berlangsung lama.Saat kami sudah di sibukan dengan perkerjaan masing-masing percekcokan kecil sering terjadi dalam  rumah tanggaku. Henna yang lebih mementingkan karirnya hingga ia tak pernah lagi memperdulikan aku. Kewajiban dia sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga ia lupakan begitu saja berbeda dengan Nabila mantan istriku. 

 "Kamu tinggal beli saja mas apa susahnya sih. Lagian buat apa aku repot-repot memasak mas jika sudah banyak para pedagang lauk pauk diluaran sana. Dan juga soal bersih-bersih rumah kenapa kamu gak ambil saja pembantu mas? "

 "Tapi aku ingin masakan istriku sendiri Henna, bukan masakan orang lain terus-terusan, pembantu itu harus di bayar Henna. "

 "Iya,, iya nanti jika ada waktu luang aku akan memasak mas. Kan kamu sendiri yang meminta pengen rumah ini selalu bersihkan?ya sudah tinggal sewa pembantu bereskan? "

 "Henna sewa pembantu itu harus di bayar, mas mana mungkin bisa bayar, keuangan mas sedang kurang baik.Lebih baik kita berhemat dahulu."

 "Makanya kamu lebih giat lagi dong mas kerjanya, bukan mengandalkan aku saja. Lagian gajimu itu tak seberapa dengan jumlah gajiku berbeda sangat jauh. "

 "Kamu merendahkanku Henna? "

 "Aku tak merendahkan mu mas, tapi kalau kamu merasa tersinggung berarti kamu menyadarinya. "

  Dengan sangat terpaksa aku menyiapkan makan. Bahkan kerap kali aku membersihkan semua rumah ini, melakukan pekerjaan layaknya ibu rumah tangga, menyapu, mengepel lantai sering aku lakukan. Sedangkan Henna ia hanyaa berduduk santai di kursi sambil sesekali memainkan Ponselnya atau tidak ia akan menonton TV, tak ada sedikit pun kah di pikirannya untuk membantu aku. 

 Semakin hari aku semakin merindukan sosok Nabila di hidupku. Omelan Henna yang tiada hentinya padaku itulah yang membuat aku merasa muak dengan nya. Kian hari dia semakin menjadi cerewet saja. Awalnya aku hanya diam saja mendapat perlakukan seperti itu dari Henna karena rasa cintaku yang besar padanya.Namun kali ini kesabaran ku benar-benar sudah berada di ujung tanduk. 

 "Cukup Henna! Apakah kamu bisa menghargaiku sedikit saja sebagai suamimu, dan apa kamu bisa bersikap lebih dewasa? "

 "Maksud kami apa Mas? "

 "Kamu itu udah bersuami Henna. Tapi kamu lupa akan tugasmu sebagai seorang istri padaku. . "

 "Ha.. ha.. ha.. Apa kamu bilang tugas istri? "

 "Iya, kamu tak pernah menjalankan tugasmu sebagai istri padaku, bahkan satu kali pun kamu tak pernah menyediakan sarapan atau pun sekedar menyeduh kopi saja kamu tak pernah. Tak hanya itu juga kamu lupa akan kewajibanmu melayani aku Henna, aku ini laki-laki normal Henna? "

 "Terus mau kamu apa Mas? Kamu mau aku jadi budakmu ataukah pelayanmu? melayani setiap keinginan mu sedangkan kamu sendiri hanya enaknya saja Hah? Kamu lupa Mas gajimu itu tak seberapa besar dengan gajiku disini. Jadi cukup kamu tak perlu mengatur ku."

  Emosiku seakan menjadi saat Henna dengan lantang merendahkan gajiku.Ku lempar piring yang berada di dekatku padanya. Henna tak sedikit pun merasa terganggu dengan emosi ku dia hanya beraantai ria saja. 

 "Bereskan pecahan piring itu, lalu kamu ganti dengan piring yang baru.Uupss,aku lupa kamu mana bisa menggantinya, gajimu aja hanya cukup untuk makan saja. " ucapnya sembari meninggalkanku. 

  Emosiku benar-benar kian memuncak, tak pernah ku sangka wanita yang begitu aku kira baik dan lembut itu ternyata salah itu hanya covernya saja tidak dengan isinya. Dia yang begitu tega melakukan semua itu padaku, bahkan yang membuat aku sangat marah ketika dia merendahkan perkerjaanku. Pekerjaan yang begitu sangat susah payah aku mendapatkannya, perjuanganku untuk bisa mendapatkan pekerjaan itu. 

  Ternyata benar apa yang ditakan sahabatku lalu,orang yang kita kenal dari luarnya saja itu belum tentu baik, itu hanyalah sebuah kamuflase  saja.Aku benar-benar sangat menyesal telah membuang berlian hanya demi batu kerikil. Hingga bayangan indah bersama dengan Nabila kembali teringat. 

 "Bang sarapan dulu, aku sudah siapkan di meja makan yah. "panggilnya saat aku sedang asik dengan peliharaanku. 

 "Iya Nabila,Abang akan kesana. "

 "Oh iya bang, aku mau minta ijin sebentar untuk kerumah ibu.Tapi jika kamu tak mengijinkanku aku gak bakalan pergi bang. "

 "Abang ijinkan kamu Nabila. "

 "Alhamdulillah, Makasih bang."

 "Iya.. "

 "Ahh iya bang, bajumu yang warna cream itu sudah lusuh, boleh aku memintamu untuk tidak menggunakannya lagi? "

 "Memangnya kenapa Nabila, baju itu masih bagus ko?"

 "Tapi aku gak suka bang,abang memakai baju itu, seperti yang tak terurus oleh istrinya."

 "Ya sudah,abang gak bakalan pake baju itu lagi. "

 Percakapan itu telah mengingatkan ku padanya. Dia yang begitu sangat telaten mengurusku dari hal yang terkecil sampai hal besar. Dia yang tak pernah menganggap rendah penghasilanku, wanita yang begitu menghormatiku sebagai suaminya. 

   

... ~ Bersambung ~...

...Bantu follow, like and subscribe ceritaku🥰🥰...

 

Terpopuler

Comments

norah selen

norah selen

udah terlambat untk nyesalinya nasi udh jdi bubur

2024-05-01

0

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

saat sdh pergi baru terasa kan..gmn indah bang cinta pertamamu rasa madu atau racun..😄😄😄 kena karma kan pelihara lah kerikil mu dgn penuh cinta..

2023-06-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!