Puncak Bukit Xilong, angin bertiup sejuk di bawah terik matahari yang mulai menepi ke ufuk barat, cahaya kuning berkilau menerpa wilayah tepi Dinasti Kongming sebagai tanda senja telah datang.
"Apa kamu masih mengingat saat terakhir kita berdiri di tempat ini??" Tanya Zhen Zhao memandang jauh ke arah barat.
"Masih, saat itu kita berdiri di sini sebelum berangkat perang, dengan tekat kuat dan tidak takut mati," jawab Lie Fong, dengan wajah berubah mendung.
"Hari itu, kita saling berpikir bahwa kemungkinan kita tidak akan kembali lagi.." Zhen Zhao tertegun dan merasa luluh hatinya.
"Benar panglima, dimedan perang nyawa kita sama seperti semut yang bisa saja mati dalam hitungan detik, tapi aku sungguh bersyukur hingga saat ini aku bisa melihat ketentraman lima dinasti selama seribu tahun ini.." Lie Fong sedikit tersenyum menunjukkan ekspresi senangnya.
"Hanya aku saja yang baru melihat Dinasti ini, seribu tahun aku hidup tapi ibarat mati suri tak tau dengan perkembangan Dunia," sahut Zhen Zhao menggerinyitkan keningnya.
"Jangan berkecil hati panglima, jasa besar panglimalah yang telah mengubah Dunia ini," ucap Lie Fong menenangkan hati Zhen Zhao.
"Sudahlah Lie Fong, sebenarnya ada hal lain yang ingin kau bahas denganmu, ini mengenai perang seribu tahun lalu.." Zhen Zhao mengalihkan pembicaraan-nya.
"Apa itu panglima??" Tanya Lie Fong penasaran.
"Tokoh perang seribu tahun lalu, siapa saja yang masih hidup??"
"Selain Aku ada tujuh orang Panglima, sampai hari ini mereka masih hidup, hanya dua orang tokoh yang keberadaan-nya tidak diketahui.." sahut Lie Fong.
"Siapa saja itu??" Tanya Zhen Zhao kembali.
"Zhen Coufan dari Dinasti Kongming, Li Juwei Sahabat Panglima dan Lima Kaisar saat ini sebagai murid Panglima," jelas Lie Fong.
"Apa....???? Lima bocah bodoh itu jadi Kaisar lima Dinasti???!!!!" Zhen Zhao Tak percaya, matanya seperti mau loncat keluar mendengar ucap Lie Fong.
"Benar Panglima dan soal tokoh lainnya yang masih selamat hamba kurang tau.."
"Jadi, masih ada dugaan tokoh lain yang selamat selain kalian??" Tanya Zhen Zhao kembali.
"Itu hanya dugaan Panglima, karena banyak tokoh yang di kabarkan menghilang dalam perang.." jawab Lie Fong.
"Bagaimana dengan para golongan hitam itu??"
"Tujuh Hantu Racun telah mati, yang di perkirakan selamat hanya salah satu dari Sembilan Pembantai Malaikat," jelas Lie Fong.
"Apa kalian tau identitas orang-orang yang saat itu mengejarku di tebing Maut??"
"Ya Panglima, mereka adalah Sembilan Pembantai Malaikat, dan ledakan energi Spiritual Panglima saat itu membunuh Lima orang dari tujuh orang itu, sisanya tiga orang di bunuh oleh Li Juwie," jelas Lie Fong.
"Panglima..apa yang terjadi setelah ledakan itu??" Lie Fong balas bertanya, karena selama ini ia dan para tokoh lainnya telah berulang kali mencoba menyelidiki hilangnya Zhen Zhao.
"Setelah ledakan itu..aku di jadikan kepompong oleh ulat Surgawi."
"Apa??? Jadi, cerita itu benar, bahwasanya Panglima memiliki hubungan dengan istana langit???" Lie Fong sedikit tercengang, persepsinya selama ini dengan para tokoh yang selamat terjawab sudah.
"Hmm..bisa di katakan seperti itulah.." Zhen Zhao mengehela nafas.
"Lie Fong.. pertemuan hari ini jangan pernah katakan pada siapapun, anggap saja aku telah mati.." Zhen Zhao menatap kosong kearah matahari yang setengahnya telah kembali ke tempat perehatan.
"Permintaan ini..." Lie Fong tak jadi melanjutkan ucapannya.
"Aku ingin mencari jalan takdirku, tidak ada orang yang mengenalku maka itu lebih baik.." ucap Zhen Zhao memasang tampang seriusnya.
"Huft...baiklah Panglima, saya merasa senang bisa bertemu kembali dengan Panglima walau hanya sesaat.." sahut Lie Fong menghela nafasnya.
"Terimakasih atas informasi yang kau berikan, lain kali kita akan bertemu lagi..aku pergi dulu.."
Swushh!! Zhen Zhao lenyap dari pandangan Lie Fong, Lie Fong hanya memandang jauh kearah matahari yang tak tampak lagi.
"Sungguh sebuah kehormatan bisa bertemu dengan Panglima besar lagi, semoga ia baik-baik saja dalam pencarian takdir barunya.." Lie Fong berharap dalam hati.
Keesokan harinya, mentari sudah naik sejak tadinya, panas cahaya mentari pagi itu sungguh menyejukkan di bawah rasa dingin yang menerpa. Zhen Zhao terbangun dari tidurnya, karena tempatnya tidur diatas dahan pohon yang sempit begitu ia bergerak sedikit saja langsung buyar dan terjun kebawah.
Buk!!!
"Brengsek!!!" Rutuknya sambil mengusap-usap bagian punggungnya yang terasa sakit.
"Eh??!!" Zhen Zhao tercengang malu saat melihat beberapa sorot mata memandangnya curiga.
"Hehe..hehe..." Zhen Zhao tertawa kecil, wajahnya memerah.
"Apa yang kamu lakukan disini!!!!?? Mau maling, ya??" Seorang laki-laki berwajah kurus, mata sedikit cekung kedalam, jenggotnya sudah mulai memutih sedikit membentak Zhen Zhao.
"Anu..anu paman..aku hanya numpang tidur tadi malam, tak ada niat untuk berbuat onar, izinkan aku pergi..." Zhen Zhao memelas pada orang tua itu memasang wajah menghiba.
"Cih!! Kamu boleh pergi!!" Ucap laki-laki itu kesal.
"Makasih paman, aku pergi dulu..." Zhen Zhao berlari cepat meninggalkan tempat itu.
"Apes benar, hampir dihajar karena disangka maling," gumam Zhen Zhao dalam hati.
"Hei.. ternyata kamu masih disini," tiba-tiba ada suara yang menegurnya.
"Suara ini.." bisik Zhen Zhao menduga itu adalah Kong Ling'er.
"Ternyata memang Tuan Putri.. kenapa Tuan Putri masih disini??" Zhen Zhao menanya balik.
"Masih berpikir aku mengganggu??" Tanya wanita itu.
"Tidak..tidak.."
"Kenapa ekpresi wajahmu seperti itu??" Kong Ling'er berkacak pinggang pada Zhen Zhao.
"Tidak ada apa-apa, ngomong-ngomong dunia ini sempit,ya. Kemana saja aku pergi kamu pasti ketemu, apa kita jangan-jangan jodoh, ya?" Goda Zhen Zhao.
"Jodoh palamu, aki tidak suka laki-laki...hmm'.." Kong Ling'er memalingkan wajahnya.
"Kamu tidak suka laki-laki??? Apa mungkin kamu penyuka sesama jenis??!!" Zhen Zhao memasang wajah ngeri.
"Menyebalkan!! kamu pergilah!! Tangan ku gatal ingin menghajar mu," Kong Ling'er membentak Zhen Zhao, memasang ekspresi marahnya.
"Baiklah, makasih Tuan Putri..." Berlari cepat meninggalkan Kong Ling'er.
"Dasar menyebalkan, ia sengaja mengatakan hal itu, awas saja kau nanti.." rutuk Kong Ling'er dalam hati.
Setelah jauh dari Kong Ling'er, "Untung wanita itu tidak mengejarku," sambil berjalan santai dan bersiul melengking.
"Bau ini..ada makanan lezat kesukaan ku, dari sebelah mana datangnya, ya. Nah, ini dari gang sebelah kiri itu, kebetulan perut ku lagi lapar," Zhen Zhao mempercepat langkahnya.
"Pas..bau lezat itu dari kedai ini.." gumamnya.
"Tuan Muda silahkan masuk!!" Seorang pelayan yang menunggu di depan kedai itu langsung menyambutnya.
Zhen Zhao langsung masuk, begitu sampai di dalam semua meja telah penuh, hanya ada satu meja yang di huni oleh satu orang dan bangku seberangnya kosong, Zhen Zhao langsung menuju meja itu.
"Nona, boleh aku duduk di sini??" Tanya Zhen Zhao dengan nada sopannya.
"Boleh, eh??"
"Eh?? Kamu lagi!!" Zhen Zhao dan orang itu saling berucap, ternyata ia adalah Kong Ling'er.
Tanpa pikir panjang dan banyak basa-basi, Zhen Zhao duduk dan memesan makanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Qing shan
😍😍😍😍😍
2023-03-28
1
Qing shan
💪💪💪💪💪
2023-03-28
1
Antonsuudi
semangat thor ditunggu updatenya
2023-02-21
1