Selamat! Membaca 🤗
"Non,"Bi Rina kembali memanggil Alesha yang terdiam.
"Besok aku akan mengantarkan Albara ke Sekolah, Bibi tolong temani Maira di Rumah ya,"kata Alesha yang mengalihkan pertanyaan Bi Rina.
"Bibi yang akan mengantar Den Bara ke Sekolah, begitu juga Non Alesha."
"Jika aku pergi ke Sekolah, lalu siapa yang akan menemani Maira di Rumah?"
"Bibi akan meminta Bapak Alwin untuk menemani Non Maira sebentar, jika Bapak Alwin sibuk, Bibi akan membawa Non Maira ke Sekolah, jadi besok Non Alesha sekolah ya,"pinta Bi Rina.
Alesha tidak langsung mengiyakan permintaan Bibi, karena ia sendiri masih ragu untuk kembali masuk ke Sekolah.
Alesha mendengar suara Maira menangis dari dalam Kamar segera berlari menuju ke Kamar Adiknya.
Dan di saat yang bersamaan Alwin pun pulang dengan wajah kusut dan lesu.
"Di mana anak-anak Bi?"Tanya Alwin.
"Ada di dalam Kamar Pak."
Alwin hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun lagi, dan ia segera melangkahkan kakinya memasuki Kamarnya.
Alesha keluar dari Kamar dengan menuntun kedua Adiknya lalu mendudukkan di kursi yang mengelilingi meja makan, dan menyendokan nasi beserta lauk untuk Adik-adiknya itu.
"Bi, tadi aku dengar suara Ayah, apa Ayah sudah pulang?"tanyanya, sambil menyuapi Almaira.
"Sudah Non, sekarang Bapak ada di dalam Kamar, mungkin sedang mandi."
Alesha mengangguk, ia sudah tidak sabar ingin menunjukkan hasil masakannya kepada Alwin.
"Bagaimana, apa sayurnya enak?"tanya Alesha pada Adik-adiknya.
Kedua anak itu mengangguk secara bersamaan.
Dan Alesha pun mengukir senyum di ujung bibirnya.
"Benarkan Non, apa yang Bibi bilang, jika Non Maira dan Den Bara pasti suka sayur buatan Non Lesha,"bisik Bi Rina.
"Iya Bi, Terima kasih, tadi Bibi sudah membantuku."
"Sama-sama Non."
Kedua anak itu makan dengan lahap, Bi Rina merasa senang melihatnya karena sudah dua minggu ini Bara dan Maira tidak mau makan.
Selesai makan, Bi Rina mengajak Albara dan Almaira untuk bermain di taman depan Ruang, sementara Alesha masih menunggu Ayahnya yang berada di dalam Kamar.
"Ini sudah lewat waktu makan siang, tapi kenapa Ayah belum keluar dari Kamar,"gumam Alesha.
Alesha, memutuskan untuk mengetuk pintu kamar ayahnya, ia takut jika Ayahnya telat makan dan bisa sakit.
Tok.
Tok.
Tok.
"Yah, ini sudah waktunya makan siang."
CKLEEK..
Alwin membuka pintu Kamarnya.
"Ada pada Lesha?"
"Ini sudah lewat jam makan siang. Ayah makan ya. Aku sudah memas....!"
"Ayah tidak lapar,"sahut Alwin yang memotong ucapan Alesha.
"Tapi Yah?"
"Alesha, Ayah capek ingin beristirahat. Kau kembalilah ke Kamarmu."Kata Alwin sambil menutup pintu Kamarnya.
Alesha yang merasa kecewa kembali ke meja makan, Ayahnya menolak makan masakannya hingga membuat gadis kecil itu merasa kecewa, bahkan ia belum sempat mengatakan jika hari ini ia memasak.
Tapi tidak apa, Alesha tidak akan menyerah sampai di sini.
Ia akan terus membujuk Ayahnya agar mau makan masakannya di Rumah, karena sudah dua minggu ini semenjak kematian Ibunya Alwin tidak pernah makan di Rumah, entah Lelaki itu makan di mana.
Alesha menutup semua makanannya dengan tudung saji, dan ia kembali ke dalam Kamarnya.
Sesampainya di Kamar, Alesha meraih foto Ibunya yang ia pajang di atas meja, ia bercerita banyak pada wanita itu terutama tentang ia yang hari ini berhasil memasak sayur brokoli dan semur tahu kesukaan Adik dan Ayahnya.
"Apa Ibu sudah bisa bangga dengan aku?"ucapnya pada foto Aliya.
"Tentu saja belum kan, karena aku masih belum bisa melakukan tugas-tugas yang biasa Ibu lakukan, untuk aku dan Adik-adik, tapi Ibu jangan khawatir aku akan terus berusaha dan belajar melakukannya,"kata Alesha dengan penuh semangat.
🌿🌺🌿🌺🌿🌺
Keesokan harinya.
Alesha bangun di pagi buta sama seperti Bi Rina.
Bi Rina tengah fokus memasak sarapan, karena hari ini ia ingin mengantar Anak-anak pergi ke Sekolah.
Sedangkan
Alesha tengah membantu Albara menyiapkan semua kebutuhan Sekolah.
"Apa kau lupa, jika Ibu memintamu untuk menyiapkan semua perlengkapan Sekolah sendiri,"kata Alesha pada Bara.
"Aku tidak bisa Kak, kenapa Ibu tidak pulang saja untuk membantuku menyiapkan perlengkapan Sekolah dan membuat PR."
"Bara! Kan Kakak sudah bilang, jika Ibu sedang beristirahat kau tidak boleh mengganggu Ibu."
"Kenapa Ibu lama sekali beristirahatnya Kak, kapan Ibu pulang?"
Alesha menghentikan pergerakan tangannya yang tengah memasukkan beberapa buku di dalam tas Albara, ini sudah sekian kalinya Albara menanyakan kapan Ibunya pulang.
Dan sudah kesekian kalinya juga Alesha tidak pernah mengatakan jika Ibunya tidak akan pernah pulang sampai kapanpun
🌺🌿
"Pak, apa Anda akan pergi ke Bengkel?"tanya Bi Rina kepada Alwin yang tengah bersiap-siap.
"Iya,"sahut Alwin tanpa menoleh.
"Hari ini saya ingin mengantar Non Alesha dan Den Bara ke Sekolah, Pak."
"Iya,"sahut Alwin yang kembali mengucapkan kata iya.
"Begini Pak, apa Bapak bisa menemani Non Maira sebentar di Rumah, karena setelah mengantar Anak-anak Sekolah, saya ingin pergi ke Pasar untuk membeli kebutuhan daypur yang sudah habis."
"Tidak bisa Bi, saya mau langsung pergi ke Bengkel pagi ini. Suruh saja Alesha untuk menemani Maira sebentar di saat Bibi mengantar Albara ke sekolah, dan ke Pasar,"sahut Alwin.
"Tapi Pak, jika Non Alesha menjaga Non Mairadi Rumah, nanti Non Alesha bisa terlambat Sekolah."
"Kalau begitu suruh saja Alesha libur dulu untuk hari ini, Bibi kan besok tidak ke pyasar jadi bisa membawa Maira untuk mengantar Albara dan Alesha ke Sekolah."
"Non Alesha sudah dua minggu tidak sekolah Pak dan....!"
"Sudah Bi,"potong Alwin,"saya tengah sibuk. Jadi tidak bisa mengantar atau menemani Anak-anak, Bibi aja yang melakukan semuanya, saya pergi dulu,"kata Alwin dan segera melangkahkan kaki keluar dari Rumah tanpa menemui Anak-anaknya terlebih dahulu.
Entah kesibukan apa yang ia jalani di luar Rumah sana, sampai ia tidak sempat menyapa dan melihat Anak-anaknya di pagi hari.
Dan mau tidak mau, Bi Rina pun membawa serta Almairah mengantar Sekolah, dan setelah itu. Ia langsung pergi ke Pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari yang stoknya sudah mulai habis.
Sebenarnya Alesha tidak mau berangkat Sekolah karena ia ingin menemani Almaira di Rumah, Alesha merasa kasihan jika Adiknya harus dibawa ke Pasar.
Tapi Bi Rina melarang itu, Bi Rina tetap memaksa Alesha untuk berangkat Sekolah karena sudah 2 minggu ini Alesha tidak berangkat Sekolah.
"Nanti jam 12.00 siang Bibi jemput ya,"kata bi Rina kepada Alesha.
"Dan untuk Den Bara, nanti Bibi akan menjemput setelah pulang dari Pasar."
Ujar Bi Rina kepada Bara karena Bara pulang lebih cepat daripada Alesha.
"Baik Bi,"sahut kedua anak itu secara bersamaan.
Selepas kepergian Bibi, Alesha didatangi dengan beberapa temannya.
Teman-temannya mengungkapkan rasa duka kepada Alesha yang baru kehilangan Ibunya.
"Alesha,"panggil seorang Guru wanita berparas cantik bernama Ibu Andin.
Alesha langsung menoleh lalu menghampiri Ibu Andin dan meraih tangannya untuk memberi salam.
Andin adalah Wali kelas Alesha.
Ia juga sangat dekat dengan Aliya.
Bersambung.....
🌿🌺🌿🌺🌿🌺🌿🌺
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya ya 🤗
Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini 🙏
Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Jang Nara
alesha kembali sekolah ibu Aliya pasti senang disana.
lanjutkan ntor dan terus semangat.
2023-02-27
1