Dia Hanya Cinta Pertama

"Selamat Bang. " ucap Latifah mengulurkan tangan nya, dan Radit membalas nya.

"Te - terima kasih. " ucap Radit gemetar.

Latifah tersenyum pada Meidina, dan Meidina pun membalas senyuman nya, serta saling cium pipi kanan dan kiri.

"Saya doakan, semoga kalian hidup bahagia."

"Amin." ucap Meidina.

Latifah, tidak banyak bicara, dia langsung turun dari panggung pelaminan bersama bunda nya. Sedang kan Radit terduduk lemas, begitu juga dengan kedua orang tua nya.

"Abang kenapa? " tanya Meidina, terlihat Radit sangat pucat.

"Tidak apa - apa. " jawab Radit pelan, sambil melihat Latifah yang sedang mengantri untuk mengambil makanan.

"Ini pasti mimpi, dia bukan Latifah. Saya yakin, bukan Latifah, karena saya melihat jenazahnya. " ucap Radit dalam hati.

Sedang kan Latifah dari jauh, menatap ke arah Radit, bahkan sesak dada dan kedua mata nya berkaca - kaca.

"Kalau tidak kuat kita pulang. "ucap Ibu Ruri.

" Nanti Bund, saya ingin melihat Bang Radit. Saya sedang merindukan nya, lama saya tidak melihat wajah nya, saya ingin memeluk dia sekali saja. " ucap Latifah.

"Kamu jangan mengada - ngada, dia suami orang. "

"Bang Radit Bund, hiks... hiks.. "

****

Radit langsung melepaskan pakaian nya, dan melemparkan sembarangan, sedang kan Meidina Radit tinggal berjalan sendiri. Hingga membuat, wajah Meidina kesal.

"Abang itu kenapa sih? sejak tamu perempuan itu, Abang jadi kayak orang habis lihat hantu. Sampai saya, di tinggal jalan sendiri. "

Radit tetap diam, dan hanya memejamkan kedua mata nya, bahkan Meidina mengoceh tidak dia hiraukan.

"Nggak mungkin, nggak mungkin. Dia hadir lagi, disaat saya sudah melupakan dia, dan hidup bahagia dengan Meidina. " ucap Radit dalam hati nya.

"Abang, tolong bukain, resleting gaun nya."pintar Meidina memunggungi Radit, tapi Radit diam tidak memperdulikan Meidina.

" Bang, Abang....!!! ucap Meidina keras.

"I - iya sayang, ada apa? " ucap Radit kaget.

"Abang dengar tidak sih, saya ini minta tolong. Lagian dari tadi kenapa sih? kayak berubah gitu, dari turun mobil, ini gaun agak ribet jalan nya, Abang tinggalin, saya ngoceh dari tadi, Abang tidak dengar, seperti radio butut di kacangin. "

"Maaf sayang, maaf ya. "ucap Radit mengecup kening Meidina, dan membantu menurunkan resleting nya.

Radit menarik tubuh Meidina, dan langsung mengecup bibir Meidina. Senyuman Meidina, saat Radit memperlakukan nya dengan sangat romantis.

" Apapun yang terjadi, jangan tinggalkan Abang. "

"Tidak akan Bang, tidak akan pernah meninggalkan Abang. "

"Terima kasih ya. " ucap Radit, langsung mencium kembali bibir Meidina, dan kini mereka langsung larut, dalam aliran cinta yang begitu sangat deras.

*****

"Komandan ada tamu." ucap Bayu.

"Suruh masuk. " ucap Radit, sambil menandatangani beberapa berkas.

"Abang...!!! "

Radit langsung mengangkat kepala nya, dan menatap pada seorang wanita yang kini berdiri di depan nya.

"Latifah."

"Bang." ucap Latifah berkaca - kaca.

Radit berdiri, dan berjalan mendekat, kini mereka saling berhadapan dan sangat dekat. Tangan Radit, memegang wajah Latifah, dan kemudian meneteskan air mata nya.

"Kenapa kamu datang, disaat Abang telah berubah. "

"Saya koma Bang, satu tahun. Saya lumpuh, dan baru bisa jalan sekarang. Saya, diselamatkan oleh pasangan suami istri, di hutan. Dan yang meninggal itu Susan Bang, abang ingat kan. Saya berhasil lolos dari maut, dan terjun ke dalam aliran sungai yang cukup deras. Mereka mengira, Susan itu saya, karena identitas nya ada pada saya, saat dia yang menyetir, tas milik dia ada pada saya Bang. "

"Abang tidak bisa berkata apa - apa, kamu tahu. Abang sulit jatuh cinta saat itu, dan seakan tidak mau menerima takdir. Tapi setelah Abang bertemu dengan wanita yang kini menjadi istri Abang, semua nya berubah. Abang pelan - pelan melupakan kamu, dan kini kamu tiba - tiba datang. "

"Saya menanti ini bertahun - tahun Bang, menanti bertemu Abang, lalu kita seperti dulu lagi. "

"Tapi Abang sudah memiliki istri, dan sekarang momen nya sudah berubah. "

"Saya tidak mau, Abang tinggalkan saya. "

"Maaf Latifah, Abang tidak bisa. "

"Apa Abang, sudah tidak mencintai saya lagi?"

"Abang sayang, Abang cinta sama kamu. Tapi, rasa itu sekarang sudah berbeda."

Ceklek

"Assalamu'alaikum." sapa Meidina, dan melihat Latifah dan Radit sedang berdiri berhadapan dan sangat dekat.

"Walaikumsalam." ucap Radit, langsung menghapus air mata nya.

"Sayang." ucap Radit langsung mendekat.

Meidina menatap wanita yang kemarin, bertemu di saat resepsi pernikahan nya. Wanita tersebut, tampak kedua mata nya yang sembab.

"Ini kan yang kemarin ya? " ucap Meidina.

"Iya, teman Abang. " ucap Radit.

"Bukan, saya bukan teman Bang Radit. " ucap Latifah, dan Radit langsung menatap tajam ke arah nya.

"Oh, saudara ya kalau bukan teman. " ucap Meidina polos.

"Bukan juga. " ucap Latifah.

"Latifah." ucap Radit pelan.

"Sayang bawa makan siang, lauk nya apa? " tanya Radit mengalihkan pembicaraan.

"Makanan kesukaan Abang, ada ikan asam manis, ada prekedel kentang, sama kerupuk. "

"Sejak kapan, Bang Radit suka masakan asam? dia tidak suka asam. "

"Bang, siapa dia? seperti nya dia sangat dekat. Dan, saat kemarin setelah bertemu dengan dia, Abang berubah. Jujur Bang siapa dia? "

"Saya calon istri nya, yang sudah di nyatakan meninggal dunia. " ucap Latifah, dan Radit seakan terkunci mulut nya.

"Mana mungkin, pasti bohong. " ucap Meidina, dan langsung mengingat sesuatu photo di dompet Radit, dan Figura .

"Kamu, Abang..!! " ucap Meidina.

"Iya, dia Latifah. Kamu ingat, ingat sekarang. Dia masih hidup, dia kembali."

"Nggak mungkin, ini pasti kembaran nya."

"Saya tidak memiliki kembaran, saya anak tunggal seperti Bang Radit. " ucap Latifah.

Meidina diam, dan hanya tersenyum kecut, sedangkan Radit memegang tangan Meidina. Tanpa, berucap sepatah kata pun.

"Percaya sama Abang. "

"Lalu, sekarang kondisi calon suami saya, sudah jadi suami saya, jadi gimana? " ucap Meidina.

"Saya ingin, apa yang jadi milik saya kembali."

*****

"Sayang, kamu mau kemana? Abang jelaskan." ucap Radit, saat melihat Meidina memasukkan semua pakaian nya ke dalam koper.

"Saya hanya masa lalu, kalian saling mencintai kan? bagaimana cara Abang mencintai nya, dia datang Bang. Dan bagaimana cara Abang, saat bertemu dengan dia, dia juga minta Abang kembali sama dia."

"Mei, dengar kan Abang. Kamu lihat, lihat Abang. Sekarang, pria yang di depan kamu ini adalah suami kamu, bukan calon suami Latifah. Dia kembali, tapi waktu sudah berubah. Hanya karena, dia ingin meminta Abang, kamu menyerah begitu saja. "

"Bang, saya itu selalu hadir jadi orang kedua, dulu saya mencintai Bang Bagas, tapi apa dia milik saudara saya. Dan sekarang, saya memiliki Abang seutuh nya, tapi masa lalu masih terikat. Dua pria, yang sama - sama cinta nya begitu besar pada cinta pertama nya. "

"Mei, dengar kan Abang, dia memang cinta pertama Abang, tapi kamu adalah cinta sejati Abang, cinta hingga akhir hayat. "

Hiks.. hiks...

"Saya hanya ingin bahagia Bang, hiks.. hiks.. ingin bahagia, kapan saya akan bahagia tanpa gangguan."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nurmila Karyadi

Nurmila Karyadi

si latifah sama aja dgn si anisah maksaan.

2023-03-12

1

Tie Rumyati

Tie Rumyati

kasian mei..sabar yah sayang

2023-02-24

2

fitri indrawati sutanto

fitri indrawati sutanto

km pasti bahagia mei km org baik pasti km akan bahagia

2023-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!