Bab 3 Hantu Rima

Keadaan di rumah kosong malam ini sangat lain dari biasanya. Seorang warga lewat dan melihat beberapa bayangan nampak keluar dari rumah itu.

"Lihat! Mereka mulai keluar!"

"Apa?"

"Penghuni rumah itu! Siapa lagi!"

Ada Pak Joni sedang menebang pohon bambu bersama adiknya Roni.

"Ron! Aku dengar rumah itu akan di huni oleh orang dari kota," ucapnya sambil menebang pohon saat jam tiga pagi.

"Ya. Katanya kemarin mereka datang dan bersih-bersih,"

"Kok bisa ya laku? Apa dia ngga melihat kanan kirinya yang tidak ada satu rumah pun,"

"Entahlah, aku juga ngga tahu Jon,"

.

Saat malam hari, Sintia bermimpi jika dia didatangi seorang gadis berambut panjang.

"Siapa kamu?" Tanya Sintia ketakutan.

"Aku Rima. Aku terjebak disini sendirian. Keluarkan aku dari sini...."

Rintihnya meminta tolong pada Sintia.

"Aku tidak mengenalmu!"

Sintia mulai terlihat ketakutan. Dia menyadari jika gadis itu tidak menginjak tanah. Dia berdiri dengan melayang di udara.

"Jangan takut. Aku tahu cuma kamu yang bisa menolongku dari mereka,"

"Siapa mereka?"

"Mereka tidak ingin aku pergi dari rumah itu. Aku terjebak disana. Aku ingin berkumpul dengan keluarga ku...."

Ternyata setelah mengatakan hal itu gadis itu menghilang dari hadapannya.

"Ya Tuhan!" Sintia terbangun dan melihat ke sekelilingnya.

"Aku masih berada di hotel, dan gadis itu? Rima. Kemana perginya?"

Sintia lalu bangun dan tanpa sadar kakinya melangkah keluar dari hotel. Dia keluar ditengah malam dan tanpa ada yang tahu.

Dia sudah berjalan ke jalan raya dan menyetop sebuah mobil.

Mobil itu berhenti dan ternyata tidak ada sopirnya.

"Ha....hhhh!"

Sintia ketakutan ketika menyadari jika dia sudah naik taksi hantu.

"Aku harus keluar!"

Namun taksi itu terus melaju dan sebenarnya yang menyetir adalah Rima. Hantu yang baru saja menemuinya didalam mimpi.

Flash back.

Rima adalah korban kecelakaan satu keluarga. Dan mereka di kuburkan di satu tempat yang sama pada saat itu.

Tiba-tiba lahan itu di jual oleh pemiliknya dan semua tulang belulang di pindahkan dan tertinggal milik Rima seorang.

Tidak lama kemudian setelah acara pemindahan tulang belulang itu lahan kosong itu akan di ubah menjadi perumahan. Dan ternyata perumahan itu tidak laku dan hanya satu lahan yang berhasil di jual.

Lahan itu di beli oleh keluarga Anggoro dan setelah di beli langsung di bangun rumah dua lantai olehnya.

Tidak lama kemudian rumah itu jadi dan ditempati oleh keluarga Anggoro. Tidak ada kejadian aneh selama mereka menempati rumah itu.

Namun lama kelamaan hal mistis mulai terlihat.

Dua tahun mereka tinggal disana ternyata kanan dan kirinya tetap tidak laku. Dan akhirnya Pak Anggoro sadar jika dia telah salah membeli tanah perumahan yang hanya di tempati oleh dirinya seorang.

Pemilik tanah itu lalu mulai menanam pohon besiar di kanan belakang dan kiri rumah pak Anggoro yang tidak laku. Sejak tanaman itu semakin besar, suasana semakin mencekam.

Pak Anggoro seperti tinggal di tengah hutan tanpa tetangga. Seberang jalan didepan rumahnya ada tebing dan di atasnya adalah kuburan.

Suatu malam, pak Anggoro tanpa sengaja membunuh seorang pria yang akan mencuri di rumahnya.

Karena tidak mau di salahkan dan masuk penjara, maka dia menguburkannya dengan membongkar lantai dan memasukkan jenasah itu kedalamnya lalu menutupnya dengan keramik.

Dan ternyata tanpa sepengetahuan pak Anggoro didalam tanah yang dia gali ada tulang belulang milik Rima. Hingga karena perbuatan pak Anggoro, Rima menjadi tersiksa karena arwah pencuri itu terus memaksanya untuk mencari keluarganya dan mengeluarkan dirinya dari rumah itu.

Masa sekarang.

"Siapa kamu?" Tanya Sintia ketika tiba-tiba sosok hantu putih itu muncul di kemudi stir.

Keberanian nya muncul karena hantu putih itu sepertinya tidak akan menyakiti nya. Bukankah dia sudah datang menemuinya untuk minta tolong.

"Aku Rima. Aku yang menemuimu di dalam mimpimu,"ucapnya tanpa menoleh.

"Kau akan membawaku kemana?"

"Aku akan mengajakmu kerumah kosong itu,"

"Apa!?"

"Aku tidak akan menyakitimu. Tapi kau harus menemui seseorang,"

"Siapa?"

"Dia!"

Entah dia siapa yang di maksud oleh hantu Rima.

Mereka kini sudah sampai didepan rumah kosong. Dan Tiba-tiba Rima sudah menghilang, ketika Sintia berhasil keluar dari mobil itu.

Sintia berdiri disamping mobil itu dan bulu kuduknya berdiri. Bagaimana tidak? Di tengah malam dia berada sendirian di depan rumah kosong dan di atas tebing merupakan kuburan yang waktu itu ada makhluk mengerikan yang menampakkan diri padanya.

"Masuklah!"

Rima melambai dari dalam rumah itu.

"Hah!? Dia ada disana?!"

Sintia kaget karena Rima tiba-tiba sudah ada didalam rumah kosong itu.

Perlahan Sintia masuk kedalam dan ketika dia berhasil masuk, pintu rumah itu terbuka dengan sendirinya dan tertutup seakan ada makhluk tidak terlihat yang menjaganya.

"Aku sudah membawanya...." ucap Hantu Rima pada sosok yang hanya nampak punggungnya saja.

Sintia semakin gemetar ketika melihat apa yang ada didalam rumah itu. Ternyata didalamnya ada pocong, anak-anak kecil dan juga sundel bolong. Mereka sepertinya memang sudah menunggu kedatangannya.

"Ahhh! Kenapa aku percaya pada hantu Rima! Bagaimana jika mereka menyakiti ku dan aku mati di tempat ini!?"

Sintia semakin gemetar.

"Jika kau dan keluarga mu ingin selamat maka jangan tinggal disini. Rumah ini milik kami!"

Ucap sundel bolong yang tidak menampakkan mukanya. Hanya rambutnya hitamnya yang panjang tergerai menutup dadanya.

"Kenapa?!"

"Kami sudah membelinya. Jika tidak tinggal disini lalu kami harus tinggal dimana?"

"Terserah padamu. Tapi jika kau nekat tinggal disini maka kami akan membunuhmu!" Ancam hantu wanita dengan rambut panjang itu.

"Siapa sebenarnya kalian?"

"Kami sudah lama menempati rumah ini dan kau lihat dia anak itu? Mereka adalah anak-anak ku. Dan dia? Dia adalah Pemimpin kami. Dan gadis yang menemuimu? Dia adalah pesuruh kami!"

"Apa!?"

"Kau lihat rumah ini penuh dengan arwah. Dan di setiap sudut rumah sudah ada yang menghuninya. Jika kau mengusik kami, maka kami tidak akan mengampuni mu!"

"Tidak....ini tidak mungkin...." Sintia tidak percaya jika ini adalah kenyataan.

Diapun mencubit lengannya dan ternyata terasa sakit. Artinya ini nyata dan bukan mimpi.

Tapi bagaimana aku bisa melihat mereka semua dan bicara pada arwah? Ada apa denganku? Rangga, ayah dan ibu tidak bisa melihat mereka. Kenapa hanya aku yang bisa melihatnya?

Sintia segera berlari menuju jalan raya dan kebetulan ada seorang pemuda yang lewat dengan motornya baru pulang kerja.

Bruuukkkk!

Sintia tidak sadarkan diri dan jatuh didepan motornya.

"Astaga! Aku menabrak nya!"

Pemuda itu lalu turun dari motornya dan akan menolong Gadis itu.

Terpopuler

Comments

Park Kyung Na

Park Kyung Na

💪💪

2023-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!