Gabriel menuntut penjelasan kepada gadis boneka itu namun tidak ada hasilnya, emosi gabriel mencengkram tangannya
Tiba-tiba Gabriel kehilangan kesadarannya dan terbangun di dalam sebuah mimpi yang sangat mengerikan.
Gabriel menyaksikan sebuah kecelakaan , seorang wanita tertabarak mobil lalu mati.
Tak lama kemudian sebuah cahaya putih menyeretnya ke sebuah pabrik besar pembuatan boneka **** , di sana rambut indah gadis boneka itu di ambil dan di jadikan sebagai rambut boneka produksi ekslusif perusahaan ini .
Dan yang paling mengejutkan boneka itu tak lain adalah si gadis boneka .
Di dalam mimpinya Gabriel melihat arwah wanita yang mati itu bersedih menyaksikan ke tidak adilan yang dia dapat.
Tak lama Cahaya putih kembali membawanya ke tempat yang dingin dan di penuhi kabut, samar-samar muncul seseorang bertubuh tinggi ,berkulit putih dan wajahnya berseri-seri, lelaki itu membawa Gabriel duduk di tepi danau dan menceritakan rahasia besar Gadis boneka itu.
Langit di luar sudah gelap, Gabriel terbangun dan merasa linglung, gadis boneka itu lagi-lagi berada di pelukannya, nafasnya menderu pelan di sela-sela tidur nyamannya, kali ini Gabriel membiarkannya tidur seperti ini.
Keesokan harinya Gabriel memanggil daisha untuk membantu Gadis boneka dan mengajarkan hal-hal sederhana agar dia bisa mandiri untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri.
Di hari ke tujuh gadis boneka cukup belajar dengan baik, sekarang dia sudah bisa mandi dan berpakaian sendiri.
Di teras Gabriel membawa gadis boneka duduk untuk menikmati udara segar musim semi .
"Aku belum pernah melihatmu makan atau minum, apa kamu tidak merasakan lapar dan haus? pertanyaan gabriel membuat gadis boneka tersenyum polos.
"aku cukup memelukmu, aku tidak akan merasakan haus ataupun lapar" mendengar jawabannya wajah Gabriel memerah dan tak bisa berkata-kata.
Jika wanita lain yang berbicara seperti itu maka Gabriel akan menghujaninya dengan kata-kata kejam.
Gabriel tidak bisa melakukan itu padanya karena ada rahasia besar tentang boneka ini yang terus mengusiknya.
"Aku belum tahu namamu , aku harus memanggilmu siapa?" tanya gabriel sembari meminum tehnya.
Gadis boneka itu menggeleng tidak tahu.
Gabriel berdahem dan memikirkan sebuah nama yang cocok untuknya, tiba-tiba dia teringat nama seseorang lalu memutuskan menamainya sama seperti nama orang itu.
"ROSE !! aku akan memanggilmu rose ! Gabriel menamai gadis boneka itu dengan perasaan berkecamuk memikirkan seseorang yang bernama Rose di masa lalu , Gadis boneka itu tersenyum bahagia mendengar sebuah nama yang indah untuknya .
"Aku harus kembali bekerja, daisha akan menemanimu berbelanja " rose mengangguk patuh mendengar kata-kata Gabriel.
Di sore hari supir mengantar Rose dan Daisha ke sebuah butik kelas atas, di sana Rose seperti kelinci lucu yang terlepas, melompat ke sana kemari menjelajahi baju-baju cantik yang terpajang rapi.
Rose di bantu Daisha memilih beberapa potong pakaian dan beberapa sendal juga sepatu.
"Apa kamu menyukainya?" tanya daisha sembari menunjukan pakaian cantik berwana violet .
Mata Rose membulat terpesona dengan ke indahan gaun itu , dia mengangguk patuh kepada daisha.
Daisha tersenyum melihat kepolosan Rose yang lain dari wanita kebanyakan.
"Aku akan memberikan ini kepada tuan", Rose menunjukkan sebuah dasi berwarna Navy dengan motif abstrak berwarna putih salju.
Daisha lantas bertanya mengapa Rose memilih dasi itu dan bukan yang lain.
"warna coraknya seperti salju , ini cocok untuk tuan yang sedingin salju". Rose berkata dengan dasi di tangannya.
Mendengar alasan Rose yang cukup masuk akal membuat Daisha tak bisa berkata-kata.
Di malam hari Rose mengetuk pintu kamar Gabriel , tak lama pintu terbuka dan sosok gabriel muncul, Rose dengan polos langsung menujukkan dasi itu di hadapan Gabriel dengan kedua tangannya.
"Untukmu ... " Rose antusias.
Gabriel melirik dasi di tangan Rose dan mengernyitkan dahi ketika melihat motif dari dasi itu.
Melihat ekspresi datar Gabriel Rose langsung beralasan.
"Aku menyukainya, aku memilih dasi ini karena nanti akan terpasang di lehermu, ini akan mewakiliku yang ingin memelukmu tapi aku tidak berani" Alasan Rose seketika membuat ekpresi di wajah Gabriel berubah gelap.
"Aku tahu yang kamu pikirkan, aku bukan orang mes*m , aku membutuhkan pelukanmu karena itu seperti manusia yang membutuhkan makanan untuk tetap bertahan hidup dan memiliki cukup energi" . Rose menundukkan kepala takut membuat Gabriel marah namun bukannya marah Gabriel menarik tubuh Rose ke dalam pelukkannya.
Aroma rambut dan tubuh Rose tercium dan seperti sebuah aliran listrik yang mengalir dan membuat tubuh Gabriel merasakan hal aneh di tubuhnya.
Gabriel merasa sengatan itu kemudian dengan cepat melepas Rose dari pelukannya dan mengambil dasi di tangannya lalu menutup pintu kamarnya.
Rose yang masih membeku di depan pintu kamar dengan wajah memerah merasakan detak jantungnya aktif, dia meraba dadanya dan merasakan detak jantungnya itu dengan wajah penuh kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments