Setelah dari pelabuhan kami pun menaiki bus mini untuk menuju Gresik. Tapi sebelum menuju lokasi pesantren. Kami akan berkunjung dulu ke makam beberapa wali songo.
Satu hari full kami keliling, kami sampai di pesantren tempat kami akan menuntut ilmu pada saat maghrib. Kami di layani oleh keluarga abuya langsung. Dan kami tidur di rumah abuya untuk 1 malam ini.
Abuya adalah panggilan adalah kata sapaan kekeluargaan untuk orang tua laki-laki, sama dengan sapaan "ayah". Kata ini berasal dari bahasa Arab yang bermakna "ayahku", dengan kata dasar "abun" dan "ya". Di Sumatra, khususnya Minangkabau, gelar ini dapat pula merujuk kepada orang yang alim dalam ilmu agama.
Abuya adalah sahabat Kiayi kami di Kalimantan. Maka dari itu mereka menjalin kerjasama tentang beasiswa ini.
Aku pun mencoba menidurkan mata ku. Dengan badan yang sangat lelah karena perjalanan jauh hari ini.
💐💐💐
Pukul 4 dini hari, semua bangun dan siap-siap untuk sholat berjamaah. Kami ber lima sholat subuh pertama kali ke musholla pesantren.
Yang kami kaget ternyata pesantren ini ada santri nya. Ada batas wilayah untuk santriwati, dan di dalam batas wilayah santri. Dan musholla tepat ditengah-tengah. Dan sholat pun berbarengan dengan santri dan santriwati.
Sedangkan ditempat kami semuanya santriwati. Dan ini pun menjadi perubahan yang sangat besar. Yang dimana kami jarang bahkan tidak pernah bergaul dengan anak laki-laki.
Ketika kami menuju musholla, banyak mata memandangi kami berlima. Biasalah, orang baru selalu bersinar.
Jam 7 pagi, kami dijelaskan abuya bahwa akan tinggal diasrama. Beliau memanggil ustadzah diana untuk membawa kami ke asrama. Kami pun membawa tas kami, dan memasuki asrama. Berkenalan dan mengenal satu sama lain.
Jadwal hari ini adalah membeli lemari, Al Qur'an yang sesuai, dan bantal guling serta kasur. Sebelum bepergian, kami pun berpamitan dengan kiayi, ustadzah dan para orang tua.
Aku hanya terdiam disudut melihat teman-teman ku menangis harus berpisah dengan orang tuanya masing-masing. Aku bersalaman dan mencium tangan kiayi, ustadzah dan semua orang tua teman ku. Aku anggap mereka mewakili ibu ku yang tidak bisa mengantarku. Dan mereka pun pulang. Akhirnya runtuh jua air mata ku saat melihat mereka sudah menghilang dengan bus mini diujung jalan. Aku merasa benar-benar sendirian.
Ummi pun datang, dan mengajak kami untuk pergi berbelanja. Lalu kami naik dengan mobil abuya. Abuya tidak ikut. Yang menyetir mobil adalah anak abuya yang pertama Mas Hanif namanya. Mungkin umurnya sekitar 23-25 tahunan. Rambutnya agak keriting dan lumayan tampan. Biasalah, pasti yang dinilai itu adalah ketampanannya.
Kami pun berangkat ke Surabaya. Ummi dan Mas Hanif mengajak kami berjalan ke mall, lalu membeli Al Qur'an. Setelah itu mengajak kami membeli lemari kecil, kasur dengan segala bantal dan guling. Semuanya dijanjikan akan langsung diantarkan dengan mobil pick up.
Setelah itu kami pun diajak ke toko serbu yaitu serba lima ribu. Aku pun merasa sangat murah, karena memang di kalimantan ya terasa murah dengan harga 5000 itu. Banyak yang aku beli, mie dapat 10 bungkus dengan harga 5000, piring dan cangkir pun kami beli, peralatan mandi dan handuk.
Jam 5 sore akhirnya kami pun datang ke asrama. Dan alhamdulillah lemari yang kami pesan beserta kasur sudah datang. Dan kami pun merapikan pakaian kami. Setelah rapi, kami pun menyusun kasur dan lainnya.
Di Asrama santriwati terdiri dari lorong yang panjang, jadi tidur dengan kasur yang digelar. Ketika sudah pagi kasur-kasur itu ditumpuk dan dirapikan. 1 asrama sekitar 30 santriwati . Asrama nya luas sudah ada kamar mandi besar dengan kolam yang besar dan 5 toilet dan menyatu dengan kamar mandi kecil. Dibelakang kolam besar ada sejenis tanah kosong yang dipagari seng biasanya di belakang itu digunakan untuk menjemur pakaian.
Nuri memasang kalender tahun 2004 di dinding diatas lemarinya, lalu disilangnya nya tanggal tersebut.
"Sekarang sudah 364 hari" nuri bergumam sendirian. Rupanya dia menghitung hari. Di hati terdalam, tidak ada yang betah terpisah dengan orang terkasih. Tapi kami harus menahannya.
"Assalamualaikum, anak-anak borneo ayo mari berkumpul" ustadzah meng aba-abai kami untuk berkumpul dan mempelajari peraturan di pesantren ini khususnya untuk asrama putri terlebih dahulu. Kami pun berkumpul dan menyimak dengan penuh perhatian.
Tidak jauh berbeda dengan pesantren di kalimantan peraturannya, baik dari tata bahasa, keamanan dan lain-lainnya ada punishment (hukuman) bagi yang melanggar.
Hari libur disini adalah hari minggu, dan itu bebas mau berbahasa apa saja dan boleh izin bekeliling contohnya ke pasar. Pasar disini bukan berdasarkan kalender pada umumnya, tapi berdasarkan kalender jawa. Setiap hari pahing, hari apapun itu maka akan buka pasar dialun-alun kota.
Sedangkan untuk asrama santri berada di belakang mushola yang di tengah-tengah ada lapangan bola yang dipenuhi dengan rumput hijau.
💐💐💐
Awal ajaran baru.
Semua santri dan santriwati berbaris rapi. Kami mengikuti upacara. Dan setelah upacara akan dilakukan mos hari pertama. Yang akan diisi dengan perkenalan dan mengenal para ustadzah dan ustadz di pondok ini.
Tiba saat kami para anak borneo, begitulah mereka menjuluki kami untuk perkenalan di depan semua santri dan santriwati. Dan ketika giliran ku.
"Assalamualaikum wr wb. Perkenalkan nama saya Nabela Zahra, dan biasa dipanggil Zahra, umur 16 tahun" singkat padat aku mengenalkan diri.
Setelah semua nya mengenalkan diri. Kami pun masuk ke kelas yang sudah ditentukan untuk MOS ( Masa Orientasi Siswa)
💐💐💐
Sehabis selesai kegiatan di kelas, kami anak borneo di panggil ummi istri abuya. Ternyata tempat kami untuk makan dibedakan. Jadi setiap makan, kami akan masuk kerumah abuya dan makan dalam satu ruangan yang sudah disiapkan. Ada meja panjang dan lebar beserta kursi panjang.
Rupanya kiayi kami di kalimantan membayar lebih untuk asupan gizi kami. Agar kami selalu sehat dab dapat memaksimalkan kemampuan kami untuk menuntut ilmu disini selama satu tahun. Sehingga makanan kami pun dibedakan dari santri/santriwati yang reguler disini.
Kami sangat berterimakasih, tapi karena memang makanan jawa terkenal sering menggunakan lombok. Baru 2 hari aku tinggal disini, aku sudah mengalami diare karena aku merasa perut ku panas akibat terlalu sering memakan cabe. Yaa karena aku memang tidak terlalu suka makanan yang pedas-pedas. Aku harus lumayan belajar untuk menyesuaikan diri dan perut ku. Bahkan sesekali aku harus menyiram lauk nya dengan air agar menghilangkan cabe nya. Aku sangat tersiksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments