Zizi telah usai mengajar di sekolah, ia segera pulang untuk menyiapkan makan siang ayah dan kakaknya, untuk pekerjaan baru Zizi mendapat jadwal sore datang kerumah mewah tempo hari untuk memberi les anak didiknya yang baru.
Bukan tanpa alasan, Zizi masih bertahan untuk tinggal bersama ayah dan kakak yang pemabuk, selama mereka di tinggal ibu Zizi mereka hanya tinggal bertiga sejak Zizi duduk dibangku SMA, meski pemabuk ayah dan kakaknya tidak pernah berbuat kasar padanya meski bicara mereka tidak sopan namun belum sampai main tangan, setidaknya itulah yang membuat Zizi masih bertahan.
"Selesai....." ucap Zizi dengan segala pekerjaan rumahnya.
Kemudian ia berniat untuk mandi dan bersiap menuju rumah mewah dengan penghuni tampan didalamnya.
Zizi menghadap cermin berputar-putar "Apa aku sudah kelihatan cantik dengan pakaian ini?"
"Astaga....untuk apa aku bergaya, apa aku mau di cekik istri bos tampan itu pasti aku dikira ingin menggoda suaminya....Huh.....andai kau masih sendiri tuan, astaga kau tampan sekali...." Zizi membayangkan wajah Ayaz yang dingin, ia benar-benar terpesona akan ketampanan sang ayah dari anak didiknya.
"Sayang sekali..... anak nakal itu masih kecil, terlalu lama menunggunya besar, mereka sama-sama tampan" Zizi masih membayangkan ayah dan anak itu di benaknya, tanpa disadari ia sudah meleleh di lantai sambil bersandar di kaki ranjang.
Namun senyumnya pudar ketika mengingat "Huh......pasti istrinya juga cantik" Zizi memajukan bibirnya kedepan.
********
Zizi sudah berada di depan pagar tinggi rumah mewah Ayaz, ia datang bersama motor kesayangannya dengan memencet bel segera satpam membuka pagar itu mempersilahkan gadis cantik berwajah indo itu masuk ke halaman.
Dengan langkah gugup Zizi mengetuk pintu rumah besar nan mewah yang segera di bukakan oleh pelayan.
Zizi di persilahkan menunggu Fhadil di ruangan khusus les privat anak lelaki itu, Zizi melihat sekitar ia melihat photo-photo yang terpajang di dinding ruangan dimana begitu banyak photo ayah dan anak itu dari kecil hingga besar, namun Zizi menjadi heran karena tidak ada satupun photo perempuan di antara mereka.
"Kau sudah datang...." Fhadil menyapa Zizi dengan angkuhnya.
"Astaga....kau mengagetkan ku anak tampan"
"Bisa kita mulai sekarang, aku tidak banyak waktu untuk belajar bersama mu" kembali ucapan dingin keluar dari mulut anak kecil itu.
Zizi hanya bisa menggigit bibir bawahnya menahan kesal.
"Baiklah....." Zizi mulai mengeluarkan buku pedoman untuknya mengajar dari dalam tas nya.
Zizi sudah biasa memberi les pada anak didik yang membutuhkan jasanya, metode yang ia gunakan juga tergolong mudah di mengerti sang anak.
Namun berbeda dengan anak lelaki tampan yang berada di hadapannya, Zizi merasa bukan Fhadil tidak pintar namun anak itu sengaja tidak ingin memperhatikan pelajaran, ia sibuk menggambar saja dengan raut dinginnya sama sekali tidak peduli akan penjelasan Zizi tentang mata pelajaran yang sedang mereka les.
"Fhadil.....kenapa ibu merasa kau tidak memperhatikan sejak tadi, apa yang kau pikirkan kau boleh cerita pada ibu Zizi"
Luar dugaan Zizi malah mendapat tatapan tajam dari sang bocah, membuat gadis itu menelan ludah kasar.
"Kenapa kau begitu cerewet, kau tinggal memberi ku les dan menerima gajimu dari ayahku, tanpa harus banyak bertanya....kau membuatku bosan saja" Jawab Fhadil ketus.
Zizi terdiam ia bergumam kesal "Astaga.....kenapa anak ini begitu galak, huh...sabar....sabar....." Zizi mengurut dadanya.
"Baiklah kita lanjutkan" ucap Zizi sambil melanjutkan ke halaman berikutnya, namun tidak mendapat respon dari anak itu, Fhadil tetap saja sibuk sendiri dengan tulisannya tanpa menghiraukan gadis yang wajahnya sudah memerah menahan kesal.
Setelah jam berakhir Zizi manarik napas dalam ia merasa lega setidaknya untuk hari pertama ia sudah memberikan les sesuai dengan semestinya.
Belum juga ia selesai membereskan tasnya, Fhadil malah lebih dulu meninggalkan Zizi sendiri diruangan itu.
"Huh......dasar anak nakal" gumam Zizi pelan, namun ketika ia ingin membuka pintu untuk keluar dari ruangan yang lumayan besar yang di lengkapi perpustakaan mini itu.
"Kenapa dikunci?" Zizi mulai panik, ia terus mengetuk pintu itu namun nihil tidak ada jawaban, namun tidak berapa lama suara anak kecil menyahutinya.
"Ha ha ha ......kena lagi kau, selamat bermalam disana ibu Zizi yang jelek, disana banyak hantu jadi kau perlu berhati-hati"
Zizi hanya bisa menghembus napas kasar mendengar teriakan dari sang anak didik.
Ia meraih ponselnya untuk menelpon Irwan, namun sangat disayangkan nomor ponsel sahabatnya tengah tidak aktif, Zizi hanya bisa pasrah dengan terkurungnya ia disana.
"Astaga.....anak itu kenapa menyiksaku seperti ini, oh.....aku lapar, apa ibunya tidak mengajarkan sopan santun pada anak itu, menyebalkan...." Zizi terus saja merutuk kesal sambil memegang perutnya yang terus berbunyi.
Sesekali ia melihat jam di pergelangan tangannya, sudah hampir dua jam ia dikurung disana belum juga ada tanda-tanda akan dibuka, suaranya pun sudah mulai habis untuk berteriak minta tolong namun nihil.
Akhirnya ia hanya bisa berbaring di sofa, hingga ia tertidur dalam keadaan menahan lapar, tanpa terasa waktu pun sudah menunjukkan pukul 8 malam.
******
Zizi terbangun dari tidurnya yang panjang, ia meregangkan otot-ototnya dengan mata masih terpejam, kemudian ia membuka mata perlahan namun ada hal lain yang ia dllihat ketika pertama kali bangun.
Matanya terbelalak "Astaga.....tuan Ayaz kau disini?" Zizi langsung mendudukkan dirinya.
"Maaf tuan......saya ketiduran, saya terkurung disini sejak les selesai" Zizi menunduk.
"Tidak masalah, kau bisa pulang sekarang" jawab Ayaz dingin.
Zizi menggigit bibir bawahnya kesal "Anak dan ayah sama saja" gumam Zizi dalam hati.
"Tapi tuan.....ini sudah sangat larut, saya takut pulang semalam ini"
"Itu urusan mu" jawab Ayaz yang langsung berjalan menuju pintu keluar.
Zizi dengan cepat menyusul langkah pria yang memiliki tinggi 183 cm itu.
"Tuan.....ini sudah sangat larut, saya mohon saya bisa tidur disini saja, tidak masalah di sofa seperti tadi, saya tidak pernah pulang terlalu larut, lagipula ini semua karena putera anda" Zizi memelas, karena memang jam menunjukkan pukul 23.22 wib.
"Huh.....terserah kau saja" jawab Ayaz singkat, kemudian ia pergi dari hadapan gadis itu.
Namun kembali langkahnya terhenti oleh gadis asing yang baru dua kali datang ke rumah itu.
"Tuan.....saya lapar, apa boleh saya minta makan?" Zizi menanggalkan semua rasa malu dan gengsi nya demi sesuap nasi yang ia idam-idamkan sejak sore tadi.
Belum menjawab, Ayaz malah menatap tajam ke arah Zizi membuat perempuan itu menjadi ciut.
"Maaf...." Zizi kembali menunduk.
"Kau boleh makan di dapur, kau bisa cari sendiri" jawab Ayaz kemudian ia benar-benar meninggalkan Zizi sendirian.
Senyum Zizi mengembang sempurna, ia segera mencari keberadaan dapur yang tidak jauh dari ruangan keluarga.
"Astaga.....kenapa semua ini seperti di surga saja, makanan sebanyak ini masih utuh hingga selarut ini, apa mereka tidak makan seharian?" mata Zizi berbinar melihat begitu banyak lauk dan nasi yang tersedia disana.
Zizi tanpa berpikir panjang ia langsung saja mengambil posisi untuk merayakan makan enaknya dirumah mewah itu.
"Memang kemana istrinya, aku sama sekali belum bertemu nyonya di rumah ini" Zizi geleng geleng kepala melihat dapur mewah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
manda_
kok novel udah lama upnya cuma 24 ini masih berlanjut gak thor
2022-11-08
0
Ipung Ningsih
Ceritax bagus thor, aq suka ❤❤❤😘😘😘
2022-01-24
0
Ara Adara ara
ihhh ceritanya menarik bgt.. sering" up ya Thor q syukkaaaa bgt😘
2020-06-16
3