episod 3

''pa, bagai mana ini?'' tanya Monika pada suaminya

''Sudahlah ma kita beri mereka waktu.''

'' tapi pa, ini malam pengantin mereka bagai mana bisa Rendi malah pergi meninggalkan Arumi.'' Monika merasa malu ke pada besannya.

''Yanto maafkan kelakuan anak kami . Aku janji kalau sampai jam 9 malam Rendi tidak kembali kesini aku akan menyuruh orang untuk mencarinya. Bila perlu aku sendiri yang akan menyeret dia kemari.''

'' Sudahlah Bas kamu tidak perlu terlalu keras pada Rendi, biarkan saja dulu dia menenangkan diri, mungkin semua ini masih terlalu mengejutkan bagi dia. Lagi pula aku yakin pada putriku. Kelembutan dan kesabarannya pasti akan mampu meluluhkan hati Rendi. Kalau begitu kami pamit dulu. ''

'' Lo nggak nemui Arumi dulu?'' tanya Monika pada Erina

'' Nggak usah biar dia istirahat, nanti kalau dia bangun bilang saja kami sudah pulang. Pamit ya jeng.''

Yanto dan istrinyapun pergi meninggalkan kediaman Bastian.

'' Kenapa mama nggak pamit sama Arumi dulu ma?''

'' Papa kayak nggak tau Arumi aja, mama yakin saat ini dia pasti lagi nangis. Kalau mama kesana sama jeng Monika dia pasti malu sama mertuanya. Kasian sekali nasib anak kita ya pa?''

''Ya mau bagai mana lagi, kita sudah mencoba berulang kali menjodohkan Arumi dengan pria lain bahkan menurut papa jauh lebih baik dari pada Rendi. Tapi Arumi tetap tidak bisa membuka hatinya untuk pria lain. Kita berdoa saja semoga Allah berpihak pada anak kita.''

setelah pergi meninggalkan rumah orang tuanya Rendi memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe tempat biasa dia dan teman temannya menghabiskan waktu luang.

''Lex temui aku di kafe biasa.'' Rendi menghubungi Alex melalui telpon selulernya.

''tuan Rendi apa anda sedang ada masalah?''

'' Alex duduk. Saat ini kita bukan di kantor satailah sedikit''

''Baik tuan, sebenarnya anda kenapa tuan?''

'' Kau tau Alex aku baru saja menikah.'' kata Rendi dengan raut muka sedih.

''apa? Anda pasti bercandakan tuan''

''aku serius Alex .kau tau Alex aku bahkan tidak tau bagai mana caranya menghadapi Sela, ini pertama kalinya aku berbohong padanya.''

'' Lalu apa anda akan memberi tahukan ini pada nyonya Sela?''

'' Kau gila ya!'' Rendi memicingkan mata kearah Alex.

''maaf tuan''

'' Haaah....sudahlah . Sebaiknya kita cari bar saja, aku ingin minum dan menenangkan diri.''

''tuan ini sudah larut malam, kalau anda tidak pulang nyonya pasti khawatir.''

Alex sudah biasa menghadapi keadaan seperti ini karena setiap kali ada masalah, pasti dia yang akan dicari oleh sang atasan. Alex adalah asisten pribadi yang di pekerjakan oleh Rendi sejak awal papanya memberinya tanggung jawab untuk menjadi seorang Ceo di perusahaan milik mereka yaitu Adijaya Grup. Kurang lebih sudah enam tahun dia mendampingi Rendi sebagai asisten. dan itu membuat dia paham betul bagainama sifat sang atasan.

''Sebaiknya sekarang saya antar anda pulang''

'' Kau semakin berani ya, sudah berani berani memerintahku.'' Tapi rendi tetap berjalan keluar dari kape itu. Alex hanya tersenyum melihat kelakuan bosnya.

Rendi langsung masuk kedalam mobil dan duduk di bangku penumpang. ''Ayo cepat kenapa lama sekali Sela pasti sudah menunggu.''

Alex hanya bisa menghela nafas pasrah. ''bukannya tadi anda yang tidak ingin pulang''

Alex melajukan mobil dengan kecepatan sedang. ''Lex, apa menurutmu Sela akan meninggalkan aku jika dia tau semua ini,''

''mana saya tau apa yang akan dilakukan nyonya'' batin Alex, yang pasti tidak akan berani di ucapkan oleh Alex

'' nyonya itu sangat mencintai anda tuan, jadi dia pasti mengerti kondisi anda.''

''Ya kau benar Sela gadis yang baik. Seandainya saja Sela bisa hamil, semua tidak akan seperti ini orang tuaku pasti tidak akan memaksaku untuk menikah lagi .''

''tuan, bukannya ini malam pengantin anda, apa tidak sebaiknya saya antar anda kerumah utama?''

''buk....''Rendi meninju bahu Alex, untung Alex sangat mahir menyetir. Jadi tetap dapat mengontrol laju mobil dengan baik.

''Sakit tuan''

''Kalau kamu berani bicara lagi aku rontokkan gigimu itu.''Alex menelan kembali kata kata yang akan di ucapkannya.

Selanjutnya hanya keheningan yang menemani perjalanan mereka hingga mobil yang mereka kendarai sampai di halaman rumah Rendi.

''Pulanglah bawa saja mobil ini, mobilmu masih di kafekan?'' Rendi segera turun dari mobil dan memasuki rumah. Bagitu masuk di lihatnya Sela yang sedang tertidur di sofa ruang tamu.

Rendi menghela nafas ''dia pasti ketiduran karena terlalu lama menunggu aku.''

Rendi berjalan mendekati istrinya. Dipandanginya wajah istrinya yang begitu damai dan tenang.

''Sayang maafkan aku. Aku sudah berjanji tidak akan pernah menyakiti kamu, tapi sekarang aku sudah melanggar janjiku. Segaja atau tidak aku sudah menyakitimu sayang, entah sampai kapan aku bisa menyambunyikan ini, yang jelas sudah ada dusta di antara kita yang tercipta karena ketidak berdayaanku.''

Rendi mengecup kening Sela perlahan. Dan hal itu membuat Sela terbangun.

''Rendi kamu sudah pulang'' Sela bertanya dengan suara serak khas bangun tidur

'' iya sayang maaf aku pulang terlambat. Tadi ada teman lama yang baru pulang dari luar negri ngajak nongkrong di kafe, karena keasikan ngobrol kami jadi lupa waktu.''

''Lalu kenapa hp kamu mati?''

''Oh, itu aku..aku lupa ngecas jadi batreinya lobet.'' ''Lalu kenapa kamu gugup begitu?''

'' Ti...tidak aku hanya...''

'' ha...ha...ha....wajah kamu lucu sekali sayang. Ha...ha...ha...!'' Sela tetawa melihat wajah Rendi yang terlihat lucu karena gugup.

'' Seeelaaa, kamu mengerjai aku''

''Kamu tau Rendi wajah kamu lucu kalau gugup. Tentu saja aku percaya pada suamiku ini. Jadi tidak perlu gugup hanya karena takut aku marah. Kau tau'' sambil bersandar di bahu Rendi

''sudah lima tahun kita bersama. aku sudah cukup yakin padamu, kamu tidak mungkin menyakiti apalagi mengkhianati aku.''

Rendi hanya bisa diam mendengarkan ucapan istrinya.rasa bersalah kembali merasuki hatinya. ''Kamu sudah makan?''

'' Sudah tadi saat di kafe.''

'' kalau begitu ayo kita ke kamar.''

Di rumah orang tua Rendi. ''keterlaluan braaak ......''

Bastian menggebak meja.

''Anak ini semakin tidak bisa di atur.''

'' Sabar pa, jangan terbawa emosi ingat kesehatan papa.''

'' Bagai mana papa bisa sabar , papa malu sama yanto. Dia sudah mempercayakan anaknya sama kita tapi lihat apa yang di lakukan Rendi . dia bahkan tidak pulang padahal ini malam pengantin mereka.''

''Mama itu seorang wanita papa yakin mama pasti lebih paham kenapa papa marah.''

'' Iya pa, mama tau. Tapi coba papa pikir lagi, ini bukan sepenuhnya kesalahan Rendi . Harusnya kita lebih bersabar untuk menjodohkan mereka kembali kita beri pengertian Rendi pelan pelan, bukan dengan cara memaksa dan mengancam dia pa.''

''Pelan pelan kata mama, bukankah selama ini kita sudah cukup bicara sama Rendi dan mama lihat apa ada hasilnya.''

'' Maksud mama.''

''Cukup ma jangan bela anak itu lagi. Semua ini karena mama terlalu memanjakan dia''

''Kok papa jadi nyalahin mama? Terserah papa deh.'' Monika pergi meninggalkan Bastian

Jam sudah menunjukkan pukul 1malam Arumi justru terbangun dan tidak bisa tidur lagi . Mungkin karena dia sudah tidur dari sore . arumi duduk di tepian tempat tidur sambil melihat setiap sudut kamar.

''Ternyata Rendi orangnya sangat rapi ,lihat semua barang barang ini benar benar tertata dengan rapi.'' Arumi berbicara sediri sambil berjalan mendekati aneka miniatur kecil yang tertata rapi di dalam lemari.

Arumi menyenderkan tubuhnya di dinding samping lemari kaca itu. ''Seandainya kamu bisa mencintai aku Ren. Aku aku pasti merasa sangat beruntung''

Tiba tiba mata Arumi tertuju pada sebuah foto yang tertelungkup di atas tempat tidur. ''Foto siapa itu kenapa dari tadi aku tidak menyadarinya?''

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!