Pagi telah datang, Gabriel membuka mata namun enggan meninggalkan tempat tidur, kepalanya masih sedikit pusing, tangannya hendak memijit pelipisnya namun sesuatu menimpa tangannya dan terasa berat.
Mata Hitam legam itu melebar melihat sosok boneka itu tidur didalam pelukannya, spontan Gabriel berdiri dan mencari senjatanya dilaci.
Boneka itu membuka matanya dan Gabriel dengan sigap mengarahkan pistolnya kearah boneka.
Boneka cantik itu bahkan tak berekspresi, tatapannya kosong tanpa ada rasa ketakutan,
Gabriel terus mengamati sosok didepannya.
Dia merasa sedikit tegang karena kejutan yang begitu tiba-tiba.
Dengan terus mengarahkan senjata itu Gabriel melangkah mengambil ponselnya yang tergeletak dimeja.
"Apa Medi benar-benar mempermainkanku??" pikir Gabriel dengan tangannya yang mencari kontak Medi dan segera menelponnya.
"Sepertinya kamu ingin berterima kasih padaku, ini bahkan masih pagi" . Ucap Medi disebrang telepon.
"Apa ini sebuah lelucon?? ini tidak lucu Medi". sambar Gabriel penuh amarah.
"Tunggu aku tidak mengerti, aku tidak sedang membual kawan, tenanglah dan jelaskan padaku apa yang terjadi"
Dengan mata yang masih mengawasi gabriel melanjutkan pembicaraannya.
"Apa kamu benar-benar hanya mengirimiku sebuah boneka dan bukan seorang gadis? tanya Gabriel menuntut penjelasan.
"iya aku memesan boneka itu dari perusahaan milik temanku, dia membuatkan khusus untukku, aku akan mengirimkan salinan dokumen pembeliannya ke e-mailmu, apa ada sesuatu yang terjadi?" ucap Medi tenang.
Tiba-tiba panggilan ditutup oleh Gabriel, dia berjalan kesofa disudut kamarnya dan meletakkan senjatanya dimeja kopi.
"Apa aku sudah gila?" pikir Gabriel dalam hati.
Gadis boneka itu hanya diam dan terus menatap Gabriel dengan tatapan polos.
Gabriel mencoba berfikir harus diapakan gadis boneka ini, jika dia membuangnya begitu saja , itu akan terdengar sangat kejam, Gabriel tahu jika dia membuangnya diluar sana banyak kejahatan dan itu tidak baik untuknya meski dia boneka ataupun orang sungguhan.
"Sial ... !!! Gabriel menggertakan rahangnya menahan emosinya yang ingin meledak .
Sudah setengah jam berlalu, Gadis boneka itu hanya duduk ditempat tidur dan terus saja melihat kemanapun Gabriel bergerak.
Kesabarannyapun habis ,dengan senjata ditangannya Gabriel berjalan ke tempat tidur dan menodongkan senjata tepat dihadapan gadis boneka .
Mata yang Coklat dan jernih itu menatapnya dengan bingung dan bukan takut.
Melihat ketidak takutannya Gabriel semakin heran dan seperti kehabisan akalnya.
"Cukup dengan permainanmu, aku benar-benar sudah tidak memiliki kesabaran yang tersisa !!" kata Gabriel dan terus mengamatinya dengan senjata yang masih diposisi yang sama.
Lagi-lagi gadis boneka itu hanya diam saja . dengan gegabah Gabriel menarik pelatuk itu dan peluru dengan cepat menembus dahi gadis boneka itu sampai tembus keluar dari kepala belakangnya.
tidak ada darah yang keluar bahkan gadis itu terlihat baik-baik saja dan yang paling mengejutkan luka itu segera menghilang.
Senjata terlepas dari tangan Gabriel karena terkejut melihat kejadian yang diluar nalarnya.
Mulutnya ternganga tak percaya.
"Apa aku sekarang sudah menjadi gila? atau aku Sedang bermimpi?? Gabriel masih diliputi kebingungan .
__________CEO & DOLL _______________
Di kantor Gabriel sama sekali tidak bisa berkonsentrasi, dia memutuskan mengakhiri rapat hari ini dan segera kembali keruangannya.
Gabriel terus memijat kepalanya yang berdenyut karena terlalu keras berfikir .
Semakin ingin memahami kejadian tadi pagi semakin membuat dirinya bingung.
Diluar ruangan Gabriel, Medi dihentikan Sekretaris agar tidak memasuki ruangan bosnya , karena dia sedang tidak ingin diganggu.
"Membuat bingung saja, ada apa dengannya dari semalam dia bertingkah aneh, apa sebenarnya yang telah terjadi ". Medi melihat kearah pintu ruangan gabriel yang tertutup lalu kembali keruangannya dan kembali bekerja.
Pukul delapan malam Gabriel kembali kerumah dan dengan malas menuju kamarnya.
Saat pintu kamar terbuka, Gadis boneka itu masih saja ditempat tidur dan masih dalam posisi yang samam.
Matanya yang indah itu melihat kerahnya, membuat Gabriel merasa tidak nyaman.
Gabriel meletakan tas kantornya dimeja kopi dan segera kekamar mandi untuk membersihkan diri.
15 menit kemudian Gabriel selesai dan baru menyadari jika dia lupa mengambil pakaian da n handuk masih diluar, biasanya pelayan membereskan kamarnya setelah dia sudah berangkat kekantor , namun hari ini Gabriel tidak mengizinkan siapapun memasuki kamarnya.
"Sial aku bahkan lupa membawa handuk dan pakaian ganti !!" Dengan canggung Gabriel keluar tanpa mengenakan apapun dan kedua tangannya menutupi harga dirinya dibawah sana.
Gadis boneka itu memperhatikannya , dan tiba-tiba wajahnya memerah.
Melihat itu gabriel semakin tertekan dan segera mengambil handuk yang tergeletak dikursi.
Setelah mengambil pakaian Gabriel kembali kekamar mandi .
Gabriel memandang wajahnya dikaca yang berada dihadapannya ,wajahnya terlihat kacau dan memerah karena malu .
"Sial !!! benar-benar sial , harga diriku seperti tidak ada harganya dan apa tadi , bahkan boneka itu memerah wajahnya !! membuat malu saja!!
Gabriel ingin keluar kamar mandi namun perasaannya masih kacau sehingga dia enggan keluar.
Sudah 1 jam dikamar mandi, kakinya mulai terasa pegal ,terpaksa dia harus keluar dari kamar mandi .
Setelah ragu akhirnya Gabriel keluar juga dan Gadis boneka itu sudah tertidur membuatnya bernafas lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments