"Huh, akhirnya aku selesai juga mengerjakan setengahnya, lebih baik aku lanjutkan saja lah takutnya nanti Reno pulang, mana rumah masih belum dalam keadaan bersih lagi," gerutu Dara.
Sementara itu di sebuah markas bawah tanah, terlihat Reno sekarang tengah mengganti pakaiannya dengan sebuah jubah hitam yang melekat dengan simbol naga merah.
Dirinya sekarang adalah ketua Mafia Naga Merah, di mana semua bisnisnya bertumpu pada hal-hal terlarang seperti penggelapan berupa senjata api atau pun barang haram, sesuai dengan jenis permintaan setiap kliennya.
"Roy, bagaimana terkait penjualan senjata api itu, apa sekarang kita sudah terendus oleh pemerintah setempat!"
"Belum Bos, bahkan jika kita diketahui oleh mereka, maka dengan sedikit ancaman, pasti mereka akan tutup mulut juga," ucap Roy sembari memilah beberapa senjata api koleksinya.
"Baguslah kalau begitu, oh iya kamu masih punya pil gila itu tidak, kalau ada berikan aku satu butir."
Roy yang mendengar perkataan Reno langsung mengerutkan keningnya, sebab setahu Roy, seorang Reno tidak pernah menyentuh pil gila itu, karena bos nya itu sangat menjunjung tinggi terkait keperjakaan.
"Bos, kamu sedang sehat kan, kenapa tiba-tiba menanyakan tentang pil gila itu?" tanya Roy yang bahkan tanpa segan menyentuh kening Reno untuk mengecek bos nya itu apakah masih sehat atau memang sudah mulai tidak waras.
"Singkirkan tangan mu itu, kalau masih ingin menggunakannya, tentu saja aku masih sehat kenapa rupanya kalau aku menanyakan tentang pil itu!'' ucap Reno dengan tegas dan langsung menatap Roy dengan tajam.
"Tidak apa-apa bos, tunggu sebentar bos aku akan mengambil pil itu."
"Hmm," balas Reno dingin.
Tak berselang lama, akhirnya Roy membawakan sebuah bungkusan hitam yang berisikan pil gila sesuai dengan permintaan dari Reno.
"Ini bos permintaan kamu, tapi kalau untuk menggunakan pil ini, jangan satu pil langsung tapi pakailah setengahnya, sebab efek samping dari pil ini sangat luar biasa sekali, bisa-bisa pasangan bos terkapar nantinya."
"Benarkah, kalau begitu bagus sekali," balas Reno dengan tatapan yang sulit diartikan.
Setelah mendapatkan pil itu, Reno lalu kembali pulang menuju rumah tua yang saat ini dia gunakan sebagai tempat tinggal istrinya.
Selama perjalanan pulang, Reno terlihat senyum-senyum sendiri, entah apa yang sekarang ada di dalam pikirannya. Mungkin saja dia sedang membayangkan bagaimana tersiksanya sang istri setelah minum pil laknat tersebut, sebab dirinya tahu efek dari pil itu sendiri.
Flashback.
Saat setelah kemenangan mafia naga merah, Reno mengadakan pesta di dalam markas miliknya tersebut untuk merayakan kemenangannya hari ini.
"Sekarang kalian bebas berpesta malam ini, terima kasih atas kerja kerasnya hari ini, tanpa bantuan kalian semua, mungkin saja mafia naga merah akan kalah melawan pihak musuh." Ucap Reno dengan tegas.
Setelah sepatah dua kata sambutan dari Reno, akhirnya pesta di markas itu langsung di mulai. Banyak sekali Reno melihat bawahan nya memanggil wanita malam untuk memuaskan kebutuhan biologis mereka. Tak terkecuali dengan Roy yang sedari tadi menarik perhatian Reno, karena Roy tiba-tiba saja meminum sebuah pil saat ingin meminta pelayanan dengan wanita panggilan miliknya.
Melihat Roy meminum pil tersebut, membuat Reno hanya menggelengkan kepala saja, sebab dia tahu watak dari Roy yang pasti akan membuat hal gila lagi.
Keesokan harinya, setelah pesta berakhir tampak para bawahan terlihat syok, melihat beberapa wanita malam tewas tanpa mengenakan busana di dalam kamar Roy.
Tentu saja, hal itu mengundang perhatian dari Reno, sebab dia ingin mendengarkan cerita tentang kejadian ini lewat mulut Roy secara langsung.
"Kamu, cepat panggil Roy kemari, suruh dia menghadap saya sekarang juga!" tunjuk Reno ke salah satu anak buahnya.
"Baik Bos."
Setelah itu, tidak membutuhkan waktu lama akhirnya Roy telah sampai di ruangan milik Reno.
"Roy, sekarang ceritakan kenapa wanita-wanita malam itu bisa tewas di dalam kamar mu sendiri, tidak mungkin kan kamu bermain dengan buas sampai menghabiskan nyawa lebih dari tiga wanita malam itu," ucap Reno.
"Hal apa lagi yang harus aku jelaskan bos, memang seperti itu faktanya, entahlah rasanya kemarin malam aku tidak puas dengan mereka, sehingga hampir tiap menit bahkan tiap detik aku menggagahi mereka sampai pagi ini, namun setelah itu tanpa aku sadari kalau akibat pil yang aku minum itu, ternyata bisa menewaskan mereka semua," ucap Roy dengan santai.
"Apa, jadi benar mereka tewas karena gara-gara kamu meminum pil itu, ternyata sangat luar biasa sekali efeknya dari pil yang kamu buat itu Roy."
"Tentu saja Bos, tapi sepertinya aku harus menyempurnakan lagi untuk dosisnya, agar tidak bisa lagi menewaskan orang, oh iya kalau bos mau pil itu, aku masih ada sekitar sepuluh pil lagi."
"Tidak, aku tidak mau meminum pil laknat itu, bisa-bisa efeknya malah berpengaruh lagi ke pengguna nya," jawab Reno.
"Iya sudah Bos, pil nya aku simpan saja, siapa tahu kan sewaktu-waktu bos ingin menggunakan pil itu," ujar Roy yang kemudian kembali mendapatkan penolakan lagi dari Reno.
"Jangan sok nolak bos, suatu saat pasti bos akan meminta pil itu." Ucap Reno dengan santai.
Selesai Flashback.
"Ternyata benar apa kata dia, akhirnya aku membutuhkan pil ini untuk menyiksa wanita itu," ucap Reno sinis.
Setelah beberapa menit kemudian. Akhirnya Reno telah sampai di kediaman istrinya. Saat keluar dari dalam mobil, Reno menatap tak percaya kalau rumah kosong yang dia beli, terlihat sangat bersih sekali.
Padahal Reno tahu, rumah yang tak berpenghuni itu menyisakan beberapa semak belukar yang menghiasi halaman, bahkan di dalam rumahnya juga banyak sekali beberapa barang-barang yang berserakan.
Sekarang Reno sudah melangkah masuk ke dalam rumahnya dan langsung mencari Dara, Istrinya yang dia gunakan sebagai sasaran balas dendam.
Reno melihat setiap sisi rumah tersebut untuk mencari keberadaan Istrinya. Sekarang tujuan akhirnya adalah toilet, tempat yang belum dia lihat.
"Ternyata wanita ini ketiduran di dalam toilet, huh apa dia tidak bisa kah mencari ruangan yang nyaman selain toilet untuk tempat tidur?" ucap Reno yang kemudian membangunkan Dara dengan menggunakan kakinya dan sesekali menyiramkan air tepat di wajah Dara.
"Aduh, siapa sih yang menyiram aku dengan air, apa enggak tahu ya kalau aku lagi enak-enak tidur," gerutu Dara yang beberapa detik kemudian mulai membuka kedua matanya.
"Oh jadi enak ya tidur di dalam toilet, kalau begitu biar aku kunci saja kamu di dalam sini, agar tidak ada lagi yang mengganggu tidur mu," ujar Reno.
Mendengar suara Reno, tentu saja Dara buru-buru bangun dari lantai toilet tersebut, kemudian langsung menyambut Reno dengan mencoba menyalami tangannya.
"Mau apa tangan kamu itu, mau salam ya, siapa juga yang mau menyalami kamu dengan tangan kotor itu, sekarang kamu siap-siap mandi habis itu kita makan bersama-sama di ruang tamu," ucap Reno yang kemudian meninggalkan Dara sendirian di dalam toilet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
astaga ganas sekali pil tu
2024-11-12
0
Sery
pil itu mau dikasih Reno ke Dara?
2023-04-02
1
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
sebenarnya Rena ada dendam apa sih dengan keluarga Dara🤔🙉
2023-03-02
0