Pagi sekali Rose mengetuk pintu kamar Gabriel, tak lama pintu terbuka sosok Gabriel muncul dengan bertelanjang dada, wajah Rose memerah menatap dada bidang Gabriel , wajah tampannya tampak secerah matahari pagi, rambutnya yang berantakan dan beberapa helai rambut jatuh di keningnya menambah aura karismatik yang susah untuk di tolak.
Sudah 1 bulan ini setiap pagi Rose meminta jatah pelukan dari Gabriel untuk memberinya sebuah energi.
Jika orang normal membutuhkan makanan untuk hidup ,lain halnya dengan Rose yang membutuhkan sebuah pelukan dan bukan makanan.
Gabriel telah menahan perasaannya selama ini, dia hanya memberikan pelukan lalu berusaha mengabaikan gadis itu, namun pagi ini perasaannya sulit di tahan , wajah Rose yang lugu membuatnya bermimpi bersamanya setiap malam.
Pagi ini Rose masih mengenakan pakaian tidurnya yang membuatnya terlihat menarik, gaun tidur panjangnya yang sedikit menerawang membuat Gabriel sulit mengabaikannya.
Biasanya Rose mendatanginya sesudah mandi namun kedatangannya pagi ini bukan tanpa alasan, Rose merasa tubuhnya sudah tidak memiliki banyak energi yang tersisah, jadi dia langsung mendatangi kamar Gabriel.
"Tuan ... " panggilan Rose memecah pandangan Gabriel kepadanya.
Suara Rose yang lembut membuat Gabriel tak tahan lagi untuk tidak menyentuh gadis itu.
Gabriel menarik tangan Rose dan menjatuhkannya di tempat tidur lalu menindihnya di bawah kungkungan tubuhnya yang kekar.
Dia memandangi wajah Rose yang cantik dan lembut, Rose nampak bingung dengan Gabriel yang tiba-tiba menariknya ke tempat tidur, wajah keduanya sama-sama memerah ketika pandangannya saling bertemu.
Tak tahan dengan bibir merah mudah yang sedikit basah milik Rose Gabriel dengan hilang akal melum*tnya begitu saja , mata Rose membulat terkejut, ciuman Gabriel semakin memburu membuatnya susah untuk bernafas, namun ciuman yang pertama kali di rasakan keduanya terasa sangat memabukan.
Tangan Gabriel dengan lembut menurunkan sedikit tali gaun tidur milik Rose, mendapat sentuhan lembut dan ciuman Gabriel yang liar membuat Rose seperti terbang di awan .
Prraaannnkkkk ... !!! Sebuah nampan berisi secangkir kopi terjatuh dan mengejutkan Gabriel juga Rose .
Seseorang berdiri didepan pintu kamar yang dalam posisi terbuka ( Gabriel tidak sadar jika pintu kamarnya belum di tutup olehnya).
Gabriel sangat kesal namun melihat siapa seseorang yang berdiri mematung memperhatikannya membuatnya menahan kekesalan itu.
Gabriel mengambil jubah tidurnya dan berjalan menghampiri wanita yang masih diam dengan wajah kecewa.
Dengan sabar Gabriel menggandeng tangannya dan membawanya turun ke ruang makan.
Mereka duduk dan para pelayan dengan sigap menyajikan makanan untuk ke duanya.
Seperti tidak perduli dengan sesuatu yang telah terjadi ,Gabriel dengan lahap memakan sarapannya.
Joanna memperhatikan Gabriel yang sedang makan dan acuh kepadanya.
"Gabriel siapa Gadis itu ... " pertanyaan Joanna membuatnya berhenti menyendok makanannya.
"Apa itu penting ??" jawab Gabriel acuh.
tangan Joanna mengepal menahan amarah.
"Baiklah bersenang-senanglah sebelum pernikahan kita, aku tidak akan mengganggumu" ucap Joanna menyerah.
Gabriel meminum airnya dan memperhatikan Joanna yang sedikit lebih tenang.
"Ada apa tiba-tiba datang? apa ayahmu belum puas menyulitkanku??"
Mendengar kata-kata Gabriel yang sangat terus terang Joanna berdiri dan berjalan mendekatinya.
Tanpa persetujuannya Joanna duduk di pangkuannya.
Joanna nampak senang Gabriel akhir-akhir ini tidak pernah menolaknya, entah apa yang di lakukan ayahnya kepada Gabriel.
"Sayang ... malam ini ayah mengundangmu untuk makan malam , ini hari ulang tahunnya dan dia berterima kasih untuk hadiah yang kamu kirimkan" ucap joanna di telinga Gabriel.
"hmmm ... "
Senang Joanna bangkit dari pangkuan Gabriel dan memtuskan untuk pergi, dari lantai atas Rose memperhatikan adegan lengkap ke duanya, Gabriel yang menyadari sedang di perhatikan berjalan meninggalkan ruang makan dan naik ke atas menyusulnya.
Jantung Rose berdetak tak beraturan seiring dengan mendekatnya Gabriel.
Lelaki itu memberi Rose sebuah pelukan yang cukup lama dan di akhiri dengan ciuman di keningnya.
Gabriel meninggalkan Rose yang mematung dengan wajah merah padam dengan senyum di belakangnya.
Hari ini Gabriel memutuskan tidak pergi ke kantor dan bekerja di rumah agar bisa menghabiskan banyak waktu dengan Rose.
Di ruang kerjanya Gabriel memikirkan Rose dan Joanna , Dia tak ingin menyakiti Rose dan tidak bisa meninggalkan Joanna juga .
Gabriel memutuskan untuk tidak mendekati Rose lebih jauh lagi .
Ke esokan harinya Rose hendak ke kamar Gabriel untuk meminta jatah pelukan untuk hari ini, namun saat membuka pintu kamarnya Gabriel telah berdiri di luar pintu kamar menunggunya.
"Tu tuan ... " ucap Rose sedikit terkejut.
"ikut denganku ..." perintah Gabriel langsung berbalik dan berjalan menuju lantai bawah di ikuti Rose di belakangnya.
Gabriel membawa Rose ke ruang makan.
"Duduklah ..." perintah Gabriel lagi.
Rose duduk dengan bingung , sementara itu Gabriel menyuruh pelayan menyajikan makanan untuk Rose.
"Makanlah ..." ucap Gabriel setelah piring Rose telah di penuhi makanan,dengan ragu Rose mulai menyendok makanannya dan memasukkan ke mulutnya.
Makanan masuk ke tenggorokan dan mengisi perutnya, Gabriel memperhatikan Rose yang sedang berusaha untuk makan.
Rose nampak tidak nyaman dan wajahnya memucat, perutnya terasa aneh dan tidak bisa di tahan lagi, Rose berlari ke westafle dan memuntahkan semua makanan yang baru saja di makan.
Gabriel berdiri dan menghampiri rose lalu membantu memijat tengkuknya, Rose seperti kehilangan semua energinya lalu terjatuh dan duduk di bawah westafle.
Terkejut Gabriel langsung menggendong Rose dan membawanya kembali ke kamarnya, wajah Rose nampak sangat pucat, Gabriel membaringkan Rose di tempat tidur , gadis itu menarik jubah tidur Gabriel saat hendak menelpon dokter.
"Tuan ... jangan pergi" pinta Rose dengan suara lemah.
Gabriel menarik Rose ke dalam pelukkannya dan berbaring nyaman di tempat tidur sampai ke duanya terlelap dan terbangun di siang hari.
Gabriel memandang wajah Rose yang sudah tidak pucat lagi, merasa lega dia membiarkan Rose tetap tidur dan kembali ke kamarnya sendiri untuk mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments