Eps. 5 Kehilangan Kembali

Livia Neve menatap sosok bayangan hitam yang kini sudah menampakkan wujud aslinya tepat di hadapannya, seorang pria.

“Berhentilah kau mengikutiku atau Lucca !” bentak wanita itu merasa tak suka dengan kehadiran pria yang tak diundang tersebut.

“Aku akan terus mengejar mu sampai kau tak bisa bernafas.” balas pria itu tersenyum menyeringai serta memperlihatkan giginya yang runcing di beberapa tempat.

“Coba saja jika kau bisa ! Mungkin kau yang tidak akan bernafas kali ini.” Livia Tetap tenang meskipun dia merasa marah pada saat pria yang menghadang jalannya itu mulai menyerang dirinya.

Sosok pria tadi mengeluarkan sebuah kekuatan yang membuat Livia tekurung dalam sebuah masma udara.

“Beraninya kau melawan ku.”Livia menatap ke atas sembari mangkat tangan ke atas dan merobek lapisan asma itu dengan mudah.

Ia pun kemudian melompat keluar dari masma udara dan tepat ke bahu pria tadi sambil menancapkan belati kecilnya ke bahu dan melompat lagi ke tanah.

“Satu... dua... tiga...” Livia terbalik sambil menghitung pelan.

“duar !” terdengar sebuah ledakan dalam hitungan ketiga yang membuat sosok tadi hancur berantakan tanpa sempat berteriak ataupun mengucapkan sepatah kata.

Livia melompat ke udara dan bergerak cepat meninggalkan tempat itu namun dari arah belakang ada seseorang yang menembakkan pistol ke arahnya.

“Sial, siapa lagi itu ?” ia pun berhenti kemudian melompat dan mencari pijakan pada tepi bangunan gedung tinggi yang ia lewati.

Di depan wanita itu kini muncul dua sosok wanita yang terlihat kembar identik dengan rambut hitam pendek dan tindikan pada hidung dan bibir menatap tajam pada Livia.

“Kalian ?” Livia mengenal sosok kembar itu dan langsung siaga karena mereka bisa menyerang kapan saja.

Wanita kembar tadi bergerak bersamaan mengepung Livia dan dengan cepat satu dari mereka merentangkan rantai panjang yang mengikat tubuh Livia. Dari arah lain wanita satunya mengeluarkan sebuah kekuatan untuk menyerang Livia.

“Berani kalian menyentuh ku.”

Livia kemudian segera menghilang dari rantai yang mengikatnya tepat disaat kekuatan dari salah satu wanita itu akan mengenai dirinya.

“Apa ?” dua wanita tadi terkejut dengan kedatangan Livia yang mendadak yang diperparah dengan keadaan mereka berdua yang kali ini terikat oleh senjata mereka sendiri.

Kali ini Livia tidak menggunakan peledak untuk menghancurkannya namun ia menarik pistol dari pinggangnya.

“dor.” dua buah peluru perak meluncur persamaan dari pistonnya dan tempat mau jam jantung kedua wanita tadi yang membuat mereka berdua hancur seketika.

Livia melompat naik ke atap sebuah gedung sambil membersihkan tangan yang kotor dengan mengibaskannya.

“Jika mereka kembali mengejarku maka mereka pasti juga mengejar Lucca.” gumamnya kemudian segera melompat dari satu atap ke atap bangunan lain untuk mencari keberadaan inspektur Lucca.

Livia berhenti di sebuah atap bangunan yang berjarak 10 meter dari tempat Inspektur Lucca berada.

Ia melihat dari kejauhan namun bisa melihat jelas apa yang terjadi di sana. Pria itu sedang memberondong tiga orang pria yang diduga sebagai pemicu kerusuhan dengan senapannya.

“Kurasa aku tak perlu membantunya kali ini.” batin Livia melihat Inspektur Lucca yang kini meyeret tiga orang pria tadi ke mobil patroli.

Tepat di saat Livia akan melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, sekelebat bayangan hitam melesat dengan cepat menuju ke arah Inspektur Lucca.

“ck serangga lainnya datang.”

Livia pun segera melompat turun dari atap gedung dan melesat dengan cepat menghadang sekelebat bayangan tadi sebelum sampai pada Inspektur Lucca, atau pria itu akan mengetahui jika dirinya membantunya lagi.

Saking cepatnya mereka berdua bertarung hingga tak terlihat sosok mereka sedikitpun bahkan tak ada yang menyadari keberadaan mereka saat bertarung, termasuk Inspektur Lucca.

“Aku harus mengalahkannya segera sebelum meninggalkan jejak di sini.” Livia mengeluarkan sekuntum mawar merah yang melayang menuju lawannya yang dalam hitungan detik menjadi asap putih bersamaan dengan hancurnya sosok yang menyerang dirinya.

“Sampai jumpa Lucca. Kau aman sekarang.” gumamnya lirih menoleh ke belakang sembari tersenyum tipis dan kembali melompat dengan kecepatan tinggi menuju ke atap bangunan lalu menghilang dalam hitungan detik.

“dor !” Inspektur Lucca menembakkan pistolnya ke udara sebagai tanda peringatan bagi yang lainnya untuk tenang serta tidak membuat kerusuhan lagi.

Benar saja suasana menjadi tenang seketika setelah Inspektur luka kembali menembakkan pistolnya secara beruntun yang membuat suasana menjadi mencekam.

“Aku hitung sampai tiga, kalian harus bubar dari sini. Jika aku masih melihat ada keributan di sini maka aku akan menembak kalian semua.” ucap Inspektur Lucca sambil memegang puluhan peluru yang tergantung di bahunya.

Tak ada yang berani berkutik jika seorang Inspektur Lucca sampai turun tangan maka sudah bisa dipastikan, lari adalah pilihan yang baik daripada kematian mereka terima.

Satu menit kemudian tempat yang semula ramai dan kacau balau berubah menjadi sepi bahkan lebih sepi daripada makam.

“Huft.” Inspektur Lucca meniup senapannya yang merupakan ciri khasnya sembari menatap timnya. “Sisanya kalian urusi.”

“Siap, inspektur !” jawab timnya yang beranggotakan bawahnya itu serempak.

Inspektur Lucca berbalik dan berjalan menuju ke mobilnya. Di tengah jalan ia berhenti. “Kelopak mawar ini.” ia melihat kelopak mawar merah berceceran di depannya lalu memungutnya.

“Livia... !” teriaknya seketika memanggil nama wanita tersebut sambil menatap ke sekitar. “Kau dimana ?” pria itu pun berlari mengikuti instingnya untuk mengejar Livia hanya berbekal sekuntum kelopak mawar merah di tangannya.

“ Dia belum pergi tapi nyatanya dia kembali lagi kemari. Tapi kenapa dia seolah bersembunyi dan tak mau menunjukkan dirinya padaku ?” batinnya terus berlari menyisiri jalan.

Hingga di ujung nafasnya, ia pun kembali berhenti setelah berlari jauh satu km dan tak mendapatkan hasil apapun ataupun petunjuk apapun.

“Aku kembali kehilangan dirimu.” desaunya menarik nafas panjang dan berat karena ia masih tak bisa menyadari keberadaan wanita yang dicarinya selama empat tahun terakhir dan selalu membayangi tidurnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!