Eps. 2 Pengejaran

Empat tahun berlalu sejak kejadian itu Inspektur Lucca selalu terpikirkan pada sosok wanita yang selalu membayangi dirinya. Ia mencari sosok tersebut namun tak pernah menemukannya.

“Siapa dia sebenarnya ?” Inspektur Lucca sedang menjalankan tugas menangkap pelaku pembakar sebuah perusahaan garmen yang juga menjadi tersangka pemutilasi korban tewas dalam perusahaan tersebut. Ia melihat sesosok bayangan wanita yang melompat dari gedung saat dirinya tadi memasang police line.

“Inspektur anda sedang apa ?” seorang Aiptu menghampirinya. “Apa ada suatu petunjuk di bangunan tersebut ?” ikut menatap bangunan yang ditatap Inspektur Lucca.

“Ah tidak ada.” pria itu kemudian berbalik. “Hanya ingin melihat seseorang saja.” jawabnya tanpa menjelaskan detailnya dan tentu saja bawahannya tak berani menanyakan hal itu lebih lanjut.

“Kau sudah kumpulkan buktinya ?” Inspektur Lucca mengganti topik pembicaraan.

“Maaf, aku akan mengambil buktinya sekarang Inspektur.” Aiptu tadi malah ketakutan sendiri dan segera masuk ke garment yang saat ini sudah padam apinya untuk mengumpulkan bukti pelaku pembunuhnya.

“Aku yakin tadi itu sosok wanita yang menyelamatkan aku 4 tahun yang lalu.” Inspektur Lucca menarik nafas dengan kasar menatap lagi ke arah bangunan di mana sebelumnya ia melihat sosok bayangan wanita tadi yang bergerak dengan cepat kemudian terlalu dari sana dan bergabung dengan yang lainnya untuk mencari bukti pelaku pembunuhan.

Beberapa saat setelah Inspektur pergi dari sana sosok wanita yang ternyata bersembunyi di celah gedung menatap ke arah inspektur.

“Ku rasa kau tidak dalam bahaya kali ini.” wanita itu tersenyum tipis kemudian kembali naik ke atas gedung dan menghilang di sana tanpa meninggalkan jejak.

Beberapa hari berlalu setelah Inspektur selesai menangani kasus pembunuhan sekaligus kebakaran di sebuah perusahaan garmen dan kali ini ia kembali mendapatkan misi untuk menangkap tahanan residivis kelas A atau mana dengan tingkat level pertama yang sabar deh Lisa pasangan dua hari yang lalu.

“Aiptu Daniel bawakan aku data Anderson sekarang.” ucap Inspektur Lucca tak mau meninggal lagi pekerjaannya. Pria ini selalu mengerjakan tugasnya dengan cepat karena semakin lama ia menolong engkau akan semakin sulit untuk menangkap target operasinya.

“Baik, inspektur.”

Aiptu Daniel segera mencarikan data mengenai pasti di bis kelas A tersebut lalu kembali masuk ke ruangan dan menyerahkan data tersebut.

“Kita akan bergerak besok.” ucap Inspektur setelah membaca detail data target operasinya dengan cepat.

“Siap, Inspektur Lucca.” Aiptu Daniel kemudian segera memanggil semua timnya dan mengkoordinasikan perintah dari atasan mereka.

Pagi esoknya Inspektur Lucca bersama timnya menuju ke lokasi yang diduga sebagai tempat pelarian dan persembunyian, Anderson.

Mereka menyergap sebuah bar setelah salah satu timnya memberikan kabar jika target benar ada di sana.

“dor.”

Terjadi tembakan beruntun antara pihak kepolisian dengan Anderson beserta timnya. Beberapa peluru bersarang di kaki residivis itu dan beberapa peluru lainnya merasa cepat ke arah para polisi yang sedang bertugas.

Sebuah peluru mengarah ke inspektur Lucca, namun lagi-lagi pria itu seperti mempunyai 1000 nyawa.

“dash.” saat sebuah peluru akan bersarang di lengan Inspektur Lucca, sebuah bayangan dengan cepat menangkis peluru tersebut.

“Oh....” Inspektur Lucca berbalik dan melihat peluru itu sudah jatuh di dekat kakinya dan ia sempat melihat sosok bayangan yang bergerak dengan cepat tadi meski kembali kehilangan jejaknya.

“Inspektur Lucca, anda tak apa ?” seorang Aiptu membuyarkan lamunannya.

“Ya, cepat bawa Anderson.” perintah Inspektur pada bawahannya yang segera bergerak.

“Kelopak mawar merah...”Inspektur Lucca menemukan mawar merah berjalan melewatinya. “Ini pasti dia. Wanita itu.”

Pria itu melihat ke sekitar untuk mencari wanita tersebut namun kali ini ia juga belum beruntung.

Tiga hari berlalu kali ini inspektur Lucca berada dalam sebuah misi untuk menangkap seorang pembunuh berantai pada kasus pembunuhan keluarga White.

Ia bersama tim sedang mengejar pembunuh tersebut, sebut saja Dimitri. Pria badan tegap dengan tato memenuhi seluruh tubuhnya yang mempunyai link dengan sindikat lainnya.

“dor.” tim dari insperktur Lucca sedang baku hantam dengan sindikat yang membantu Dimitri sehingga mengharuskan seorang Inspektur Lucca Salvatore kembali bergerak sendiri menangkap target operasi kali.

“Berhenti kau !” perintah Inspektur sambil menembakkan beberapa peluru ke arah Dimitri yang saat ini berada di sebuah lorong tersembunyi dalam bar tersebut.

Dimitri terus berlari dan terlihat tenang saja karena ia memakai rompi anti peluru. Sesekali ia membalas tembakan Inspektur.

“Sial !!” inspektur Lucca kehilangan jejak di tengah jalan. Namun ia kehabisan akal dan dengan mudah bisa mengetahui di mana pria itu bersembunyi yang ia lihat dari jejak keringat di lantai. “Keluar kau !”

Inspektur Lucca masuk ke sebuah ruangan kosong tersembunyi sambil mengokang senapan laras panjangnya, AK-517.

“Aku tak boleh tertangkap di sini.” batin Dimitri yang bersembunyi di balik lemari besi dalam ruangan itu.

“Disana dia rupanya.” Inspektur Lucca menembakkan pistolnya ke lemari besi.

Dalam keadaan terdesak Dimitri pun terpaksa mengeluarkan alat lainnya karena pelurunya sudah habis terpakai.

“sshs...” pria itu kemudian mengeluarkan detonator yang ia bawa dan melemparnya ke arah inspektur.

“Sialan aku tak bisa melihat dengan asap setebal ini.” batinnya sambil batuk setengah menghirup asap di sana.

Belum hilang asap tersebut dari sana Dimitri kembali melemparkan dinamit yang akan menghancurkan tempat itu, sambil menyelinap keluar.

“zap.” tepat di saat dinamit itu akan mendarat ke lantai sesosok bayangan masuk ke ruangan tersebut dan mengambil dinamit itu lalu melemparkannya pada Dimitri di ujung pintu yang seketika meledak, bertumbuh pria itu hancur berantakan.

“haah....” Inspektur Lucca menarik nafas panjang karena lagi-lagi dirinya selamat, tepatnya diselamatkan oleh sosok wanita yang ada di hadapannya.

Ya, dalam kepulan asap yang sudah semakin menipis ia bisa melihat dengan jelas sosok wanita itu. Wanita yang selama ini dicarinya dan juga wanita yang selalu menyelamatkannya berulang kali.

“Terimakasih, nona.” ucapnya pada sosok wanita berbaju serba hitam yang terlihat misterius, bermata hitam pekat dengan paras cantik yang menambah kemisteriusannya.

“Dia melihat ku. Aku harus segera pergi dari sini.” tanpa ekspresi maupun tanpa kata wanita itu segera pergi dari sana.

“Tidak ! Nona jangan pergi !” panggil Inspektur mengejar wanita tadi. “Setidaknya biarkan aku berterima kasih padamu. Atau setidaknya aku mengetahui namamu.”

Ia terus berlari mengejar wanita yang bergerak dengan cepat di depannya namun sudah hilang dari pandangannya dalam hitungan detik.

“Cepat sekali dia.” Inspektur Lucca berhenti di ujung lorong dan tak ada jalan keluar lagi di sana. “Kemana dia pergi ?”

Lagi-lagi ia kehilangan jejak dan gagal mengejar wanita tersebut. “Apakah setelah 4 tahun lamanya aku masih akan terus seperti ini mengejar mu ?”

Inspektur Lucca mengatur nafasnya sambil memutar otak mencari solusi untuk masalahnya sendiri agar ia bisa tidur dengan tenang tidak terpikirkan pada sosok wanita tadi.

Terpopuler

Comments

francess

francess

bagus thor

lanjutkan

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!