Chapter 5

Istana kini dipenuhi para bangsawan yang turut hadir di pesta pertunangan antara Putri Mahkota kerajaan Whittaker dengan pangeran dari kerajaan Ash Shaif. Para penjaga melakukan penjagaan dengan ketat, pasukan elit yang terpilih tidak menurunkan kewaspadaannya sedikit pun. Setiap tamu yang masuk melakukan pemeriksaan dengan ketat, tidak ada yang boleh membawa senjata selain penjaga di Istana.

Dikejauhan, Delphy memperhatikan setiap tamu yang memasuki Istana. Crystal sendiri tidak lepas dari pandangannya. Perasaannya sedikit tidak enak hari ini, rasanya ada yang mengganjal. Setelah semua tamu memasuki Istana, Delphy berusaha berbaur dengan yang lain agar tidak terlihat mencurigakan.

Pangeran Erd yang selalu berada di dekat Crystal mengharuskan Delphy menjaga jarak. Kewaspadaannya diutamakan pada laki laki bertubuh tinggi dengan kulit agak kecoklatan itu. Delphy mendekati Bach yang berada paling dekat dengan Crystal. Tanpa memperdulikan putri seorang bangsawan yang sedang mengobrol dengan Bach.

Delphy menyapa dengan ramah, "Boleh aku bergabung dengan kalian?"

Putri bangsawan tersebut mengiyakan dengan wajah yang memerah.

"Apa anda baik baik saja Nona? Wajah anda terlihat memerah." Meski berbasa basi dengan para bangsawan bukan keahliannya, Delphy tidak peduli.

"A-aku b-baik baik s-saja."

Bach menatap kesal pada Delphy, "Tidak biasanya anda bergabung dengan obrolan saya Delphy."

"Sepertinya, nona bangsawan ini yang membuat saya kemari, Pangeran." Delphy tersenyum ramah pada nona bangsawan dihadapannya, "Jika saya boleh tau, siapa nama anda Nona?"

"Saya Rosiana, senang berkenalan anda Tuan Delphy."

"Saya bahkan belum memperkenalkan diri."

"Tidak ada yang tidak mengenal anda, Delphy." Bach menyahut dengan nada kesal.

Percakapan basa basi yang seringkali dihindari Delphy, kini malah ia yang memulainya. Tidak ada yang terlihat mencurigakan sampai pesta dansa. "Sepertinya kalian ingin berdansa bersama, kalau begitu saya undur diri terlebih dulu."

Musik diputar, para tamu berdansa mengikuti irama. Beberapa memilih menyingkir dari tengah ruangan tidak mengikuti dansa. Di tengah ruangan, Crystal dan Erd berdansa bersama. Dimata para tamu, mereka terlihat sangat serasi, sedangkan dimata Delphy mereka terlihat menjaga jarak. Hubungan satu pihak tepatnya, terlihat jelas Crystal yang merasa tidak nyaman.

Suara musik semakin keras, Pesta dansa mencapai klimaksnya. Hingga semua tamu undangan memutuskan berhenti berdansa, memilih melihat anggunnya Putri Mahkota yang berdansa dengan Pangeran dari kerajaan sebelah yang terlihat sangat gagah.

Hingga, lampu yang tergantung terlihat bergoyang. Delphy menarik Crystal tepat sebelum lampu hampir melukainya. Pangeran Erd sendiri menjauh dari tengah ruangan. Suasana yang tadinya menyenangkan dalam sekejap menjadi menegangkan. Anak panah melesat tepat disamping Delphy hingga membuat goresan di wajahnya.

Sontak Delphy berusaha menyembunyikan Crystal dengan tubuhnya. "Richard!!!! Bawa Putri Mahkota ketempat yang aman!!"

Richard yang baru memasuki aula Istana langsung membawa Crystal bersamanya. Crystal hanya terdiam, terlalu takut untuk bersuara, bahkan meski hanya untuk menanyakan keadaan Delphy yang terkena anak panah.

Seluruh tamu berlarian kesana kemari berusaha melindungi diri. "TUTUP SELURUH PINTU KELUAR AULA!!!" Delphy memerintahkan apapun yang ada dipikirannya. Tidak ada waktu untuk berpikir.

Ia lari mencari Raja, dengan mata kepalanya sendiri ia harus memastikan jika ayahnya aman. Dilihatnya Raja yang tetap berada di kursinya tanpa bergeming meski Ratu yang kalang kabut disebelahnya mengajak Raja pergi dari Aula.

"Ayah!!!" Sekuat tenaga Delphy mengguncang bahu Raja. Tidak ada jawaban. Delphy meminta prajurit elit untuk mengamanakan Ratu terlebih dahulu sementara ia menyadarkan Raja. Ia semakin kalang kabut. Tatapan Raja terlihat kosong. Aneh, pikirnya.

"Dimana Komandan Claude?!!" Delphy bertanya kepada siapa saja prajurit yang ada disekitarnya.

Tidak ada sahutan, seluruh prajurit sibuk mengamankan para bangsawan. Anak panah kembali melesat, arahnya dari jendela atas, hampir mengenai dirinya lagi. Delphy berlari sambil berteriak, "Utamakan keluarga kerajaan!!!"

Dimana Pangeran Erd, batin Delphy. Ia berlari keluar Aula. Di atas pohon tinggi ia melihat sosok berjubah hitam dengan anak panah. Belum sempat Delphy mengejarnya, tangannya ditarik oleh seseorang. "Jangan mengejarnya, kita harus pastikan istana aman terlebih dulu."

"Kak Colden, apa yang kakak lakukan disini? Keselamatan keluarga kerajaan harus diutamakan!"

"Semua keluarga kerajaan sudah aman, termasuk ayah. Tersisa dirimu saja."

Delphy menghempaskan tangan Colden, "Ini bukan waktunya berdebat."

Delphy kembali masuk ke dalam Aula, sementara penjaga Istana sibuk berkeliling setelah mendapatkan bantuan. Beberapa juga mengejar orang dengan jubah hitam tadi atas perintah Delphy.

Prajurit elit mengelilingi Delphy menunggu perintah selanjutnya, "Tetap berjaga di tempat para tamu, jangan hilangkan perhatian pada keluarga kerjaan Ash Shaif."

"BAIK KAPTEN!!!"

Colden menghampiri Delphy, "Komandan Claude datang tak lama setelah kamu keluar Aula tadi. Beberapa bangsawan dan Blaze terkena anak panah, tapi tidak ada luka serius. Berkat pengawalan yang ketat dan prajurit yang sigap tentunya."

Delphy tidak menjawab apapun, tangannya memegang rambutnya frustasi. Ia tidak tau apa yang terjadi, siapa orang berjubah hitam itu. Terlalu banyak pertanyaan di kepalanya. Apa kejadian ini ada hubungannya dengan kerajaan Ash Shaif, ia sama sekali tidak tau. Tidak ada variabel apapun untuk membuat hipotesis.

Anehnya, selama ini jendela di atas tidak pernah terbuka saat malam hari meski saat pesta dan malah terbuka di malam ini, apakah ini kebetulan atau tidak, petugas kebersihan hari ini harus di interogasi.

"Komandan Claude sudah kembali bukan?" Sambil menatap pintu Aula yang tertutup Delphy bertanya.

"Iya, saat ini Komandan Claude sedang meningkatkan keamanan."

"Kalau begitu aku akan pergi." Delphy berlari keluar Istana.

Melihat adik perempuannya yang keras kepala, Colden mengikuti Delphy tanpa berkomentar apapun. JIka sudah begini tidak ada yang bisa menghalangi gadis berambut putih itu.

Mereka menyusuri jalan kecil di antara rumah rumah, melewati jalan pintas untuk menyusul penjaga Istana yang turut mengejar. Delphy yang sering keluar Istana mengetahui persis tempat tempat persembunyian terbaik. Apalagi dengan penjaga istana yang mengejar sangat tidak memungkinkan untuk pergi jauh dari istana.

Beberapa kali Delphy melompati gerobak gerobak yang menghalangi jalan sampai masuk ke dalam hutan. Colden hanya diam, ia tidak tau tujuan Delphy saat ini. Pertama kalinya Colden melewati jalan jalan kecil.

Mereka sampai di pinggir sungai dangkal dengan pohon pohon besar disekelilingnya. Tidak ada penjaga Istana yang terlihat. Delphy tidak bisa melihat dengan jelas karena kegelapan di malam hari. Hanya dibantu cahaya bulan mereka menyisiri sungai.

"Hati hati terhadap hewan buas." Delphy berucap dengan pelan.

"Hati hati terhadap bebatuan." Tepat saat Colden menyelesaikan kalimatnya, Delphy hampir terjatuh jika Colden tidak menahan tubuhnya.

"Terimakasih."

Tak begitu jauh mereka menyisiri sungai, di seberang sungai kini terdapat gubuk kecil. "Pelankan suaramu, kita sudah menangkap mangsanya."

Meski tidak mengerti Colden tetap mengiyakan. Mereka menyebrangi sungai melalui bebatuan. Sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Sayangnya, hampir sampai ke seberang, Delphy malah tergelincir. Tubuhnya basah kuyup. Colden berusaha menolongnya.

Dengan keadaan basah, Delphy berusaha bangun. Perhatian mereka teralihkan pada siluet hitam. "ITU!" Teriak Delphy.

Colden lari terlebih dulu diikuti Delphy. Kejar kejaran di tengah hutan malam itu sangat tidak menguntungkan. Sangat sulit melihat keadaan tanah yang mereka lalui, ditambah orang yang mereka kejar seringkali menyatu dalam kegelapan.

Sepertinya dewi keberuntungan berpihak pada mereka. Mangsa yang mereka kejar tertangkap karena jatuh. Sangat klise namun benar benar membuat mereka berterima kasih kepada dewi keberuntungan.

Delphy menurunkan tudungnya sementara Colden mengunci pergerakannya. Wajahnya terlihat sangat asing bagi mereka. Laki laki dengan mata sipit dan pipi tirus.

Delphy mengarahkan pedangnya pada leher laki laki itu, "Siapa kamu? Dari mana asalmu? Apa motivmu? Siapa yang memerintahkanmu?" Pertanyaan pertanyaan itu mengalir begitu saja dari mulut Delphy.

Tidak ada jawaban, Delphy semakin mendekatkan pedangnya hingga darah sedikit mengalir dari leher laki laki itu.

Laki laki itu menatap tajam Delphy, "Aku Volta, hanya itu informasi yang bisa kukatakan."

Sontak Delphy menendang wajah laki laki yang mengaku bernama Vola itu. "Aku tidak sedang bernegosiasi asal kamu tau. Kamu hanya harus menjawab semua pertanyaanku dan menuruti perintahku."

Volta membuang ludahnya yang bercampur darah, "Maksudku, ada satu lagi informasi yang bisa kuberikan."

Colden yang tidak sabar semakin memperkuat kunciannya hingga Volta berteriak kesakitan. "Jangan berbasa basi, katakan semua informasi yang kamu punya."

"Ini hanya awal mula." Jawaban singkat Volta berhasil menghilangkan kesadarannya setelah Delphy kembali menendang kepalanya lebih keras.

"Aku benci informasi yang tidak lengkap." Delphy kembali menyimpan pedangnya kemudian berjalan meninggalkan hutan. "Kita serahkan saja dia pada pihak kerajaan."

Malam itu belum ada yang menyadari apa yang terjadi sebenarnya. Volta tetap menutup mulutnya meski sudah disiksa oleh pihak kerajaan. Tidak ada kejelasan mengenai kejadian di malam pertunangan Crystal dengan Erd. Beberapa hari setelahnya berjalan seperti biasa, begitupun satu bulan berikutnya. Crystal dan Erd resmi bertunangan, sedangkan untuk pernikahan mereka belum ditentukan.

Terpopuler

Comments

Shahid Alfatih

Shahid Alfatih

keren

2023-04-30

0

ZoeKus Charlotte

ZoeKus Charlotte

makin seru

2023-02-20

0

ZoeKus Charlotte

ZoeKus Charlotte

berasa tersaingi sama sodara perempuannya sendiri😭

2023-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!