Ruangan misterius

Usai makan salah satu diantara mereka melihat ada tukang kebun tengah menyiram tanaman diarea samping rumah, dari dalam terlihat banyaknya bunga mawar merah. Mereka meluhat dari jendela samping tepatnya sebelah meja makan. Surya dan Rendi langsung menghampiri orang tua parah baya tersebut,kali ini mereka tidak mengajak Aji sebab mereka tidak mau ucapan Aji menjadi petaka untuk mereka. "Permisi pak sebelumnya kami boleh tanya sesuatu?" Ucap Rendi berusaha santun di hadapan orang tua yang tengah menyirami tanaman, sang kakek tua tersebut mamakai blangkon di kepala, baju batik kuno gengan motif garis garis.

"Anak muda ini mau bertanya perihal apa?" Ketika menoleh sontak keduanya terkejut, wajah kaket itu terlihat tidak asing sepertinya mereka pernah melihat, tapi mereka lupa kapan dan di mana mereka melihat kakek tua itu.

"Kalau boleh saya tau kami sedang berada di mana ya, pak? Seingat kami kemarin berada sebuah dipulau kecil tak berpenghuni, lalu kenapa sekarang tiba tiba kami bisa berada ditempat ini?" Tanya Surya. Keherannan mereka menyisakan banyak pertanyaan.

Sang Kakek langsung menundukkan pandangan, kala melihat seseorang tengah menatapnya dari balkon atas. "Jangan pernah cari tau tentang semua atau kalian dalam bahaya, lebih baik kalian nikmati hari kalian selama disini. Ingat! Jangan sembrono, jaga lisan kalian di hadapan Tuan Datou"

"Tuan Datou?" Ucap mereka serempak. Surya lalu menatap Rendi.

"Iya, Tuan Datou pemilik villa ini. Maaf saya harus lanjut bekerja lagi" Kakek tadi lalu meninggalkan mereka yabg masih melongo heran.

"Mungkinkah yang di maksud kakek tadi adalah laki laki berwajah pucat tadi?" Pikir Surya.

"Aku rasa juga begitu"

Di sisi lain nampak seseorang wanita melintas disamping mereka, terlihat dia membawa seikat bunga mawar merah.

Rendi menepuk lengam Surya untuk menberitahukan bahwa ada sosok wanita cantik dibelakang Surya "Lo lihat ada cewek cakep banget bro...."

Seketika Surya menoleh, dan benar apa kata Rendi wanita itu nampak begitu cantik. Kebaya putih lengan pendek berpadu dengan rok bawah lutut dengan corak batik. Cara berpakaian wanita itu brgitu rapi tapi kuno dijaman sekarang. Meski begitu tidak mengurangi kecantikannya.

"Mumpung cewe kita lagi nggak ada mending kita deketin yuk...." Ajak Rendi.

Mereka lalu menghampiri wanita tersebut "Halo cantik boleh kenalan tidak?" Sapa Surya sembari mengulurkan tangan. Si wanita menundukkan pandangan.

"Alah nggak usah malu malu, kita orang baik kok" Rendi mencoba meyakinkan dia bahwa mereka bukan orang jahat. Alhasil wanita tadi memperlihatkan wajah cantiknya. Melihat kecantikan khas wanita jawa membuat mereka terpesona dalam sekali memandang. Wajahnya memang nampak pucat dan wajah tanpa ekspresi.

"Bro tangan lembut tapi dingin kaya es batu...." lirih Surya pada Rendi.

"Perkenalkan namaku Surya dan dia temanku Rendi, kalau boleh tau siapa nama kamu?"

Tatapan so wanita nampak kosong seperti tidak ada ruang penyimpanan didalam memorinya. Meski begitu mereks berdua tidak menaruh curiga kepada si wanita pucat tadi.

"Eh....mereka itu lagi pada ngapain sih?" Erika melihat mereka tengah berbicara dengan seseorang, tapi Erika tidak meljhat ada orang lain selain mereka.

Fani yang baru saja keluar sambil membawa buah apel langsung melihat kearah pandangan Erika "Lihat apa sih Er?" Melihat dua orang tengah asik bercengkrama seperti tengah ngobrol dengan seseorang, lantas membuat Fani terheran "Mereka ngapain sih kaya orang gila saja" Segera menghampiri mereka.

"Kamu ngapain sayang, bicara sama siapa?" Tanya Fani kepada Surya.

Surya tekejut dan langsung menoleh "Eh kamu sayang sudah selesai makannya?"

"Kamu bicara sama siapa?" Tanya Erika pada Rendi.

Kedua laki laki tadi saling melempar pandang "Oh ini kita lagi ngobrol sama mbak....." ketika melihat sosok wanita disamoing mereka tadi, ternyata sudah tidak ada. Hanya tinggal seikat bunga mawar tergrlrtak dibawah.

"Mbak siapa? Ngawur kalian, jangam bilang kalau tadi kalian ketemu sama mbak mbak cantik terus kalian suka sama dia, iya begitu?" Ketus Erika sambil berkacak tangan.

Rendi dan Surya merasa heran kemana perginya wanita cantik itu, padahal belum lama mereka melihatnya masih berdiri bersama mereka, meski dia tidak membuka kata sedikitpun.

"Serius demi Tuhan tadi ada mbak mbak cantik bawa bunga mawar, nih buktinya kalau kalian tidak percaya" Meraih bunga mawar tersebut lalu memberikan kepada salah satu diantara mereka.

"Eh

tunggu bentar deh bunga ini kenapa terlihat aneh banget sih" Ujar Erika sembari mengamati hal janggal.

Tak berapa lama ia menrmukan kejanggalan dalam batamg bubga mawar tersebut. Biasanya batang bunga mawar akan berduri tajam tapi kali ini tidak begitu, tidak ada sedikitpun duri di batangnya "Iya lho batangnya nggak berduri...." Meraih setangkai lalu menciumnya "Aromanya juga berbeda dari mawar pada umumnya, yang ini sangat wangi pekat dan pokoknya beda banget sama yang biasanya" Ucap Fani sembari berulang kali menciumi bunga mawar merah ditangannya.

"Alah paling wanita yang kalian bicarakan itu adalah hantu gentayangan. Dia akan mengambil nyawa kalian....." Sambung Aji kala ia baru saja datang. Sengaja datang belakangan karena dia baru saja selesai makan. Dengan mengusap perut saking kenyang.

Tanpa di sadari sosok laki laki misterius bernama tuan Datou tadi melintas dibelakang Aji. Seketika Surya dan Rendi saling melempar pandang "Tuan Datou...." Lirih Surya.

Aji terus melontarkan kalimat tidak baik hingga mengusik tuan Datou.

"Hustt....kamu bisa diam tidak" Menyeret Aji lalu mereka menundukkan kepala sambil tersenyum didepan Tuan rumah. Tatapan Tuan Datou seperti baisa kosong tanpa ekspresi. Wajah pucar seperti mayat membuat siapa saja bergidik ngeri. Tuan Datou juga banyak diam dan hanya terus berjelan sambil sesekali menoleh kearah mereka.

Aji menyenggol lengan Surya "Dia itu siapa Sur? Serem amat ya mukanya kaya hantu gentayangan"

Guyonan Aji kali ini sudah kelewat batas "Sembarangan kalau bicara" Rendi menjitak kepala Aji "Dia itu tuan Datou prmilik villa ini, tadi kami dikasih tau sama tukang kebun disini kalau dia adalah pemilik villa ini, kita juga diminta untuk tidak berbuat sembrono atau apalah gue nggak tau artinya, yang jelas begitu kata kakek tukang kebun tadi" Jelas Rendi.

Fani terdiam sesaat ketika melihat tatapan Tuan Datou dari kejauhan (Tatapan itu sepertinya ada maksud lain).

Tidak lama setelah itu mereka kembali masuk kedalam Villa, dua wanita masuk kamar dan tiga laki laki duduk depan Tv menyaksikan berita.

"Berita hari ini senin gangal lima belas tahun Dua ribu empat menyampaikan hilangnya sepasang pengantin...."

Surya menyadari ada hal aneh dalam penyampaian berita tersebut "Lho kok aneh sih tahun dua ribu empat berarti beritanya sudah puluhan tahun silam dong, lalu kenapa masih di beritakan pada tahun ini"

Aji tidak terlalu fokus pada siara karena dia tengah asik merokok "Halah palingam itu berita lama yang diputar kembali" Celetuk Aji.

Rendi meraih remot lalu menggantinya, namun begitu mengganti chanel tv mereka bertiga nampak kaget "Lah kok semua siaran tv sama sih"

Tak berapa lama kemudian tiba tiba tv mati dan ada suara seperti orang menumbuk padi "Eh kalian dengar nggak suara itu" Ucap Aji.

"Kita cari tau yuk asal suaranya...." Mereka bertiga langsung berjalan menuju arah suara. Suara berasal dari dalam sebuah ruangan tepatnya di sebelah dapur "Lo buka deh Ji...."

Aji berusaha membuka pintu tersebut namun tidak bisa terbuka "Nggak bisa bro sepertinya di kunci"

"Sedang apa kalian?" Tuan Datou tiba tiba sudah berada disamping mereka dengan melipat kedua tangan. Sontak saja mereka bertiga terkejut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!