Pernikahan

Masih di hari yang sama, sekarang saatnya telah tiba pernikahan antara Dara dengan Reno, pernikahan yang terjalin akibat kesalahan satu malam yang telah Dara perbuat.

Pernikahan Dara saat ini terbilang sangat sederhana, karena tidak ada dekorasi yang mewah di sekitarnya, bahkan untuk mahar pernikahan hanya senilai sepuluh ribu rupiah saja dan seperangkat alat sholat untuk dirinya. Padahal yang Dara tahu, pria yang bernama Reno ini termasuk pria yang mampu dalam segi ekonomi, terlihat dari gaya pakaian dan kendaraan yang dia miliki.

kembali lagi dengan Reno yang dengan lantang melanjutkan acara pernikahan ini, dengan berjabat tangan penghulu, Reno tampak tegas menyebutkan nama Dara beserta binti nya. Setelah itu, terdengar balasan dari penghulu.

"Bagaimana para saksi apakah sah!"

"Sah."

Akhirnya, pernikahan antara Dara dan Reno berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan dan sekarang yang hanya bisa dilakukan Dara adalah pasrah saja terhadap pernikahan yang baru dia jalani saat ini. Entah akan dibawa ke mana pernikahan ini, namun saat ini Dara hanya bisa berdoa saja semoga pernikahan ini selalu langgeng sampai mau memisahkan.

"Sekarang karena kita sudah sah menjadi suami istri, maka kamu harus ikut denganku tinggal di kediaman milikku."

"Baiklah, tapi kita harus izin dulu ke orang tuaku."

"Hmm, iya sudah cepat sana izin, jangan terlalu lama aku sudah bosan dengan tempat ini," kata Reno sambil mendorong sedikit kuat pundak Dara.

Alhasil, Dara yang tidak siap menerima dorongan tersebut langsung terjatuh, tepat dihadapan para warga yang masih berada di tempat itu.

Melihat Dara jatuh, secepatnya Reno langsung bergegas membantu Dara untuk bangun.

"Maaf ya bapak-bapak dan ibu-ibu, sepertinya istri saya lagi tidak enak badan sehingga tiba-tiba saja langsung jatuh seperti ini."

Sementara itu, kedua orang tua Dara langsung menghampiri anaknya. Terlihat ada guratan kekhawatiran tersendiri di mata mereka melihat anaknya yang bukan tiba-tiba saja terjatuh, melainkan di dorong oleh Reno.

"Dara, kamu tidak apa-apa kan Nak," ucap Pak Yuda dengan dengan raut khawatir.

"Tidak apa-apa Yah, tadi cuma sedikit tersenggol saja dengan Mas Reno, tapi tidak apa-apa kok Dara."

"Syukur lah kalau begitu, oh iya Nak Reno lain kali kamu jangan seperti itu lagi ya, sudah salah mendorong Dara, malah kamu mencari-cari alasan ke mereka dengan menjelekkan nama Putri ku sendiri!" kata Pak Yuda dengan nada tegas memperingati Reno.

"Iya Yah, maaf Reno tidak sengaja," balas Reno.

"Sudah Yah, mungkin memang Nak Reno tidak sengaja, kamu jangan terlalu protektif begitu dong dengan anak sendiri," ujar Bu Yana yang seakan-akan membela Reno. Padahal dia tahu kalau memang anaknya itu terlihat di dorong kuat oleh Reno.

"Dara, sekarang kamu sudah menikah kan, jadi Mama harap kamu harus patuh dengan segala perintah suami kamu, jangan membantahnya karena surga istri berada di suami."

"Iya Ma, Dara pasti akan mematuhi semua perintah suami Dara kok, oh iya Dara mau pamit sama Ayah dan Mama karena hari ini juga Dara akan ikut dengan Reno," langsung memeluk kedua orang tuanya dan menangis sesenggukan.

"Sudah jangan nangis seperti ini sayang, Ayah dan Mama kan masih di sini enggak pergi ke mana-mana, kamu kan juga bisa sesekali menjenguk kami," ucap Pak Yuda yang ikut larut dalam suasana haru tersebut.

"Iya sudah kalau begitu Dara pamit dulu," imbuh Dara yang mengurai pelukan kedua orang tuanya, kemudian setelah itu giliran Reno yang menghadap orang tua Dara.

"Om dan Tante, maaf atas perbuatan saya yang sudah melakukan hubungan terlarang itu, pokoknya saya berjanji akan menjaga Dara dengan sepenuh hati."

"Iya Nak Reno, Ayah hanya meminta tolong ke kami jaga Putri Ayah satu-satunya dan jika suatu saat kamu tidak mencintainya, maka kembalikan Putri Om dalam keadaan baik-baik ya Nak." Ucap Pak Yuda dengan lirih karena merasa berat melepaskan Putri satu-satunya.

"Iya sudah, sekarang kalian pergilah di sini Tante dan Om akan berharap semoga secepatnya kalian mendapatkan momongan ya, soalnya Tante sudah tidak sabar untuk menggendongnya," ujar Bu Yana.

"Tenang saja Tante, doa kan kami saja yang terbaik ya, kalau begitu saya dan Dara pamit mau pergi."

Setelah itu, Reno dan Dara sudah pergi meninggalkan rumah kedua orang tua Dara.

Sepanjang perjalanan, tidak ada percakapan yang berarti satu pun, baik dari pihak Dara atau pun dari Reno sendiri. Dara yang sekarang dengan kebisuan nya sedangkan Reno yang terlihat fokus mengendarai mobilnya.

Sesampai di Rumah milik Reno.

Dara langsung membuka pintu mobil terlebih dahulu dan alangkah terkejutnya Dara, karena rumah yang sedang berdiri di hadapannya terlihat sangat jauh dari kata layak, sebab terlihat tampilan dari beberapa pondasi rumahnya yang terlihat sudah mulai rapuh karena di makan rayap, belum lagi banyaknya semak belukar yang menghiasi halaman rumahnya.

Melihat penampilan rumahnya, Dara sudah membayangkan akan adanya beberapa hewan yang melata, apa lagi dirinya termasuk salah satu orang yang phobia akan hewan melata yaitu ular.

"Mas ini kita tidak salah rumah kan, kenapa rumah ini terlihat tidak terawat?"

"Sudah diam lah, memang keadaan rumah ku seperti ini, jadi sebagai istri yang baik dan penurut, kamu coba bersihkan seluruh bagian luar dan dalam rumah ini sampai bersih tanpa terkecuali!" ucap Reno dengan santai.

"Apa Mas, membersihkan semua ini, mana aku sanggup Mas."

"Apa, kau bilang tidak sanggup, itu bukan urusanku yang penting rumah ini harus bersih, ingat itu!" jawab Reno kembali, namun sekarang dirinya langsung tanpa aba-aba menarik rambut Dara dengan kuat, setelah itu memasukkan Dara ke dalam rumah tersebut.

"Sekarang kamu bersihkan semua ini, pokoknya jika dalam waktu dua jam saat aku kembali tidak bersih, maka aku tidak segan-segan untuk memberikan hukuman untuk istri yang tidak nurut, camkan itu!"

"Iya Mas," jawab Dara yang sesekali meringis karena rambut nya yang di tarik kuat oleh Reno.

Setelah mengancam Dara, kemudian Reno masuk ke dalam mobilnya dan pergi begitu saja meninggalkan Dara.

"Aduh, bagaimana bisa aku membersihkan semua ini dalam waktu dua jam, sedangkan kalau dibantu sepuluh orang pun belum tentu selesai dalam kurun waktu tersebut," gerutu Dara.

Sekarang yang dilakukan Dara adalah melihat setiap keliling bangunan rumah tersebut untuk mencari beberapa peralatan yang bisa dia gunakan untuk membersihkan rumah ini, sebab dirinya juga sedikit takut dengan ancaman sang suami yang akan menghukumnya lagi.

"Baru awal pernikahan saja sudah seperti ini, bagaimana kedepannya ya, apa aku bisa menghadapinya," keluh Dara membayangkan nasib pernikahannya dengan Reno.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

sabar Dara,jalani saja seperti biasa...

2024-11-12

0

Sery

Sery

jangan lemah Dara

2023-04-02

0

🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️

🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️

sabar yah

2023-03-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!