Shadow Girl

Shadow Girl

Eps. 1 Operasi Penangkapan

Milan, Italy September 1970

Seorang agen polisi terlihat duduk termenung di ruangannya yang berukuran 2 x 2 meter. Ia menyaksikan tayangan para target kepolisian yang merupakan penjahat kelas kakap.

“klik.” pria itu mengambil remote yang ada di sampingnya dan menekan tombol "pause" yang membuat tayangannya berhenti.

“Thomas Alfarez kali ini giliran mu.” gumam pria itu menatap sosok Gembong ******* narkoba yang sudah 3 tahun lebih menjadi buronan para polisi dan selalu berhasil lepas dari kejaran para polisi.

“Kriek.” di tengah waktu pria tersebut masih menatap plakat-lekat target operasi berikutnya seseorang membuka pintu ruangannya.

“Inspectur Lucca apa anda memanggilku ?” ucap Aiptu Daniel menghadap pria yang merupakan atasannya di bidang letkrim.

“Ya Aiptu Daniel besok kita akan menangkap pria itu.” balasnya sambil menunjuk sebuah monitor di depannya.

“Siap inspektur.”

“Siapkan tim sekarang juga seperti biasanya. Besok pagi sekali kita akan bergerak.” inspektur Lucca menambahkan.

“Siap inspektur.” jawab Aiptu Daniel sembari memberi hormat sebelum meninggalkan ruangan.

Inspektur Lucca, pria itu kembali duduk dan melanjutkan melihat target operasi selanjutnya.

“kring.” suara dering telepon tiba-tiba mengganggu waktunya. “Keyla...” melirik nama yang muncul pada layar ponsel. “Kenapa dia meneleponku ?”

Inspektur Lucca pun sebelum mengenal dan menerima panggilan dari gadis tersebut.

“Lucca malam ini kalau ada waktu di rumah akan tidak ? Aku ingin mengajarkan untuk makan malam.” suara dalam sambungan telepon.

“Ohh...” inspektur Lucca menarik nafas mendengar ajakan dari gadis itu. “Keyla tidak hari ini. besok Aku ada tugas penting dan hari ini aku harus mempersiapkannya secara matang.” jawabnya singkat kemudian segera memutus sambungan telepon.

“Hey.... aku belum selesai bicara tapi kau sudah memutuskannya.” gadis itu mengumpat kesal mendengar bunyi telepon terputus. “Dasar pria dingin wanita mana yang akan tahan dengan mu, jika kau lebih mementingkan pekerjaan dan tak ada waktu untuk yang lain ?” umpatnya lagi lalu membanting ponselnya ke lantai.

“Wanita itu kenapa selalu menggangguku saja meski aku sudah menolaknya beberapa kali.” inspektur Lucca menatap layar ponselnya di meja dengan menggelengkan kepala.

Ia tak habis pikir kenapa wanita itu tak mengajak pria lain saja karena dirinya sangat sibuk sekali menangani kasusnya yang tak pernah ada habisnya minta ada waktu baginya untuk bersenang-senang dengan seorang gadis.

Pagi hari esoknya Inspektur Lucca berada di kantor polisi dan sedang apel pagi bersama tim bentukannya sebelum mulai bergerak melakukan penangkapan target operasinya.

“Baik, sekarang semuanya bersiap pada posisi masing-masing. Kita bubar sekarang.” ucap pria bermata coklat tanpa kumis meski usia nya sudah 27 tahun namun tetap membuatnya garang jika ditatap oleh para bawahannya yang berpangkat 3 sampai 5 klik di bawahnya.

“Siap, inspektur !”

Ketika itu juga tim bentukan instruktur segera bergerak menjalankan tugasnya menaiki satu mobil menuju ke kawasan sebuah hotel yang diduga merupakan tempat pertemuan Thomas Alfarez dengan customernya untuk bertransaksi narkoba.

“Oh, ada polisi kemari.” pekik seorang pegawai hotel terkejut saat kedatangan beberapa tim polisi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Seorang polisi segera menodongkan pistol ke kepala petugas resepsionis pria yang ada di sana. “Jangan bersuara atau kami akan menarik pelatuk nya.

Resepsionis tadi hanya mengangguk tanpa bersuara karena takut nyawanya akan melayang dengan cepat.

“Tunjukkan pada ku di mana ruangan Thomas Alfarez saat ini.” tambah pria berseragam itu membuat resepsionis gemetar ketakutan dan segera setelahnya mengecek semua informasi room di sana.

Masih tanpa bersuara petugas resepsionis tadi menunjukkan di kamar mana pria yang dicari oleh polisi tersebut.

“Hey kalian cepat ikuti aku ke room 403 sekarang.” ucap polisi tadi menarik pistolnya dari kepala petugas resepsionis kemudian menatap ke belakang pada rekan polisi lainnya.

Sepuluh orang termasuk polisi Tadi segera masuk ke hotel menuju ke room 403.

“Ssts.” seorang polisi memberikan kode diam pada salah satu pengunjung yang melewati mereka dan akan bertanya sehingga membuat pengunjung itu segera menyingkir dari sana karena tahu ada petugas polisi yang sedang menangkap seseorang.

Dengan cepat mereka semua mengepung ruangan 403 dari segala sisi dengan rapi tanpa bersuara.

Thomas sedang menyerahkan 20 kg narkoba jenis Sabu-Sabu pada customernya.

“Ouh...” pria itu jualan nafas setelah menerima kabar melalui pesan teks di ponselnya yang mengabarkan jika ada jumlah polisi yang mengepung room tempatnya berada saat ini melalui informan yang sudah ya tempatkan secara rahasia di sana untuk mengawalnya.

Namun Thomas tak kehabisan akal dan sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Pria itu kemudian kabur dari sana melalui bunker rahasia menuju ke pintu keluar hotel.

“brak.” salah satu petugas polisi yang ada di luar ruangan mendobrak room itu dan mendapati ruangan kosong.

“Sial dia berhasil kabur bersama customernya.” ucap seorang polisi yang kemudian segera menghubungi Inspektur Lucca, memberitahukan kondisi saat ini.

Inspektur luka datang dengan persiapan tentu saja ia tahu kemana targetnya akan kabur karena sudah memperkirakan sebelumnya dan selama ini perkiraannya tak pernah meleset.

“Aiptu Daniel segera kepung area pintu keluar hotel sekarang, target menuju perjalanan ke sana.” ucap pria itu kemudian segera mengambil posisi bersamaan dengan bawahannya yang sudah bergerak saat itu juga.

Bukan Inspektur Lucca namanya jika tak punya 1000 akal dan mudah dikelabui oleh targetnya.

Di tengah jalan menuju ke area pintu keluar hotel ia melihat sebuah mobil mewah mencurigakan.

“Itu pasti dia.” gumamnya langsung menembakkan laras panjang ke arah ban mobil yang membuat 4 ban kempes seketika dan mobil berhenti mendadak.

Inspektur Lucca datang ke sana seorang diri sementara timnya sudah berada di area pintu keluar hotel.

“Keluar kau sekarang atau aku akan menembak mu di tempat !” teriaknya sambil mengangkat senjata laras panjang ke arah pintu mobil.

“Sial !” Thomas Alfarez yang memang berada dalam mobil itu akhirnya keluar dari mobil.

“Cepat serahkan dirimu dan ikut aku.” Inspektur menggiring target dengan menodongkan pistol laras panjangnya.

Target menurut dan berjalan sesuai arahan dari inspektur sembari menoleh ke samping kiri mengirimkan kode sinyal pada para bodyguard-nya yang bersembunyi di sana.

“dor !” dari arah belakang sebuah peluru meluncur tepat mengenai punggung inspektur. Namun pria itu dengan instingnya yang tajam berhasil menghindari peluru tadi.

“dor.” Thomas Alfarez memanfaatkan celah yang ada dan segera mengeluarkan pistol dari sakunya yang selalu ia bawa kemana-mana dan langsung menembakkannya pada Inspektur Lucca yang dengan sikap masih bisa dihindari pria itu malahan menarik pelatuk nya dan berhasil menumbangkan targetnya.

“Selesai sudah.” Inspektur Lucca terbalik setelah melihat darah keluar dari mulut pria itu.

“dor.” rupanya target belumlah mati dan ia balik menarik pelatuknya mengarahkan pada Inspektur.

“Apa ?!” inspektur Lucca berbalik dan mendapati sebuah peluru cepat meluncur ke dahinya.

Ia pun memejamkan matanya karena tak bisa lagi menghindarinya. “Apakah aku akan berakhir di sini ?” pria yang terkenal sebagai penangkap penjahat kelas kakap itu hanya pasrah menerima nasibnya.

“whoosh.” tiba-tiba ada seorang gadis yang meluncur dengan cepat ke arahnya Entah dari mana kemudian mengambil peluru yang kurang 1 mm saja akan menembus kepalanya.

“clang.” terdengar suara seseorang menukang senjata. “dor.” wanita itu mengarahkan piston ke arah Thomas Alfarez yang membuatnya langsung mati di tempat.

“Tembak dia dengan peluru perak untuk melumpuhkannya.” gadis itu meniup pistol di tangannya kemudian segera pergi dari sana dan menghilang dengan cepat.

“Tunggu, nona !” Inspektur mencoba mengejar gadis yang menolongnya namun hanya ada kelopak mawar merah di jalan yang ia lalu. “Terimkasih.” ucapnya terlambat pada sosok gadis yang hanya ia lihat punggungnya saja dan berpakaian serba hitam tanpa melihat mukanya.

“Inspektur, anda tidak apa-apa ?” tim bentukannya segera menuju ke tempatnya berada setelah mendengar suara tembakan beruntun.

“Seperti yang kalian lihat.” Inspektur luka terlihat menarik nafas panjang sambil menyeka keringat dinginnya.

Terpopuler

Comments

Yeni Eka

Yeni Eka

awal yg seru.

2023-02-14

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!