Eps. 3 Menangkap Target

Inspektur Lucca kembali berjalan dengan penuh keyakinan kali ini bisa menemukan sosok wanita yang selalu menghantui tidurnya di setiap malamnya.

Tanpa ia ketahui dari arah belakang ada seorang anggota sindikat yang yang datang setelah melihat sinyal SOS yang dikirim oleh Dimitri padanya.

“Oh aku terlambat datang rupanya.” pria bertato ular di lehernya menutup mata Dimitri yang masih terbuka saat menemukannya di tengah jalan. “Aku harus bisa mengalahkan Inspektur sialan itu kali ini.” ia kembali berjalan untuk membalaskan dendam para temannya yang juga mati di tangan Inspektur.

“dash !” sebuah pistol peredam suara meluncur dengan cepat dari arah belakang Inspektur Lucca dari tangan pria bertato tadi.

Meski tanpa suara wanita yang sebenarnya masih ada di sana mendengar dengan jelas sebuah peluru meluncur ke arah inspektur Lucca yang memaksanya mau tak mau harus kembali.

“Nona.” panggil Inspektur Lucca saat melihat wanita itu masuk dari sebuah lubang di balik plat besi yang ada di lorong berada di belakangnya. “clang !” sebuah peluru berhasil di tangkis oleh wanita tadi.

Namun tiga peluru lainnya meluncur setelahnya.

“Jadi dia kembali untuk menyelamatkan aku ?” Inspektur Lucca baru mengetahui ada seseorang yang menyerangnya kembali.

“dor.” Inspektur Lucca segera menembakkan senapan laras panjangnya yang senantiasa menemaninya kemanapun dia pergi ke arah pria tadi yang langsung menembus ke bagian vital di jantung yang membuat pria tadi ambruk seketika.

“dash.” wanita tadi kembali menghalau dua peluru yang belum berhasil ditahan oleh Inspektur Lucca dengan sebuah kekuatan yang tak diketahui.

Setelah melihat korban yang tumbang wanita tadi segera bergerak cepat untuk menghindari inspektur Lucca.

“Nona, tunggu !” refleks Inspektur segera ikut berlari sekuat yang ia bisa untuk mengejar wanita tadi. “Mungkin ini bukan suatu kebetulan aku bertemu dengannya dua kali hari ini dan itu pasti sebagai tanda jika aku bisa menangkapnya kali ini.”

Tanpa wanita tadi pun tahu jika Inspektur mengejarnya meskipun jarak mereka sudah 10 meter.

“haah...” saat berlari kencang sampai beberapa menit di ujung nafasnya pria itu pun berhenti untuk mengatur ritme nafasnya. “Jika aku berhenti sekarang maka aku akan kehilangan dia selamanya.”

Inspektur Lucca hanya memenuhi rongga dadanya dengan sedikit oksigen dan kembali berlari secepat yang dia bisa untuk mengejar wanita tadi. Sungguh ia tak ingin kehilangan kesempatan kali ini untuk kesekian kalinya. Karena ia tak bisa memastikan kapan bisa bertemu dengan wanita tadi.

“Bagaimana ini...” Inspektur Lucca terus berlari meskipun merasa nafasnya mulai tersengal. “Jika terus seperti ini maka sudah pasti aku tak akan bisa mengejarnya.”

Hingga beberapa detik setelahnya saat ia sudah kehabisan nafas dan tak bisa berlari lagi maka ia pun berhenti.

“klak.” karena putus asa sekali pria itu menarik kokang senjatanya dan mengalahkannya ke kepalanya sendiri. “Nona Jika kau tak mau berhenti maka aku akan menembak diriku sendiri dengan pistol ini.” gertaknya setelah terlintas sebuah ide begitu saja dalam pikirannya.

Entah kenapa wanita tadi tiba-tiba berhenti dan berbalik menatap Inspektur Lucca dengan mimik sedikit gelisah.

“Tidak... !” teriaknya sambil berlari dengan cepat kembali untuk menghampiri Inspektur Lucca. “Jangan tembak dirimu sendiri.”

Inspektur tersenyum dalam hati karena gertakannya ternyata mempan juga pada sosok wanita itu.

Namun bukannya menyingkirkan laras panjang dari kepalanya namun pria itu malah terlihat menekan kokam tanpa rasa takut. Dan semua itu memang sengaja ia lakukan untuk memancing emosi sosok wanita tadi.

“Dia keras kepala sekali.” sosok wanita misterius tadi semakin bergerak lebih cepat dengan kecepatan seperti angin yang dalam hitungan detik saja sudah berada di depan Inspektur Lucca.

“phak !” wanita tadi segera menampik senapan panjang Lucas dan membuatnya terlempar ke lantai dengan keras sebelum peluru itu meluncur keluar dari senapan dan menembus kepala Inspektur.

“Kena kau.” tentu saja itu hanya ucapan dalam hati Inspektur yang segera meraih wanita tadi. “Harum ini....”

Ya, Inspektur berhasil memegang rambut hitam panjang wanita tadi dan tak sengaja menciumnya. “Aroma misik ini...aku seperti pernah menciumnya dan tak asing bagiku. Tapi di mana ?”

Saat pria itu memejamkan matanya berusaha mengingat di mana dia pernah mencium aroma parfum tersebut, sosok wanita tadi menarik rambutnya dan berbalik menatapnya.

“Kau...” baru pertama kali ini pria itu melihat dengan jelas sosok wanita yang berulang kali telah menyelamatkan dirinya, dari dekat.

“Apa dia ingat sesuatu ?” wanita tadi entah kenapa tak beranjak pergi dan menunggu ucapan selanjutnya yang diucapkan oleh Inspektur Lucca.

“Aku baru pertama kali ini berjumpa dengan mu.” ucapnya meskipun sebenarnya ia merasakan sesuatu yang aneh dan merasa familiar saja dengan paras cantik wanita itu tapi entah ia juga tak bisa mendefinisikan hal itu ataupun mengingatnya.

Wanita tadi mengerutkan keningnya kemudian berbalik dan akan meninggalkan Inspektur Lucca.

“Tidak.” ia menarik tangan gadis itu yang terasa sangat dingin, mungkin seperti es untuk menahannya. “Maksud ku terima kasih.” sambungnya setelah beberapa tahun dan baru pertama kali ini bisa mengucapkan kalimat tersebut dengan jelas dan langsung ke sasarannya.

Inspektur Lucca merasa aneh saja kenapa sosok wanita itu bukan hanya bertubuh dingin namun sikapnya juga sangat dingin. Sampai detik ini ia belum mendengar wanita itu membalas ucapannya. “Apa aku harus mengancamnya lagi baru dia akan bicara ?”

“Nona tolong ikutlah aku sebentar. Kali ini jangan menolakku. Aku hanya ingin mengajak mu menikmati secangkir minuman hangat untuk dirimu yang kedinginan.” pria itu bermaksud mengancam namun ia tak punya bahan yang bisa dijadikan sebagai ancaman.

Tatapan wanita tadi sangat tajam bahkan ia pun melirik ke satu sisi dengan cepat tanpa sepengetahuan Inspektur Lucca.

“Datang lagi seekor serangga disana.” ia melihat sesosok pria yang menetapnya sambil tersenyum menyeringai dan is juga dengan tatapan memangsa pada Inspektur Lucca yang seolah ingin memangsa pria itu.

“Pergi.” ucap wanita tadi sambil menarik bahu Inspektur Lucca. Tak hanya itu saja wanita tadi malah menyeret pria itu untuk berlari mengikutinya tanpa alasan yang jelas yang membuat Inspektur Lucca semakin bingung dibuatnya.

“What's ?” Sungguh pria itu tak bisa menebak dan membaca pikiran wanita tadi yang berubah drastis dalam waktu hitungan detik saja.

“Tunjukkan jalannya pada ku.” ucap wanita tadi tidak mengetahui jalan dan memperselakan Inspektur memimpin jalan.

Tanpa sepengetahuan Inspektur Lucca, wanita tadi melemparkan belati kecil ke belakang ke arah seorang pria yang masih mengikuti mereka sebagai peringatan sekaligus serangan karena beberapa detik setelahnya Belati tadi menyetrum pria misterius yang akan mengejar mereka. Entah siapa sebenarnya yang dikejar oleh pria misterius itu, wanita tadi ataukah Inspektur Lucca.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!