episod 4

Arumi perlahan mendekat kearah tempat tidur, di raihnya foto yang tertelungkup di tempat tidur itu. Lalu Arumi membalikkan foto itu untuk melihat wajah siapa yang ada di foto itu.

''Sela Ariana!'' Seketika jantung Arumi seperti melompat keluar dari tempatnya. Sangking gugupnya tanpa sadar dia terus mundur hingga kakinya membentur sofa yang ada di dalam kamar itu dan membuat tubuhnya langsung terduduk di sofa itu.

''Tidak mungkin, ini tidak mungkin. Tidak ini pasti salah, mana mungkin Sela istrinya mas Rendi adalah Sela Ariana sahabat yang selama ini aku cari. Oh Tuhan kenapa jadi begini?''

Arumi termenung, fikirannya melayang ke beberapa tahun silam. ''Hai, Rum melamun aja'' sapa Sela sambil menepuk bahu Arumi.

''eh kamu Sel, duduk sini.'' Arumi menepuk tempat duduk di sebelahnya mengisyaratkan agar Sela duduk di situ.

'' Kamu kenapa Rum?'' tanya Sela yang melihat Arumi termenung.

'' Entahlah Sel aku bingung,''

'' iya bingungnya kenapa ngomong yang jelas dong, biar nggak bikin aku ikut bingung.''

''Aku di jodohkan Sel.''

''Ha....di jodohkan ha....ha....ha Arumi Arumi memangnya ini udh jaman apa? ada ada aja deh . Terus orangnya gimana ganteng nggak?'' Sela menaik turunkan alisnya

''orangnya sih ganteng Sel, ganteng banget malah. Dan sebenarnya aku juga suka sama dia.'' jawab Arumi jujur.

'' La terus masalahnya apa?''

''Masalahnya ya kitakan masih SMA. Aku masih ingin mengejar cita citaku dan belum ingin terikat.''

''Aku sih ngerti perasaan kamu. Aku juga heran sama orang tua kamu hari gini masih aja main jodoh-jodohin.'' heran Sela

''Sebenarnya perjodohan ini terjadi bahkan jauh dari sebelum kami lahir.'' mulut Sela mengaga sangking herannya.

''tutup tu mulut entar masuk lalat!" kata Arumi menyadarkan Sela

"Maaf-maaf aku cuma terkesima, orang tua kamu hebat juga ya Rum" canda Sela

"Maksud kamu?"

" Ya hebat, kalian belum lahir saja sudah bisa memprediksi bahwa anak-anaknya pasti bisa di jodohkan ya."

"Maksud kamuuuu..."

"ih apaan sih maksud kamu, maksud kamu terus ni ya aku jelasin, kalau seandainya anak papa kamu tu perempuan semua, terus anak temen papa kamu itu perempuan juga atau sebaliknya gimana?" terang Sela dengan gemas

" Ya mana aku tau."

"Ya makanya aku bilang orang tua kamu hebat."

"Udah deh kok jadi ngelantur, aku lagi galau ni." "Galau karena calon tunangan apa karena Wisnu?" Sela terus saja menggoda Arumi.

" Ih apaan sih aku nggak suka ya sama dia." kata Arumi sedikit sewot.

" Tapi diakan suka." balas Sela tak mau kalah"

"eh udah bel tu yuk masuk." kata Sela sambil berdiri dari duduknya. "Udah dong manyun terus,dijodohin sama orang ganteng kok malah manyun''

'' buukk...''karena terlalu asik menggoda Arumi Sela jadi tidak memperhatikan jalan hingga menabrak seseorang.

Yang ditabrak sama sekali tidak memberikan respon, hanya menatap Arumi dengan tatapan sengit. Sedetik kemudian tanpa babibu dia mencengkram tangan Arumi dan menariknya paksa kesuatu tempat.

''Wisnu kamu mau bawa Arumi kemana? ini sudah bel'' Sela mencoba menghentikan Wisnu

''lo! Diam, dan jangan ikuti kami.'' kata Wisnu membentak Sela, Sela menatap Arumi dan Arumi mengangguk mengisyaratkan agar Sela meninggalkan mereka.

''Dengan berat hati Selapun melakah masuk kedalam kelas.''

Wisnu terus menarik Arumi hingga mereka tiba di sebuah gudang sekolah itu. Gudang ini sepi dan jarang di lalui orang. Seseorang akan datang hanya jika ada barang yang akan di masukkan ke dalam gudang itu.

Wisnu membuka pintu dan menarik Arumi kedalam gudang.

''Apa yang ingin kamu lakukan wisnu, kenapa membawa aku kesini.'' Arumi mulai khawatir melihat kemarahan yang terpancar di wajah Wisnu.

''Katakan Arumi apa benar kamu di jodohkan?'' ''I...iya.'' jawab Arumi gugup.

'-Lalu kamu terima?'' Arumi sedikit gemetar melihat tatapan Wisnu dia belum pernah melihat Wisnu seperti ini.

''A..aa..aku tidak punya pilihan.'' Braaak... Wisnu menendang kursi bekas yang ada di gudang itu. Hal itu membuat Arumi semakin gemetar.

''Arumi kamu taukan selama ini aku menyukai kamu?'' tatapan Wisnu sedikit melembut

'' tapi aku tidak menyukai kamu dan aku sudah katakan untuk mencari orang lain.'' Braakk..wisnu mendorong tubuh Arumi sampai terduduk di lantai.

'' Wisnu kamu menyakiti aku.'' mata Arumi berkaca-kaca

''Sakit katamu ,aku lebih sakit Arumi . Dua tahun aku menyukaimu , dan selama itu pula kamu selalu menolakku, dan aku selalu bersabar , karena aku fikir memang tidak ada pria yang dekat denganmu.Tapi sekarang kamu malah menerima perjodohan itu, apa kurangnya aku kenapa kamu memperlakukan aku begini ha?''

Di dalam kelas. 20 menit sudah berlalu tapi Arumi belum juga kembali , hal ini membuat Sela cemas. buk Saya permisi mau ke toilet.''

'' Ya sudah silahkan.''

''Terima kasih buk.''

Sela mengedarkan pandangannya ke segala arah .tapi sama sekali tidak melihat keberadaan Arumi.

Sela memutuskan untuk mengikuti arah terakhir dia melihat Wisnu menarik Arumi, dia terus berjalan. Sela mengerutkan keningnya, ''inikan arah gudang? Apa mungkin Wisnu membawa Arumi kesana. Tapi untuk apa? Dari pada penasaran lebih baik aku cek saja.''

Sela sampai di pintu gudang, pintu itu setengah terbuka karena saat masuk Wisnu memang tidak mengunci pintunya. Mungkin karena dia berfikir tidak akan ada orang yang datang kesana.

Sela membelalakkan matanya saat melihat Wisnu mengayunkan sebuah balok ke arah Arumi. sementara Arumi sedang duduk di lantai sambil menangis .

''Baiklah Arumi jika kamu tidak bisa menerima aku maka mati saja.'' kata Wisnu sambil menghayunkan sebuah balok.

''Buuukkk...akkkgg....'' Sela mengerang menahan sakit di bagian pinggang sampingnya. Dan seketika Sela ambruk di pangkuan Arumi.

Ya saat melihat Wisnu ingin memukul Arumi, Sela segera berlari untuk menghalangi dan akhirnya Selalah yang menjadi korban.

Melihat Sela terkapar tidak berdaya membuat Wisnu panik dan melarikan diri. Arumi yang ketakutan berteriak histeris.

''Tolong....tolong....tolong.....''

Untunglah teriakan Arumi di dengar oleh penjaga sekolah yang kebetulan ingin menaruh barang di gudang.

Sela segera di larikan kerumah sakit. Sementara Arumi ditemani oleh kedua orang tuanya, menunggu di depan ruang oprasi. Ya, Sela harus di oprasi karena terdapat pendarahan di dinding rahim akibat kerasnya pukulan balok itu ke tubuhnya.

90 menit berlalu, dan seorang dokter keluar dari ruang oprasi. Arumi dan orang tuanya langsung menghampiri dokter itu. ''dok bagai mana ke adaan pasien?'' tanya orang tua Arumi pada dokter itu.

''anda keluarganya?''

''Iya kami keluarganya.'' jawab orang tua Arumi singkat

''Begini buk, untuk keseluruhan kondisi pasien saat ini sudah membaik ,dia sudah berhasil melewati masa kritisnya, hanya saja terjadi sedikit kerusakan di bagian rahim dari pasien dan itu mengakibatkan pasien akan sulit untuk hamil saat dia sudah berumah tangga kelak.''

Arumi terduduk lemas di kursi tunggu dia benar benar merasa bersalah.

''Sudah sayang jangan sedih ,jaman sekarang pengobatan sudah canggih ,mama janji akan mengusahakan yang terbaik untuk Sela.''

''Dokter saya harap anda bisa merahasiakan ini dari pasien, saya takut dia akan syok jika mengetahui hal ini.''

''baik bu, saya akan beri tahu para perawat nanti . Kalau begitu saya permisi.''

''Baik dok terima kasih.''

Tiga bulan berlalu dari kejadian itu, Sela sudah pulih seperti sedia kala, Wisnu juga sudah di tangkap polisi. dan pertunangan Arumi di undur sampai Arumi selesai kuliah.

''Sel nggak terasa ya kita udah lulus. Jadi sekarang apa rencana kamu?''

''Nggak tau ni rum, sekarangkan aku udah lulus ,jadi aku nggak mungkinlah tinggal di panti terus.kayaknya aku bakal cari kerja sampingan, biar bisa sambil kuliah.''

'' Kenapa kamu nggak terima aja tawaran papa dan mama aku? Kitakan bisa kuliah bareng tanpa kamu harus repot-repot kerja.''

''Makasi ya , tapi aku pingin mandiri, aku sudah terlalu banyak merepotkan keluarga kamu.''

''merepotkan apa, kamu itu sudah seperti keluarga buat aku Sela aku tidak akan tenang kalau harus ninggalin kamu.''

'' Kamu tenang ya Arumi aku baik baik aja, dan aku harap kamu nggak usah merasa bersalah terus. Karena aku baik - baik aja.''

''Tapi itu artinya kita harus berpisah? karena orang tuaku juga akan pindah. Kata papa perusahaannya yang di kota maju pesat, jadi papa sudah harus menghendel semuanya sendiri. Dan papa bilang biar sekalian bisa mantau aku.'' Lirih Arumi

''Udah dong jangan sedih. Kalau Allah mengijinkan kita pasti bertemu lagi.''

''baiklah kalau aku sudah selesai kuliah, aku akan kembali untuk mencari kamu. ''

''Baiklah! Aku akan menunggu kamu''

Arumi tersadar dari lamunannya. Mungkin karena sebelum tidur dia terlalu banyak menangis Arumi jadi merasa haus, dia melihat botol air minum di nakas tapi ternyata kosong. Arumi ingin turun dan mengambil air.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!