Seminggu berlalu sejak kejadian yang membuat hati seorang perempuan cantik nan baik itu hancur berkeping-keping karena merasa di khianati oleh dua insan yang sangat ia percaya selama ini.
Kembali Zizi dihadapkan dengan desakan kebutuhan yang meningkat seiring ayah dan kakaknya yang belum juga berubah, Zizi terpaksa menjadi tulang punggung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan tidak jarang uangnya pun ia pergunakan untuk membayar hutang judi sang ayah.
Karena gaji sebagai tenaga guru honorer tidaklah besar, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan sampingan.
Lama bermenung tiba-tiba ponselnya berbunyi panggilan masuk dari salah satu teman pria nya.
"Hallo....Irwan kau sudah lama tidak menghubungiku" dengan nada marah.
'.......'
"Astaga....apa pekerjaan membuatmu melupakan aku, awas kau jika bertemu"
'......'
"Tidak....aku sedang tidak baik-baik saja, makanya bertemu agar ku ceritakan semua yang tidak kau ketahui"
'.......'
"Pekerjaan? tentu saja aku mau, aku bahkan mau melakukan apapun sekarang agar bisa bertahan hidup, kau tahu betul kondisi keuangan ku saat ini Irwan" Zizi berkata sendu.
'......'
"Benarkah? tentu aku mau.....itu memang profesi ku kawan"
'.....'
"Baik.....kita akan bertemu besok, kau kirimkan saja alamatnya....terimakasih cintaku Irwanku.....muah muah" Zizi begitu girang setelah mendapat kabar dari pria gemulai itu bahwa bosnya tengah mencari guru les untuk anak lelakinya dirumah.
Kemudian mereka mengakhiri panggilan.
********
Keesokan harinya Zizi sudah bersiap untuk datang ke rumah calon anak didiknya yang sudah dikirimkan Irwan alamatnya, mereka berjanji bertemu disana karena hari sabtu mereka tidak ke kantor lagipula Zizi juga libur mengajar.
Zizi datang dengan motor matic nya, ia berhenti di depan sebuah rumah mewah di area yang luas jauh dari pemukiman penduduk, seperti lahan pribadi yang dikelilingi pagar yang menjulang tinggi.
"Astaga benarkah ini alamatnya?" Zizi bahkan sampai menjatuhkan rahangnya kebawah karena kaget dengan rumah mewah yang ia tuju.
Tiba-tiba nyalinya ciut pikirannya sudah sampai kemana-mana bahwa nyonya rumah itu pasti galak dan sombong membuat Zizi bergidik ngeri.
"Aduh.....apa Irwan sengaja mengerjaiku, tidak mungkin orang sekaya ini ingin aku memberi les anaknya, pasti mereka akan menyewa guru les dari sekolah-sekolah mahal bukan, aku mah apa atuh....cuma guru di SD negeri, honorer pula" Zizi geleng kepala sendiri menatap pagar besar yang berada di hadapannya.
Tidak ingin berlama ia segera menelpon Irwan menanyakan keseriusan bos pria itu, belum panggilan itu dijawab Zizi kembali dibuat terkejut karena tiba-tiba pagar itu dibuka oleh seorang satpam.
"Nona Zivana?"
Zizi hanya mengangguk terkejut.
"I...i.iya pak, saya Zivana"
"Silahkan masuk nona, anda sudah ditunggu oleh Tuan Ayaz dan mas Irwan di dalam"
Zizi kembali mengangguk, ia minta izin membawa motornya ke halaman yang segera di angguki oleh satpam itu.
Zizi menarik napas dalam sebelum mengetuk pintu rumah besar itu, sesekali ia menatap sekeliling ia dibuat terperangah dengan berbagai koleksi mobil mewah yang berada di sana.
"Astaga......aku tidak tahu akan berhadapan dengan siapa ini, aku rasa tuan rumah ini pejabat yang sering korupsi uang negara, mengumpulkan begitu banyak kekayaan dirumah ini, huh.....semoga saja istrinya tidak galak seperti di sinetron Indosiar" Zizi menelan ludahnya kasar.
Ia memutuskan untuk mengetuk pintu, namun belum juga ia meninggikan tangannya pintu itu terbuka menampilkan dua pria yang menjulang tinggi di hadapannya.
Tatapannya tertuju pada sang sahabat gemulai yang telah lama tidak bertemu.
"Irwansyah Saputra......" pekik Zizi yang berhambur ke pelukan sahabatnya sedari kecil itu.
"Zivana Chertykova......." pekik Irwan tak kalah heboh.
Seakan mereka melupakan si tuan empunya rumah yang menatap heran pada dua sahabat beda gender itu.
"Astaga.....kenapa kau kurus Zi? baru juga sebulan tidak bertemu" Irwan bicara dengan nada gemulainya yang khas.
"Kau jahat......mentang-mentang kau sukses mendapatkan bos kaya, kau melupakan ku yang hina ini" nada dibuat sesedih mungkin.
"Apa kalian akan terus berada disini?" Ayaz tiba-tiba bersuara membuat dua orang tersebut membelalakkan mata menyadari tuan rumah sudah sejak tadi mereka abaikan.
Irwan dan Zizi hanya bisa menyengir kuda.
"Ayo masuk.....kita bicara di dalam"
"Siap bos" jawab Irwan cepat.
"Ayo...." Irwan menarik tangan sahabatnya yang masih menunduk malu.
*******
"Jadi......kapan kau bisa mulai memberi les pada Fhadil?"
Zizi terkejut.
"Apa itu artinya saya langsung diterima tuan?"
"Aku tidak akan membuang waktu ku untuk wawancara tidak penting" jawab Ayaz dingin.
"Maafkan saya tuan...." Zizi menunduk.
"Ku tanya kapan kau bisa masuk memberi les pada putraku kenapa minta maaf?"
"Oh....saya bahkan bisa langsung mengajar sekarang tuan" jawab Zizi bersemangat.
"Tunggu.....tunggu, apa kita pernah bertemu?"
Zizi langsung teringat akan wajah Ayaz.
"Tidak....tuan pasti salah lihat, bukan saya bukan orang yang pernah tuan lihat kok"
Zizi menyengir malu.
"Baiklah...kau bisa mulai kerja hari senin, kau hanya perlu dua jam untuk memberi les Fhadil dari senin sampai kamis, selebihnya tidak"
Zizi mengangguk mengerti, lama ia menatap wajah tampan yang tengah berbicara serius itu, tanpa ia sadari telah terbit sebuah senyuman dibibir mungilnya.
"Apa kau mengerti?"
"Siap....saya mengerti tuan tampan, ups....." Zizi langsung menutup mulutnya.
"Huh...baiklah ayo kedepan kau akan ku kenalkan pada putra ku"
Zizi mengikuti langkah Ayaz, ia menatap sekeliling heran.
"Kenapa begitu sepi, kemana istrinya?" Zizi bergumam dalam hati.
Mereka kembali menuju ruang keluarga disana masih ada Irwan dan seorang bocah tampan setampan ayahnya.
"Sayang.....kenalkan ini ibu Zivana, yang akan menggantikan ibu Resti yang telah berhenti minggu lalu"
Fhadil berdiri ia menatap Zizi dengan senyum nakal.
"Hallo anak tampan, panggil saya ibu Zizi ya, kita akan mulai les senin nanti"
Zizi mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan bocah nakal itu.
Bukannya menjawab, Fhadil malah meraih tangan cantik itu ke arah giginya. Tanpa mereka duga bocah itu menggigit tangan Zizi hingga memerah.
"Awh......" pekik Zizi.
"Haha haha haha, kena kau....." jawab Fhadil sambil berlari menjauh.
"Maaf....Fhadil memang suka begitu jika baru berkenalan dengan guru les yang baru" jawab Ayaz santai.
"Aish...untung saja ayahnya tampan...." gumam Zizi pelan, ia hanya bisa menahan kesal dengan menggigit bibir bawahnya, ia terus memegang tangannya yang sakit membuat Irwan terus menutup mulutnya menahan tawa yang akan meledak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
manda_
ini novel udah lama upnya ya 🤭
2022-11-08
0
Tieny Roesmiasih
tadi ikutan komen.. ternyata novel ini sdh 2 thn yg lalu up nya ya... 🙈
2022-01-23
0
Luthfina Fina
upp...yg byk thorrr
2020-06-15
2