Penghianat

Zizi terus menghubungi Aldan, namun tidak kunjung dapat kabar, ia masih ingin bertemu dengan pria itu dan mencoba memperbaiki hubungannya.

Karena tidak mendapat respon, ia berniat datang menemui Aldan di rumah orang tuanya.

"Aku tidak bisa terus seperti ini, setidaknya aku harus menemuinya sekali lagi...mencoba memperbaiki semuanya tidak salah bukan?" gumam Zizi pada dirinya sendiri.

Ia baru teringat akan Rara sahabatnya dan Aldan, ia berniat menghubungi perempuan itu untuk bercerita apa yang tengah ia alami, mereka sudah lama tidak bertemu karena kesibukan Rara sebagai seketaris Aldan yang cukup sibuk di kantor.

Menekan tombol pada layar ponselnya, ia senang karena panggilannya terhubung pada sang sahabat.

"Ra.....kau dimana? bisakah kita bertemu? aku membutuhkan mu Ra, aku ada masalah sama mas Aldan"

"Maaf Zi, aku tidak bisa....aku sedang sibuk sekarang"

"Ra....kau sibuk apa? ini hari minggu Ra?"

"Maaf Zi, aku akan pergi bersama orangtua ku"

Belum Zizi menjawab, Rara sudah mematikan teleponnya.

"Huh....kenapa kalian berdua sama saja, susah dihubungi"

Zizi memutuskan akan mendatangi Aldan langsung ke rumahnya berniat memperbaiki hubungan mereka, karena ia pikir kemarin hanyalah emosi belaka.

*******

"Maaf nona mencari siapa?" tanya seorang bapak tua tetangga Aldan yang tidak sengaja lewat di depan rumah mewah itu, ia melihat Zizi yang masih mencoba mememcet bel di pinggir pagar besar itu namun tidak kunjung dapat jawaban.

"Maaf pak, saya mencari orang yang tinggal di rumah ini, namun sepertinya tidak ada orang di dalam"

"Apa nona tidak tahu? yang punya rumah semuanya sedang berada digedung karena hari ini tuan Aldan menikah disana"

"Apa? menikah?" Zizi mencoba mempertajam pendengarannya.

"Iya nona, tuan Aldan anak lelaki satu-satunya dari keluarga ini akan menikah hari ini di gedung hotel B"

Zizi terdiam, ia merasa lemas seketika.

"Benarkah?" Airmatanya jatuh begitu saja, membuat bapak tua itu heran.

"Nona kenapa menangis? jika ingin bertemu mereka datang saja kesana, tapi harus dengan undangan karena tidak sembarang orang bisa masuk kesana, harus memakai barcode yang ada di undangan ini"

Bapak itu kebetulan menunjukkan undangan yang ada di tangannya.

Zizi hanya membaca inisial nama yang tertera di sampul depan undangan itu, ia tidak tahu harus seperti apa sekarang.

"Bapak akan pergi kesana bukan?"

"Maaf sepertinya tidak jadi, karena anak saya ada kepentingan lain jadi tidak bisa jemput saya"

"Apa boleh saya memakai undangan ini, saya mohon ini begitu penting"

"Tidak masalah nona, silahkan....lagi pula ini tidak lagi berguna untuk pria tua ini"

Bapak itu menyerahkan undangan tersebut, Zizi meraihnya dan segera pamit dari sana.

Ia terus saja meneteskan airmata, wajahnya memerah menahan rasa kecewa yang teramat dalam bagaimana bisa Aldan meninggalkannya menikah dengan perempuan lain hanya setelah sehari memutuskan hubungan.

Zizi bahkan tidak membuka dan membaca undangan itu, ia hanya melihat sampulnya saja dan ingin segera hadir di pernikahan tersebut.

******

Zizi berjalan pelan seakan tak percaya atas apa yang di lihatnya, ia sudah berada di depan ballroom hotel mewah tempat diselenggarakannya pernikahan Aldan.

Menyerahkan undangan untuk di scan agar bisa masuk sebagai tamu, Zizi yang berpenampilan biasa membuat penjaga itu heran.

Setelah berhasil masuk, Zizi melangkah gontai menuju pelaminan dimana matanya baru saja menangkap dua sosok yang sangat ia kenal.

Berjalan mendekat, kehadiran Zizi membuat kedua mempelai yang tengah berbahagia itu terkejut bukan main.

"Rupanya ini kesibukan yang kau sebut Ra....."

Kemudian ia beralih menatap pria disamping Rara.

"Mas.....benarkah ini dirimu? kau menikahi Rara sahabatku?"

Baik Aldan maupun Rara hanya bisa diam, mereka menelan ludah kasar mendengar pertanyaan Zizi.

"Zi....." ucap Aldan seraya ingin memegang tangan Zizi, namun cepat di tepis perempuan itu.

"Kalian menghianatiku selama ini.....kalian senang bukan... sekarang aku terlihat sangat bodoh disini"

"Zi....ini semua karena kau tidak cocok menjadi pendamping Aldan, kau gadis menyedihkan, keluarga mu berantakan jadi tidak mungkin orangtua suami ku menyetujui Aldan menikahimu, terlebih kau punya ayah yang gila"

Zizi melihat raut sombong Rara ketika mengatakan itu, ia tidak menyangka sahabat dekatnya bisa bicara seperti itu.

"Tahu apa kau tentang keluarga ku.....baiklah, aku tidak akan berlama disini, aku hanya ingin memastikan saja apa benar pria yang kucintai selama enam tahun, benar-benar menikah hari ini"

"Zi....maafkan aku" ucap Aldan sendu, namun dengan cepat Rara menarik lengannya.

"Baiklah.....berbahagialah kalian"

Rara tersenyum puas menghadap Zizi, namun tidak bertahan lama ketika tangan Zizi merusak hiasan kepala nya dengan cepat.

"Kau.....apa yang kau lakukan!" teriak Rara kesal.

"Aku hanya membantu, karena hiasan kepala itu tidak cocok untuk wanita penghianat seperti mu" ucap Zizi dengan tenang, kemudian ia melangkah pergi.

"Sayang.....kenapa kau diam saja?" rengek Rara pada Aldan sambil memperbaiki hiasan kepalanya.

Aldan hanya diam, ia masih tidak memutus pandangan matanya pada punggung perempuan yang berjalan menjauh.

********

Zizi menyeberang di lampu merah, ia berjalan dengan tatapan kosong, tanpa di sadari ia melewati mobil mewah seorang pria yang menatap heran padanya dari dalam mobil.

"Kenapa wanita itu?"

Kemudian Ayaz menajamkan penglihatannya.

"Astaga.....gadis aneh itu lagi...."

Terpopuler

Comments

manda_

manda_

lanjut lagi

2022-11-08

0

Tieny Roesmiasih

Tieny Roesmiasih

2 x ketemuan sm cowok pemilik mobil mewah.. biasanya dlm novel.. bakalan berjodoh tuh 👍😄

2022-01-23

0

Mey

Mey

ngapain ngemis sihhh, ntar kamu juga dapat duda yang lebih menantang kok🤣

2022-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!